Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN FISIOLOGIS
I. KONSEP DASAR INTRA NATAL CARE (INC)
A. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan
menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin
dan ketuban di dorong keluar melalui jalan
lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).
Partus/persalinan normal adalah persalinan yang berlangsung tanpa komplikasi,
dengan kriteria :
1. Bayi tunggal
2. Cukup bulan/aterm, umur kehamilan 38-42 minggu
3. Berlangsung spontan, yaitu dengan kekuatan ibu sendiri tanpa bantuan
induksi atau stimulasi
4. Presentasi belakang kepala, bagian terendah janin di dalam rahim adalah
bagian belakang kepala
5. Waktu persalinan >3 jam sampai <24 jam
6. BBL > 2500 gr sampai < 4000 gr
7. Ibu dan bayi sehat, tanpa ada cacat fisik maupun mental
Beberapa istilah / jenis yang berhubungan dengan persalinan antara lain sebagai
berikut :
1. Menurut Cara Persalinan
a. Partus biasa/normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi
pada LBK dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat
alat atau melalui dinding perut dengan operasi sectio sesaria.
c. Partus Anjuran adalah roses persalinan dengan kekuatan yang diperlukan dan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau
prostaglandin atau pemecahan ketuban.
2. Menurut Tua (Umur) Kehamilan

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

LAPORAN

PENDAHULUAN

a. Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat


hidup (viable), berat janin dibawah 1000 gram, tua keamilan dibawah 28
minggu.
b. Partus Imaturus adalah Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg
atau bayi dengan berat badan antara 500 g dan 999 g.
c. Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 2836 minggu, janin dapat hidup tetapi premature, berat janin antara 1000-2500
gram.
d. Partus matures atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40
minggu, janin matus, berat badan di atas 2500 gram.
e. Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau
lebih dari waktu partus yang ditafsir, janin disebut postmatur (Pengeluaran
buah kehamilan setelah 42 mg).
f. Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar
mandi, diatas becak atau sebagainya.
g. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada tidaknya disproporsi sefalopelvik.
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
1. Kala I

: Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10

cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase :


a. Fase Laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan
b. Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih
kuat dan sering selama Fase aktif.
2. Kala II
: Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III : Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV : Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.).
B. Etiologi Persalinan
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum
diketahui secara pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain :
1. Teori penurunan hormon progesterone.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya
estrogen

meninggikan

kerentanan

otot

rahim.

Selama

kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone


dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
2. Teori oxytocin.

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

LAPORAN

PENDAHULUAN

Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise


yang secara khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin:
a.

Otot uterus meningkatkan jumlah


reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu meningkatkan

responnya

terhadap dosis oksitosin yang diberikan selama beberapa bulan terakhir


kehamilan.
b.

Kecepatan sekresi oksitosin oleh


neurohipofise sangat meningkat pada saat persalinan.

c.

Iritasi oleh regangan pada serviks


uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipofise posterior meningkatkan sekresi
oksitosinnya

Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu


timbul kontraksi otot otot rahim.
3.

Teori placenta menjadi tua.


Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan progesterone yang akan menyebabkan kekejangan

pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.


4.
Keregangan otot-otot.
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila
dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul
kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan
rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otototot dan otot-otot rahim makin rentan.
5.
Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh

decidua,

disangka

menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari


percobaan menunjukkan bahwa Prostaglandin F2 dan E2 yang
diberikan secara intra vena, intra dan extraamnial menimbulkan
kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga
di sokong dengan adanya kadar Prostaglandin yang tinggi baik
dalam
6.

air

ketuban

maupun

darah

perifer

pada

ibu-ibu

hamilsebelum melahirkan atau selama persalinan


Pengaruh janin.

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

LAPORAN

PENDAHULUAN

Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh


karena

pada

anencephalus,

kehamilan

sering

lama

dari

biasanya
7.
Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan
iskemia otot otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi
8.

uteroplasenta.
Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion
ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan
menimbulkan his.

Faktor Utama Dalam Persalinan


1. Passage / Pelvis (jalan lahir)
a. Pintu atas panggul (PAP), disebut juga inlet. Bidang ini terletak miring,
membentuk sudut 55 derajat dengan bidang horisontal.
b. Pintu tengah panggul (PTP), midpelvis merupakan bagian panggul yang
paling sempit karena terdapat spina ischiadika.
c. Pintu bawah panggul (PBP), disebut juga autlet.
2. Power
a. Kontraksi miometrium, terutama berperan dalam kala l persalinan.
b. Hejan perut ibu, kekuatan mengedan, terutama berperan pada kala ll
persalinan, dapat dilatih dengan melatih otot perut.
c. His atau kontraksi uterus, yang perlu diobservasi adalah frekuensi, kekuatan
dan durasinya. Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut
dimana tuba masuk kedalam dinding uterus. Gelombang ini bergerak
kedalam dan kebawah dengan kecepatan 2cm/sekon untuk mengikutsertakan
seluruh uterus. His yang sempurna punya kejang otot paling tinggi difundus
uteri. Jika persalinan mulai yakni pada permulaan kala I maka frekuensi dan
amplitudo his meningkat.
d. Kontraksi pada persalinan normal bersifat ; interval teratur, interval secara
bertahap memendek, intensitas secara bertahap meningkat, serviks membuka
dan rasa sakit tidak hilang dengan sedasi
3. Passenger; Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak
kelainan anatomik mayor)
4. Psyche

