1. Definisi
Penyakit tonsilitis adalah infeksi yang terjadi pada tonsil atau amandel yang
biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Tonsillitis ini terbagi menjadi dua
berdasarkan lama berlangsungnya penyakit. Kedua bagian tersebut adalah
tonsilitis akut dan tonsilitis kronis.
Pada bagian belakang tenggorokan, terdapat dua massa dari jaringan yang disebut
amandel yang berperan sebagai filter, menjebak kuman yang bisa masuk saluran
udara dan menyebabkan infeksi. Amandel juga memproduksi antibodi untuk
melawan infeksi. Tapi kadang-kadang amandel sendiri menjadi terinfeksi. kondisi
inilah yang dikenal sebagai tonsilitis. Seiring dengan perkembangan umur, sistem
kekebalan tubuh makin kuat dan perlahan-lahan tugas amandel sebagai penangkal infeksi
mulai tergantikan. Ketika peran amandel sudah tidak dibutuhkan tubuh lagi, kedua
kelenjar ini kemudian berangsur-angsur menyusut.
2. Klasifikasi
Tonsilitis akut adalah apabila penyakit atau keluhan yang diderita pasien
berlangsung kurang dari 3 minggu. Sedangkan untuk penyakit tonsilitis kronis
apabila radang terjadi sebanyak 7 kali dalam kurun waktu satu tahun, atau 5 kali
dalam kurun waktu dua tahun, atau 3 kali dalam kurun waktu satu tahun secara
berkala selama tiga tahun. Begitulah perbedaaan antara tonsilitis akut dan
tonsilitis kronis.
3. Etiologi
Agen yang menyebabkan tonsilitis adalah adalah virus dan bakteri .
1) Virus
pneumoniae, Mycoplasma
terjadi
pembendunagn
radang
dengan
infiltrasi
leukosit
polimorfonuklear.
8. Penanganan
Pengobatan untuk radang amandel akan tergantung sebagian pada
penyebabnya. Jika tes menunjukkan penyebabnya bakteri, pengobatan akan terdiri
dari
antibiotik
untuk
mengobati
infeksi
bakteri.
Yang kedua adalah jika pasien menderita tonsilitis bakteri yang sudah tidak bisa
ditangani lagi oleh antibiotik.
Dan yang terakhir adalah jika pasien menderita tonsilitis kronis atau tonsilitis
yang kerap kambuh, misalnya:
1) Lebih dari tujuh kali dalam satu tahun.
2) Lebih dari lima kali setahun dalam dua tahun terakhir.
3) Lebih dari tiga kali setahun dalam tiga tahun terakhir.
Halitosis
Halitosis merupakan satu istilah yang digunakan untuk menunjukkan bau
nafas yang tak sedap atau bau mulut yang tidak menyenangkan. Halitosis juga
dikenal dengan beberapa nama lain, seperti mouth odor, bad breath, oral malodor,
fetor ex ore, atau fetor oris. Halitosis bukan suatu penyakit, tetapi hanya
merupakan suatu gejala dari adanya suatu kelainan atau penyakit yang tidak
disadari atau hanya sekedar merupakan keluhan saja. Halitosis ini sendiri ialah
masalah yang umum menyerang 50% dari populasi orang dewasa.
Halitosis umumnya mengacu pada bau mulut yang berasal dari keadaan
metabolik secara sistemik termasuk saluran pencernaan. Halitosis dapat berupa
halitosis fisiologis maupun halitosis patologis. Halitosis fisiologis adalah halitosis
yang bersifat sementara dan terjadi bila substansi yang menimbulkan bau tersebut
secara hematologi menuju paru dan biasanya berasal dari makanan seperti:
bawang dan lobak atau dapat berasal dari minuman seperti: teh, kopi, dan
minuman beralkohol. Halitosis patologis adalah halitosis yang terjadi dalam suatu
mekanisme yang sama dengan halitosis fisiologis dimana bahan berbau yang
secara hematologis menuju paru. Penyebab utama keadaan ini karena adanya
kelainan bersifat lokal atau sistemik seperti: diabetes mellitus, uremia, gastritis,
tukak lambung, oesophagus atau hepatitis.
Etiologi
meningkat pada gingiva yang mengalami inflamasi dan sebaliknya menurun bila
gingivanya sehat. Karies gigi dapat memungkinkan tertimbunnya sisa makanan
dalam hal ini merupakan salah satu penyebab timbulnya halitosis.
