04 Komisi VI DPR Ri - Peluang Dan Tantangan Pengembangan Sektor Industri Dalam Menghadapi Perekonomian Nasional Regional Dan Global Di Masa Depan PDF
04 Komisi VI DPR Ri - Peluang Dan Tantangan Pengembangan Sektor Industri Dalam Menghadapi Perekonomian Nasional Regional Dan Global Di Masa Depan PDF
MENGHADAPI PEREKONOMIAN
NASIONAL, REGIONAL, GLOBAL DI MASA DEPAN
Disampaikan oleh :
Tema : Undang-Undang Perindustrian sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara Industri Tangguh
Hotel Borobudur, Kamis 6 Februari 2014
1.
2.
3.
4.
5.
Pendahuluan
Arah dan Pengembangan Industri Menurut UndangUndang Perindustrian
Peluang dan Tantangan Dalam Pengembangan Sektor
Industri Secara Nasional, Regional dan Global
Langkah Strategi Mengembangkan Industri Nasional
Kedepan
Kesimpulan
Meningkatnya investasi dalam sektor industri akan mempercepat pula penciptaan kesempatan
berusaha serta mendorong produktivitas tenaga kerja yang tinggi dibarengi dengan pemanfaatan
modal secara efisien, proteksi terhadap UMKM dan Koperasi, serta kelembagaan yang bersih dan
efektif.
Bidang industri yang sangat terkait dengan pemanfaatan iptek adalah dalam pengembangan industri
dasar, manufaktur, industri makanan dan minuman, industri penerbangan, industri transportasi,
industri perikanan, industri pertanian, industri perkebunan, industri kesehatan atau farmasi dan
industri pertahanan dan industri strategis.
Bila Indonesia kedepan mampu mengembangkan industri dengan memanfaatkan iptek ini maka akan
memberi sumbangan yang sangat besar terhadap pemenuhan kebutuhan produk industri dalam
negeri, mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk industri luar negeri yang pada
gilirannya akan mendorong kemajuan ekonomi bangsa dan meningkatkan daya saing nasional.
Undang-Undang Perindustrian yang baru saja selesai disahkan oleh DPR-RI dan Pemerintah pada
akhir tahun 2013 lalu diharapkan akan memberi ruang dan payung hukum yang memadai untuk
mengembangkan industri nasional sehingga mampu menjadi pelaku industri baik secara nasional,
regional dan global.
Undang-undang ini telah membangun suatu paradigma pembangunan dan pembangunan industri
dengan mengakomodir perkembangan yang terjadi di dunia industri sehubungan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi yang ada di seantero dunia ini.
UU
PERINDUSTRIAN
27 BAB
123 Pasal
MELIPUTI :
Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan di Bidang
Perindustrian
Rencana Induk
Penbangunan Industri
Nasional
Prasarana Industri
Pembaberdayaan Industri
Tindakan Pengamanan dan
Penyelamatan Industri
Perizinan, Penanaman
Pengendalian
Memberikan Kepastian
Dalam Mengatur Tatanan
Perindustrian Nasional
TUJUAN
PERINDUSTRIAN
Mewujudkan Industri nasional sebagai
PILAR DAN PENGGERAK PEREKONOMIAN
NASIONAL
Mermberikan
KEDALAMAN DAN KEKUATAN STRUKTUR
INDUSTRI
Mewujudkan
INDUSTRI YANG MANDIRI, BERDAYA SAING
DAN MAJU SERTA INDUSTRI HIJAU
Mewujudkan
KEPASTIAN BERUSAHA, PERSAINGAN YANG
SEHAT, serta MENCEGAH PEMUSATAN atau
PENGUASAAN INDUSTRI OLEH SATU
KELOMPOK atau PERSERORANGAN YANG
MERUGIKAN MASYARAKAT
Mewujudkan
PEMERATAAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
ke seluruh wilayah Indonesia guna
MEMPERKUAT DAN MEMPERKUKUH
KETAHANAN NASIONAl
Meningkatkan
KEMAKMURAN DAN KESEJATERAAH
MASYARAKAT SECARA BERKEADILAN.
Meningkatkan
DAYA SAING
Nasional
Merupakan Strategi
Pembangunan Jangka
Panjang yang Komprehensif
dan Payung Hukum untuk
Ketegasan atau Kejelasan
terhadap Penciptaan
Daya Saing Nasional
Kedaulatan Ekonomi
Nasional
yang
Mensejahterakan
Rakyat Indonesia
Key Issues
1. Rencana Induk
Kebijakan Industri
Nasional
Merupakan National Industrial Policy (yang mengatur antara lain industri prioritas,
industri strategis termasuk insentive serta hilirisasi (down-stream) industri hingga
intermediate industry),dll
2. Affitmative Action
UU Perindustrian ini menjadi landasan hukum bagi pemerintah untuk memajukan sektor
industri secara menyeluruh, dengan merumuskan dengan baik tentang (1) Penguasaan
dan Pengusahaan oleh negara, seperti rumusan industri strategis yang jelas dan ketat
dimana pemerintah harus lebih banyak berinisiatif masuk ke industri yang swastanya
tidak bersedia. Rumusan industri prioritas termasuk penentuan IKM dimana seluruh
industri selayaknya diarahkan menjadi ramah terhadap lingkungan
3. Keberpihakan terhadap
UKM
Perlu ada ketegasan bahwa industri nasional harus berpihak untuk mendorong UKM
mengingat akan berlakunya era perdagangan bebas (AFTA, CAFTA, Asean Economy
Community, etc)
4. Pengembangan Industri
Strategis
Perlu adanya ketentuan kepemilikan industri strategis khususnya terhadap pilihan jenis
industri strategis yang harus dikuasai oleh negara serta industri strategis mana yang
diberikan perlakuan khusus.
