Bab II Askeb Kehamilan
Bab II Askeb Kehamilan
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2010 : 89).
Kehamilan trimester I adalah suatu keadaan dimana seorang wanita
mengandung hasil konsepsi di dalam tubuhnya yang akan tumbuh dan
berkembang menjadi sosok manusia baru dimana pada usia 0-12 minggu
terjadi pembentukan pertama alat-alat tubuh janin pada usia 8 minggu
mempunyai ciri khas kepala fleksi ke dada, hidung, telinga, jari terbentuk
pada usia kehamilan 12 minggu. Ciri khasnya telinga lebih jelas, kelopak mata
terbentuk, genetalia eksterna terbentuk.
2.1.2 Patofisiologi
Untuk mempelajari proses konsepsi sebaiknya terlebih dahulu memahami
ovum dan sperma.
a. Ovum
Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap siklus haid
dan akan habis jika sudah masuk masa menopause.
Ovum mempunyai waktu hidup 24-28 jam setelah dikeluarkan dari
ovarium.
Bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis.
Mempunyai diameter 0,1 mm, di tengah-tengahnya dijumpai nukleus,
terapung-apung dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni
vitelus. Vitelus banyak mengandung karbohidrat dan asam amino.
Mempunyai lapisan pelindung sel=sel granulosum / korona radiata dan
zona pelusida, didalam zona ini terdapat ruang perivitelina, dan tempat
benda-benda kutub. Bahan-bahan dari sel korona radiata dapat
disalurkan ke ovum melalui saluran halus di zona pelusida. Jumlah sel
korona radiata dalam perjalanan ovum di ampul tuba makin berkurang,
sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu berada
dekat pada perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat pembuahan
umum terjadi.
b. Sperma
Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannya disebut
spermatogenesis.
Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan habis seperti pada ovum
dan tetap berproduksi meskipun pada lansia.
Kemampuan fertilisasi selama 2-4 hari, rata-rata 3 hari
Terdapat 100 juta sperma pada setiap mili liter air mani yang
dihasilkan, rata-rata 3 cc tiap ejakulasi.
Pada spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di
nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah mennembus dinding ovum
karena dapat mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melunakkan
korona radiate atau sel-sel granulosa.
Mempunyai morfologi yang sempurna, yaitu kepala : berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus), diliputi lagi oleh kromosom
dan membran plasma. Leher : menghubungkan kepala dengan bagian
sehingga timbul ruang ruang interviler dimana vili korialis seolah olah
terapung diatas ruangan tersebut sampai terbentuk plasenta.
Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dapat diidentivkasi
dan dimulai pembentukan fili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di
lengkung kaplier di dalam vili corialis yang ruang interfilinya dipenuhi
dengan darah maternal yang dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan
melalui vena uterine. Vili korialis akan tumbuh menjadi suatu massa
jaringan yaitu plasenta
Ovarium
Sperma
Ovum
Vagina
Fimbriae
Uterus
Tuba Fallopi
Tuba fallopi
Konsepsi
Nidasi di uterus
Berkembang
(Ummi Hani, dkk. 2010 : 37-40)
2.1.3
Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat
dikenali dan pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil.
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3) Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
4) Syncope (pingsan)
5) Kelelahan
6) Payudara tegang
7) Sering miksi
8) Konstipasi atau obstipasi
9) Pigmentasi Kulit
10) Epulis.
11) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang
dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik
kepada wanita hamil.
1) Pembesaran Perut
2) Tanda Hegar (pelunakan isthmus uteri)
3) Tanda Goodel(pelunakan serviks)
4) Tanda Chadwick(warna keunguan pada vulva)
5) Tanda Piscacek
6) Kontraksi Braxton Hicks
7) Teraba Ballaotement
8) Pemeriksan Test Biologis Kehamilan (Planotest) positif.
c. Tanda Pasti (Positif sign)
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
d. Oedem
Paling sering timbul pada kaki dan tungkai bawah, harus selalu diperiksa
apakah disebabkan toxemia gravidarum. Jika disebabkan oleh tekanan dari
rahim yang menekan vena-vena panggul, akan hilang dengan istirahat.
e. Sakit kepala
Timbul pada hamil muda TM I, penyebabnya antara lain keletihan,
pengaruh hormone, dinamikan cairan saraf yang berubah. Jika sakit kepala
ini terjadi pada trimester ketiga dapat merupakan preeklamsi berat.