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

LAPORAN

Keadaan

psikis

mempengaruhi

proses

PENDAHULUAN

persalinan,

jika

tidak

diatasi/dikendalikan dapat membentuk lingkaran setan : tense mind, tense


serviks
tense labour
tense mind dan seterusnya.
Cara mengatasi dengan memutus mata rantai lingkaran tersebut, misalnya
dengan memberi nasehat atau sedativa pada ibu.
5. Posisi ibu dalam persalinan
a. Posisi litotomi adalah posisi yang umum dimana wanita berbaring terlentang
dengan lutut ditekuk, kedua paha diangkat kesamping kanan dan kiri.
b. Posisi duduk.
c. Posisi berbaring (Menurut Walcher : di tepi tempat tidur), (Menurut Tjeenk ;
memakai bantal), (Menurut Jonges : untukmemperlebar pintu bawah
panggul), dan (Menurut posisi sims : posisi miring).
C. Tanda Tanda Persalinan
1. Kala I
Tanda dan gejala :
a. His sudah Adekuat ; Penipisan dan pembukaan serviks sekurang kurangnya
3 cm. Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
b. His dianggap Adekuat bila :
1) His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya
40 detik.
2) Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan

2.

cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung jari.


3) Serviks membuka.
Kala II
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan
lahirnya seluruh janin.
Tanda dan gejala :
a. Ibu ingin meneran
b. Perineum menonjol
c. Vulva dan anus membuka
d. Meningkatnya pengeluaran darah dan lender
e. Kepala telah turun didasar panggul
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit
sekali, kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul, maka pada his
dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa meneran. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 45
60 menit, dan multipara 15-30 menit.

3.

Kala III
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

LAPORAN

PENDAHULUAN

Tanda dan gejala :


a) Bentuk uterus dan TFU
Setelah bayi dilahirkan dan sebelum meomitrium menyesuaikan dengan
perubahan ukuran rongga uterus, uterus berada dalam bentuk diskoid dan
TFU berada dibawah umbilikus.
Setalah uterus berkontraksi dan plasenta didorong kebawah, bentuk
uterus menjadi globular dan TFU menjadi diatas pusat ( sering kali
mengarah kesisi kanan ). Biasanya plasenta lepas dalam 15 30 menit, dapat
ditunggu sampai 1 jam.
b) Tali pusat memanjang
Semburan darah yang tiba tiba yang diikuti dengan memanjangnya tali
pusat keluar vagina menandakan kelepasan plasenta dari dinding uterus.
c) Semburan darah tiba tiba
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar bersama bantuan dari gravitasi. Semburan darah yang tiba
tiba menandakan bahwa kantung yang terjadi retroplasenta telah robek
4.

ketika plasenta memisah.


Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan
hanya proses pemulihan secara fisisk setelah melahirkan tetapi juga mengawali
hubungan yang baru selama satu sampai dua jam.
Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena
perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan
perineum.
Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100 300 cc, bila perdarahan
diatas 500 cc maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan
sendiri dan belum boleh dipindahkan ke kamarnya.
Tanda Tanda Secara Umum Permulaan Persalinan
a. Kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada primigravida
kepala anak pada bulan terakhir berangsur angsur turun kedalam rongga
panggul. Pada multigravida, dinding rahim dan perut sudah kendor
kekenyalannya sudah berkurang sehingga kekuatan mendesak kebawah tidak
seberapa, biasanya kepala bru turun pada permulaan persalinan.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah BAB karena vesika urinaria tertekan oleh bagian
terbawah janin.
d. Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya his.

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

LAPORAN

PENDAHULUAN

e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah, kadang kadang


bercampur darah.
Gejala Persalinan
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
b. Keluarnya lendir bercampur darah lebih banyak. Hal ini terjadi karena
robekan robekan kecil yang terjadi pada serviks
c. Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan terdapat pembukaan
D. Patofisiologi Persalinan / Mekanisme Persalinan
Dalam persalinan terdapat beberapa proses / mekanisme yaitu
sebagai berikut:
1. Persalinan Kala

(Fase

Pematangan

Pembukaan

Serviks)
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang
teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid, dan
berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir
porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
a) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembut
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b) Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
(1) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
(2) Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan brlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm )
Peristiwa penting pada persalinan kala 1
a) Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus
(mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat
terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput
ketuban dengan dinding dalam uterus

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

LAPORAN

PENDAHULUAN

b) Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
c) Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban
pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida
berbeda dengan pada multipara :
a) Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi
pembukaan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan
sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan
b) Pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di
tengah) pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka
bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar).
c) Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan
multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten
pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
2.

Persalinan kala 2 (Fase pengeluaran


bayi)
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap. Berakhir pada saat
bayi telah lahir lengkap.His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat
kuat. Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2
a. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.
b. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

LAPORAN

PENDAHULUAN

c. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)


d.

Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis


pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan.

e. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar


jalan lahir (episiotomi).
f. Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang
kepala
a. Engagement (Kepala masuk pintu atas panggul) : sumbu kepala janin dapat
tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau

miring /

membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior /


posterior)
b. Descent (Kepala turun ke dalam rongga panggul) akibat : 1) tekanan langsung
dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan
amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4)
badan janin terjadi ekstensi dan menegang
c. Flexion : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah
dari

diameter

oksipito-frontalis

(puncak

kepala)

menjadi

diameter

suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).


d. Internal Rotation (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala,
putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa
kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
e. Ekstension : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput,
bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

LAPORAN

f. Eksternal Rotation

PENDAHULUAN

(putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai

dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi
anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan
dan bahu belakang.
g. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul /
trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
Persalinan kala 3 (Fase Pengeluaran

3.
Plasenta)

Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap. Berakhir dengan lahirnya
plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri. Lepasnya plasenta dari insersinya :
mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi /
marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga
serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan
plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi
mudah lepas dan berdarah.
a. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi
sekitar / di atas pusat.
b. Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir. (jika lepasnya plasenta
terjadi sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae keadaan gawat
darurat obstetric)

4.

Kala 4 (Observasi Pasca Persalinan)


Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

10

LAPORAN

PENDAHULUAN

7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :


a. Kontraksi uterus harus baik,
b. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
c. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
d. Kandung kencing harus kosong,
e. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
f. Resume keadaan umum bayi, dan
g. Resume keadaan umum ibu.
E. KOMPLIKASI
1. Ketuban Pecah Dini (KPD)
2. Perdarahan pasca persalinan
3. Infeksi intrapartum
4. Ruptur Perineum
5. Malpresentasi dan malposisi
6. Distosia bahu
7. Distensi uterus
8. Gawat janin
9. Prolapsus tali pusat
10.
Demam dalam persalinandan pasca persalinan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemerikaaan darah lengkap :
a. Hb normal = 11,4 15,1 gr/dl
b. Golangan darah = A, B, AB & O
c. Faktor RH = +/d. Waktu pembekuan
2. Protein Urine
3. Urine reduksi

G. PENANGANAN NYERI PADA IBU


Tehnik mengurangi nyeri adalah sebagai berikut ;
1. Kenyamanan.
Kenyamanan ini meliputi posisi dan pengololaan selama sakit. Posisi yang
dianjurkan miring kekiri untuk mengurangi penakanan pada vena cava., kepala

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

11

LAPORAN

PENDAHULUAN

ditinggikan 45O agar kerja jantung dan paru ringan. Sedangkan pengololaah
selama rasa sakit adalah pengosongan kandung kemih, kebersihan, alat tenun
bersih dan rapih.Mengingat ibu dianjurkan untuk ekspirasi lewat mulut sehingga
perlu menganjurkan ibu untuk kumur-kumur.
2. Relaksasi.
Perawat- bidan salama membantu klien melakukan relaksasi, hal yang perlu
diingat adalah menjelaskan kepada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi adalah
sangat penting untuk mengurangi tekanan abdomen pada uterus dan juga
memberi rasa nyaman pada ibu.
Cara yang mudah untuk mengingatkan kepada ibu untuk bernafas adalah
dengan mengajarkan kepada ibu untuk bernafas dalam dan mengeluarkan
lewat hidung.
3. Massage
Selain itu dapat dilakukan tehnik massage , untuk itu perawat-bidan perlu
mengetahui \memahami teori gate control. Ada dua macam serabut syaraf yang
perlu diketahui yakni serabut saraf yang berdiameter kecil dan serabut syaraf
berdiameter besar yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.
Impuls rasa sakit yang berdiameter kecil yang menyebabkan gate control di
spinal cord membuka dan menimbulkan rasa nyeri, tetapi inpuls ini dapat diblok
dengan memberikan rangsangan pada serabut syaraf berdimeter

besar yang

menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan nyeri tidak diteruskan
kekorteks serebral. Pada prinsipnya serabut syaraf berdiameter besar banyak
dijumpai dikulit sehingga harus dilakukan segera pada awal rasa sakit atau
sebelum impuls rasa sakit yang dibawah oleh syaraf berdiameter kecil mencapai
korteks serebri.
Ada beberapa cara massage yang dapat dilakukan dalam merangsang saraf
berdiameter besar. Yakni ;
a) Efflurage.
Pasien dalam posisi berbaring atau setengah duduk , lalu letakkan kedua
tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar dari arah
pusat kesimpisis atau bisa menggunakan satu tangan dengan gerakan
melingkar satu arah. Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien sendiri.
b) Deep back massage
Ibu berbaring miring. Lalu perawat-bidan atau suami klien menekan
daerah sakrum secara menetap dengan telapak tangan , kemudian dilepaskan
dan tekan lagi, begitu seterusnya.

