Anda di halaman 1dari 27

i

MAKALAH
THERMODINAMIKA 1

Dosen Pengampu
Ir. Deddy Kurniawan W, MM
Disusun oleh :
Elin Siswati

21030115060047

Kartika Dian Elliana 21030115060054

Novanto Guruh P

21030115060048

Aprilia Larasati D

21030115060059

Vynda Dindasari S

21030115060049

Agnes Marsella

21030115060060

Annisa Minda S

21030115060050

Basa Ulina

21030115060061

Putri Noor Syahila

21030115060053

Alif Dzaky W

21030115060068

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR

ii

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Puji Syukur penyusun haturkan atas limpahan rahmat-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini,
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan setiap
mahasiswa Program Studi Diploma III Teknik Kimia Universitas Diponegoro untuk
memenuhi tugas mata kuliah Thermodinamika 1.
Atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penyusun dapat
melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Deddy Kurniawan W, MM selaku Dosen Mata Kuliah
Thermodinamika 1 Program Studi Diploma III Teknik Kimia.
2. Ayah dan Ibu tercinta atas pengorbanan, doa, kasih sayang, dan
nasehatnya selama ini.
3. Semua teman-teman angkatan 2015 kelas B atas kerjasama dan
semangatnya selama kuliah. Dan semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu yang telah mendukung terselesainya makalah ini.
Penyusun menyadari keterbatasan dan kemampuan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga dapat bermanfaat bagi penyusun untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun bagi
pembaca.

iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.................................................................................................................... Tin
jauan Pustaka............................................................................................ 1
1.2.................................................................................................................... Ru
musan Masalah.......................................................................................... 1
1.3. Tujuan....................................................................................................... 1
BAB II ISI
2.1. Pengertian Termodinamika Makroskopik dan Mikroskopik.................... 2
2.2.Pengertian Sistem dan Lingkungan.......................................................... 2
2.3. Besaran Termodinamika.......................................................................... 3
2.4. Proses Berdasarkan Lintasam.................................................................. 6
2.5. Kalor dan Kerja........................................................................................ 9
2.6 Dasar teori Percobaan Joule...................................................................... 11
2.7.Konsep Energi Dalam............................................................................... 15

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Tinjauan Pustaka

Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang


proses perpindahan energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan.
Kalor diartikan sebagai perpindahan energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu,
sedangkan usaha merupakan perubahan energi melalui cara-cara mekanis yang tidak
disebabkan oleh perubahan suhu. Proses perpindahan energi pada termodinamika
berdasarkan atas dua hukum, yaitu Hukum 1 Termodinamika yang merupakan
persyaratan hukum kekekalan energi, dan Hukum 2 Termodinamika yang
memberikan batasan tentang arah perpindahan kalor yang dapat terjadi.
1.2.

Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Termodinamika
Mikroskopik?
1.2.2 Apa yang disebut dengan Sistem dan Lingkungan?
1.2.3 Apa saja besaran Termodinamika?
1.2.4 Apa saja proses yang terjadi berdasarkan lintasan?
1.2.5 Bagaimana penjelasan Kalor & Kerja?

Makroskopik

dan

1.2.6 Apa dasar teori pada percobaan joule?


1.2.7 Bagaimana konsep energi dalam?
1.3.

Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari Termodinamika Makroskopik dan Mikroskopik
1.3.2 Mengetahui pengertian dari Sistem dan Lingkungan
1.3.3 Mengetahui besaran Termodinamika
1.3.4 Mengetahui proses yang terjadi berdasarkan lintasan
1.3.5 Mengetahui penjelasan Kalor & Kerja
1.3.6 Mengetahui dasar teori pada percobaan joule
1.3.7 Mengetahui konsep energi dalam

