Anda di halaman 1dari 45

Surat

An-Naas

Muhtawa

Tujuan Umum

Mawashofat
yang ingin
dicapai

Tujuan
Khusus

Sasaran
Pembelajaran

Kerang
ka
Maddah

Sasaran
Afektif

Sarana
Evaluasi dan
Mutabaah

Sasaran
Psikomotorik

Pilihan
Kegiatan
Pendukung

Kegiatan
Pembelajaran

I. TUJUAN UMUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memperkuat tali ikatan dengan Kitabullah


Dasar pemahaman yang benar
Penanaman cinta
Penguasaan untuk mengajarinya,
Merasa terikat dengan taujihnya,
Mengamalkan kandungannya,
Memurnikan sasaran-sasaran dengan
menyesuaikan ruang dan waktu,
8. Kembali kepada Al-Quran ketika
berselisih.
Rasm

II. TUJUAN KHUSUS


1. Menjelaskan kosa kata dan dilalahnya
2. Menjelaskan surat yang setara
dengan sepertiga surat dengan
menerangkan dalil-dalilnya dari sunah
3. Mengenali surat-surat pengusir
syetan, pembatal sihir, dan penjaga
manusia dari godaan syetan

Rasm

III. SASARAN AFEKTIF


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Baik bacaannya, hafalan dan pemahaman


kandungan surat.
Meluruskan pemahaman yang salah yang
ada di Masyarakat.
Tetap bertawakal kepada Allah dan
bergantung kepadaNya
Senantiasa mempersiapakan diri untuk
bertemu Allah dengan bekal ketakwaan
Mencari petunjuk dari ayat-ayat Allah swt
dalam pembahasan ilmiah.
Menjauhi para penjajah nafsu orang
munafik dan berlindung kepada Allah dari
mereka
Rasm

IV. SASARAN PSIKOMOTORIK.

1. Memperindah

bacaan

surah Annas
2. selalu mewiridkan
surat Annas diwaktu
pagi dan petang
3. membacanya pada
waktu-waktu tertentuRasm

V.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah


adalah:
1. Kegiatan Pembuka

Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Tafsir surat


An-Nas

2. Kegiatan Inti:
Kajian tentang Tafsir surat An-Nas
Berdikusi dan tanya jawab seputar pokok bahasan ( lihat
tujuan Kognitif, afektif dan psikomotor
Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang
terkandung dalam materi tersebut
3. Kegiatan Penutup:
Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung)
Evaluasi (dibuat soal sesuai tujuan khusus, afektif, dan psikomotor)

Rasm

VI.

PILIHAN KEGIATAN
PENDUKUNG.

1. Belajar membaca surat Al-Quran dan menghapalnya


2. Mendokumentasikan film yang berbicara tentang
kehebatan Al-Quran.
3. Merangkum inti-inti surat dan menulisnya pada
kertas di dinding agar mudah dihafal .
4. Menulis cerita yang berkenaan dengan kemulian
orang yang bertaqwa dan kehinaan orang yang
durhaka
5. Mengadakan Rihlah individu untuk merenungi ayatayat Allah.
6. Mengadakan halaqah tahsin Al-Quran beserta tafsir
untuk remaja dan pemuda.
7. Membahas rahasia-rahasia dan mukjizat yang ada
dalam Al-Quran
8. Melengkapi buku-buku kaset video dan kaset tafsir
yang sederhana
Rasm
9. Melengkapi kaset-kaset muratal di perpustakaan

VII.

SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH.

Menguji peserta sekitar hukumhukum tajwid baik teori maupun


praktek
2. Menguji hafalan surat setiap
peserta secara lafazh dan
maknanya
3. Mengevaluasi perilaku peserta dan
komitmennya terhadap adab-adab
Al-Quran
4. Membuat format untuk
Rasm
mengevaluasi keikutsertaan dalam
1.

