Anda di halaman 1dari 21

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek
yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan
pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran
muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari
sejarahnya
tujuan
pembelajaran
pertama
kali
diperkenalkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950 yang
diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavioral science)
dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku
yang berjudul Preparing Instructional Objective pada
tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada
tahun 1970 di seluruh lembaga pendidikan termasuk di
Indonesia (Uno, 2008).
Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan
tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan
dimanfaatkan secara tepat
2. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga
tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu
mendalam atau terlalu sedikit.

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN


Page 1

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

3. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi


pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan
dalam setiap jam pelajaran.
4. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian
materi pelajaran secara tepat.
5. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan
mempersiapkan strategi belajar mengajar yang
paling cocok dan menarik.
6. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan
berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam
keperluan belajar.
7. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan
siswa dalam belajar.
8. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan
lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa
tujuan yang jelas.
Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan
dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu
menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara
jelas dan tegas. Kendati demikian, dalam kenyataan di
lapangan saat ini, tampaknya kita masih dapat
menemukan permasalahan yang dihadapi para guru
(calon guru) dalam merumuskan tujuan pembelajaran
yang hendak dilakukannya, yang berujung pada
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 2

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

inefektivitas dan inefesiensi pembelajaran (Sudrajat,


2009).
Oleh karena itu, melalui tulisan sederhana ini akan
dikemukakan secara singkat tentang apa dan bagaimana
merumuskan tujuan pembelajaran, dalam perspektif
teoritis. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman
kepada para guru dan calon guru agar dapat merumuskan
tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas, sehingga
dapat melaksanakan pembelajaran yang benar-benar
terfokus pada tujuan yang telah dirumuskannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan tujuan taksonomi
Pembelajaran?
2. Apa manfaat tujuan taksonomi Pembelajaran?
3. Apa tujuan Taksonomi kognitif, Psikomotor dan
Afektif?
C. Tujuan
1. Merumuskan tujuan kognitif berdasarkan
taksonomi Bloom / Gagne / Merill
2. Merumuskan tujuan psikomotor
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 3

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

3. Merumuskan tujuan afektif dengan menggunakan


taksonomi menurut Krathwohl/ Martin/ Briggs
4. Menjelaskan pentingnya integrasi tujuan kognitif
dan afektif dalam pembelajaran

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN


Page 4

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Tujuan Pembelajaran
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008)
berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager
mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah
perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat
dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat
kompetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel
menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam
perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam
bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar
yang diharapkan.
Henry Ellington menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan
dapat dicapai sebagai hasil belajar. Oemar Hamalik
(2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran
adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang
diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung
pembelajaran. Sementara itu, menurut Standar Proses
pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan
pembelajaran menggambarkan proses dan hasil
belajara yang diharapkan dicapai oleh peserta didik
sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti
kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran mencakup kemampuan yang akan
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 5

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir


belajar pada suatu kompetensi dasar.
Meskipun para ahli memberikan rumusan tujuan
pembelajaran yang beragam tapi tampaknya menunjuk
pada esensi yang sama, yaitu:
1. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan
perilaku pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran
2. Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau
deskripsi yang spesifik.
Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari
pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa
perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan
dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi
bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya
dibuat secara tertulis (written plan).
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat
memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun
siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002)
mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan
pembelajaran, yaitu:
1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud
kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga
siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara
lebih mandiri
2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan
ajar
3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan
belajar dan media pembelajaran
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 6

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

4. Memudahkan guru mengadakan penilaian.


Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan
pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi
mata pelajaran, menata urutan topik-topik,
mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alatalat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta
menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur
prestasi belajar siswa. Sementara itu, Fitriana
Elitawati (2002) menginformasikan hasil studi tentang
manfaat tujuan dalam proses belajar mengajar bahwa
perlakuan yang berupa pemberian informasi secara
jelas mengenai tujuan pembelajaran khusus kepada
siswa pada awal kegiatan proses belajar-mengajar,
ternyata dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa.
Memperhatikan penjelasan di atas, tampak bahwa
tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen
penting dalam pembelajaran, yang di dalamnya dapat
menentukan mutu dan tingkat efektivitas
pembelajaran.
B. Taksonomi Kompetensi Pembelajaran
Menurut oleh Kravetz (2004), bahwa kompetensi
adalah sesuatu yang seseorang tunjukkan dalam kerja
setiap hari. Fokusnya adalah pada perilaku di tempat
kerja, bukan sifat-sifat kepribadian atau ketrampilan
dasar yang ada di luar tempat kerja ataupun di dalam
tempat kerja. Kompetensi mencakup melakukan
sesuatu, tidak hanya pengetahuan yang pasif. Seorang
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 7