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Termodinamika Makroskopik dan Mikroskopik
Dalam termodinamika sistem akan dideskripsikan dengan sejumlah
besaran fisis yang menggambarkan keadaan sistem (disebut sebagai besaran
keadaan). Keadaan sistem yang ditinjau dalam termodinamika adalah keadaan
makroskopik yang dapat berupa keadaan rerata dari partikel-partikel dalam
sistem atau berupa keadaan kesuluruhan (total) partikel-partikel dalam sistem.
Contoh keadaan makroskopik tersebut adalah temperatur T, jumlah partikel N,
volume V , energi dalam U, tekanan p, dan lainnya.
Sebaliknya besaran mikroskopik, yang bukan merupakan besaran
termodinamika, misalnya adalah posisi masing-masing partikel ~ri , kecepatan
masing-masing partikel ~vi , energi kinetik masing-masing partikel Ekidan
sebagainya. Besaran-besaran makroskopik tadi dikelompokkan menjadi dua

jenis, yang sebanding dengan jumlah partikel dan yang tidak bergantung pada
jumlah partikel. Besaran yang sebanding dengan jumlah partikel disebut
sebagai besaran

2.2 Pengertian Sistem dan Lingkungan


Sistem adalah benda atau sekumpulan apa saja yang akan diteliti atau
diamati dan menjadi pusat perhatian. Sedangkan lingkungan adalah bendabenda yang berada diluar dari sistem tersebut. Sistem bersama dengan
lingkungannya disebut dengan semesta atau universal. Batas adalah perantara
dari sistem dan lingkungan. Contohnya adalah pada saat mengamati sebuah
bejana yang berisi gas, yang dimaksud dengan sistem dari peninjauan itu
adalah gas tersebut sedangkan lingkungannya adalah bejana itu sendiri.
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan
arus benda, energi dan materi yang melaluinya. Ada tiga jenis sistem
berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungannya,
yaitu :
1) Sistem terbuka
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda
(materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang
melibatkan adanya aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada kompresor,
turbin, nozel dan motor bakar. Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam
silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam
silinder, dan gas buang keluar sistem. Pada sistem terbuka ini, baik massa maupun
energi dapat melintasi batas sistem yang bersifat permeabel. Dengan demikian, pada
sistem ini volume dari sistem tidak berubah sehingga disebut juga dengan control
volume.
Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem adalah

Untuk panas (Q) bernilai positif bila diberikan kepada sistem dan bernilai
negatif bila keluar dari sistem
Untuk usaha (W) bernilai positif apabila keluar dari sistem dan bernilai
negatif bila diberikan (masuk) kedalam sistem.

2) Sistem tertutup

Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi
tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu
jumlah massa yang tertentu dimana massa ini tidak dapat melintasi lapis batas sistem.
Tetapi, energi baik dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work) dapat melintasi
lapis batas sistem tersebut. Dalam sistem tertutup, meskipun massa tidak dapat
berubah selama proses berlangsung, namun volume dapat saja berubah disebabkan
adanya lapis batas yang dapat bergerak (moving boundary) pada salah satu bagian
dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang
dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah dan
energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon.
Sebagaimana gambar sistem tertutup dibawah ini, apabila panas diberikan kepada
sistem (Qin), maka akan terjadi pengembangan pada zat yang berada didalam sistem.
Pengembangan ini akan menyebabkan piston akan terdorong ke atas (terjadi Wout).
Karena sistem ini tidak mengizinkan adanya keluar masuk massa kedalam sistem
(massa selalu konstan) maka sistem ini disebut control mass.
Suatu sistem dapat mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:

Pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.

Pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.