VIII. SASARAN PEMBELAJARAN.


1. Paruh kedua dari Juz Amma (Al-ala s/d An-nas)
2. Menjelaskan makna dari kosakata dan dilalah yang ada
3. Menerangkan kesesuian risalah Islam dengan ciptaan
Allah.
4. Menyebutkan tugas-tugas Rasul dari kesimpulan surat
tersebut .
5. Menjelaskan kehancuran orang-orang zhalim dan
dampaknya dalam kemenangan dakwah para dai, dan
meluasnya dakwah islamiyyah.
6. Menerangkan rahasia dibalik ujian Allah, dan pengaruh
ujian tersebut terhadap manusia, dan bagaimana sikap
seorang mukmin menghadapinya.
7. Menjelaskan fadilah menyegerakan berbuat kebajikan.
8. Memaparkan peranan dai dalam menyebarluaskan akhlak
islami

Rasm

Muwashafat yang ingin


dicapai

SALIMUL AQIDAH
1. Tidak berhubungan dengan jin
2. Tidak meminta tolong kepada orang
yang berlindung kepada jin
3. Tidak menghadiri majlis dukun dan
peramal
4. Mengimani rukun iman
5. Menjadikan syetan sebagai musuh
6. Tidak mengikuti langkah-langkah syetan

Muwashafat yang ingin


dicapai
SHAHIHUL IBADAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hafal surat Adh-dhuha sampai AnNaas


Komitmen dengan wirid tilawah
harian
Berdoa pada waktu-waktu utama
Menjauhi dosa besar
Merutinkan dzikir pagi hari
Merutinkan dzikir sore hari
Dzikir kepada Allah swt dalam setiap
keadaan

Muwashafat yang ingin


dicapai
MATINUL KHULUQ
1. Tidak Takabbur
2. Tidak mencaci maki
3. Tidak mengadu domba
4. Tidak ghibah
5. Tidak menjadikan orang
buruk sebagai teman /
sahabat

Muwashafat yang ingin


dicapai

MUTSAQAFUL FIKRI
1. Baik dalam membaca dan
menulis
2. Memperhatikan hukum-hukum
tilawah
3. Mengkaji marhalah Makkiyah
dan menguasai karakteristinya
4. Tidak menerima suara-suara
miring tentang kita
5. Membaca satu juz tafsir

Muwashafat yang ingin


dicapai

MUJAHIDUN LINAFSIHI
1. Menjauhi segala yang haram
2. Menjauhi tempat-tempat maksiat
3. Menjauhi tempat-tempat bermain
yang haram
MUNAZHAM FI SYUUNIHI
Tidak menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga
yang menentang Islam

NAFIUN

LIGHAIRIHI

Memberi petunjuk orang tersesat

Rasm

Al-Muhtawa
( 3)
( 2)
( 1)


( 4)


(6)
( 5)

1. Katakanlah, "Aku berlidung kepada
Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia. 2. Raja
manusia. 3. Sembahan manusia. 4.
Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang
biasa bersembunyi, 5. Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam
dada manusia, dari (golongan) jin
dan manusia. 6. Dari (golongan) jin

Alur Materi


Rasm

Kedudukan dan keuatamaan surat


An-Naas
Surat An-Naas terdiri dari 6 ayat
Surat ini terdapat pada urutan
terakhir dalam susunan Al-Quran
Menurut pendapat para ulama di
bidang tafsir bahwa surat An-Naas
termasuk golongan surat
Makkiyah (turun sebelum hijrah).

Surat An Naas merupakan salah satu Al


Muawwidzataini. Yaitu dua surat yang mengandung
permohonan perlindungan, yang satunya adalah surat
Al Falaq.
Kedua surat ini memiliki kedudukan yang tinggi
diantara surat-surat yang lainnya. Rasulullah SAW
bersabda:

Telah diturunkan kepadaku ayat-ayat yang tidak semisal


dengannya yaitu Al Muawwidataini (surat An Naas dan surat
Al Falaq). (Muslim no. 814, Tirmidzi no. 2827, Nasai no. 944)

Setelah turunnya dua surat ini, Rasulullah SAW


mencukupkan keduanya sebagai bacaan (wirid) untuk
membentengi diri dari pandangan jelek jin maupun manusia.
(Tirmidzi no. 1984, dari shahabat Abu Said ra)

