Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Studi kasus ini adalah untuk mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan klien yang mengalami Thypoid dengan Hipertermi di Ruang
Penyakit Dalam RSUD Blambangan tahun 2015.

3.2 Batasan Istilah


Asuhan keperawatan

klien yang mengalami Thypoid dengan

Hipertermi di Ruang Penyakit Dalam RSUD Blambangan Tahun 2015, maka


penyusunan studi kasus harus menjabarkan tentang konsep penyakit Thypoid
dengan Hipertermi. Batasan istilah disusun secara naratif

dan apabila

diperlukan tambahan informasi kualitatif sebagai penciri dari batasan yang


dibuat oleh penulis.

3.3 Partisipan
Pada sub bab ini dideskripsikan tentang karakteristik partisipan atau unit
analisis atau kasus yang akan diteliti. Unit analisis atau partisipan dalam
keperawatan umumnya adalah klien dan atau keluarganya. Subjek yang
digunakan adalah 2 klien atau 2 keluarga (2 kasus) dengan masalah

keperawatan dan diagnosis medis yang sama. klien yang mengalami thypoid
dengan masalah hipertermi

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian


1) Lokasi
Tempat penelitian di lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan
Banyuwangi.
2) Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini waktu penelitian dibagi menjadi dua tahap sebagai
berikut:
a) Tahap persiapan yang meliputi :
(1) Penyusunan proposal

: Oktober November 2015

(2) Seminar proposal

: November 2015

b) Tahap pelaksanaan yang meliputi :


(1) Pengajuan ijin

: November 2014

(2) Pengumpulan data

: November 2015

3.5 Pengumpulan Data


1) Wawancara
Wawancara merupakan alat komunikasi yang memungkinkan saling
tukar informasi, proses yang menghasilkan tingkat pemahaman yang
lebih tinggi dari pada yang dicapai orang secara sendiri-sendiri.
Wawancara keperawatan mempunyai tujuan yang spesifik meliputi :

pengumpulan dari satu set data yang spesifik. Anamnesis dilakukan


secara langsung antara peneliti dengan pasien meliputi : identitas klien,
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit keluarga, dll. Sumber nformasi dari klien, keluarga,
dan perawat lainnya.
2) Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan pengamatan
secara langsung kepada klien untuk mencari perubahan atau hal-hal yang
akan diteliti dengan pemeriksaan fisik meliputi : inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi pada sistem tubuh klien.
3) Studi Dokumentasi
Hasi pemeriksaan diagnostik :
Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan:
1) Darah Tepi
Pada penderita demam tifoid bisa didapatkan
anemia, junlah leukosit normal, bisa menurun
atau

meningkat,

mungkin

didapatkan

trombositopenia dan hitug jenis biasanya normal


atau sedikit, mungkin didapatkan aneosinofilia
dan

limfisitosis relatif, terutama pada fase

lanjut.
2) Pemeriksaan untuk kultur (biakan)

Diagnosis

pasti

demam

tifoid

dapat

ditegakkan bila ditemukan bakteri Salmonella


Thypi

dalam

biakan

darah,

urine,

feses,

sumsung tulang, cairan duodenum atau dari


rose

spots.

penyakit,

Berkaitan

maka

dengan

bakteri

akan

patogenesis
lebih

mudah

ditemukan dalam darah dan sumsung tulang


pada

awal

penyakit,

sedangkan

stadium

berikutnya di dalam urine dan feses.


Hasil biakan yang positif memastikan demam
tifoid

akan

tetapi

hasil

negatif

tidak

menyingkirkan demam tifoid, karena hasilnya


tergantung pada beberapa faktor.fakto-faktor
yang

mempengaruhi

hasil

biakan

meliputi

jumlah darah yang di ambil, perbandingan


volume darag dari media empedu, dan waktu
pengambilan darah.
Volume

untuk

anak

dibutuhkan

sedangkan

dewasa

dianjurkan

Sedangkan

volume

sumsung

2-4

10-15
tulang

ml,
ml.
yang

dibutuhkan untuk kultur hanya sekitar 0,5-1 ml.