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

12

LAPORAN

PENDAHULUAN

c) Firm counterpressure.
Ibu dalam posisi duduk kemudian perawat-bidan atau suami klien
menekan sakrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara
menetap.
d) Abdominal lifting
Baringkan ibu pada posisi terlentang dan kepala agak tinggi letakkan
kedua telapak tangan perawat-bidan pada pinggang bagian belakang klien
lalu secara bersamaan lakukan usapan yang belahan dan menetap pada arah
puncak perut, kemudian ulangi seterusnya.
e) Distraction atau mengalihkan perhatian.
Dalam mengatasi nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien,
perawat-bidan dapat menganjurkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari
seperti membaca, menyenangkan hal-hal yang membahagiakan atau
melakukan usapan secara teratur pada perut dan pinggang. Mekanisme
kerjanya sama dengan teori gate control.
Cara mengalihkan perhatian yang lainnya cukup efektif adalah dengan
nafas dalam sebagaimana yang dikemukakan oleh Lamaze yakni ;
(1) Pembukaan 3 cm
Nafas dalam 6-9 X/ mnt, inspirasi dari hidung dan ekspirasi lewat mulut
secara berlahan-lahan, pusatkan perhatian pada satu fokus dengan mata
tertutup.
(2) Pembukaan 4-7cm
Nafas dalam 15 X/mnt

pada saat inspirasi lengan diangkat kearah

kepala untuk menjauhkan peritoneum dari rangsangan uterus.


(3) Pembukaan 8-10 cm
Fase ini dikenal dengan fase transisi. Pada saat ini sangat sulit
mengontrol pernafasan sehingga ibu dianjurkan untuk bernafas dengan
pola 4:1, 6:1, 8:1, caranya yaitu inspirasi pendek pendek dari hidung
sebanyak 4,6 atau 8 kali lalu akhiri dengan ekspirasi panjang satu kali
melalui mulut.
4. Mengurangi kecemasan dan ketakutan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dick and Read (1959)

dalam

maternity Nursing bahwa ketidaktahuan akan menyebabkan ketakutan ,


ketakutan akan meningkatkan ketengangan otot dan menimbulkan nyeri.
Dalam mengatasi hal ini perawat-bidan dapat memberikan informasi yang
sesuai pendidikan dan latar belakang kebudayaan klien, antar lain ;

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

13

LAPORAN

PENDAHULUAN

a.
Kemajuan persalianan
b.
Alat-alat atau prosedur yang akan dilakuakan.
c.
Obat-obatan
5. Memanfaatkan orang terdekat.
Ada dua keuntungan tehnik ini ;
a. Keuntungan emosional;
1) Ibu akan mempunyai pengalaman positif terhadap melahirkan
2) Perasaan berpartisipasi nyata dalam melahirkan anaknya.
3) Membantu tumbuhnya hubungan ibu , bapak dan anak
b. Keuntungan fisiologis.
1) Ibu dapat bekerjasama pada saat pemeriksaan.
2) Ibu tidak terlalu lelah pada saat sesudah melahirkan
3) Kesuksesan dalam mengurangi sakit tanpa menggunakan obat
4) Komplikasi seperti sakit sehubungan dengan menurunya oksigen dapat
dihindari.

II.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber, untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien (Nursalam, 2001).
Pada Pengkajian ada beberapa yang diperlukan dalam Pengumpulan
data antara lain :
a. Biodata
b. Keluhan Utama.
c. Riwayat penyakit sekarang .
d. Riwayat penyakit dahulu.
e. Riwayat penyakit keluarga.
f. Riwayat Obstetri.
d. Riwayat haid.
e. Riwayat kebidanan.
g. Riwayat psikososialspiritual dan budaya.
h. Pola Kebutuhan sehari-hari.
1) Nutrisi.
Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera
makan yang menurun.
2) Istirahat tidur.
Klien dapat tidur terlentang,miring

ke

kanan

kiri

tergantung pada letak punggung anak,klien sulit tidur


terutama kala I IV.
3) Aktivitas.

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

14

LAPORAN

PENDAHULUAN

Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas


pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak,
tidak mebuat klien cepat lelah, capai, lesu. Pada kala I
apabila kepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP
serta ketuban pecah, klien dianjurkan duduk / berjalan-jalan
disekitar ruangan / kamar bersalin. (Sarwono Prawirohardjo,
1999,192). Pada kala II kepala janin sudah masuk rongga
PAP klien dalam posisi miring ke kanan / kiri .
4) Eliminasi.
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan
dan proses persalinan (Chritinas Ibrahim, 1993:7). Pada
akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
5) Personal Hygiene.
Kebersihan tubuh senantiasa dijaga kebersihannya. Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas
kaki dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi.
6) Seksual.
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan
seksual / fungsi dari sek yang tidak adekuat karena adanya
proses persalinan dan nifas.
7) Pemeriksaan umum meliputi Tinggi badan dan berat badan,
Tekanan Darah, Suhu badan nadi dan pernafasan.
i. Pemeriksaan fisik.
1) Kepala dan leher.
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya
pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva kadang
pucat, sklera kuning, hiperemis ataupun normal, hidung ada
polip atau tidak, caries pada gigi, stomatitis, pembesaran
kelenjar
2) Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya
hiperpigmentasi areola dan papila mamae serta ditemukan
adanya kolustrum.
3) Abdomen / Perut.