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

karyawan mungkin pandai, tetapi jika mereka tidak


meterjemahkan kepandaiannya ke dalam perilaku di
tempat kerja yang efektif maka kepandaian tidak
berguna. Jadi kompetensi tidak hanya mengetahui apa
yang harus dilakukan. Kebingungan yang banyak
terjadi dengan kompetensi adalah pengetahuan
(knowledge), ketrampilan (skills), sikap (attitudes) dan
sifat-sifat pribadi lain (Syafei, 2007).
Dalam praktik pendidikan di Indonesia,
pergeseran tujuan pembelajaran ini terasa lebih
mengemuka sejalan dengan munculnya gagasan
penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kendati
demikian, di lapangan kegiatan merumuskan tujuan
pembelajaran seringkali dikacaukan dengan
perumusan indikator pencapaian kompetensi.
Sri Wardani (2008) bahwa tujuan pembelajaran
merupakan target pencapaian kolektif, karena rumusan
tujuan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh desain
kegiatan dan strategi pembelajaran yang disusun guru
untuk siswanya. Sementara rumusan indikator
pencapaian kompetensi tidak terpengaruh oleh desain
ataupun strategi kegiatan pembelajaran yang disusun
guru, karena rumusannya lebih bergantung kepada
karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai
siswa. Di samping terdapat perbedaan, keduanya
memiliki titik persamaan yaitu memiliki fungsi
sebagai acuan arah proses dan hasil pembelajaran.
Terlepas dari kekacauan penafsiran yang terjadi di
lapangan, yang pasti bahwa untuk merumuskan tujuan
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 8

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

pembelajaran tidak dapat dilakukan secara


sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa kaidah
atau kriteria tertentu. W. James Popham dan Eva L.
Baker (2005) menegaskan bahwa seorang guru
profesional harus merumuskan tujuan
pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa yang
dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat
dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti
pelajaran. Selanjutnya, dia menyarankan dua kriteria
yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan
pembelajaran, yaitu:
(1) preferensi nilai guru yaitu cara pandang dan
keyakinan guru mengenai apa yang penting dan
seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana
cara membelajarkannya; dan
(2) analisis taksonomi perilaku; dengan
menganalisis taksonomi perilaku ini, guru akan dapat
menentukan dan menitikberatkan bentuk dan jenis
pembelajaran yang akan dikembangkan, apakah
seorang guru hendak menitikberatkan pada
pembelajaran kognitif, afektif ataukah psikomotor.
Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa
sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada
umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari
Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran,
yang dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom
(Blooms Taxonomy).
Menurut Bloom perilaku individu dapat
diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu:
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 9

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek


intelektual atau berfikir/nalar, di dalamnya
mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application),
penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan
penilaian (evaluation)
2. Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek
emosional, seperti perasaan, minat, sikap,
kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di
dalamnya mencakup: penerimaan
(receiving/attending), sambutan (responding),
penilaian (valuing), pengorganisasian
(organization), dan karakterisasi (characterization)
3. Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan
aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi
sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system)
dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari : kesiapan
(set), peniruan (imitation), membiasakan
(habitual), menyesuaikan (adaptation) dan
menciptakan (origination). Taksonomi ini
merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru
untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas
pembelajarannya.
Menurut Oemar Hamalik (2005) bahwa
komponen-komponen yang harus terkandung dalam
tujuan pembelajaran, yaitu
(1) perilaku terminal,
(2) kondisi-kondisi dan
(3) standar ukuran.
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 10

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Hal senada dikemukakan Mager (Hamzah B.


Uno, 2008) bahwa tujuan pembelajaran sebaiknya
mencakup tiga komponen utama, yaitu:
(1)
menyatakan apa yang seharusnya dapat
dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan
apa yang harus dikuasainya pada akhir
pelajaran;
(2)

perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada


pada saat mendemonstrasikan perilaku tersebut;
dan

(3)

perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar


penampilan minimum yang dapat diterima.

Berkenaan dengan perumusan tujuan yang


berorientasi performansi, Dick dan Carey (Hamzah
Uno, 2008) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran
terdiri atas:
(1)
tujuan harus menguraikan apa yang akan dapat
dikerjakan atau diperbuat oleh anak didik;
(2)

menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau


keadaan yang menjadi syarat yang hadir pada
waktu anak didik berbuat; dan

(3)

menyebutkan kriteria yang digunakan untuk


menilai unjuk perbuatan anak didik yang
dimaksudkan pada tujuan.

