Sejarah Kesuburan Tanah Dan Pertumbuhan Tanaman
Sejarah Kesuburan Tanah Dan Pertumbuhan Tanaman
Bab 1
tanaman A
tanah B
masukan
hasil
hasil
tanah A
tanaman B
masukan
Gambar 1.
Hubungan masukan dan hasil pada tanah dan tanaman yang berbeda
(A) Jika masukan ditingkatkan, peningkatan hasil di tanah A lebih tinggi
daripada tanah B, sehingga dikatakan tanah A lebih produktif daripada
tanah B.
(B) Tanah lebih produktif untuk tanaman A dibandingkan tanaman B, sehingga
tanaman A mempunyai potensial keuntungan lebih besar daripada tanaman
B.
yang telah banyak ditelaah antara lain: takaran total, hara dapat tukar,
kepekatan hara dalam larutan, dan ketersediaan hara.
Metoda pengukuran setiap ukuran ini yang beragam juga telah
merupakan kesulitan tersendiri untuk dapat saling memperbandingkan
antara ukuran itu. Telaah keterkaitan anasir hara dengan pertumbuhan
tanaman dilakukan dengan teknik seleksi. Teknik ini dengan cepat dapat
memberi gambaran tentang anasir hara yang dibutuhkan dan tidak
dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhannya, yang
kemudian melahirkan konsep keesensialan suatu hara tanaman. Ukuran
pengaruh keesensialan suatu anasir hara secara kualitatif terhadap
tanaman dapat dilihat melalui penampilan fisiknya. Namun teknik ini
seringkali kurang memuaskan oleh karena adanya suatu penampilan khas
yang dikendalikan oleh lebih dari satu anasir hara esensial sehingga
menyulitkan telaah kekhasan peranan suatu anasir hara itu. Melalui alat
penyelidik canggih yang tersedia saat ini para pakar telah berhasil pula
menyelesaikan masalah keesensialan hara tanah dan pengaruh-pengaruh
khas yang ditimbulkannya pada berbagai jenis tanaman.
Keterkaitan anasir hara dengan pertumbuhan tanaman dapat pula
dianalisis secara kuantitatif melalui telaah produksinya, baik berupa
bagian batang, buah, minyak atau lainnya dan dinyatakan dalam satuan
tertentu. Pencapaian aras produksi tanaman yang optimal akan terkait
dengan peluang anasir hara untuk berperan optimal dalam mengendalikan
fungsi-fungsi fisiologis pertumbuhan tanaman. Aras peranan anasir hara
dalam fungsi fisiologis tanaman dapat diramalkan berdasar hasil analisis
kadar hara dalam jaringan tertentu tanaman. Ketidakoptimalan kadar hara
dalam jaringan pengendali pertumbuhan akan mengganggu fungsi
fisiologis dan akhirnya pada pertumbuhan. Ukuran ketidakoptimalan
kadar unsur hara dalam tubuh tanaman ini lazim ditelaah dalam konsep
kekahatan, keracunan atau cekaman unsur hara. Segi yang masih perlu
dituntaskan adalah penetuan bagian tubuh tanaman mana yang dapat
diandalkan sebagai tolok ukur keserasian hubungan kadar hara jaringan
dengan mutu pertumbuhan tanaman, dan bagaimana hubungannya
dengan ukuran kadar unsur hara dalam sistem tanah. Teknik analisis
daun, analisis jaringan batang atau analisis total tanaman sudah lazim
digunakan untuk menentukan aras anasir unsur hara dalam tubuh tanaman
yang dapat dikaitkan dengan mutu pertumbuhan tanaman dan ukuran
kemampuan tanah memasok anasir hara bagi tanaman.
Uraian di atas memberi petunjuk bahwa konsep kesuburan tanah
mencakup banyak segi yang keterkaitannya sangat rumit. Perampatan
telaah kesuburan tanah merupakan tindakan tidak tepat karena adanya
keragaman lebar antarsegi yang terlibat. Kesuburan tanah adalah masalah
setempat dan pemahamannya membutuhkan telaah kasus per kasus
supaya dapat diberikan penyelesaian tuntas masalah kesuburan tanah ini.