Key Issues
7. Kawasan Industri
Perlu dicantumkan peran dan fungsi BUMN dan BUMD sebagai anchor untuk
mendorong Pengembangan Industri Nasional
mendukung dengan menekan cost (input cost, transportation cost, energy cost,
capital cost, labor cost) dengan melibatkan BUMN
penciptaan pasar dalam dan luar negeri dengan berbagai comprehensive strategy
termasuk menciptakan pasar bagi BUMN
keberpihakan pada produk dalam negeri dalam strategi industri nasional yang
komprehensfi termasuk penciptaan pasar bagi produk dalam negeri
Key Issues
Arah Pengembangan
Struktur Industri Indonesia saat ini sangat timpang, di mana jumlah industri kecil
sangat besar sementara industri menengah, besar sangat sedikit.
10. Menjadikan SDA sebagai modal mengatur pemanfaatan SDA untuk kepentingan industri
dalam pengembangan Industri
(pengendalian ekspor & ekspor jika kebutuhan terpenuhi
dalam
negeri
Key Issues
Arah Pengembangan
PELUANG
NASIONAL
TANTANGAN
PELUANG
Elastisitas ekonomi Indonesia yang cukup baik
dibanding negara lain dengan tetap tumbuh
dengan angka sekitar 6,2%. Potensi kemampuan
Indonesia menjadi kekuatan ekonomi utama di
kawasan ASEAN, yang terbukti dari ketahanan
Indonesia menghadapi krisis ekonomi
REGIONAL
TANTANGAN
ASIAN ECONOMIC COMMUNITY
&
BERTUMBUHNYA KOMUNITAS KERJASAMA
REGINAL SEJENIS (seperti EUROPEAN
ECONOMIC COMMUNITY,
Persaingan antarnegara makin ketat akibat
makin pesat dan meluasnya proses globalisasi,
sehingga perlu dilakukan perubahan basis
kekuatan ekonomi dari yang mengandalkan
upah tenaga kerja murah dan ekspor bahan
mentah
bernilai tambah rendah hasil
eksploitasi sumber daya alam, menjadi
perekonomian berbasiskan ketrampilan sumber
daya manusia dan produk dengan nilai tambah
tinggi.
Belum
dikembangkannya
upaya
untuk
mendorong tumbuh dan berkembangnya
industri strategis guna memenuhi kebutuhan
nasional
secara
mandiri,
menyebabkan
tingginya ketergantungan terhadap berbagai
produk impor.
WTO
APEC
Skema Kerjasama
Lembaga Internasional
ASEAN Regional
Forum
Sub Regional
ASEAN+3
ASEAN+1
Bilateral
PELUANG
GLOBAL
TANTANGAN
GLOBALISASI EKONOMI DAN KOLABORASI &
STANDAR INTERNASIONAL
Dampak globalisasi yang paling dirasakan adalah
persaingan yang semakin ketat di erbagai kegiata
ekooni teritama di sektor industri
Salah sat perubahan di bidang industri ditandai dengan
berubahnya sistem produksi dari produksi masssal
menjadi kustomisasi. Peruahan mass customisazion
telah menhibah fokus industri dari berorientasi mampu
memuat menjadi mampu memenuhi harapan pasar
Strategi mengembangkan industri nasional ke depan perlu dilakukan dengan beberapa langkah-langkah sebagai berikut :
Penguatan Daya Saing Industri dengan Meningkatkan Produktivitas dan Infrastruktur yang Andal
Kebijakan industri yang diarahkan untuk meningkatkan daya saing industri nasional melalui diversifikasi produk dan
pasar guna meningkatkan ekspor;
Kebijakan industrikhususnya industri energi, agroindustri, manufaktur, dan industri transportasidiarahkan untuk
meningkatkan daya saing industri nasional melalui diversifikasi produk dan pasar guna meningkatkan ekspor;
melakukan transformasi industri berdasarkan keunggulan komparatif (dari industri berbasis buruh murah dan sumber
daya alam) menuju industri berbasis produktivitas yang didukung oleh SDM berkualitas serta ilmu pengetahuan dan
teknologi tinggi
Industri Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar untuk berkembang dan tangguh, sekalipun terhampar
tantangan yang juga tidak bisa dianggap ringan.
Industri Indonesia akan mampu bersaing dan bangkit sejajar dengan industri di negara tetangga dan regional lainnya
sepanjang pemerintah dan segenap pemangku kepentingan lainnya memiliki visi dan komitmen yang kuat
mengenmbangkannya yaitu dengan mengidentifikasikan semua tantangan dan peluang yang ada secara cermat dan
menuangkannya di dalam Rencana Induk Perindustian Nasional maupun Kebijakan Industri Nasional sebagi
impelentasi untuk menentukan priorotas industri yang akan dibangun termasuk bidang industri yang akan dijadikan
unggulan
Undang-Undang Perindustrian yang baru saja disahkan oleh DPR-RI pada akhir tahun 2013 lalu memiliki kekuatan
hukum yang memadai dan komprehensif sebagai payung hukum dalam membuat perencanaan dan implementasi
kebijakan Industri Nasional.
Mengingat industri merupakan salah satu faktor pendorong perekonomian nasional, maka untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, mau tidak mau pemerintah harus sudah mulai membuat
perencanaan dan kebijakan impelementasi yang utuh, komprehemsif serta terpadu dan memadai untuk
membangkitkan kembali industri nasional.
Melalui Komite Industri Nasional, pemerintah diharapkan akan menjadikan komite ini sebagai wadah untuk membuat
langkah strategis dalam menyusun rencana industri nasional.