Namun bila disebut Al Muawwidzat,


maka yang dimaksud adalah dua surat
ini dan surat Al Ikhlash. Al
Muawwidzat, salah satu bacaan
wirid/dzikir yang disunnahkan untuk
dibaca sehabis shalat. Shahabat
Uqbah bin Amir membawakan hadits
dari Rasulullah SAW, bahwa beliau SAW
bersabda:

Bacalah Al Muawwidzat pada setiap sehabis


shalat. (Abu Dawud no. 1523, dishahihkan oleh
Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1514)

Al Muawwidzat juga dijadikan wirid/dzikir di waktu


pagi dan sore. Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang
membacanya sebanyak tiga kali diwaktu pagi dan sore,
niscaya Allah subhanahu wataala akan mencukupinya
dari segala sesuatu. (Abu Daud no. 4419, Naasaai no.
5333, dan Tirmidzi no. 3399)
Demikian pula disunnahkan membaca Al Muawwidztat
sebelum tidur. Caranya, membaca ketiga surat ini lalu
meniupkan pada kedua telapak tangannya, kemudian
diusapkan ke kepala, wajah dan seterusnya ke seluruh
anggota badan, sebanyak tiga kali. (Bukhari 4630
Al Muawwidzat juga bisa dijadikan bacaan ruqyah
(pengobatan ala islami dengan membaca ayat-ayat Al
Quran). Dipenghujung kehidupan Rasulullah saw, beliau
dalam keadaan sakit. Beliau meruqyah dirinya dengan
membaca Al Muawwidzat, ketika sakitnya semakin parah,
maka Aisyah yang membacakan ruqyah dengan Al
Muawwidzat tersebut. (Al Bukhari no. 4085 dan Muslim
no. 2195)

HUBUNGAN SURAT
Hubungan

surat An-Naas
dengan surat sebelumnya
Kedua-duanya sama-sama
mengajarkan kepada manusia,
hanya kepada Allah-lah
menyerahkan diri dari segala
kejahatan
Surat Al-Falaq memerintahkan
untuk memohon perlindungan dari
segala bentuk kejahatan, sedang
surat An-Naas memerintahkan
untuk memohon perlindungan dari

TAFSIR AYAT 1-3


Memohon perlindungan
kepada Allah

Katakanlah (Wahai Muhammad):


Aku berlindung kepada Rabb
manusia.

Raja manusia.

Sembahan manusia.

Tiga ayat diatas merupakan sebuah tarbiyah ilahiyah,


Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk memohon
perlindungan hanya kepada-Nya. Karena Dia adalah:
* Rabb (yaitu sebagai pencipta, pengatur, dan pemberi
rizki),
* Al Malik (pemilik dari segala sesuatu yang ada di alam
ini),
* Al Ilah (satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi).
Dengan ketiga sifat Allah SWT ini, Nabi Muhammad
diperintah untuk memohon perlindungan hanya kepadaNya, dari kejelekan was-was yang dihembuskan syaithan
dan dari kejahatan karena kedengkian jin dan manuisa.
Sebuah pendidikan Rabbani, bahwa semua yang
makhluk Allah SWT adalah hamba yang lemah, butuh
akan pertolongan-Nya SWT. Termasuk Nabi Muhammad
SAW beliau adalah manusia biasa yang butuh akan
pertolongan-Nya. Sehingga beliau adalah hamba yang
tidak boleh disembah, bukan tempat untuk meminta
pertolongan dan perlindungan, dan bukan tempat
bergantung.



: .

Memohon perlindungan yang disebutkan


pada surat ini adalah kepada Tuhan
manusia, raja manusia dan sembahan
manuisa.
Yang dimintakan perlindungan darinya
adalah
Jahatnya bisikan yang bersumber dalam
dada manusia; baik dari jin atau manuisa




.

Memohon
perlindungan
kepada Tuhan, Raja dan
Ilah akan menghadirkan
sifat-sifat Allah yang dapat
menolak segala kejahatan
secara
umum
dan
kejahatan bisikan secara
khusus.

.


.

. .
. .