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN


Page 11

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Masih berkenaan dengan perumusan tujuan


pembelajaran, Hamzah B. Uno (2008) menekankan
pentingnya penguasaan guru tentang tata bahasa,
karena dari rumusan tujuan pembelajaran itulah dapat
tergambarkan konsep dan proses berfikir guru yang
bersangkutan dalam menuangkan idenya tentang
pembelajaran.
Pada bagian lain, Hamzah B. Uno (2008)
mengemukakan tentang teknis penyusunan tujuan
pembelajaran dalam format ABCD. A=Audience
(petatar, siswa, mahasiswa, murid dan sasaran didik
lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat diamati
sebagai hasil belajar), C=Condition (persyaratan yang
perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat
tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan yang
dapat diterima).

1. Kawasan Kognitif
Kawasan Konitif adalah kawasan membahas
tujuan pembelajaran dengan proses mental yang
berawal dari tingkat pengetahuan ketingkat yang lebih
tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif terdiri dari 6
tingkatan, yaitu:
a. Tingkat pengetahuan (knowledge), diartikan
kemampuan seseorang dalam menghafal atau
mengingat kembali atau mengulang kembali
pengetahuan yang pernah diterimanya. Contoh:
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 12

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat menggambarkan satu buah segitiga


sembarang.
b. Pemahaman (comprehension), diartikan kemampuan
seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,
menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan
caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah
diterimanya. Contoh: Siswa dapat menjelaskan
kata-katanya sendiri tentang perbedaan bangun
geometri yang berdimensi dua dan berdimensi tiga.
c. Tingkat penerapan (application), diartikan
kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah
yang timbul di kehidupan sehari-hari. Contoh:
Siswa dapat menghitung panjang sisi miring dari
suatu segitiga siku-siku jika diketahui sisi lainnya
(Uno, 2008).
d. Tingkat analisis (analysis), diartikan kemampuan
menjabarkan atau menguraikan suatu konsep
menjadi bagian-bagian yang lebih rinci, memilahmilih, merinci, mengaitkan hasil rinciannya.
Contoh: Mahasiswa dapat menentukan hubungan
berbagai variabel penelitian dalam mata kuliah
Metodologi Penelitian.
e. Tingkat sintetis (synthetis), diartikan kemampuan
menyatukan bagian-bagian secara terintegrasi
menjadi suatu bentuk tertentu yang semula belum
ada. Contoh: Mahasiswa dapat menyusun rencana
atau usulan penelitian dalam bidang yang diminati
pada mata kuliah Metodologi Penelitian.
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 13

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

f. Tingkat evaluasi (evaluation), diartikan kemampuan


membuat penilaian judgment tentang nilai (value)
untuk maksud tertentu. Contoh: Mahasiswa dapat
memperbaiki program-program computer yang
secara fisik tampak kurang baik dan kurang efisien
pada mata kuliah Algoritma dan pemrograman
(Suparman, 2001).
Taksonomi Tujuan Pembelajaran kognitif menurut
beberapa ahli yaitu Bloom, Gagne, Merill, Gerlach dan
Sulivan, disusun dalam table :

2.Kawasan Afektif
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 14

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Kawasan afektif adalah satu domain yang


berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interest, apresiasi
atau penghargaan dan penyesuaian perasaan sosial.
Tingkatan afektif ini ada 5, yaitu:
a. Kemauan menerima, berarti keinginan untuk
memperhatikan suatu gejala atau rancangan
tertentu seperti keinginan membaca buku,
mendengar music, atau bergaul dengan orang
yang mempunyai ras berbeda.
b. Kemauan menanggapi, berarti kegiatan yang
menunjuk pada partisipasi aktif kegiatan tertentu
seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati
peraturan, mengikuti diskusi kelas,
menyelesaikan tugas dilaboratorium atau
menolong orang lain.
c. Berkeyakinan, berarti kemauan menerima sistem
nilai tertentu pada individu seperti menunjukkan
kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi atau
penghargaan terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau
kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan
sosial.
d. Penerapan karya, berarti penerimaan terhadap
berbagai sistem nilai yang berbeda-beda
berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih
tinggi, seperti menyadari pentingnya keselarasan
antara hak dan tanggung jawab, bertanggung
jawab terhadap hal yang telah dilakukan,
memahami dan menerima kelebihan dan
kekurangan diri sendiri.
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 15

