ITATS 2015
BAB I
Pemeriksaan
ANALISA SARINGAN
AGREGAT HALUS DAN KASAR
PB 0201 76
(AASHATO T 27 74)
(ASTM C 136 46)
a. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi)
agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.
b. PERALATAN
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.
b. Satu set saringan: 76,2 mm (3); 63,5 mm (2 ); 50, Bmm (2), 37,5 mm (1 );
25 mm (1); 19,1 mm (3/4); 12,5 mm (1/2); 9,5 mm (3/8); No.4; No.8; No.16;
c.
d.
e.
f.
g.
c. BENDA UJI
a. Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak:
i. Agregat halus
Ukuran maksimum No.4 : berat minimum 500 gram
Ukuran maksimum No.8 : berat minimum 100 gram
ii. Agregat kasar
Ukuran maksimum 3,5 : berat minimum 35 kg
Ukuran maksimum 3 : berat minimum 30 kg
Ukuran maksimum 2 : berat minimum 25 kg
Ukuran maksimum 2 : berat minimum 20 kg
Ukuran maksimum 1 : berat minimum 15 kg
Ukuran maksimum 1 : berat minimum 10 kg
Ukuran maksimum % : berat minimum 5 kg
Ukuran maksimum : berat minimum 2,5 kg
Ukuran maksimum 3/8 : berat minimum 1 kg
Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar,
agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No.4.
1
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
ITATS 2015
d. CARA MELAKUKAN
a. Mengeringkan benda uji di dalam oven dengan suhu (1105)C, sampai berat
tetap.
b. Menyaring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan palingan
besar ditempatkan paling atas. Mengguncang saringan dengan tangan atau mesin
pengguncang selama 15 menit.
Percobaan 1
Berat
Ukuran
saringan(inch)
1
3/4"
3/8"
3
4
8
masingmasing
tertahan
(gram)
0
90
240
180
160
230
Berat
Prosentase
jumlah
jumlah
tertahan
tertahan
(gram)
(%)
0
90
330
510
670
900
0
7.8125
28.6458
44.2708
58.1597
78.125
Prosentase
jumlah
lolos (%)
0
92.1875
71.3542
55.7292
41.8403
21.875
2
20
50
100
PAN
ITATS 2015
77
120
55
0
977
1097
1152
1152
84.8090
95.2257
100
100
15.1910
4.7743
0
0
90
x100% 7,8125%
1152
330
x100% 28,6458%
1152
510
x100% 44,2708%
1152
670
x100% 58,1597%
1152
900
x100% 78,125%
1152
977
x100% 84,8090%
1152
1097
x100% 95,2257%
1152
1152
x100% 100%
1152
1152
x100% 100%
1152
ITATS 2015
100 100 = 0
Percobaan 2
Berat
Ukuran
saringan(inch)
1
3/4"
3/8"
3
4
8
20
50
100
PAN
masingmasing
tertahan
(gram)
0
50
230
210
200
170
100
100
80
0
Berat
Prosentase
jumlah
jumlah
tertahan
tertahan
(gram)
(%)
0
50
280
490
690
860
960
1060
1140
1140
0
4.3860
24.5614
42.9825
60.5263
75.4386
84.2105
92.9825
100
100
Prosentase
jumlah
lolos (%)
0
95.6140
75.4386
57.0175
39.4737
24.5614
15.7895
7.0175
0
0
50
x100% 4,3860%
1140
4
ITATS 2015
280
x100% 24,5614%
1140
490
x100% 42,9825%
1140
690
x100% 60,5263%
1140
860
x100% 75,4386%
1140
960
x100% 84,2105%
1140
1060
x100% 92,9825%
1140
1140
x100% 100%
1140
1140
x100% 100%
1140
Percobaan 3
Berat
Ukuran
saringan(inch)
1
3/4"
3/8"
3
4
masingmasing
tertahan
(gram)
0
110
238
150
150
Berat
Prosentase
jumlah
jumlah
tertahan
tertahan
(gram)
(%)
0
110
348
498
648
0
9.7518
30.8511
44.1489
57.4468
Prosentase
jumlah
lolos (%)
0
90.2482
69.1489
55.8511
42.5532
5
8
20
50
100
PAN
ITATS 2015
230
90
80
80
0
878
968
1048
1128
1128
77.8369
85.8156
92.9078
100
100
22.1631
14.1844
7.0922
0
0
110
x100% 9,7518%
1128
348
x100% 30,8511%
1128
498
x100% 44,1489%
1128
648
x100% 57,4468%
1128
878
x100% 77,8369%
1128
968
x100% 85,8156%
1128
1097
x100% 95,2257%
1152
1128
x100% 100%
1128
1128
x100% 100%
1128
ITATS 2015
BAB II
Pemeriksaan
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
PB 0202 76
(AASHATO T 85 74)
(ASTM C 127 68)
2.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering
permukaan jenuh (saturator surface dry), berat jenis semua (apparent), dari agregat
kasar.
a. Berat jenis (bulk apecific grafity): ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh
pada suhu tertentu.
b. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) yaitu, perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
c. Penyerapan adalah: persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering.