Bakteri dalam sumsung tulang ini juga lebih
sedikit dipengaruhi oleh antibiotika dari pada
bakteri dalam darah. Biakan empedu terdapat
basil Salmonella Typhosa urine dan tinja, jika

pemeriksaan selama 2kali berturut-turut tidak


didaptkan basil Salmonella typhosa pada urin
dan tinja, maka pasien dinyatakan sembuh.
3) Pemeriksaan Widal
Uji widal adalah reaksi aglutinasi antara
antigen dan antibodi (aglutinin). Prinsip uji widal
adalah

memeriksa

reaksi

antara

antobodi

aglutinin dalam serum penderita yang telah


mengalami

pengenceran

berbeda-beda

terhadap antigen somatik (O) dan flagella (H)


yang ditambahkan dalam jumlah yang sama
sehingga

terjadi

aglutinasi.

Aglutinin

yang

spesifik terhadap Salmonella thypi terdapat


serum klien dengan thypoid juga terdapat pada
orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang
digunakan

pada

uji

widal

adalah

suspensi

Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah


dilaboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah
untuk

menentukan

adanya

aglutinin

dalam

serum klien yang di sangka menderita thypoid.


(Suriadi, 2006:238 dan Ngastiyah, 2005:238).

3.6

Uji Keabsahan Data

Untuk mencapai kesimpulan yang valid, maka dilakukan uji


keabsahan data terhadap semua data yang terkumpul. Uji keabsahan data
ini dilakukan dengan menggunakan teknik tgiangulasi dari tiga sumber
data utama untuk melakukan uji keabsahan, yaitu data utama klien,
perawat dan keluarga klien yang mengalami Thypoid. Triangulasi teknik
sumber data utama klien dan keluarga dalam penelitian dilakukan dengan
cara membandingkan dan mengobservasi perkembangan kesehatan klien.
Triangulasi teknik sumber data utama perawat digunakan untuk
menyamakan persepsi antara klien dan perawat.

3.7

Analisis Data
Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu
pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data
dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban jawaban
yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan
untuk menjawab rumusan masalah. Tehnik analisis digunakan dengan cara
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan
untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut. Urutan dalam
analisis adalah :
1. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,


dokumen). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin
dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).
2. Mereduksi Data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan
lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan
menjadi data subjektif dan objektif, dianalisis berdasarkan hasil
pemeriksaan diagnostic kemudian dibandingkan nilai normal.
3. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan
maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan
mengaburkan identitas dari klien.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan
dengan hasil hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan
perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode
induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian,
diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

3.8 Etik Penelitian


Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :

1) Informed Consent (persetujuan menjadi klien).


Informed consent terdiri dari dua kata yaitu informed yang
berarti informasi atau keterangan dan consent yang berarti persetujuan
atau member izin, jadi pengertian informed consent adalah suatu
persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian
informed consent dapat di definisikan sebagai pernyataan pasien atau yang
sah mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas rencana tindakan
medis yang diajukan setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat
membuat persetujuan atau penolakan. Persetujuan tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter harus dilakukan tanpa adanya unsur pemaksaan
(Prawirohardjo, 2010).
2) Anonimity (tanpa nama).
Anonymity adalah arti kiasan yang menggambarkan seseorang
tanpa nama atau tanpa identitas pribadi. Dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan istilah anonymity dipakai untuk menyembunyikan identitas
pasien.
Contoh : nama pasien Rukaiyah, dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan, nama pasien ditulis dalam inisial yaitu Ny. R.
3) Confidentiality (kerahasiaan).
Confidentiality atau kerahasiaan adalah pencegahan bagi mereka
yang tidak berkepentingan dapat mencapai informasi,

berhubungan

dengan data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu dan
hanya diperbolehkan untuk keperluan tertentu tersebut.
Contoh : data data yang sifatnya pribadi (seperti nama, tempat tanggal
lahir, social security number, agama, status perkawinan, penyakit yang
pernah diderita, dan sebagainya) harus dapat diproteksi dalam penggunaan
dan penyebarannya.

Anda mungkin juga menyukai