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

e. Ketekunan dan ketelitian, berarti individu yang


sudah memiliki sistem nilai selalu
menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem
nilai yang dipegangnya, seperti bersikap objektif
terhadap segala hal.
3.Kawasan Psikomotor
Kawasan psikomotor berkaitan dengan
ketrampilan atau skill yang bersikap manual atau
motorik. Tingkatan psikomotor ini meliputi:
a. Persepsi, berkenaan dengan penggunaan indra
dalam melakukan kegiatan. Contoh: mengenal
kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang.
b. Kesiapan melakukan suatu kegiatan, berkenaan
dengan melakukan sesuatu kegiatan atau set
termasuk di dalamnya metal set atau kesiapan
mental, physical set (kesiapan fisik) atau
(emotional set) kesiapan emosi perasaan untuk
melakukan suatu tindakan.
c. Mekanisme, berkenaan dengan penampilan
respon yang sudah dipelajari dan menjadi
kebiasan sehingga gerakan yang ditampilkan
menunjukkan kepada suatu kemahiran. Contoh:
menulis halus, menari, menata laboratorium dan
menata kelas.
d. Respon terbimbing, berkenaan dengan meniru
(imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan
yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN


Page 16

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and


error).
e. Kemahiran, berkenaan dengan penampilan
gerakan motorik dengan ketrampilan penuh.
Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat,
dengan hasil yang baik namun menggunakan
sedikit tenaga. Contoh: tampilan menyetir
kendaran bermotor.
f. Adaptasi, berkenaan dengan ketrampilan yang
sudah berkembang pada diri individu sehingga
yang bersangkutan mampu memodifikasi pada
pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi
tertentu. Contoh: orang yang bermain tenis,
pola-pola gerakan disesuaikan dengan
kebutuhan mematahkan permainan lawan.
g. Organisasi, berkenaan dengan penciptaan pola
gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi
atau masalah tertentu, biasanya hal ini dapat
dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai
ketrampilan tinggi, seperti menciptakan model
pakaian, menciptakan tarian, komposisi musik
(Uno, 2008).
C.Perbedaan antara taksonomi yang lama dan
taksonomi yang baru
Perbedaan mendasar antara taksonomi yang baru
dengan taksonomi yang lama adalah dalam hal
pemisahan antara dimensi pengetahuan (knowledge) dan
dimensi proses kognitif (cognitive processes). Dalam
taksonomi yang lama kedua dimensi tersebut disatukan
LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Page 17

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

dalam kategori pengetahuan sehingga kategori


pengetahuan berbeda dari kategori-kategori yang lain
(lihat tabel 1). Seperti terlihat dalam tabel 1, kategori 1.0
merupakan rincian tentang macam-macam pengetahuan
(isi) sedangkan kategori 2.0 6.0 merupakan proses
kognitif.
Pengetahuan merupakan kata benda sedangkan
kategori-kategori yang lain merupakan kata kerja yang
menunjukkan berbagai kemungkinan bagaimana kata
benda tersebut diperlakukan. Rumusan tujuan
pembelajaran sesungguhnya merupakan gabungan antara
kategori 1.0 dengan kategori-kategori yang lain. Contoh:
Kategori 1.23 (Pengetahuan tentang klasifikasi dan
kategori) dapat dikombinasikan sbb:
-

dengan kategori 2.10 (translasi), menjadi bagaimana


mentranslasikan prinsip dan generalisasi.

dengan
kategori
3.0,
menjadi
bagaimana
mengaplikasikan prinsip dan generalisasi.

dengan kategori 4.20, menjadi bagaimana menganalisis


hubungan-hubungan
antara
prinsip
dan
generalisasi dalam suatu fenomena.

Dengan kategori 5.20, menjadi bagaimana membuat


rencana dengan memanfaatkan prinsip dan
generalisasi.

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN


Page 18

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Dengan kategori 6.10, menjadi bagaimana menilai


prinsip dan generalisasi berdasarkan bukti internal
yang tersedia.
Dalam taksonomi yang baru dimensi pengetahuan
dan dimensi proses kognitif dipisahkan. Dimensi
pengetahuan hanya memuat jenis-jenis pengetahuan
sedangkan dimensi proses kognitif memuat macammacam proses kognitif. Pemisahan ini bukan hanya
memperjelas kedudukan kedua dimensi tersebut namun
juga memperluas cakupan kedua dimensi tersebut.

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN


Page 19

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

DAFTAR PUSTAKA

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN


Page 20

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Sudrajat, Ahmad, 2009, Tujuan Pembelajaran Sebagai


Komponen Penting,
http://www.athmosudrajatfileswordpresscom/2009/09/tujuan-pembelajaran-sgb-komponenkomponen-penting-dlm-pembelajaran1-doc,
diambil tanggal 15 Maret 2010
Suparman, Atwi, 2001, Desain Instruksional,
Jakarta:PAU-PPAI, Universitas Terbuka, hal.78-92.
Uno, Hamzah, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Syafei, H Buyung Ahmad, 2007, Kompeten dan
Kompetensi,
Hamalik, Oemar, 2009, Dasar-dasar Pengembangan
Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
cetakan ketiga, hal 138-139.
Diposkan oleh istiqomah di 07:12
Label: Pendidikan

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN


Page 21

Anda mungkin juga menyukai