Anda di halaman 1dari 25

putro

putro

Hospitaal based 2 jenis


kanker cukup menonjol, setelah
Ca cervix, yaitu Ca paru dan Hati
Roem
Soedoko
bila
hasil
pemeriksaan
sitologi
digabungkan
dengan
data
patologi

Ca
paru
akan
menempati teratas dalam urutan
keganasan tersering di Indonesia.
putro

Etiologi pasti belum diketahui


Diperkirakan bahwa inhalasi jangka panjang

dari bahan karsinogenik merupakan faktor


utama
predisposisi hubungan keluarga ataupun

suku bangsa/ras serta status immunologis.


Bahan inhalasi karsinogenik yang banyak

disorot adalah rokok.


putro

Pengaruh rokok:

Bahan-bahan karsinogenik dalam asap


polomium 210 dan 3, 4 benzypyrene.

Sibuea dan Nirwaan Arief 1,4% diantara


perokok berat tanpa gejala nafas.

Di Indonesia jumlah perokok berat


diperkirakan 30 % dari seluruh perokok
yang berjumlah 49 juta, maka sedikitnya
ada 1,4 % x 14.700.000 = 205.800
penderita kanker paru
putro

Didalam jangka panjang yaitu, 10-20


tahun, merokok:
1 - 10 btg/hari resiko 15 kali
20-30 btg / hari resiko 40-50 kali
40-50 btg /hari resiko 70-80 kali.

putro

Pengaruh Industri
asbestos, yang dinyatakan meningkatkan
resiko kanker 6-10 kali

Menyusul kemudian industri bahan-bahan


radioaktif, penambang uramium
mempunyai resiko 4 kali populasi pada
umumnya.

Paparan industri ini baru nampak


pengaruhnya setalah 15-20 tahun.

putro

Pengaruh Penyakit Lain


Tuberkulosi paru banyak dikaitkan
sebagai faktor predisposisi karsinoma
brinkogenik, mekanisme hyperplasi
metaplasi - karsinoma insitu-karsinoma bronkogenik sebagai akibat adanya
jaringan parut tuberkulosis.

putro

Pengaruh Genetik dan Status imunologis

Tahun 1954, Tokuhotu adanya pengaruh


keturunan

Penelitian akhir-akhir ini condong bahwa faktor


yang terlibat dengan enzim Aryl Hidrokarbon
Hidroksilase (AHH).

Status immonologis penderita yang dipantau


dari cellular mediated menunjukan adanya
korelasi antara derajat deferensiasi sel, stadia
penyakit, tanggapan terhadap pengobatan
serta prognosis.
putro

1. Karsinoma epidermois (Karsinoma Sel

Skuamos).

2. Adeno Karsinoma
3. Small cell undiferentiated carcinoma (oat cell)

Karsinoma Paru karsinoma sel kecil /KPKSK

4. Large cell undeferentiated carcinoma.

(Karsinoma Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil /


KPKBSK)
putro

Occult Cancer
: Tx, N0, Mo
Stadium 0 : Tis, N-0, M-0
Stadium I.
: T-1,T2, N-0, M-0
Stadium II.
: T1, T2, N-1,,M-0.
Stadium IIIA
: T1,T2. N-2, atau M0.
T3, N0, N1, N2. M0
Stadium IIIB
: Seberang T. N3. Mo
T4. seberang N. Mo
Stadium IV : Seberang T. Seberang N. M1
putro

T = Tumor in situ
T0
: Tidak tampak tm primer
Tx : Tm primer sulit dinilai, skret bronchopolmunal
(+)
Tis : Karsinoma in situ
T1 : Diameter tumor < 3 cm. Tanpa invasi ke Bronkus
T2 : Diameter tumor > 3 cm. Dapat disertai
atelektasis / pneumonitis , namun berjarak lebih dari
2 Cm. dari Karina, mengenai pleura visceral, serta
belum ada efusi pleura.
T3 : Tm ukuran besar dg tanda invasi ke sekitar ( ddg
toraks, diafragma / mediatinum) / sudah berada dekat
karina disertai efusi pleura.
T4 : Tm seberang, mengenai mediastinum atau
jantung, pembuluh besar, trachea, esophagus atau
disertai efusi pleura.
putro

N = Node (penyebaran KGB regional)

Nx
: KGB tidak dapat ninilai
N0
: Tidak didapatkan penjalaran ke
kelenjar limfe regional.
N1
: Terdapat penjalaran ke kelenjar
limfe hilus ipsilateral.
N2
: Terdapat penjalaran ke kelenjar
limfe mediastinum atau kontralateral
N3
: Terdapat penjalaran ke kelenjar
limfe ekstratorakal.
putro

M = Metastase / Anak Sebar Jauh

M-0 : Tidak terdapat metastase jauh.


M-1 : Sudah terdapat metastae jauh ke
organ-organ lain.

putro

Skala
Karnofsky

Nilai
WHO

Kriteria

90

- 100

Aktifitas normal

70

- 80

Ada keluhan, masih aktif, dapat


mengurus dirisendiri

50

- 60

Cukup aktif, kadang-kadang


memerlukan bantuan

30

- 40

Kurang aktif, perlu rawatan

10

- 20

Tak dapat meninggalkan tempat


putro
tidaur, perlu dirawat
di Rumah Sakit.

Radiologis

a. Massa Radiopaque di paru


b.Obstruksi jalan nafas dengan akibat atelektasis
c. Pneumonia
d. Pembesaran Kelenjar Hilar
e. Kavitasi
f.Tumor Pancoast.Ca. Bronchogenik yang
terdapat disuperior pulmonary sulcus, pada apek
lobus superior.
g. Kelainan pada pleura
h. Kelainan tulang
putro

Bronkografi
Gambaran bronkografi yang dianggap
patognomonik adalah obstruksi stenosis
irreguler
Sitologi
Dahak yang representatif dapat diperoleh
melalui batuk spontan, dengan bantuan
aerosol ( 20% propylene glycol dalam
larutan 10% NaCl. Dihangatkan sampai
kurang lebih 45-50 C.)atau melalui
bilasan/sikatan aspirasi bronkial.

putro

Tatalaksana pada Lung Cancer


Detection Program di New York
adalah: Saliva dan post nasal
discharge dikeluarkan dahulu, lalu
penderita disuruh batuk dalam ,
dahak yang dihasilkan segera
difiksasi, kesemuanya ini dilakukan
pada 3 hari berturut-turut,
sebaiknya pada pagi hari.
putro

Endoskopi
Meliputi pemeriksaan laringoskopi dan
bronkoskopi serta bilasan bronkial,
kerokan/sikatan serta biopsi.
Tujuan bronkoskopi ( serat optik )
Mengetahui perubahan pada bronkus
akibat kanker paru.

putro

Mengambil bahan untuk


pemeriksaan sitologis.
Memperhatikan perubahan pada
permukaan tumor/mukosa untuk
memperkirakan jenis keganasan.
Menilai keberhasilan terapi.
Menentukan operbilitas kanker paru.

putro

Biopsi
Bahan biopsi dapat diperoleh melalui
cara biopsi perkutaneus transbronkial
ataupun open biopsi. Sedangkan
bahannya dapat berupa jaringan kelenjar
regional jaringan pleura ataupun jaringan
paru.
putro

Imunologi

pemeriksaan imunulogik sebagai faktor


prognosis daripada faktor diagnostik.
Kurang dari 1,0 cm. : prognosa jelek,
penyakit luas.
Kurang dari 2,5 m. ; prognosa lebih
baik, penyakit terbatas, tanggap
terhadap khemoterapi baik

putro

PATOFISIOLOGI
Paparan bahan karsinogenik

Perubahan epitel cilia


dan mukosa bronchus

Deskuamasi

Produksi Mukus Membran

Cell cadangan (reserve cell)


basal mukosa bronchus

Hyperplasi, metaplasi.

Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif

Cell Kanker

Manifestasi Klinik

Ca
Intrapulmoner

Intratoraksik
Ekstrapulmonal

Ekstra toraksik
Non Metastatik
putro

Ekstra Toraksik
Metastatik

Ca Intra pulmonal
Kanker lumen branchus

Proksimal

Sumbatan parsial
lengan
atau total
sendi jari

Sesak nafas
(Wheezing)

Distal

Bronkiektasis/
akteletasis

Gangguan Pertukaran gas

Pola Nafas tidak efektif

putro

Apek Paru

Nyeri bahu menjalar


hypertrophy

Intra Toraksik Ekstra Pulmonal


Mediastenum

N. Frenikus
N.Recurrens
Jantung

S. Simpatis

Paralises

Sindrom

Paralises
disfgs
Diafragma
Ch.vocalis

Dispnoe

Horner

VC. Superior

Sindrom

Trachea

OBSTRUKSI

VC. Superior

Oesopagus

Disfagia

Atelektasis

Gg. Kom.
g. Fungsi
Oedema muka
ggn.
nutrisi
CO
Verbal.
Penglihatan
& lengan
jln nafas
krg. kebut.

Gg. Pola nafas

Resiko
injury

Body
Emage
putro

Inevektive
air way

Organ
target

Anda mungkin juga menyukai