Ar-Rabb
adalah
murabbi
(yang
membimbing, mengarahkan, memelihara dan
melindungi.
Al-Malik adalah yang memiliki, yang
menentukan dan mengatur.
Al-Ilah adalah yang Maha tinggi, berkuasa
dan menekan.
Sifat-sifat
ini
dapat
memberikan
perlindungan dari segala kejahatan yang
berasal dari dada (hati), yang kebanyakan

Allah adalah Pengatur dan penata dari segala


sesuatu, pemilik dari segala sesuatu dan Ilah
(Tuhan) yang berhak disembah dari segala
sesuatu. Namun dikhususkan penyebutan beriring
dengan sebutan manusia membuat mereka
merasakan kedekatan terutama pada saat
memohon perlindungan dan penjagaan.


..

Allah dengan rahmat-Nya memberikan


pengarahan kepada Rasulullah saw dan umat
untuk senantiasa berlindung dan bersimpuh
kepada-Nya, diiringi dengan menghadirkan
makna dari sifat-sifat-Nya dari berbagai
bisikan yang tersembunyi yang tidak
memiliki kekuatan untuk menghadapinya
kecuali dengan pertolongan Allah; Rabb, alMalik dan al-Ilah. Karena bisikan tersebut
hadir dari arah yang tidak dapat mereka
rasakan, datang dari arah yang tidak mereka
duga.

TAFSIR AYAT 4
Jenis permohonan perlindungan

Makna
Al was-was
adalahsyaithan
bisikan yang biasa
betul-betul
Dari kejahatan
(bisikan)
bersembunyi.
tersembunyi dan samar, Sementara makna al khannas
adalah mundur.
Bagaimana maksud dari ayat ini?
Maksudnya, bahwasanya syaithan selalu menghembuskan
bisikan-bisikan yang menyesatkan manusia disaat manusia
lalai dari berdzikir kepada Allah SWT.Sebagaimana firmanNya (artinya):
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Rabb yang
Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan
(yang menyesatkan). Maka syaitan itulah yang menjadi
teman yang selalu menyertainya. (Az Zukhruf: 36)
Adapun ketika seorang hamba berdzikir kepada Allah
subhanahu wataala, maka syaithan bersifat khannas yaitu
mundur dari perbuatan menyesatkan manusia.
Sebagaimana dalam firman-Nya (artinya):
Sesungguhnya syaitan itu tidak mempunyai kekuasaan atas
orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-

Al Imam Ibnu Katsirdi dalam


kitab tafsirnya ketika
membawakan penafsiran dari
Said bin Jubair dan Ibnu
Abbas, yaitu:Syaithan
bercokol di dalam hati
manusia, apabila dia lalai atau
lupa maka syaithan
menghembuskan was-was
padanya, dan ketika dia
mengingat Allah subhanahu
wataala maka syaithan lari
darinya.

.
!
. . { }
.
.
.
. :
. .
.
Bahwa manusia memang lemah dari menolak bisikan yang tersembunyi. Karena
itulah Allah memberikan petunjuk dengan perangkat, benteng dan senjata dalam perang
yang sangat mengerikan!
Ada pelajaran yang sangat penting dalam mensifati kata-kata Al-waswas yaitu
dengan Al-Khannas bahwa sifat ini dari satu sisi- menunjukkan tersembunyi dan samar
sehingga mendapatkan kesempatan yang baik untuk membisikkan dan merayu. Namun
dari sisi lain- mengisyaratkan kelemahannya dihadapan orang-orang yang sadar akan tipu
daya dan selalu melindungi pintu-pintu masuk yang ada di dadanya. Baik yang berasal
dari jin atau dari manusia, jika mampu dihadapai akan lambat dan kembali lagi
sebagaimana semula, lalu menutup dan bersembenyi. Atau seperti yang disabdakan oleh
nabi saw: jika ia berdzikir kepada Allah maka ia akan menjauh namun jika lengah maka ia
akan membisiki
Dari pelajaran ini akan memperkuat hati dalam menghadapi berbagai bisikan, karena
ia adalah lambat, lemah dihadapan orang yang beriman dan sadar terhadap perang ini.