5
10
bukan air. Beliau mengumpulkan garam yang berasal dari tanah kandang
lembu dan memberikan bukti, bahwa garam-garam itu mestilah berasal
dari kotoran maupun air seni binatang. Seterusnya beliau mengemukakan,
bahwa oleh karena binatang itu memakan rumput, maka sendawa yang
terdapat di dalam contoh tanah dianalisakan haruslah sendawa itu berasal
dari rumput makanan ternak itu. Seterusnya beliau mencoba
menggunakan bahan ini untuk mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Hasil observasinya menyimpulkan, bahwa memang terjadi peningkatan
besar pertumbuhan tanaman; dengan kejadian ini beliau yakin, bahwa
kesuburan tanah serta nilai pupuk kandang itu amat ditentukan oleh
sendawa. Pendapat ini disokong oleh John Mayow (1643 1679),
seorang ahli kimia berbangsa Inggris.
Teknik percobaan masih amat kasar pada periode waktu itu.
Teknik percobaan yang dilakukan oleh Mayow, Glauber, Boyle dan
Bacon masih jauh di bawah penelitian baku yang kita kenal saat ini. Kirakira pada tahun 1700, studi telah dijalankan lebih intensif dan kelihatan
tendensi peningkatan mutu, sehingga terlihat kemajuan dalam bidang
ilmu pertanian (agricultural sciences). John Woodward seorang Inggris
mencoba pekerjaan yang pernah dilakukan oleh Boyle dan Van Helmont.
Beliau menanam spearmint dalam contoh air yang berasal dari air hujan,
air sungai, air limbah, dan campuran air limbah dengan serasah. Dengan
hati-hati beliau mengukur jumlah air yang ditransfirasikan tanaman dan
mencatat berat tanaman pada awal dan akhir percobaan. Beliau
menemukan, bahwa pertumbuhan spearmint itu sebanding dengan jumlah
zat tidak murni yang terdapat di dalam air dan menyimpulkan bahan
terrestrial atau bahan tanah adalah penyusun utama vegetasi di samping
air sendiri. Meskipun kesimpulannya secara keseluruhan belum benar,
namun hasil penelitiannya itu telah memberi andil besar untuk kemajuan
ilmu pengetahuan. Teknik percobaan yang diterapkannya jauh lebih maju
dari rekan seprofesinya.
Menjelang akhir abad ke XVIII perlu dicatat seorang ahli
pertanian bangsa Inggris Arthur Young (1741 1820). Young membuat
percobaan pot untuk menyelidiki bahan mana yang lebih mampu
meningkatkan hasil tanaman. Dalam percobaan ini beliau menanam
barley (sejenis padi-padian) pada medium pasir yang kedalamannya
ditambahkan bahan-bahan seperti arang, minyak kereta api (train oil),
kotoran ayam, spiritus dari anggur, nitrat, mesiu senjata (gun powder),
empelur, kulit kerang dan berbagai bahan lainnya. Beberapa dari bahan
ini dapat menghasilkan pertumbuhan tanam-tanaman, sedang beberapa
bahan lainnya tidak dapat tumbuh. Young menuangkan hasil-hasil
penelitiannya ke dalam Annals of Agriculture sebanyak 46 volume
yang berpengaruh bagi kemajuan pertanian Inggris.
11
12
filtratnya dianalisis secara periodik, dan selama 28 hari hanya ammoniaN yang dapat dideteksi. Pada akhir percobaan ternyata persenyawaan
NO3- muncul di dalam filtrat. Schloessing dan Muntz mencatat, bahwa
produk nitrat itu dapat dihentikan dengan penambahan khloroform dan
pembentukan nitrat itu akan terulang kembali jika ditambahkan air
limbah yang segar. Mereka menyimpulkan bahwa bakterilah yang
bertanggung jawab melaksanakan proses ini. Hasil penelitian ini
diaplikasikan oleh Robert Warrington di Inggris. Beliau memperlihatkan,
bahwa nitrifikasi dapat dihentikan dengan penambahan karbon disulfida
dan khloroform dan prosesnya akan terulang kembali jika ditambahkan
sejumlah tanah yang tidak steril. Beliau juga mendemonstrasikan bahwa
reaksi-reaksi ini merupakan fenomena dua tingkatan, ialah ammonia
mula-mula dirobah menjadi nitrit dan kemudian nitrit menjadi nitrat.