Cara meringankan :
Teknik relaksasi, masase leher dan atas bahu, istirahat
Tanda bahaya :
Bila bertambah parah atau terus berlanjut dan dibarengi dengan tekanan
darah tinggi dan protein uria (preeklamsi).
f. Varises
Biasanya terjadi pada TM II dan TM III. Penyebabnya kongesti vena
dalam vena bagian bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan oleh
karena tekanan uterus.
Cara meringankan :
Meningkatkan kaki sewaktu berbaring atau duduk, hindari beridiri / duduk
terlalu lama, istirahat berbaring ke kiri.
g. Konstipasi
Penyebabnya tingkat progesterone yang meningkat sehingga motilitas
usus berkurang serta penyerapan air dan kolon meningkat.
Cara meringankan :
Meningkatkan intake cairan-cairan makanan berserat (buah, sayur),
istirahat teratur dan olahraga teratur.
Terjadi pada TM II dan III.
h. Frekuensi kemih meningkat
Terjadi karena tekanan uterus terhadap kandung kemih.
Cara meringankan :
Batasi minum bahan uterik alamiah missal kopi, kola dengan kefein,
berbaring miring ke kiri pada malam hari untuk meningkatkan diuresis.
(Manuaba, 2007: 210)
Konsep Antenatal Care
a. Pengertian
ANC (Antenatal Care) adalah bagian dari asuhan kebidanan yang
komponen- komponennya meliputi diagnosis dan manajemen dini
kehamilan, penilaian dan evaluasi kesejahteraan wanita, penilaian dan
evaluasi kesejahteraan janin, pengurangan ketidaknyamanan umum pada
ibu hamil. Anticipatory guidance dan instruksi serta skrining komplikasi
maternal dan fetal.
(Ummi Hani,dkk., 2010: 2-3)
b. Tujuan pengawasan antenatal, adalah:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
(Ika Pantikawati, 2010:3)
c. Pemeriksaan Antenatal Care
Pemeriksaan antenatal paling sedikit 4 kali kunjungan, yaitu:
1) Satu kali pada Trimester I Sebelum minggu ke 14
2) Satu kali pada Trimester II Pada minggu ke 14-28
3) Dua kali pada Trimester III Antara minggu ke 28-36 dan setelah
minggu ke 36.
d. Standar Minimal Asuhan Antenatal (10 T)
1) Timbang berat badan dan pengukuran berat badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu
berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Mass Index) dimana metode ini
untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama
masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI
wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang
normal 11,5-16 kg. adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul
ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain
>145 cm.
2) Ukur tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai
dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu
untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik
140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat
mengindikasikan potensi hipertensi.
3) Ukur tinggi fundus uteri
Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan
dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai
pengukuran Mc Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus
memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan
sesuai rumusnya.
4) Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya
diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan
16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian. Akan
tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program
jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.
Imunisasi TT 0,5 cc
Interval (Selang Waktu
Minimal)
Pada kunjungan antenatal
pertama
Lama
Perlindungan
% Perlindungan
TT2
3 tahun*
80
TT3
5 tahun
95
TT4
10 tahun
99
TT5
25 tahun
99
Antigen
TT 1
2.2.6
2.2.7
2.2.8
Penatalaksanaan
a. Pencegahan
1) Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti
2) Waspada selalu kemungkinan terjadinya pre eklampsi kalau ada
faktor-faktor predisposisi
3) Berikan nasehat tentang manfaat istirahat dan tidur tenang
4) Pembatasan pemakaian garam pada trimester III.
b. Pengobatan
Pengobatan yang terbaik untuk pre eklampsia adalah mengakhiri
kehamilan karena :
1) Untuk mencegah timbulnya eklampsi
2) Pre eklampsia dengan sendirinya akan berangsur baik setelah
persalinan
3) Mengingat kemungkinan kematian anak dalam rahim
Tujuan pengobatan antara lain :
1)
mencegah terjadinya eklampsia
2)
anak harus lahir dengan kemungkinan hidup
yang besar
3)
persalinan harus dengan trauma seminimal
mungkin
4)
mencegah hipertensi yang menetap
c. Penanganan pre eklampsia berat
Semua kasus pre eklampsia berat harus ditangani secara aktif
Penanganan umum :
a.
Beri obat anti konvulsan (MgSO4)
1)
Dosis awal
a)
MgSO4 20 % 4 gr I.V selama 5 menit
b)
Lanjutkan pemberian 10 gr MgSO4 40 %
masing-masing 5 gr di bokong kanan dan bokong kiri I.M
dalam.
2)
Dosis pemeliharaan
a)
MgSO4 1-2 gr per jam per infus.
b)
Lanjutkan MgSO4 sampai 24 jam pasca
persalinan atau kejang berakhir
b.
Jika tekanan diastolik > 110mmHg, berikan obat anti
hipertensi, yaitu : hidralazin 5 mg I.V pelan-pelan tiap 5 menit sampai
tekanan darah turun (diastolik 90-100mmHg) atau nifedipin 5 mg sub
lingual (jika tidak baik setelah 10 menit, berikan tambahan 5 mg sub
lingual)
c.
Pasang infus dengan jarum besar (16 gauge/lebih besar)
d.
Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload
cairan
e.
Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan
proteinuria
f.
Observasi TTV, dan denyut jantung janin tiap jam.
Persalinan (harus diusahakan segera setelah keadaan stabil)
a.
Periksa serviks : jika serviks matang, lakukan amniotomi,
lalu induksi persalinan dengan oksitosin drip
b.
Jika persalinan pervaginam tidak bisa diharapkan dalam
12 jam (eklampsia) /24 jam (pre eklampsia) lakukan SC
c.
Jika DJJ < 100x/menit atau > 180x/menit, lakukan SC
d.
Jika serviks belum matang, janin hidup, lakukan SC
e.
1) Biodata
Nama : Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama
dengan klien (Christian .I. 1984 : 84).
Umur : dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang,
mental dan psikisnya belum siap. sedangkan umur lebih dari
35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa
nifas (Ambarwati, 2008: 131).
Agama : untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
(Ambarwati, 2008: 132).
Pendidikan: Pendidikan adalah suatu pengembangan kemampuan yang
diinginkan, proses perubahan mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka semakin mudah ia menerima
dan menangkap informasi yang disampaikan. Pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
baik pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2005).
Pekerjaan : perlu dikaji untuk mengetahui gambaran aktifitas dan
tingkat kesejahteraan ekonomi yang didapatkan. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dari ibu
yang tidak bekerja. Karena pada ibu yang bekerja akan
lebih banyak memiliki kesempatan untuk berinteraksi
dengan orang lain. Tenaga kesehatan perlu mengkaji hal
ini agar dapat memberikan informasi dan penyuluhan
yang tepat sesuai dengan kondisi pasien (Suryati
Romauli, 2011).
Alamat
: Ditanyakan untuk maksud mempermudah komunikasi
dan kunjungan rumah (Jenny Sondakh. 2013).
2) Alasan Datang
Mengetahui alasan ibu datang ke tempat pelayanan kesehatan, apakah
ingin memeriksakan kehamilannya.
3) Keluhan Utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang. Keluhan yang sering terjadi pada
saat kehamilan yaitu pigmentasi, nyeri ulu hati, nyeri kepala, nyeri
ligamentum, dll (Bobak, 2004; 178 - 179).
4) Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu atau keluarga mempunyai
riwayat penyakit yang sedang atau pernah dialami seperti penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, TBC, diabetes mellitus, asma, dan
penyakit infeksi atau menular seksual seperti HIV.
Hipertensi dapat mempredisposisikan pada trombosit vena profilasi
dan selanjutnya embolisme paru. Kondisi lain seperti asma, epilepsi,
infeksi memerlukan pengobatan dan dapat menimbulkan efek samping
pada janin. Komplikasi media utama seperti DM, jantung memerlukan
keterlibatan dan dukungan spesialis medis.
Menurut Poedji Rouhjati, 2003 riwayat kesehatan yang dapat
berpengaruh pada kehamilan yang dapat berdampak pada saat proses
persalinan hingga nifas antara lain:
- Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian
janin dalam kandungan, persalinan prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum.
TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan
menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga bahkan ASI juga berkurang.
