1. PENGERTIAN HAM
Istilah Hak Asasi Manusia (HAM) dalam beberapa bahasa asing dikenal dengan
sebutan droit de ihome (Perancis), yang berarti hak manusia, human right (Inggris)
atau mensen rechten (Belanda) yang dalam bahasa Indonesia disalin menjadi hakhak kemanusiaan atau hak-hak asasi manusia.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar yang dimiliki manusia sesuai dengan
kodratnya, melekat pada diri manusia dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat
hidup layak sebagai manusia.Seperti yang tertuang dalam pembukaan piagam hak
asasi manusia vide Tap MPR No.XVII/MPR/1998 Hak Asasi Manusia adalah hak-hak
dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrat, universal, dan abadi sebagai
anugerah yang diberikan oleh tuhan yang maha esa.Seperti hak hidup, hak
berkeluarga, hak untuk mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak
berkomunikasi, hak keamanan, dan hak kesejahteraan merupakan hak yang tidak
boleh deiabaikan atau dirampas oleh siapapun.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia (pasal 1 ayat 1 UU No.39 Tahun 1999).
Koentjoro Poerbapranoto (1976) berpendapat, Hak Asasi Manusia adalah hak-hak
yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari
hakikatnya sehingga sifatnya suci.
John Locke mengemukakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati(Mansyur
Effendi, 1994).
Prof. Dr. Dardji Darmodiharjo, SH mengemukakan bahwa HAM adalah hak-hak
dasar atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa.
2. SEJARAH HAM
Sejarah Nasional Hak Asasi Manusia (HAM):
Deklarasi HAM yang dicetuskan di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal
10 Desember 1948, tidak berlebihan jika dikatakan sebagai puncak peradaban umat
manusia setelah dunia mengalami malapetaka akibat kekejaman dan keaiban yang
dilakukan negara-negara Fasis dan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
Deklarasi HAM sedunia itu mengandung makana ganda, baik ke luar
(antarnegara-negara) maupun ke dalam (antar negara-bangsa), berlaku bagi semua
bangsa dan pemerintahan di negara-negaranya masing-masing. Makna ke luar
adalah berupa komitmen untuk saling menghormati dan menjunjung tinggi harkat