Dikenal juga istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding adiabatik dan
dinding diatermik. Dinding adiabatik adalah dinding yang mengakibatkan kedua zat
mencapai suhu yang sama dalam waktu yang lama (lambat). Untuk dinding adiabatik
sempurna tidak memungkinkan terjadinya pertukaran kalor antara dua zat. Sedangkan
dinding diatermik adalah dinding yang memungkinkan kedua zat mencapai suhu yang
sama dalam waktu yang singkat (cepat).
3) Sistem terisolasi
Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan
lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang
terisolasi. Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari
lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya
penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang
masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property (koordinat
sistem/variabel keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume (v),

masa (m), viskositas, konduksi panas dan lain-lain. Selain itu ada juga koordinat
sistem yang didefinisikan dari koordinat sistem yang lainnya seperti, berat jenis,
volume spesifik, panas jenis dan lain-lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu
kondisi yang tidak berubah, apabila masing-masing jenis koordinat sistem tersebut
dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut
disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem mempunyai nilai
koordinat yang tetap. Apabila koordinatnya berubah, maka keadaan sistem tersebut
disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami
perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang (equilibrium).

2.3 Besaran Termodinamika


Energi internal (internal energy,U) adalah pengukuran makroskopik dari
energi molekuler, atomic, dan subatomic, yang semuanya mengikuti kaidah
konservasi mikroskopik tertentu. Karena tidak ada peralatan untuk mengukur
energi internal secara langsung pada skala makroskopik, energi internal harus
dihitung dari variabel tertentu lainnya yang dapat diukur secara makroskopik,

seperti tekanan, volume, suhu, dan komposisi.


Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi
internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan
untuk melakukan kerja. Dari tinjauan, entalpi tidak bisa diukur, namun yang
bisa dihitung adalah nilaiperubahannya. Secara matematis, perubahan entalpi
dapat dirumuskan sebagai berikut:
H = U + PV (1)
dimana:
H = entalpi sistem ( joule )
U = energi internal ( joule )
P = tekanan dari sistem ( Pa )
V = volume sistem ( m3 )
Penentuan perubahan entalpi selalu dilakukan pada tekanan dan temperatur

yang
tetap.
ENTROPI

Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi


dalam sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk
melakukan usaha. Mungkin manifestasi yang paling umum dari entropi adalah
(mengikuti hukum termodinamika), entropi dari sebuah sistem tertutup selalu
naik dan pada kondisi transfer panas, energi panas berpindah dari komponen
yang bersuhu lebih tinggi ke komponen yang bersuhu lebih rendah. Pada
suatu sistem yang panasnya terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah (bukan
proses reversibel/bolak-balik). Entropi suatu sistem perlu diukur untuk
menentukan bahwa energi tidak dapat dipakai untuk
melakukan usahapada proses-proses termodinamika. Proses-proses ini hanya
bisa dilakukan oleh energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi
diubah menjadi kerja/usaha, maka secara teoritis mempunyai efisiensi
maksimum tertentu. Selama kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada
sistem, yang lalu terdisipasi dalam bentuk panas buangan.

Energi Bebas Gibbs (G), fungsi termodinamik yang menyatakan


kespontanan reaksi secara lebih langsung, dengan rumus umum dalam suatu
sitem
G = H - TS, dengan suhu yang tetap.

Energi Bebas Helmholtz (A), adalah selisih perubahan energi internal


terhadap suhu dan entropi, Karena perubahan energi menjadi kerja adalah
proses irreversible, sedangkan dalam proses irreversible entropi selalu
meningkat, maka energi yang tak dapat diperoleh adalah TS di mana S adalah
entropi dan T adalah temperatur dalam kondisi keseimbangan,
sehingga didapatkan rumus umumnya, A = E TS

Kalor merupakan sesuatu yang berhubungan dengan panas, banyak jenis


rambatan kalor seperti radiasi konveksi ataupun konduksi. Energi kalor dapat
mengubah wujud suatu benda, bisa cair menjadi gas bahkan padat menjadi
cair
Dimana rumusnya adalah :
Q = M. C. T ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase kenaikan
suhu )
ket :
M = Massa ( Kg )
C = Kalor Jenis ( J/KgC )
T = Perubahan Suhu ( C )
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1
kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar
kalor jenis adalah kalorimeter.
Q = M. L ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan
wujud )
ket :
M = Massa ( Kg )
L = Kalor Laten ( J/Kg )