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

15

LAPORAN

Adanya

pembesaran

hyperpigmentasi

linea

pada
alba

PENDAHULUAN

perut
nigra,

membujur,

terdapat

striae

gravidarum.
Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus
xypoideus, usia kehamilan prematur pertengahan pusat dan
prosesus xypoideus, punggung kiri / punggung kanan , letak
kepala, sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang
makin lama makin sering dan kuat.
Auskultasi : ada / tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 160 x /
menit
4) Genetalia.
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban.
Bila terdapat pengeluaran mekonium yaitu feses yang
dibnetuk anak dalam kandungan, menandakan adannya
kelainan letak anak. Pemeriksaan dalam untuk mengetahui
jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan servic, panggul
serta keadaan jalan lahir.
5) Ekstremitas
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena pre eklamsia atau karena
karena

penyakit

jantung

ginjal.

Ada

varices

pada

ekstremitas bagian bawah karena adanya penekanan dan


pembesaran uterus yang menekan vena abdomen
j. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, Jenis
penentuan, waktu pembekuan, hitung darah lengkap
B. KALA I
1.

Pengkajian Kala I
Integritas Ego.
Dapat senang atau cemas
Nyeri/Ketidanyamanan
Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan keparahan.
Keamanan

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

16

LAPORAN

PENDAHULUAN

jantung janin paling baik terdengar pada umbilicus ( tergantung posisi


janin)
Seksualitas
Adanya dilatasi serviks, rabas vagina, mungkin lender merah muda,
kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir
Prioritas keperawatan
a) Meningkatkan emosi dan fisik klien / pasangan terhadap persalinan.
b) Meningkatkan kemajuan persalinan
c) Mendukung kemampuan koping klien / pasangan
d) Mencegah komplikasi maternal / bayi.
Secara Khusus :
a) Memeriksa tanda-tanda vital.
b) Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristijk
yang mengambarkan kontraksi uterus :
-

Frekwensi

Internal

Intensitas

Durasi

Tonus istirat

c) Penipisan cerviks,evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan


pertama dan seriong diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
d) Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa
kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
e) Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,letrak
janin,penurunan janin.
f) Pemeriksaan Vagina: membran,cerviks,foetus,station.
Tes diagnostik dan laboratorium
-

Spesimen urin dan tes darah.

Ruptur membran.

Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah

2.

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


a.

Fase Aktif

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

17

LAPORAN

PENDAHULUAN

1) Nyeri b/d intensitas kontraksi.


Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.
Rasional

Intervensi
1.

tehnik

Menggunakan
pernapasan

T
ehnik

pernapasan

dapat

meningkatkan relaksasi otot otot


abdomen

dengan

menambah
abdomen

demikian

ukuran
sehingga

kapasitas
mengurangi

gesekan ( priksi ) antara uterus dan


dinding abdomen.
2.

3.

masage

Melakukan

atau gosokan pada pinggang (teori

erupakan

gatekontrol

mengkanter dan digunakan untuk

terhadap nyeri)

Menganjurkan
memberikan

air

hangat

suatu

tehnik

untuk

untuk

mengalihkan perhatian ibu dari

untuk

nyeri

mengompres pinggang bawah.


4.

Memberikan HE pada
klien bahwa respon nyeri ini sudah

M
embantu relaksasi, meningkatkan
kenyamanan .

indikasi positif dan memmang


harus ada un tuk mengakhiri kala I

nformasi

dan mendekati kala transisi

mengurangi

I
yang

cukup

kecemasan

merupakan

salah

satu

dapat
dan
aspek

sayang ibu

2) Anxietas b/d persalinan dan menjelang kelahiran


Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.
Intervensi
1.

Perkenalkan
klien dan berikan suport

diri

Rasional
pada

Memperkenalkan diri
merupakan

salah

satu

pendekatan kepada klien dan

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

18

LAPORAN

PENDAHULUAN

suport yang diberikan dapat


menambah semangat hidup klien
2.

Komunikasikan
seperti

support

peran

perawatan

dan

dalam menanti kelahiran .

Ibu

akan

lebih

mengerti dan memahami tentang

pengetahuan perawat secara verbal

persalinan, peran

dan non verbal

perawat

sehingga akan mengurangi rasa


3.

Orientasikan
lingkungan

klien

takut dan klien akan tenang

ke

( tempat persalinan )

Orientasi

terhadap

lingkungan membuat klien lebih


mengetahui

dan

dapat

beradaptasi dengan lingkungan


tempat

persalinan

sehiungga

akan mengurangi rasa takut


b.

Fase Laten
1) Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : Klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat
Intervensi

1.

Pertahankan kalori dan elekrolit

Rasional

Kalori dibutuhkan sebagai


sumber energi selama proses
persalinanuntuk

mencegah

dehidrasi
2.

Anjurkan

minum

air

putih
selama proses persalinan jika tidak

melalui lambung dibandingkan

ada mual dan muntah

dengan

Cairan lebih cepat diabsorbsi


makanan

padat

dan

untuk mencegah dehidrasi


3.