2.2 PERALATAN
a. Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (No.6 atau No.8) dengan
kapasitas kira-kira 5 kg.
b. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemerikanan, tempat
ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air elalu tetap.
c. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang
ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
d. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (1105)C.
e. Alat pemisah contoh.
f. Saringan No.4.
2.3 BENDA UJI
7
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
ITATS 2015
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan No.4, diperoleh dari alat pemisah
contoh atau cara perempat, sebanyak kira-kira 5 kg.
2.4 CARA MELAKUKAN
a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain, yang melekat
pada permukaan.
b. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 105C, sampai berat tetap.
c. Dinginkan benda uji dalam air pada suhu kamar selama 244jam.
d. Rendam benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar, pengeringan harus satupersatu.
e. Timbang bena uji kering-permukaan jenuh.
f. Letakkan benda uji didalam keranjang, goncangkan batunya untukmengeluarkan
udara yang tersekap dan tentukan beratnya didalam air (Ba). Ukur suhu air untuk
penyesuaian perhitungan kepada suhu standard (25C).
2.5 DATA DAN PERHITUNGAN
Data Hasil Percobaan Benda Uji
Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
a. PENGUJIAN
- Berat benda uji kering oven tertahan saringan No.14
- Berat benda uji kering permukaan jenuh
- Berat benda uji dalam air
b. PERHITUNGAN
- Berat jenis (Bulk Specific Gravity)
Penyerapan
8
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
ITATS 2015
2.6 KESIMPULAN
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan nilai Berat jenis, Berat Jenis Kering
Permukaan Jenuh, Berat Jenis Semu dan Prosentase Penyerapan. Dari pemeriksaan
dilaboratorium didapat hasil Berat Jenis Kerikil sebesar 2,22 gram, hal ini memenuhi
syarat bahwa Berat Jenis Kerikil Max < Berat Jenis Standart. Sedangkan untuk
penyerapan agregat sangat tinggi, yaitu sebesar 5%.
BAB III
Pemeriksaan
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
PA 301 76
(AASHATO T 49 68)
(ASTM D 5 71)
3.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan Penetrasi Bitumen keras atau lembut
(solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban,
waktu tertentu kedalam bitumen pada suhu tertentu pula.
3.2 PERALATAN
a. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
9
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
ITATS 2015
b. Pemegang jarum seberat (47,50,05) gr yang dapat dilepas dengan mudah dari
alat penetrasi untuk peneraan.
c. Pemberat (500,05) gr dan (1000,05) gr, masing-masing dipergunakan untuk
pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr dan 200 gr.
d. Jarum penetrasi dibuat dari stainlees steel mutu 4400, atau HRC54 sampai 60
dengan ukuran dan bentuk menurut Gb. No.2. Ujung jarum harus berbentuk
kerucut terpancung.
e. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang
rata-rata berukuran sebagai berikut:
Penetrasi
Dibawah 200
200 sampai 300
Diameter
55 mm
70 mm
Dalam
35 mm
45 mm
ITATS 2015
a. Meletakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan memasukkan ke dalam bak
perendam yang telah berada dalam suhu yang diinginkan. Mendiamkan dalam bak
tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil 1,5 sampai 2 jam untuk
benda uji besar.
b. Memeriksa pemegang jarum agar dapat digunakan dengan baik dan
membersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain, kemudian
mengeringkan dengan lap pembersih dan memasang jarum pada pemegang jarum.
c. Meletakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar 100
gram.
d. Memindahkan tempat air yang berisi benda uji dari bak perendam dibawah alat
penetrasi.
e. Menurunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum menyentuh benda uji,
mengatur jarum penetrometer hingga terletak pada posisi 0 (nol).
f. Melepas pemegang jarum bersamaan dengan stopwatch dijalankan selama 5 detik.
g. Memutar arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit-impit
dengan jarum penunjuk, membulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
h. Melepaskan jarum dari pemegang jarum dan menyiapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya.
i. Melakukan pekerjaan a sampai g diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji
yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sama lain dan
dari tepi dinding lebih dari 1 cm.
j. Membaca harga putaran jarum penetrasi selama waktu tersebut. Satu divisi pada
pembacaan putaran jarum adalah sama dengan 0,1 mm. Jadi kalau harga penetrasi
aspal tersebut 68, artinya selama 5 detik jarum tersebut, bergerak menembus aspal
sejauh 68 x 0,1 mm = 6,8 mm.