Kerja (W)
- Perubahan bersama dalam gerakan molekuler
- Kerja = Gaya Jarak (W = F s)

- Perpindahan terhadap gaya adalah Kerja


- Kerja meningkatkan (atau menurun) gerak molekul dalam arah
tertentu
- Dalam gas, w = - pV
- Bukan fungsi tetap
- Konvensi tanda
+ W = kerja yang dilakukan pada sistem (kompresi)
- W = kerja yang dilakukan oleh sistem (ekspansi)

Energi potensial (Ep)

Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda karena memiliki ketinggian
tertentu. Energi potensial ada karena adanya gravitasi bumi. Dapat dirumuskan
sebagai:

Keterangan:
Ep: Energi potensial (J)
m: massa benda (kg)
g: percepatan gravitasi (m/s2)
6
h: tinggi benda dari permukaan tanah (meter)

Energi kinetik (Ek)

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena geraknya. Energi
kinetik dipengaruhi oleh massa benda dan kecepatannya.

Keterangan:
Ek: Energi kinetik (J)
m : massa benda (kg)
v : kecepatan benda (m/s)
2.4 Proses Berdasarkan Lintasan
Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahanperubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu
konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu
konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (U = 0) dan berdasarkan hukum I
termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q =
W).
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p V di bawah ini. Usaha yang
dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai

Dimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.

Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan
melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (V = 0), gas
tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan
energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume
konstan QV.
QV = U
Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas
dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas
melakukan usaha (W = pV). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada
tekanan konstan Qp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik
berlaku
Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama
dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan
QV =U

Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai


W = Qp QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi
(kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang
diserap gas pada volume konstan (QV).

Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar
(dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama
dengan perubahan energi dalamnya (W = U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masingmasing p1 dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas
berubah menjadi p2 dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai

Dimana adalah konstanta yang diperoleh perbandingan


kapasitas kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai
yang lebih besar dari 1 ( > 1).

Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p V dengan bentuk kurva yang
mirip dengan grafik p V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan yang
lebih curam.

Reversible adalah sebuah proses yang bisa "dibalik" dengan cara sangat kecil
perubahan dalam beberapa properti dari sistem tanpa produksi entropi (yaitu disipasi
energi). Karena terhadap perubahan sangat kecil, sistem dalam kesetimbangan
termodinamika sepanjang seluruh proses. Karena itu akan mengambil jumlah tak
terbatas waktu untuk proses reversibel untuk menyelesaikan, proses reversibel
sempurna tidak mungkin. Namun, jika sistem mengalami perubahan merespon lebih
cepat daripada perubahan diterapkan, deviasi dari reversibilitas mungkin dapat
diabaikan. Dalam siklus reversibel, sistem dan sekitarnya akan persis sama setelah
setiap siklus.
Dalam proses ireversibel hingga perubahan yang dibuat, sehingga sistem ini
tidak pada kesetimbangan selama proses berlangsung. Pada titik yang sama dalam
siklus ireversibel, sistem akan berada dalam keadaan yang sama, tetapi lingkungan
yang berubah secara permanen setelah setiap siklus.

2.5 Kalor dan Kerja


KERJA :

pertukaran energi antara sistem dengan lingkungan selain dalam bentuk

kalor.
Perpindahan energi dari suatu benda ke benda lain tanpa terikat dengan

perbedaan temperatur.
usaha yang dilakukan oleh sebuah sistem bukan hanya tergantug pada
keadaan awal dan akhir, tetapi juga tergantung pada proses perantara
antara keadaan awal dan keadaan akhir

Misalkan ada sebuah piston, mula mula gas ideal menempati ruang
dengan volume V dan tekanan P. Kemudian gas mengalami pemuaian secara
perlahan sehingga setiap saat terjadi kesetimbangan (proses kuasistatik).
KALOR :
- Perpindahan energi dari suatu benda ke benda lain karena adanya
-

perbedaan temperatur.
Kalor bukanlah suatu jenis energi, melainkan energi yang berpindah.

