Definisi
katarak
menurut
WHO
adalah
kekeruhan
yang
terjadi
pada
anak-anak
yang
lahir
dengan
kondisi
adalah
struktur
kristalin
berbentuk
bikonveks
dan
saraf,
pembuluh
darah,
dan
jaringan
ikat.
Lensa
transparan tersusun
berasal
dari
sel-sel
dari
epitel
kolagen
tipe
lensa.
IV
Kapsul
yang
ini
dan
lipid.
Sel-sel
sintesis
tersebut
DNA,
juga
RNA,
dapat
ETIOLOGI
Etiologi pada katarak multifaktorial, antara lain:
a. Radikal bebas
Radikal bebas adalah adalah atom atau meolekul yang
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan.
Radikal bebas dapat merusak protein, lipid, karbohidrat dan
asam nukleat sel lensa. Radikal bebas dapat dihasilkan oleh
hasil metabolisme sel itu sendiri, yaitu elektron monovalen
dari oksigen yang tereduksi saat reduksi oksigen menjadi air
pada jalur sitokrom, dan dari agen eksternal seperti energi
radiasi.
Contoh-contoh
radikal
oksigen
adalah
anion
malondialdehida
(MDA).
MDA
ini
dapat
menyebabkan
ikatan
silang
antara
lemak
dan
protein.
antioksidan
seperti
katalase
dan
glutation
penting
untuk
aktivitas
fisiologis
kuprum.
superoksida
fungsi
terganggu.
superoksida
Hal
ini
dismutase
menyebabkan
sebagai
terjadinya
komposisi
elektrolit
pada
lensa
dapat
menyebabkan
dijumpai
sinekia
posterior
yang
menyebabkan
uveitis yang berhubungan dengan sinekia posterior, obatobatan, radiasi, dan trauma.
b. Katarak subkapsular
adalah katarak yang melibatkan bagian superfisial korteks
atau tepat di bawah kapsul lensa dapat berupa katarak
subkapsular anterior dan katarak subkapsular posterior.
Katarak subkapsular posterior dapat terjadi akibat usia,
radiasi, konsumsi steroid, diabetes, myopia berat dan
degenerasi retina. Katarak subkapsular posterior dapat
terjadi bersamaan dengan katarak subkapsular posterior
dan dapat disebabkan oleh jejas lokal, iritasi, uveitis dan
radiasi.
c. Katarak kortikal
adalah katarak
yang
melibatkan
korteks
lensa
dan
sangat
terhidrasi
akibat
ketidakseimbangan
kortikal).
Vakuol
mulai
terlihat
dapat menimbulkan
refraksi
di dalam
polipia oleh
lensa
akibat
air
lensa
ke
yang
dalam
degeneratif
celah
lensa
akan
keadaan
dapat
normal.
memberikan
Pencembungan
penyulit glaukoma.
mipopia
lentikular.
akan
bertambah,
mencembung
yang
dan
daya
memberikan
biasnya
miopisasi.
akan
Pada
katarak
lensa
akibat
imatur
akan
meningkatnya
dapat
bertambah volume
tekanan
osmotik
bahan
d. Katarak Matur
Pada katarak senilis
telah
normal.
Akan
terjadi
kekeruhan
seluruh lensa
proses
sehingga
lensa
menjadi
mengecil,
berwarna
dan
lipatan
kapsul
lensa.
Kadang-kadang
kapsul
PATOFISIOLOGI
Seiring dengan pertambahan usia, lensa
akan mengalami
Hal
ini
menyebabkan
transparansi
lensa
berkurang
1. MANIFESTASI KLINIS
Gejala katarak senilis biasanya berupa keluhan penurunan
tajam penglihatan
secara
progresif
(seperti
rabun
jauh
penglihatan
dekat
mereka
dan
kurang
sight
tidak
terlihat
pada
katarak
subkortikal
atau
ophtalmoskopi
langsung.
Fenomena
2. PEMERIKSAAN MATA
a. Pemeriksaan Visus
Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus
untuk mengetahui kemampuan melihat pasien. Pada katarak
imatur memiliki visus sebesar 1/60, pada katarak matur
memiliki visus sebesar 1/300 hingga 1/~. , pada katarak
hipermatur memiliki visus sebesar 1/~ (Vaughan, 2000).
b. Pemeriksaan slit lamp
Pada pemeriksaan slit lamp biasanya dijumpai keadaan
palpebra, konjungtiva,
test untuk
Lalu,
menentukan
dilakukan
stadium
pemeriksaan
pada
penyakit
DIAGNOSIS DEFERENSIAL
a. Katarak
Katarak sekunder, katarak diabetes, katarak komplikata
b. Glaukoma sudut terbuka
c. Retinopati
PENATALAKSANAAN
Pengobatan
pada
katarak
seluruh
dislokasi.
ICCE
tidak
boleh
dilakukan
atau
masih
Penyulit
yang
astigmatisme,
mempunyai
dapat
ligamen
terjadi
glukoma,
hialoidea
pada
uveitis,
kapsular.
pembedahan
endoftalmitis,
perdarahan.
2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)
ini
dan
Tindakan
pembedahan
pada
lensa
katarak
dimana
intra
ocular
posterior,
perencanaan
implantasi
tidak
diperlukan
jahitan,
akan
pulih
dengan
pada
katarak
kongenital,
traumatik,
dan
Apabila
lensa
mata
penderita
katarak
telah
rasa
sakit,
tindakan pembedahan
karena
operasi
mata
adalah
hilangnya
pembedahan.
kerja
bius
yang
digunakan
saat
berguna
untuk
mengurangi
reaksi
radang
akibat
tindakan bedah.
d. Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah
infeksi pasca bedah (Kohnen, 2005)
Hal Yang tidak boleh dilakukan antara lain.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Jangan
Jangan
Jangan
Jangan
Jangan
Jangan
menggosok mata
membungkuk terlalu dalam
menggendong yang berat
membaca yang berlebihan dari biasanya
mengedan keras sewaktu buang air besar
berbaring ke sisi mata yang baru dibedah (Kohnen,
2005)
KOMPLIKASI
Komplikasi pada katarak dapat dikelompokkan menjadi
1. Komplikasi Intra Operatif
Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior,
pendarahan
atau
efusi
suprakoroid,
pendarahan
luka
dan
tidak
seperti
penyembuhan
luka
yang
tidak
Prognosis
Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit
menjadi sangat jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat
mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil dan jarang
terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan
fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat
meningkat
hingga
garis
pada
pemeriksaan
dengan
DAFTAR PUSTAKA
James, B., Chew, C., Bron, A. 2006. Lecture Notes
Oftalmologi Edisi ke 9. Erlangga Medical Series: Jakarta.
Ilyas S. 2005. Ilmu Penyakit Mata Edisi 3. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta
Kohnen, T. 2005. Cataract and Refractive Surgery. Penerbit
Springer: Germany
Vaugan G. D, Asbury T, Eva R.P. 2000. Oftalmologi umum Edisi
14. Widya medika : Jakarta.