Warrington tidak berhasil mengisolasi organisme-organisme yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan proses nitrifikasi ini. Tugas ini
akhirnya dipecahkan oleh S. Winogradsky yang dapat mengisolasi
bakteri-bakteri itu dengan menggunakan silica gel plate, tidak dengan
bahan yang biasa dipakai yakni medium agar, oleh karena organisme
tersebut bersifat autotrof dan memperoleh karbon yang diperlukannya
dari atmosfer.
Terhadap keistimewaan yang dimiliki tanaman leguminosa
serta hubungannya dengan N. dua orang ahli Jerman Helriegel dan
Wilfrath pada tahun 1886 menyimpulkan, bahwa bakteri harus terdapat
pada nodula-nodula akar dan bakteri-bakteri inilah yang dipercayai
mampu mengasimilasikan gas N2 atmosfir dan mengkonversikannya ke
dalam bentuk yang dapat digunakan tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi.
Informasi ini amat berguna menuju kepada teori fiksasi N oleh bakteri.
Namun mereka tidak berhasil mengisolasi bakteri ini. Pekerjaan ini
akhirnya dilakukan oleh Beijerinck dan menyebutnya dengan nama
Bacillus radicicola.
15
16
18
Curah Hujan
Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat penting untuk
pertanian tropis, baik pada keadaan berlebih maupun kurang. Penyebaran
curah hujan merupakan kriteria utama yang digunakan untuk
mengelompokkan iklim tropis, seperti musim hujan atau musim kering.
Kelembaban merupakan faktor pembatas pada sekitar lahan
yang dapat di tanami di daerah tropis. Curah hujan semusim bervariasi
dari nol hingga 10.000 mm dan secara umum menurun dengan
menaiknya letak lintang, tetapi bentuk wilayah dan kondisi lainnya saling
berhubungan juga.
Iklim basah meliputi sekitar bagian wilayah tropis terutama
yang dekat garis ekuator, meliputi lembah Amazon, Kongo, sebahagian
besar Indonesia, Malaysia dan sebahagian Philiphina, sedikit di pesisir
Atlantik Amerika Tengah, pesisir Pasifik Kolombia, pantai Afrika Barat
dan Pulau-pulau di Pasifik.
Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah merupakan faktor yuang bertanggung jawab
terhadap pengangkutan udara, panas, air dan bahan terlarut dalam tanah.
Sifat fisik tanah sangat bervariasi pada tanah tropis. Oksisol dan Andisol
secara umum dianggap memiliki sifat fisik paling baik, sedangkan Ultisol
dan Alfisol peka terhadap erosi karena teksturnya yang berat. Beberapa
sifat fisik dapat berubah dengan pengelolaan, seperti temperatur tanah,
permeabilitas, kepekaan terhadap aliran permukaan (run-off) dan erosi,
kemampuan mengikat dan mensuplai air untuk tanaman dan lain-lain.
Sifat dan ciri mineral liat lebih bervariasi di daerah tropis
dibandingkan daerah sedang. Sifat-sifat mineral dan pertukaran ion
merupakan faktor pembatas pada tanah dengan kandungan liat silikat
berlapis yang tinggi seperti kaolinit, montmorillonit dan illit. Umumnya
tanah-tanah tropis mengandung jenis mineral liat tersebut dalam jumlah
cukup banyak.
Pemahaman yang cukup tentang sifat fisik maupun kimia seperti
reaksi pertukaran ion, hubungannya terhadap kelompok tanah tertentu
dan beberapa tindakan pengelolaan yang dapat memperbaiki kapasitas
tukar kation tanah, menjadi dasar yang cukup penting dalam pengelolaan
kesuburan tanah.
21
22
60 -
40 -
20 0
|
2
|
4
|
6
|
|
8
10
jumlah faktor tumbuh x
Gambar 2.
Persentase hasil maksimum sebagai fungsi peningkatan akibat penambahan
faktor tumbuh x
23
8 -
Bahan
Kering
P1
6 -
6-
4 -
P1
4 -
P0
2 -
P0
2 No
N1
(a)
No
N1
(b)
Gambar 3.
(a). Kurva divergen yang menunjukkan interaksi positip dan
(b). Kurva konvergen yang menunjukkan interaksi negatip
Akibat pemupukan N dan P
24
Soal-Soal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
25