4. Makanan dan minuman
Makanan berbau tajam seperti: bawang putih, telur, jengkol, dan makanan
pedas akan diubah secara kimia dan kemudian masuk ke dalam aliran darah dan
dibawa ke paru. Udara di paru dikeluarkan dan bau mulut akan keluar sampai
tubuh kita mengeluarkan makanan tersebut dari pencernaan. Sementara itu,
bakteri akan memproses sisa makanan yang tertinggal di mulut, gigi, dan lidah.
Bau mulut yang disebabkan makanan atau minuman hanya bersifat sementara dan
mudah untuk diatasi hanya dengan tidak makan makanan tersebut.
5. Xerostomia
Saliva pada rongga mulut dapat membersihkan mulut dan menghilangkan
bakteri namun kadar saliva setiap orang berbeda. Pada individu yang mempunyai
saliva sedikit (xerostomia)akan mengeluarkan bau mulut. Minuman beralkohol
dapat menyebabkan xerostomia yang ditandai dengan mulut kering, saliva
menjadi kental, dan sering merasa harus membasahi kerongkongan.
6. Penyakit sistemik
Orang yang mengidap diabetes yang tidak terkontrol biasanya memiliki bau
manis (acetone breath) yang hanya dapat dikenali oleh dokter gigi. Bau mulut
busuk dan amis (fishy breath) biasanya keluar dari penderita gagal ginjal. Orang
yang mempunyai masalah pada hidung misalnya karena polip pada hidung dan
sinusitis juga dapat menyebabkan halitosis.
7. Morning bad breath
Banyak orang yang mengeluarkan bau nafas yang tidak sedap pada pagi hari
setelah bangun tidur semalaman. Hal ini sesuatu yang normal terjadi oleh karena
mulut cenderung kering dan tidak beraktivitas selama tidur. Bau nafas ini akan
hilang setelah saliva dirangsang keluar pada waktu sarapan.
Mekanisme
Halitosis dihasilkan oleh bakteri yang hidup secara normal di permukaan
lidah dan dalam kerongkongan. Bakteri tersebut secara normal ada disana karena
bakteri tersebut membantu proses pencernaan manusia dengan cara memecah
protein. Spesies bakteri yang terdapat pada permukaan oral dapat bersifat
sakarolitik, yaitu menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi. Spesies lain
mungkin dari keringat, pencernaan, dan nafas memancar keluar dari badannya
serta percaya bahwa orang disekitarnya telah merasakannya.
Penanganan
Halitosis bisa diatasi dengan berbagai macam cara, misalnya menyikat
gigi dengan baik, pembersihan karang gigi secara teratur, benang gigi (flossing)
dan penggunaan obat kumur.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan
penanganan halitosis, antara lain: pendidikan pasien, bantuan medis untuk
menangani pasien dengan latar belakang kelainan sistemik, menghindari merokok,
makan sehat dengan teratur dan membersihkan rongga mulut dengan cara
menyikat gigi, menggunakan dental floss, dan pembersih lidah. Antiseptik rongga
mulut secara umum direkomendasikan bahwa obat kumur harus digunakan dua
atau tiga kali sehari untuk selama paling sedikit 30 detik. Pada kasus yang sulit
dikendalikan, spesialis secara empiris bisa memberikan metrodinazole 200 mg
tiga kali sehari selama satu minggu sebagai usaha mengurangi infeksi anaerobik
yang tidak teridentifikasi.
Sumber:
Kliegman R.M., Behrman R.E., Jenson H.B., Stanton B.F., eds., Nelson Textbook
of Pediatrics, 18th ed., Philadelphia, Saunders Elsevier, 2007.
Tonsillopharyngitis. The Merck Manuals: The Merck Manual for Healthcare
Professionals.http://www.merck.com/mmpe/sec08/ch090/ch090i.html.
Diakses 15 April 2016.
Putranto, M. Hariadi. 2014. UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP SALAH SATU BAKTERI
BAU
MULT
Porphyromonas
gingivalis.
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/10170?show=full.
Lisal,
15 April 2016.
Risca. 2014.
EFEKTIVITAS
MENGANDUNG
CENGKEH
SEDIAAN
(Syzygium
Diakses
OBAT
KUMUR
aromaticum)
DALAM
CYSTEIN
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/12135?show=full.
(H2S).
Diakses
15 April 2016.
Tallamma, Fitriani. 2014. EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KEMANGI
(Ocimim Basilicum L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR Volatile
Sulfur
Compounds
(VSCs).