Pada abad ke 19, James Prescott Joule (1818-1889) melakukan sebuah


percobaan.

Jika beban di kenakan gaya ke bawah. Maka pengaduk akan berputar


karena adanya tali yang terhubung dengan katrol. Ketika pengaduk berputar,
pengaduk melakukan usaha alias kerja pada air. Besarnya kerja/usaha yang
dilakukan oleh pengaduk pada air sebanding dengan besarnya kerja/usaha

10

yang dilakukan oleh gaya gravitasi terhadap beban hingga beban jatuh. Ketika
pengaduk melakukan kerja terhadap air, pengaduk menambahkan energi pada
air. Karenanya kita bisa mengatakan bahwa kenaikan suhu air disebabkan oleh
energi yang dipindahkan dari pengaduk menuju air. Semakin besar kerja yang
dilakukan, semakin banyak energi yang dipindahkan. Semakin banyak energi
yang dipindahkan, semakin besar kenaikan suhu air (air semakin panas).
Ketika berputar dalam air, pengaduk melakukan kerja/usaha pada air
sehingga energi pengaduk dipindahkan ke air. Adanya tambahan energi dari
pengaduk ini yang membuat suhu air meningkat.
Satuan kalor adalah kalori (disingkat kal). Kalori adalah jumlah kalor
yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 gram air sebesar 1 Co (Tepatnya dari
14,5 oC menjadi 15,5 oC). Jumlah kalor yang diperlukan berbeda-beda untuk
suhu air yang berbeda. Untuk jumlah kalor yang sama, kenaikan suhu air
sebesar 1 oC hanya terjadi antara suhu 14,5 oC sampai 15,5 oC. Satuan kalor
yang sering digunakan, terutama untuk menyatakan nilai energi makanan
adalah kilokalori (kkal). 1 kkal = 1000 kalori. Nama lain dari 1 kkal = 1
Kalori (huruf K besar).
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu
benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka
kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika
suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.

11

2.6 Percobaan Joule


Dasar Teori

Elektron elektron bebas di dalam sebuah penghantar logam yang terisolasi, seperti
suatu panjang dari kawat tembaga, berada di dalam gerakan sembarang seperti halnya
molekul molekul sebuah gas yang dibatasi di dalam sebuah tabung.Elektron
elektron tersebut tidak mempunyai gerakan terarah netto sepanjang kawat. Jika kita
melewatkan sebuah bidang hipotetik melalui kawat tersebut, maka banyaknya
elektron melalui sebuah bidang tersebut persatuan waktu dari kanan ke kiri adalah
sama seperti banyaknya elektron yang melalui bidang tersebut persatuan waktu ;
jumlah berat bersih dari elektron yang melalui bidang tersebut adalah nol.
(Halliday,2003)
Sesungguhnya banyaknya elektron tak berhingga, maka akan terdapat
fluktuasi fluktuasi statistik yang kecil di dalam banyaknya elektron yang lewat
persatuan waktu dan sebuah penghantar akan mengandung suatu arus kecil yang
berfluktuasi secara tepat, walaupun jika dirata ratakan pada periode waktu yang
panjang, maka arus bersih tersebut adalah nol. Inilah salah satu segi dari derau listrik
yang dapat diukur dengan mudah yang sangat dikenal oleh orang orang yang
mengetahuinya sedikit mengenai elektronika. (Halliday,2003)
Jika ujung kawat tersebut dihubungkan ke sebuah baterai maka sebuah medan
listrik akan ditimbulkan pada setiap titik didalam kawat tersebut. Jika perbedaan
potensial yang dipertahankan oleh baterai adalah 10 V dan jika kawat tersebut
mempunyai panjang 5 m maka kekuatan medan ini setiap titik akan sama dengan 2
V/m. Medan E ini akan bertindak pada elektron elektron dan akan memberikan
suatu gerak resultan pada elektron elektron tersebut di dalam arah E. Kita
mengatakan bahwa sebuah arus listrik dihasilkan dari muatan q melalui penampang
penghantar selama waktu t, maka dapat ditulis
I=