Dapat terjadi abortus, bayi lahir prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum
- Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran
prematur/ lahir mati
- Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan
premature, hydramnion, kelainan bawaan, BBL besar, kematian
janin dalam kandungan.
- HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui
ASI dan ibu mudah terinfeksi.
(Salmah, 2006: 134)
5) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
- Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti
hiperemesis, perdarahan pervaginam, pusing hebat, pandangan
kabur, dan begngkak bengkak ditangan dan wajah
- Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur,
perdarahan dan ditolong oleh siapa
- Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang kejang, dan laktasi
6) Riwayat haid
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi /
kandungan, meliputi hal-hal seperti ; umur menarche, lamanya, siklus
haid, banyaknya darah, HPHT, keluhan saat haid.
(Marjati dkk, 2010:126)
7) Riwayat Pernikahan
Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama
menikah dan berapa lama menikah.
(Marjati dkk, 2010:126)
8) Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester I
:
berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya
kehamilan, ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda,
obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Trimester II :
berisi tentang ANC dimana dan berapa kali,
keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang
didapat. Sudah atau belum merasakan gerakan janin, usia berapa
merasakan gerakan janin, serta imunisasi yang didapat.
Trimester III :
berisi tentang ANC dimana dan berapa kali,
keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang
didapat.
(Marjati dkk, 2010: 126)
9) Riwayat KB
Ditanyakan apakah ibu menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan
KB jenis apa, sudah berhenti berapa lama, keluhan selama ikut KB dan
rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk mengetahui
apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak.
10) Pola kebiasaan sehari-hari.
b) Pola Nutrisi
Untuk mengetahui bagaimana kecukupan gizi dengan menanyakan
frekuensi makan dan minum berapa kali, dengan porsi berapa, dan
Hidung
: Simetris, adakah sekret/ polip/atau kelainan lain.
Mulut & gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda
dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin
C. Caries gigi menandakan ibu kekurangan
kalsium.
Leher
: Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan
ibu kekurangan iodium, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan
terdapat bendungan vena jugularis/tidak
Dada
: bagaimana
kebersihannya,
Terlihat
hiperpigmentasi pada areola mammae tanda
kehamilan, puting susu datar atau tenggelam
membutuhkan
perawatan
payudara
untuk
persiapan menyusui
Genetalia
: bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak
keputihan/tidak.
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan diabetes melitus, varises/tidak,
kaki sama panjang/tidak mempengaruhi jalannya
persalinan. (Hani, dkk.2010)
b) Palpasi
Kepala
: terdapat benjolan abnormal/tidak
Leher
: Tampak/ tidak tampak pembesaran vena jugularis.
Hal ini dapat menambah tekanan pada jantung.
Potensial terjadi gagal jantung. Tampak/ tidak tampak
pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi
kelahiran prematur, lahir mati, kretinisme dan
keguguran. Tampak/ tidak tampak pembesaran limfe,
jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai
penyakit misal TBC, radang akut di kepala.
Dada
: Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya
Kanker payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum
mulai diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu tapi
mulai keluar pada usia 20 minggu.
Ekstremitas : Adanya oedema pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan Diabetes melitus.
Abdomen
:
Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan
TFU dan bagian yang teraba di fundus uteri.
Pengukuran tinggi fundus uteri
Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
12 minggu : TFU 1 2 jari diatas symphisis
16 minggu : TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
20 minggu : TFU 3 jari dibawah pusat
24 minggu : TFU setinggi pusat
28 minggu : TFU 3 jari diatas pusat
32 minggu : TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xymphoideus
36 minggu : TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
40 minggu : TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xyphoideus
Tes Lab
Nilai Normal
Hemoglobin
10,5-14,0
Protein Urin
Terlacak/negatif
Bening/negatif
Warna hijau
Glukosa
dalam urin
Negatif
Rh +
A B O AB
Kuning,
orange,
coklat
Positif
Rh-
Negatif
+
Positif
Positif
VDRL/RPR
Faktor rhesus
Golongan
Darah
HIV
Rubella
Diabetes
Syphilis
Rh sensitization
Ketidakcocokan
ABO
AIDS
Anomali
pada
janin jika ibu
terinfeksi
Anemia akibat
cacing
b) Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
bulan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen
dilakukan pada kondisi-kondisi:
Diperlukan tanda pasti hamil
Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5