TAFSIR AYAT 5
Jenis dan Cara kejahatan

Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.

Inilah misi syaithan yang selalu berupaya


menghembuskan was-was kepada manusia;
* Menghiasi kebatilan sedemikian indah dan menarik.
* Mengemas kebenaran dengan kemasan yang buruk.
Sehingga seakan-akan yang batil itu tampak benar dan
yang benar itu tampak batil.
Cobalah perhatikan, bagaimana rayuan manis syaithan
yang dihembuskan kepada Nabi Adam dan istrinya. Allah
SWT kisahkan dalam firman-Nya :
Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada
keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa
yang tertutup dari mereka yaitu auratnya, dan syaitan
berkata: Rabb-mu tidak melarangmu untuk mendekati
pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal
(dalam al jannah/surga). (Al Araf: 20)

Demikian pula, kisah ketika Rasulullah saw sedang beritikaf.


Shafiyyah bintu Huyay (salah seorang istri beliau saw)
mengunjunginya di malam hari. Setelah berbincang beberapa
saat, maka Rasulullah saw mengantarkannya pulang ke
kediamannya. Namun perjalanan keduanya dilihat oleh dua
orang Al Anshar. Kemudian syaithan menghembuskan ke dalam
hati keduanya perasaan was-was (curiga). Rasulullah saw
melihat gelagat yang kurang baik dari keduanya. Oleh karena itu
Rasulullah saw segera mengejarnya, seraya bersabda:

. : ,
,, , :
, .

Tenanglah kalian berdua, dia adalah Shafiyyah bintu


Huyay. Mereka berdua berkata: Maha Suci Allah wahai
Rasulullah. Maka Rasulullah bersabda: Sesungguhnya
syaithan mengalir di tubuh bani Adam sesuai dengan
aliran darah, dan aku khawatir dihembuskan kepada
kalian sesuatu atau keburukan.(H.R Muslim no. 2175)

Demikianlah watak syaithan selalu menghembuskan


bisikan-bisikan jahat ke dalam hati manusia. Apalagi Allah
subhanahu wataala dengan segala hikmah-Nya telah
menciptakan pendamping (dari kalangan jin) bagi setiap
manusia,
bahkan
Rasulullah
saw
juga
ada
pendampingnya. Sebagimana sabdanya shalallahu alaihi
wasallam:

:
:

.

Tidaklah salah seorang dari kalian kecuali diberikan seorang


pendamping dari kalangan jin, maka para shahabat berkata:
Apakah termasuk engkau wahai Rasulullah? Rasulullah
shalallahu alaihi wasallam menjawab: Ya, hanya saja Allah telah
menolongku darinya, karena ia telah masuk Islam, maka dia
tidaklah memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan.(Muslim
no. 2814)

TAFSIR AYAT 6
Sumber kejahatan

Dari (golongan) jin dan manusia.


Dari ayat ini tampak jelas bahwa yang melakukan bisikan ke dalam dada
manusia tidak hanya dari golongan jin, bahkan manusia pun bisa
berperan sebagai syaithan. Hal ini juga dipertegas dalam ayat lain:
Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebagian mereka
membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu (manusia) (Al Anam: 112)
Maka salah satu jalan keluar dari bisikan dan godaan syaithan baik dari
kalangan jin dan manusia adalah sebagaimana firman Allah SWT: Dan
jika syaithan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah
perlindungan kepada Allah. (Fushshilat: 36)

PENUTUP
Melalui surat ini jelas bagi kita bahwa
memohon pertolongan dan perlindungan
hanya kepada Allah subhanahu wataala
semata.
Mengakui bahwa sesungguhnya seluruh
makhluk berada di bawah pengaturan dan
kekuasaan-Nya subhanahu wataala.
Bahwa semua kejadian ini terjadi atas
kehendak-Nya SWT.
Dan tiada yang bisa memberikan
pertolongan dan menolak mudharat kecuali
atas kehendak-Nya subhanahu wataala
pula.