Berikan cairan IV secara rutin


(dextrosa 5 dan RL)

Memenuhi kebutuhan tubuh


akan cairan dan elekrolit

2) Gangguan eliminasi BAK


Tujuan : Klien menunjukkan pola eliminasi BAK kembali normal
Intervensi

Rasional

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

19

LAPORAN

1.

Catat tentang jumlah dan waktu


berkemih

2.

PENDAHULUAN

Frekuensi

lebih

sering

selama proses persalinan

Kosongkan

kandung

kemih

setiap 2 jam

Kandung klemih yang penuh


menimbulkan ketidaknyamanan
dan turunnya bayi ke pelvis.

3.

Kolaborasi pemasangfan kateter

Membentu

dalam

mengosongkan kandung kemih


sehingga penurunan kepala bayi
ke pelvis tidak terhambat

3) Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada persalinan


Tujuan : Klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi
1.

Jelaskan

prosedur

Rasional
sebelum

memulai melakukan tindakan

Mengingatkan pasien untuk


mengendalikan

dan

mempersiapkan mentalnya, hal


ini akan mengurangi kecemasan
yang dialami
2.

Beri

gambaran

yang

tentang proses persalinan

jelas

Dengan gambaran yang jelas


tentang persalinan, ibu akan
lebih memahami dan mengerti
tentang
sehingga

proses
akan

persalinan
mengurangi

perasaan takut dan pasien akan


tenang
4) Koping tidak efektif b/d kelemahan dan ketidaknyamanan dari persalinan
Tujuan : Klien menunjukkan koping efektif
Intervensi

Rasional

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

20

LAPORAN

1.

Catat secara berkala tentang

mengetahui perubahan tingkah

memudahkan

laku ibu sehingga memudahkan

dalam

pemberian

dalam pemberian intervensi

Anjurkan
konsentrasi

kepada
dalam

ibu

untuk
mengontrol

dengan berkomunikasi
3.

Catat secara berkala dapat

perubahan tingkah laku ibu sehingga


tindakan
2.

PENDAHULUAN

Konsentrasi dan komunikasi


yang baik akan membantu dalam
intervensi yang akan dilakukan

Menyarankan pada suami untuk


meberi semangat atau dukungan

untuk memunta bantuan dan

moril

dorongan. Suami adalah salah

Ibu membutuhkan seseorang

seorang yang sangat penting

5) Defisit perawatan diri b/d gangguan energi dan nyeri dalam perslainan
Tujuan : Klien mampu merawat diri setelah proses persalinan
Intervensi
1.

Rasional

Lakukan teknik masasse

Meningkatkan relaksasi dan


kenyamanan

2.

Anjurkan ambulasi dan posisi

Ambulasi dan posisi yang


nyaman merupakan salah satu

yang nyaman

cara dalam melakukan rawat diri


pada

ibu

untuk

mencegah

kekakuan
3.

Anjurkan klien untuk beristirahat

Istirahat merupakan hal yang


penting bagi ibu hamil dalam
mengatasi kelelahan sehingga
ibu tetap segar dan kuat

4.

Anjurkan

suami

memberikan bantuan
perawatan diri

untuk
dalam hal

Suami adalah orang yang


terdekat,
mampudalam

diharapkakan
membantu

merawat istrinya

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

21

LAPORAN

5.

Berikan

support

dalam

melakukan perawatan diri

PENDAHULUAN

Support

yang

dibverikan

akan menambah semangat ibu


dalam

melakukan

meningkatkan

dan

perawatan

terhadap dirinya

C. KALA II
1. PENGKAJIAN KALA II
a. Tanda yang menyertai kala II
Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan,
gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu
merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum
menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya ingin BAB<
usaha keras tanpa disadari, pada waktu his kepala janin tampak di vulva
b. Melakukan monitoring terhadap :
His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin (penurunan janin
melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.
c. Durasi kala II kemajuan pada kala II :
Primigravida berlangsung 45 60 menit , multipara berlangsung 15 30 menit
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

22

LAPORAN

PENDAHULUAN

Tujuan : Ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan
rasa nyaman
Intervensi
1.

Anjurkan sebaiknya

Rasional

posisi miring kliri

Menghidari penekanan pada


vena cava, sehingga
meningkatkan sirkulasi ke ibu
maupun janin

2.

Pertahankan kiandung

Kandung kemih yang kosong


akan memperlancar penurunan

kemih tetap dalam keadaan kosong

bagian terendah janin dan


mengurangio tekanan sehingga
sirkulasi lancar
3.

Pertahankan alat tenun

dalam keadaan bersih, rapi dan

Meningkatkan rasa nyaman


ibu

kering
4.

Anjurkan ibu untuk

kumur-kumur atau basahi bibir

Ibu merasa segar dan


nyaman

dengan lemon gliserin


5.

Jelaskan pada ibu bahwa


relaksasi selama kontraksi sangat

Ibu mengerti dan kooperatif

Nafas dalam untuk mengisi

penting
6.

Anjurekanteknik nafas
dalam dan ekspirasi melaui hidung

7.