Q
t (2.1)

Satuan SI yang sesuai adalah ampere untuk i, coulumb untuk muatan q, dan detik
untuk t. Jika banyak muatan yang mengalir persatuan waktu tidak konstan maka arus
akan berubah dengan waktu dan diberikan oleh limit difrensial yaitu
I=

(Halliday,2003)

dQ
dt (2.1.1)

Arus merupakan ciri dari suatu penghantar khas.Arus tersebut adalah sebuah
kuantitas makroskopik.Sebuah kuantitas mikroskopik yang dihubungkan dengan arus
adalah rapat arus yang diberi lambang J. Rapat aqrus tersebut adalah sebuah vektor
dan merupakan ciri sebuah titik di dalam penghantar dan bukan merupakn ciri
penghantar secara keseluruhan. Jika arus tersebut di distribusikan secara uniform
pada sebuah penhamntar yang luas penampangnya A maka besar rapat arus untuk
semua titik adalah
J=

i
A (2.2)

(Halliday,2003)
Hubungan umum diantara j dan i adalah suatu permukaan khas di dalam sebuah
penghantar maka i adalah fluks dari vektor pada permukaan tersebut.
i=

j. dS

...(2.3)

Hambatan , Resistivitas, dan Konduktivitas


Jika kita memakai perbedaan potensial yang sama di antara ujung ujung
tongkat tembaga dan tongkat kayu yang mempunyai geometri yang serupa maka
dihasilkan arus arus yang sangat berbeda. Karakteristik penghantar menyebabkan
hal ini adalah hambatannya. Kita mendefinisikan hambatan dari suatu penghantar di
antar dua titik dengan memakai sebuah perbedaan potensial V diantara titik tik
tersebut dan dengan mengukur arus i, yang dapat dituliskan sebagai berikut :
R=

V
i ..(2.4)

Hambatan disini dinyatakan dalam ohm .


Aliran muatan melalui sebuah penghantar seringkali dibandingkan dengan
aliran air melalui sebuah pipa, yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan di
antara ujung ujung pipa tersebut. Perbedaan tekanan ini dapat dibandingkan dengan
perbedaan potensial yang dihasilkan oleh sebuah baterai diantar ujung ujung dari
sebuah tahanan ( resistor ). (Zemansky,2000)

Sesuatu yang dihubungkan dengan hambatan adalah resistivitas, , yang


merupakan karakteristik dari suatu bahan dan bukan merupakan karakteristik dari
bahan contoh khas suatu bahan ; resistivitas tersebut untuk bahan bahan isotropik
dapat di definisikan
E
j ..(2.5)

(Zemansky,2000)
Seringkali kita berbicara mengenai konduktivitas, , dari suatu bahan daripada
berbicara tentang resistivitasnya. Konduktivitas adalah kebalikan dari resistivitas
yang dihubungkan sebagai berikut
=

1
.(2.6)
12

Satuan SI dari

adalah ( . m

-1

. (Zemansky,2000)

Medan listrik dan rapat arus akan konstan untuk semua titik didalam silinder yang
mempunyai nilai
E=
Maka

V
l ..(2.7)

dapat dituliskan

V
l
=
i
A

R=

l
A

(Zemansky,2000)

, sedangkan R =

(2.8)