Semoga Allah SWT


menjadikan kita sebagai
hamba-hamba-Nya yang
senantiasa meminta
pertolongan, perlindungan
dan mengikhlaskan seluruh
peribadahan hanya kepadaNya.


. . { } :


. {
} :
. . { } :







!
Dalam nash disebutkan sifat pertama: Al-Was
was al-khannas (bisikan orang yang kembali), dan
menetapkan pekerjaannya yang membisikkan di
dada manusia kemudian ditetapkan pula
substansinya dari jin dan manusia.
Urutan ini membangkitkan perasaan sadar, hatihati dan perhatian untuk menjelaskan bisikan alkhannas, setelah menyebutkan secara global
karakternya pada awal pembicaraan; ini untuk
memberikan pemahaman akan pebuatan yang
mengarah pada kejahatan dan memberikan arahan
untuk menolak atau memantaunya!






. .
!
Dan kata jiwa ketika dipahami setelah adalah
kesadaran dan kehati-hatian bahwa bisikan al-khannas
senantiasa membisikkan di dalam dada manusia secara
sembunyi-sembunyi dan rahasia, adalah Jin yang tidak
tampak, dan manusia yang selalu membisikkannya ke
dada manusia seperti yang dilakukan oleh jin.. Dan
mereka membisikkan itu seperti halnya bisikan
syaitan.. Dan karena itu, jika jiwa telah memahami ini
maka akan tergerak untuk mempertahankkannya,
karena dirinya telah mengetahui celahnya, tempat
masuknya danjalannya!.

. .

Adapun bisikan jin kita tidak mengetahui


bagaimana caranya, namun kita
mendapatkannya melalui dampak yang terjadi di
dalam tubuh setiap jiwa dan realita kehidupan.
Sebagaimana kita fahami bahwa perang antara
Adam dan Iblis adalah laten; dan syetan telah
mengumandangkan perang yang bersumber dari
akhlak yang jahat di dalamnya, oleh karena
kesombongannya, kedengkitannya,
kebenciannya terhadap manusia! Dan syaitan
telah meminta izin kepada Allah dan Allah
mengizinkan untuk melihat adanya hikmah
dibalik semua itu! Sementara manusia tidak
dibiarkan begitu saja, namun diberikan
kepadanya benteng dan menjadikan zikir
sebagai tameng dan menjadikan istiadzah
sebagai senjata karena itu jika manusia lalu;
bentengnya, perangkatnya dan senjatanya

:
:

Dari ibnu Abbas RA berkata: Nabi saw


bersabda: Syaitan selalu berada di hati
anak cucu Adam, jika ia berdzikir kepada
Allah maka ia akan menjauh namun jika
lengah maka ia akan membisiki (Jami AlUshul)

.
!

!

!

.

.

. .
!

Adapun manusia kita banyak tahu akan bisikan mereka. Dan


kita tahu bahwa ia lebih berbahaya dari bisikan syaitan!
- Teman yang jahat yang selalu membisikkan kejahatan ke dalam
hati dan akal teman lainnya dari arah yang tidak disangka dan
tidak dijaga, karena ia mengira adalah sahabat karibnya!
- Bawahan pejabat- yang jahat selalu membisikkan kepada
pemimpinnya sehingga ia akan melakukan segala kejahatan dan
kediktatoran serta kerusakan di muka bumi, menghancurkan dan
membinasakan tanaman dan keturunan
- Para pengadu domba (pengumpat) yang senantiasa menghiasi
dan membuat elok ucapannya, sehingga tampak seakan sebagai
kebenaran yang tidak ada keraguan di dalamnya.
- Para penjual syahwat yang selalu membisikkan melalui pintu-pintu
syahwat, mempedaya yang tidak mampu ditolak kecuali bagi
siapa yang memiliki hati dan jiwa yang waspada dan pertolongan
Allah.
Dan para pembisik lainnya yang senantiasa bergentayangan
dan menyembunyikannya, masuk dari berbagai pintu hati yang
tersebut yang tidak disadari dan dirasa,.. Mereka adalah lebih jahat
dari jin dan lebih tersembunyi dari derap semut hitam!

Anda mungkin juga menyukai