Lakukan masase

paru-paru

( eufflerage/ deep back massage /

Impuls rasa sakit diblok


dengan memberikan rangsangan

firm counter pressure / abdominal

pada syaraf berdiameter besar

lifting )

sehungga gate kontrol tertutup


dan rangsangan sakit tidak
diteruskan kekorteks cerebral

8.

Pertahankan rasa nyaman

Memberikan posisi yang

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

23

LAPORAN

PENDAHULUAN

dengan pengaturan bantal un tuk

nyaman pada ibu dan

menyokonh tubuh

mengurangi tekanan pada daerah


punggung yang dapat
mengfhambat sirkulasi

kejaringan menimbulkan nyeri


b. Resiko tinggi cedera pada ibu dan janian b/d penggunaan secara tetap manuver
palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : Tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
Intervensi
1.

Bantu ibu bentuk posisi yang

Rasional

Memperlancar aliran

nyaman yaitu posisi setengah duduk

darah dari ibu ke janin dan

dengan bahu dan pungung yang

memudahkan penolong untuk

ditopang oleh seorang anggota

membantu melahirkan.

keluarga.
2.

Periksa denyut nadi setiap 15

keadaan umum ibu

menit dan ukur tekanan darah


3.

Periksa DJJ antara tiap-tiap

kontraksi
4.

Meningkatkan
identifikasi awal bahaya pada

Yakinkan ibu dengan kata-kata


langsung dan dengan cara yang

fetal

menyenangkan dan rileks


5.

Untuk mengetahui

Ibu tenang dan tetap


koopretif

Bila perinium menonjol, anus


membuka kepal anak mterlihat
didepoan vulva sat kontraksi dan

6.

Merupakan tanda-

tidak masuk mmaka penolong akan

tanda yang tepat untuk

mulai memimpin persalinan

memimpin dan menolong

Penolong cuci tangan dan

persalinan

menggunakanm sarung tangan steril


7.

Jika ada dorongan untuk


mengedan bantulah persalinan
dengan :

Mencegah
kontaminasi dan transmisi dari

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

24

LAPORAN

Melahirkan kepala

Periksa lilitan tali pusat

PENDAHULUAN

mikroorganisme

pada leher

Melahirkan bahu depan


dan belakang

Melahirkan badan bayi

Men jepit tali pusat


dengan 2 klem dan gunting
diantara kedua klem tersebut

Menaikan bayi lebih


tinggi dari perut ibu dan
menaruh diatas perut ibu

D.

Melakukan palpasi
abdomen untuk mengetahui
kemungkinan adanya janin yang
lain
Injeksi oksitoksin

KALA III
1.

PENGKAJIAN KALA III


a) Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1) Adanya kontraksi yang kuat
2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih
sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
3) Keluarnya darah hitam dari introuterus
4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.
5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal ,
atau membran fetus terlihat pada introitus vagina)
b) Status Fisik mental

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

25

LAPORAN

PENDAHULUAN

Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai, curah jantung


meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal ke plasenta berhenti,
didapatkan melalui pemeriksaan:

Suhu, nadi, dan pernafasan

Pemeriksaan terhadap perdarahan : warna darah dan jumlah darah

c) Tanda-tanda masalah potensial


Saat

praktisi

keperawatan

primer

mengeluarkan

plasenta

perawat

mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau


perubahan pernafasan
2. DIAGNOSA PERAWATAN
a.
Koping individu tidak efektif b./d selesainya proses persalinan
yang berbahaya bagi

neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap

ketigha persalinan
Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta

INTERVENSI
Jelaskan pada

ibu

dan

suaminya

apa

RASIONAL
Untuk

yang

mendapatkan kerja sama

diharapkan dalam tahap ke 3 dari


persalinan
Pertahankan

memudahka

n lahirnya plasenta

posisi ibu
Tanyakan pada

ibu jika ia ingin

Mengikuti

kebiasan budaya tertentu

mengeluarkan

plasenta dengan cara khusus


b.
Kelelahan b/d pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran
Tujuan : energi ibu pulih kembali

INTERVENSI
Ajarkan
ibu

dan

RASIONAL
Untuk
memastikan

suaminya tentang perlunya istirahat

bahwa ibu dapat memulihkan

dan tentukan waktu-waktu tertentu

energi

untuk istirahat dan tidur

persiapan untuk merawat bayi

yang

hilang

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

dalam

26

LAPORAN

Observasi

tingkat

kelelahan ibu dan jumlah istirahat

PENDAHULUAN

baru lahir
-

Untuk

memastikan

yang seharusnya
pemulihan energy
c. Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang salam
proses persalinan
Tujuan : keseimbangan cairan dipertahankan dan tidak ada tanda-tanda
dehidrasi

NTERVENSI
Monitor kehilangan cairan (darah

RASIONAL
Untuk menilai status hidrasi.