11
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
ITATS 2015
NO
1
2
3
4
5
6
7
SUHU
C
26
26
26
26
26
26
26
BERAT
GRAM
50
50
50
50
50
50
50
Rata-rata
PENETRASI AGREGAT
PENGAMATAN
WAKTU
PEMBACAAN
DETIK
2
115
2
162
2
110
2
155
2
162
2
150
2
162
145.1428571
BERAT
GRAM
100
100
100
100
100
100
Rata-rata
PENETRASI AGREGAT
PENGAMATAN
WAKTU
PEMBACAAN
DETIK
2
147
2
162
2
125
2
162
2
130
2
162
148
KOEFISIEN
(0,1)
11.5
16.2
11
15.5
16.2
15
16.2
14.51428571
Sampel 2
NO
1
2
3
4
5
6
SUHU
C
26
26
26
26
26
26
KOEFISIEN
(0,1)
14.7
16.2
12.5
16.2
13
16.2
14.8
12
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
ITATS 2015
3.6 KESIMPULAN
Dari percobaan penetrasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa percobaan ini
masuk penetrasi 200/300. artinya penetrasi dengan beban 50 gram selama 2 detik dengan
suhu 260 C jarum masuk kedalam aspal antara 200/300 dengan hasil penetrasi rata-rata
146,57. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aspal tersebut merupakan
aspal dengan penetrasi tinggi.semakin tinggi penetrasi semakin lunak aspal.
BAB IV
Pemeriksaan
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
DENGAN CLEVELAND OPEN CUP
PA 0303 76
(AASHTO T 48 - 74)
(ASTM D 92 52)
4.1 MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan tik nyala dan titik bakar dari semua
jenis hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang mempunyai
titik nyala open cup kurang dari 79C.
13
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
ITATS 2015
Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik diatas
permukaan aspal.
Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada
suatu titik diatas pemukaan aspal.
4.2 PERALATAN
a. Termometer, sesuai daftar no.1, gambar no. 1
b. Cleveland open cup adalah cawan kuningan dengan bentuk dan ukuran seperti
gambar no.2
c. Pelat pemanas
Terdiri dari logam, untuk melakatkan cawan cleveland, gambar no.3
d. Sumber pemanas
Pembakaran gas atau sumber listrik, atau pembakar alkohol yang tidak
menimbulkan asap atau nyala disekitar bagian atau cawan
e. Penamah angin, alat yang menahan angin apabila digunakan nyala sebagai
pemanasan.
f. Nyala penguji
Yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter 3,2 mm sampai 4,3
mm dengan panjang tabung 7,5 cm seperti gambar no.4
4.3 BENDA UJI
a. Panaskan contoh aspal antara 148,9C, sampai cukup air
b. Kemudian isilah cawan cleveland sampai garis, dan hilangkan (pecahkan)
gelembung udara yang ada pada permukaan cairan
4.4 CARA MELAKUKAN
a. Letakkan cawan diatas plat pemanas dan aturlah sumber pemanas sehingga
terletak dibawah titik tengah cawan.
b. Letakkan nyala penguji dengan peran pada jarak 7,5 cm dari titik tengah cawan.
c. Tempatkan termometer tegak lurus didalam benda uji dengan jarak 6,4 mm
diatas dasar cawan, dan terlaetak pada satu baris yang menghubungkan titik
tengah cawan dan titik poros dari pada nyala penguji. Kemudian aturlah
sehingga poros termometer terletak pada jarak 1% diameter cawan dari tepi.
d. Tempatkan penahan angin didepan nyala penguji.
e. Nyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan suhu
menjadi (15 1)C per menit sampai benda uji pada suhu antara 56C dan 28C
dibawah titik nyala perkiraan.
f. Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut
menjadi 3,2 sampai 4,8 mm.
g. Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi
cawan) dalam waktu satu detik. Ulangi pekerjaaan tersebut setiap kenaikan 2C.
14
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
ITATS 2015
h. Lanjutkan pekerjaan f dan g sampai terlihat nyala yang agak lama sekurangkurangnya 5 detik diatas permukaan benda uji.
Bacalah suhu pada termometer dan catat.
Waktu
10
20
30
40
50
60
70
70
120
160
190
210
230
235
Titik
Nyala
Bakar
Tidak Nyala
Tidak Nyala
Tidak Nyala
Tidak Nyala
Tidak Nyala
Nyala
Bakar
Titik Bakar
Lebih dari Titik Nyala
4.6 KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Titik nyala terjadi pada suhu 230 dalam waktu 60 menit.
2. Titik bakar terjadi pada suhu 235 dalam waktu 70 menit.
Dengan demikian, hasil yang diperoleh dari pengujian titik nyala dan titik bakar aspal
yang diuji telah memenuhi persyaratan.
15
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN