Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Tressna Gandapradana

270110110079
Resume Analisis Cekungan 2

Setiap cekungan sedimen pasti dibatasi oleh yang namanya tinggian atau high. Tinggian
ini biasanya berupa batuan beku atau batuan metamorfik. Jika ada tinggian, pasti ada rendahan
atau low. Tinggian dan rendahan inilah yang membentuk cekungan yang kemudian terisi basin
fill berupa sedimen. Adanya tinggian dan rendahan ini disebabkan oleh peristiwa tektonik
sehingga dapat menyebabkan terbentuknya sesar sesar dan lipatan. Sebuah tinggian yang
kemudian tertutup oleh lapisan sedimen oleh karena pengendapan selama berjuta-juta tahun
disebut tinggian purba atau paleo high. Cekungan cekungan yang dulunya dibatasi oleh sebuah
tinggian suatu saat akan tertutup oleh sedimen yang terus mengendap sehingga membentu
sebuah cekungan besar yang sebenarnya terdiri dari beberapa sub cekungan.
Setelah sebuah cekungan terbentuk, maka datanglah sedimen fill yang berasal dari
berbagai provenance yang kemudian mengisi cekungan tersebut dan mengendap serta terlitifikasi
menjadi batuan sedimen. Endapan sedimen yag berada di dalam cekungan ini kemudian
membentuk strata atau perlapisan. Perlapisan atau strata ini kemudian terus bertambah hingga
menjadi sebuah cekungan sedimen.
Sebuah sistem sesar yang mendorong terbentuknya cekungan terjadi secara berkali kali.
Kita ambil contoh dalam sebuah sesar normal. Sesar yang terdapat dalam system tersebut
dibedakan menjadi deep seated fault dan reactived fault. Deep seated fault adalah merupakan
sesar yang lebih dalam dan berumur lebih tua dari reactived fault. Sedangkan reactived fault
adalah merupakan sesar yang aktif kembali setelah sebelumnya pernah bergerak dan berumur
lebih muda daripada umur sesar deep seated fault. Proses pembentukan cekungan ini dipengaruhi
oleh temperature dan juga pressure yang sering disebut dengan istilah burial history. Semakin tua
umur sedimen ini maka semakin besar pula nilai temperature dan pressure nya.
Lingkungan pengendapan juga menjadi factor yang mempengaruhi isi dari sebuah
cekungan. Pada cekungan-cekungan di Indonesia yang berumur lebih muda dari Eocene,
biasanya material yang diendapkan merupakan material yang berasal dari lingkungan
pengendapan terrestrial. Dan material sedimen yang diendapkan ini bergantung kepada

provenance yang berada di daerah yang lebih tinggi dari cekungan tersebut. Cekungan yang
berada di sekitar kepulauan Bangka Belitung dapat dipastikan terisi oleh batupasir kuarsa karena
pulau Bangka yang menjadi provenance merupakan tubuh basemen batuan granite yang berumur
Permian hingga Triassic. Seperti yang kita ketahui bahwa batuan granitic dalam klasifikasi
Streckeisen adalah batuan beku berbutir kasar dengan komposisi kuarsa sebesar lebih dari 60%.
Jika batuan granite ini terlapukkan dan kemudian terendapkan menjadi sedimen, maka material
yang paling besar kehadirannya ialah mineral kuarsa. Hal ini disebabkan oleh tahannya mineral
kuarsa dan tingginya persentase kehadiran kuarsa dari batuan yang menjadi provenance.
Lingkungan pengendapan dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu lingkungan pengendapan
terrestrial, lingkungan pengendapan transitional dan lingkungan pengendapan marine.
Lingkungan pengendapan yang paling dekat dengan provenance ialah lingkungan pengendapan
terrestrial yang dimulai dari alluvial fan, kemudian berlanjut ke braided river, lalu meandering
river. Semakin jauh material ini tertransport dari provenance nya maka semakin halus ukuran
material ini. Dalam eksplorasi mineral misalnya mineral timah, dilakukanlah metode eksplorasi
stream sediment survey dan material sedimen didaur atau tracing sehingga didapat partikel
partikel dan mineral timah tersebut. Dari kacamata ilmu geologi, sebaiknya eksploitasi dilakukan
di daerah hulu sungai karena mineral timah yang ada di hulu berukuran lebih besar dariada
mineral timah yang ada di hilir. Hal ini disebabkan oleh terkikisnya mineral timah sehingga
ukurannya menjadi lebih halus daripada mineral yang ada di hilir. Kemudian pada daerah
terrestrial ini juga terdapat lingkungan pengendapan lacustrine dan juga floodplain.
Selanjutnya pada daerah transitional terdapat lingkungan pengendapan estuarine, delta,
coastal dan juga tidal flat. Lalu pada daerah marine terdapat lingkungan pengendapan shallow
marine, barrier reef, tidal channel, dan juga deep marine.

Anda mungkin juga menyukai