Untuk mempertahankan hidrasi

Untuk memastikan

urtine, pernafasan ) dan tandatanda vital, inspeksi turgor kulit


dan membran mukosa terhadap
kekeringan

Berikan

cairan

oral/parenteral

sesuai

secara
anjuran

dokter

Monitor keras lembutnya uterus

uetrus

setelah lepasnya plasenta

yang

mencegah

kontraksi

adekuat

kehilangan

dan
darah

lebih lanjut

Berikan

obat-obatan

anjuran dokter
E.
1.
a.

sesuai

Untuk

membantu

kontraksi

uterus

KALA IV
PEMERIKSAAN PADA KALA IV
Tanda tanada vital
Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial,komplikasi
seperti perdarahan dan hipertermia.
Pada kala IV observasi vital sing sangat penting untuk mengetahui
perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin
selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan

yaitu dari cardiovaskuler.


b.
Pemeriksaan fundus dan tingginya,selama waktu itu pengosongan
kandung kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
c.
Kandung kemih

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

27

LAPORAN

PENDAHULUAN

Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih


menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi.
Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan
retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.
d.
Lochia
Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat
hasil dan bekuannya.
e.
Perineum
Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan
melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan
mengangkat bokong untuk melihat perineum.

f.

Temperatur
Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan
temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang
waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan

dengan dehidrasi atau kelelahan.


g.
Kenyamanan
Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama
persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidaknyamanannya.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus
setelah
melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang

INTERVENSI
Monitor VS, warna

RASIONAL
Penting

kulit, dan tonus uterus

untuk

mengidentifikasi

perubahan

dalam vital sign

dan tonus

uterus

segara

untuk

menghentikan perdarahan post


Kaji posisi uterus

dan lokhia yang keluar, masagge


vundus uterus

partum
Jika fundus tidak

dirasakan

pada

pertengahan

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

28

LAPORAN

PENDAHULUAN

setinggi

umblikus,

ini

menunjukan distansia blas


Kaji

distansia

Dsitansia

blas

dapat mendorong uterus ke luar

kandung kemih

dari tempatnya dan menambah


atonia uterus
Masase

fundus

merangsang

otot-otot

uterus
uterus

untuk berkontraksi

b.

Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalinan


Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang
sampai hilang

INTERVENSI
Anjurkan untuk merubah posisi

selang seling dan menghindari

posisi

duduk untuk beberapa waktu

bertambahnya nyeri

Berikan bantal untuk alas ketika

duduk dikursi

RASIONAL
Tekanan
dari tempat satu

Pemberian

dapat

Untuk

menyebabkan
meningkatkan

kenyamanan
analgetik

sesuai

program dokter

Analgetik bekerja pada bagian


atas otak

untuk mengurangi

rasa nyeri

Beri

penjelasan

rasionalisasi

dari

mengenai
nyeri

masage uterus dengan halus


c.

dan

Penggunaan bantuan topokal


meningkatkan kenyamanan di
daerah perianal

Tidak efektifnya menyusui b/d kurangnya pengalaman


Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa
melaksanakan sesuai dengan cara-cara menyusui yang baik

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

29

LAPORAN

INTERVENSI
Kaji tingkat pengetahuan ibu

PENDAHULUAN

RASIONAL
Untuk mengetahui sejauh mana

mengenai cara menyusia yang

pengetahuan

baik

menyusui

ibu

dalam

bayinya

sehingga

kita dapat membantu tentang


bagaimana

teknik

menyusui

yang baik

Kaji konsistensi payudara dan

lakukan massage

Apakah
pada

terjadi

payudara

bendungan
dan

untuk

merangsang pembentukan asi,

sehingga mengatasi bendungan

Anjurkan ibu untuk menyusui


bayinya sesering mungkin

Isapan

bayi

merangsang

oksitosin sehingga merangsang


refleks

let

down

yang

menyebabkan ejeksi asi ke


sinus alktiferus

kemudian

duktus yang ada pada putting /


ariola

Berikan He pada ibu tentang


pentingnya perawatan payudara

Untuk memotivasi ibu dalam


melakukan perawatan payudara
secara dini

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

30

LAPORAN

PENDAHULUAN

DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. EGC: Jakarta.
Ben-zior, Taber. 2008. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetric Dan
Ginekologi. EGC: Jakarta.
Doenges
El

M E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan Dan


Dokumentasi Perawatan Pasien edisi 3, EGC: Jakarta.

Suetoepo,
2011.
Askep
Keperawatan
Intrapartum,
(Online)
(http://askep45kesehatan.blogspot.com/2011/05/asuhan-keperawatan-intrapartum-dengan.html, diakses tanggal 04 Mei 2015.

Helen, Farrer. 2011. Perawatan Maternitas Jilid 1 Edisi 2. EGC: Jakarta.


Mansjoer, Arif dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3. EGC:
Jakarta.
Rizky

Kurniadi. 2012. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal (Online)


http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatanpersalinan-normal.html, diakses tanggal 04 Mei 2015.

Wanda. 2010. LP INC Fisiologis (Online) http://wandamursidin.blogspot.com/2010/05/lpinc-fisiologis.html, diakses tanggal 04 Mei 2015.
Wilkinson&, J.M Nancy, R.A. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. (Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC). EGC: Jakarta.

UIN Alauddin Makassar | Profesi Ners Angk. VII Tahun 2015

31

Anda mungkin juga menyukai