V
i

Hukum Joule
Joule menentukan bahwa sejumlah kerja tertentu yang dilakukan selalu
ekivalen dengan sejumlah masukan kalor tertentu. 1 kalori (kal) ternyata ekivalen
dengan 4,186 joule (J). Nilai ini dikenal sebagai tata kalor mekanik.
4,186 J = 1 kal
4.186 103J = 1 kkal
Dan dari percobaan joule kalor diinterpretasikan bukan sebagai zat, dan bahkan
bukan sebagai bentuk energi. Kalor merupakan transfer energi yang berarti ketika
kalor mengalir dari benda panas ke yang lebih dingin, energi-lah yang yang ditransfer
dari yang panas ke yang dingin. Jadi dapat disimpulkan bahwa kalor adalah energi
yang ditransfer dari satu benda ke yang lainnya karena adanya perbedaan temperatur.
(Giancoli,2001)
Sedangkan hukum joule sendiri adalah daya listrik yang hilang sebagai kalor,
akibat arus listrik yang mengalir dalam hambatan adalah berbanding lurus dengan
kuadrat kuat arus dan hambatannya.Dan hukum ini dikemukakan oleh James Prescott
Joule (1840). Dan juga hukumkalor menuliskan bagaimana tenaga listrik diubah ke
dalam tenaga termal. Di dalam hukum Joule beda potensial adalah kerja yang
dibutuhkan untuk memindahkan satu satuan dalam medan. Misalnya saja pada suatu
rangkaian, akibat adanya beda potensial V, timbul I. Maka pada setiap detiknya akan
ada 1 coloumb yang dipindahkan dan ada V.I Joule kerja yang dibutuhkan. Jadi dapat
dituliskan persamaan rumusnya adalah :
P = V.I(2.9)
Jadi kesimpulannya daya ini dikeluarkan di dalam kawat tiap detiknya, dan daya ini
akan hilang sebagai panas.(Giancoli,2001).
Panas dapat ditimbulkan berasal dari E yang mempercepat pergerakkan
elektron, kemudian terjadi tabrakan yang dapat menyebabkan elektron akan
kehilangan energinya ke dalam bagian-bagian bahan dan akibatnya temperatur bahan
akan naik. Dan juga energi yang hilang di kawat oleh arus I selama t detik. Jadi
secara matematis dapat didapat persaan rumus :
W = V.I.t...(2.10)
secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

13

P=I 2 . R (2.11)
Pada satuan SI, P adalah daya listrik dengan satuan watt (W). (Giancoli,2001)

Energi dan Daya dalam Rangkaian Listrik


Kerja total yang dilakukan pada sebuah muatan q melalui elemen rangkaian
itu sama dengan hasil kali q dan selisih potensial Vab. Bila Vab adalah positip, gaya
listrik melakukan sejumlah kerja positip qV ab pada muatan itu sewaktu muatan itu
jatuh dari potensial Va ke potensial Vb yang lebih rendah. Jika arus adalah i, maka
dalam selang waktu dt, sejumlah muatan menjadi
dQ=I dt (2.12)

(Tipler,2008)
Maka kerja W yang dilakukan pada muatan ini adalah
dW =V ab dQ

.(2.13)

dW =V ab I dt
....(2.14)
(Tipler,2008).
kerja ini menyatakan energi listrik yang dipindahkan ke dalam elemen rangkaian laju
ini. Laju perpindahan energi terhadap waktu adalah daya yang dinyatakan dengan P,
yang dapat kita ketahui sebagai rumus
P=

dW
dt ..(2.15)

P=V ab I ........(2.16)
Hal ini terjadi bila potensial b lebih tinggi dari potensial a, makan nilai

V ab

adalah

ngatif, dan perpindahan energi bersih ke luar dari elemen rangkaian.Elemen ini

kemuadian bertindak sebagai sebuah sumber yang menghantarkan energy listrik ke


dalam rangkaian tempat sumber disambungkan.Ini situasi yang biasa untuk sebuah
aki, yang mengkonversikan energi kimia menjadi energi listrik dan
menghantarkannya ke rangkaian luar.Maka kita dapat menyatakan laju penghantar
energi ke sebuah elemen rangkaian tersebut. Satuan daya adalah Watt atau

J
s .

(Tipler,2008)
Kapasitas Panas
Bila energi panas ditambahkan pada suatu zat, maka temperatur zat itu
biasanya naik. Jumlah energi panas Q yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur
suatu zat adalah sebading dengan perubahan temperatur dan massa zat itu.
Q=C T ...(2.17)
Q=m c T ...(2.18)

(Zemansky,2000)
C adalah kapasitas panas zat yang didefinisikansebagai energy panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan temperature suatu zat dengan satu derajat. Sedangkan c
adalah panas jenis yaitu kapasitas panas per satuan massa
c=

C
m .(2.19)

Satuan energi panas adalah Kalori.Kalori mula mula di definisikan sebagai


jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur satu gram air satu
derajat Celsius. Karena sekarang kita mengakui bahwa panas hanyalah bentuk lain
dari energi, maka kita tidak lagi memerlukan satuan khusus untuk panas yang berbeda
dari satuan energi lain. Kalori didefinisikan untuk energi dalam satuan SI yaitu joule.
1 kalori = 4,184 joule
Satuan sehari hari untuk panas adalah Btu yang semula didefinisikan sebagai
jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur satu pound air dengan
satu derajat Fahrenheit. Bila dihubungkan dengan kalori dan joule maka

14

1 Btu = 252 Kalori = 1,054 kJ


(Tipler,2008)

15

2.7 Energi Dalam


Pada waktu kita membahas teori kinetik gas, kita mengganggap bahwa gas terdiri
atas molekul-molekul. Tiap molekul ini bergerak karena mempunyai energi. Jumlah
tiap energi yang dimiliki oleh tiap molekul inilah yang dinamakan energi dalam gas.
Besar energi dalam:

Dari persamaan tersebut terlihat bahwa energi dalam gas hanya tergantung pada suhu.
Untuk mengubah energi dalam gas berarti harus mengubah suhu. Suhu dapat diubah,
jika sistem menerima/memberikan panas atau sistem melakukan/menerima usaha.

Gambar 9.7 melukiskan suatu gas dalam bejana tertutup piston yang bebas bergerak
sedang dipanasi. Panas yang diterima oleh gas digunakan untuk dua hal, yaitu untuk
menaikkan energi dan untuk melakukan usaha luar.
Q = u + W

Q = panas yang diterima oleh gas


u = perubahan energi dalam gas
W = usaha yang dilakukan oleh gas
Dari persamaan di atas diperoleh:
Q positif jika gas (system) menerima panas
Q negatif jika gas (system) memberikan panas
u positif jika energi dalam gas (system) bertambah
u negatif jika energi dalam gas (system) berkurang
W positif jika gas (system) melakukan usaha (kerja)
W negatif jika gas (system) menerima usaha (kerja)
Persamaan Q = u + W dikenal dengan hukum I Termodinamika, yang
sebenarnya merupakan hukum kekekalan energi. Menurut hukum I Termodinamika
"sejumlah panas yang diterima oleh suatu gas (system) dan usaha yang dilakukan
terhadap suatu gas (system) dapat digunakan untuk menambah energi dalam gas
(system) tersebut".

16

17

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam termodinamika sistem akan dideskripsikan dengan sejumlah besaran
fisis yang menggambarkan keadaan sistem (disebut sebagai besaran keadaan).
Keadaan sistem yang ditinjau dalam termodinamika adalah keadaan makroskopik
yang dapat berupa keadaan rerata dari partikel-partikel dalam sistem atau berupa

keadaan kesuluruhan (total) partikel-partikel dalam sistem. Contoh keadaan


makroskopik tersebut adalah temperatur T, jumlah partikel N, volume V , energi
dalam U, tekanan p, dan lainnya.
Sistem adalah benda atau sekumpulan apa saja yang akan diteliti atau diamati
dan menjadi pusat perhatian. Sedangkan lingkungan adalah benda-benda yang berada
diluar dari sistem tersebut. Sistem bersama dengan lingkungannya disebut dengan
semesta atau universal. Batas adalah perantara dari sistem dan lingkungan.
Contohnya adalah pada saat mengamati sebuah bejana yang berisi gas, yang
dimaksud dengan sistem dari peninjauan itu adalah gas tersebut sedangkan
lingkungannya adalah bejana itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai