BAB I
PENDAHULUAN
A.
Perkembangan
ilmu
pengetahuan
memungkinkan
kita
memperoleh
informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di
dunia. Pekembangan tersebut memberikan wahana yang memungkinkan
matematika
pula.
Perkembangan matematika
tidak dimengerti, siswa merasa belum siap untuk bertanya karena bingung tentang
apa yang akan ditanyakan, dan siswa merasa segan untuk bertanya pada guru.
Kondisi yang tidak kondusif dalam proses pembelajaran tersebut, dapat
merugikan proses pembelajaran selanjutnya. Hal ini dapat terjadi berlarut-larut
jika tidak diatasi sejak dini. Untuk itu perlunya suatu desain pembelajaran yang
mampu mengungkapkan tentang permasalahan siswa serta penanggulangannya.
Pada pelaksanaan pembelajaran matematika, guru hendaknya tidak
ditekankan pada tujuan yang bersifat teoritis saja tetapi juga ditekankan pada
proses belajar dan hasil belajar. Pemilihan pembelajaran sangat menentukan
kualitas pengajaran yang merupakan proses dan hasil belajar mengajar. Kualitas
pembelajaran selalu terkait dengan penggunaan metode pengajaran yang optimal,
ini berarti untuk mencapai kualitas pengajaran yang tinggi harus diorganisasikan
dengan strategi yang tepat pula.
Proses pendidikan di Indonesia selalu mengalami penyempurnaan yang
pada akhirnya menghasilkan suatu hasil pendidikan yang berkualitas. Berbagai
usaha telah dilakukan oleh para pengelola pendidikan untuk memperoleh kualitas
dan kuantitas pendidikan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai
seorang pendidik tentunya harus menguasai metode dan teknik pembelajaran agar
siswa terhindar dari kebosanan dan tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif,
dan efisien.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahuan 2005 tentang
Standar Pendidikan BAB IV pasal 19 yang menyebutkan bahwa proses
pembelajaran pada suatu pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
Undang-undang SISDIKNAS
merupakan strategi
W. James Popham dan Eva L.Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis (Jakarta :
Dr.Farida Rahim, M.Ed, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), hal. 34
Beberapa ahli
Matematika
Menggunakan
Model
TAI
(Team
Assisted
B.
Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang di atas serta demi terwujudnya pembahasan
yang sesuai dengan harapan, maka penulis memaparkan rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
1.
Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII
MTs. Sunan Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013 setelah
pembelajaran menggunakan model TAI?
2.
Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII
MTs. Sunan Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013 setelah
pembelajaran menggunakan model STAD?
3.
C.
Tujuan Penelitian
Setiap manusia dalam melakukan segala aktivitas yang dilakukannya tidak
terlepas dengan adanya tujuan tujuan yang ingin dicapai. Demikian halnya
dengan penulisan skripsi ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
2.
3.
D.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis bisa diartikan sebagai proporsi atau hubungan antara dua atau
lebih konsep atau variabel yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian
empiris. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, maka
diharapkan solusi
dapat
ditemukan untuk
memecahkan
masalah
yang
Ada perbedaan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII MTs. Sunan
Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013 setelah pembelajaran
menggunakan model TAI
2.
Ada perbedaan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII MTs. Sunan
Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013 setelah pembelajaran
menggunakan model STAD
3.
Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bisnis : Pendekatan Filosofi dan
E.
Kegunaan Penelitian
1.
Secara Teoritis
Secara Praktis
a.
Bagi Sekolah
Bagi Guru
Bagi Penulis
pembelajaran
kooperatif
yang
telah
dikembangkan
Keterbatasan penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan, dimana hasilnya nanti tidak
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdiri dari 2 kelas
yaitu kelas VII-A dan kelas VII-B
b.
Hasil belajar di batasi berupa hasil post test setelah diterapkan model
TAI dan STAD pada materi layang layang dan trapesium.
c.
G.
Definisi Konseptual
Untuk memperjelas dan menghindari kesalah pahaman dan salah penafsiran
istilah dalam judul skripsi ini, maka peneliti perlu menjelaskan istilah istilah
yang penting dalam judul ini.
10
a.
Pembelajaran kooperatif
Kooperatif Learning ( Pembelajaran kooperatif ) merupakan srtategi
ditekankan oleh guru yaitu tentang akuntabilitas individu, kesempatan yang sama
untuk sukses, dan dinamika motivasional, karena merupakan unsur unsur utama
dalam pembelajaran kooperatif TAI. 8
Ibid.,hal.126
11
d.
Hasil belajar
Hasil belajar merupakan salah satu alat untuk mengetahui apakah seseorang
telah melakukan proses belajar. Hasil belajar akan tampak bila individu telah
mempunyai sikap dan nilai yang diinginkan, menguasai pengetahuan, dan
ketrampilan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil belajar adalah
hasil yang telah diperoleh peserta didik dari pengalaman atau latihan latihan
yang telah diikutinya selama pembelajaran yang berupa ketrampilan kognitif ,
afektif dan psikomotorik. 9
Di dalam penelitian ini akan dilihat ada dan tidaknya pengaruh model
Pembelajaran kooperatif STAD dan TAI terhadap hasil belajar matematika siswa.
Terlebih dahulu peneliti akan memberikan perlakuan yang berbeda. satu kelas
yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif
STAD
dan menjadi
bagian-bagian yang saling terkait satu sama lain dan saling melengkapi. Sistem
penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah:
Bab I Pendahuluan
9
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Proyek Pengembangan dan
12
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, ruang
lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional,dan sistematika skripsi.
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini akan diuraikan tentang hakikat matematika, pembelajaran
kooperatif, model pembelajaran kooperatif STAD, model pembelajaran kooperatif
TAI, hasil belajar matematika, tinjauan materi, landasan teori perbedaan model
TAI dan STAD,implementasi STAD pada materi, Implementasi TAI pada materi,
Kajian penelitian terdahulu.
Bab III Metode Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan tentang pola penelitian, populasi, sampling
dan sampel penelitian, sumber data, variabel dan skala pengukurannya, teknik
pengumpulan data dan instrument penelitian, dan analisis data.
Bab IV Laporan Hasil Penelitian
Pada bagian ini berisi deskripsi latar belakang keadaan obyek, deskripsi data
dan pengujian hipotesis.
Bab V Penutup
Penutup berisi kesimpulan dan saran.
Bagian akhir terdiri dari daftar rujukan, lampiran-lampiran serta surat pernyataan
keaslian.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Hakikat Matematika
a.
Pengertian Matematika
Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika, dipandang dari
pengetahuan dan pengalaman dari masing masing yang berbeda. Ada yang
mengatakan bahwa matematika itu bahasa simbol; matematika adalaha bahasa
numerik; matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur ,
majemuk, dan emosional; matematika adalah sarana berpikir logis; matematika
adalah sarana berpikir; matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang;
matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif; matematika adalah ilmu yang
mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur; matematika adalah cabang ilmu
pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik; matematika adalah
pengetahuan tentang penalaran logic dan berhubungan dengan bilangan;
matematika adalah pengetahuan tentang fakta fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk ; matematika adalah pengetahuan tentang struktur
struktur yang logik; matematika adalah pengetahuan tentang aturan aturan yang
ketat; dan matematika adalah aktivitas manusia. 10
Matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta
operasi-operasi melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Namun
penunjukan kuantitas tersebut belum memenuhi sasaran matematika yang lain,
10
13
14
yaitu yang ditunjukkan kepada hubungan, pola, bentuk dan struktur. Ciri utama
matematika ialah metode dalam penalarannya (reasoning). 11
Matematika bukanlah sesuatu yang mutlak. Matematika bukanlah sesuatu
yang dapat merengkuh kebenaran sepenuhnya, atau matematika mendiskripsikan
kenyataan dalam pengertian seperti apa yang pernah dipikirkan sebelumnya.
Beikut ini adalah beberapa definisi matematika dari berbagai pengemukakan
pendapatnya yaitu:
a.
b.
itu
adalah
bahasa
yang
menggunakan
istilah
yang
Jujun
S.Suriasumantri,
Ilmu
dalam
Perspektif,(Jakarta:Yayasan
Indonesia,2003),hal.172
12
Obor
15
diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsepkonsep abstrak.13
d.
2.
3.
4.
5.
6.
13
Herman
Hudojo.Pengembangan
Kurikulum
dan
Pembelajaran
16
Semua definisi ini dapat kita terima, karena memang matematika dapat ditinjau
dari segala sudut, dan matematika itu sendiri bisa memasuki seluruh segi
kehidupan manusia, dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.
Dengan uraian-uraian di atas memudahkan pengetahuan kita tentang
pengertian matematika makin bertambah luas, tidak terlalu sempit dengan hanya
memandang dari satu segi saja. Seperti diucapkan oleh Courant dan Robbin
bahwa untuk dapat mengetahui apa matematika itu sebenarnya, seseorang harus
mempelajari sendiri ilmu matematika itu, yaitu dengan mempelajari, mengkaji,
dan mengerjakannya. 16
b.
Karakteristik Matematika
Dalam hakikat matematika yang merupakan inti dari matematika itu sendiri
objek dasar yang dipelajari adalah abstrak. Sering juga disebut dengan objek
mental. Subtansi matematika adalah benda-benda fikir yang abstrak, walau pada
awalnya matematika lahir dari hasil pengamatan empiris terhadap benda-benda
16
17
17
Fakta
Fakta (abstrak) berupa konvensi-konvensi yang diungkapkan dengan simbol
Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau
Operasi
Pada dasarnya operasi dalam matematika adalah suatu fungsi yaitu relasi
khusus, karena operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu
atau lebih elemen yang diketahui. Misalnya: penjumlahan, perkalian,
gabungan, irisan.
4.
Prinsip (abstrak)
Prinsip (abstrak) adalah objek matematika yang komplek. Prinsip dapat
terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi atau
operasi. Secara sederhana dapatkah dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan
18
Rumus Cepat Maka Mengerjakan Tes Matematika Mengatasi Kesulitan Dalam Belajar
Matematika,(Yogyakarta: Indonesia Cerdas, 2007), hal. 12
18
antara
berbagai
objek
dasar
matematika.
Prinsipnya
dapat
berupa
Kesepakatan yang paling mendasar adalah konsep aksioma dan konsep primitif.
Aksioma diperlukan untuk menghindarkan berpura-pura dalam pembuktian,
sedangkan
konsep
primitif
untuk
menghindarkan
berpura-pura
dalam
mengidentifikasi.
c.
berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal
yang bersifat khusus.
d.
secara umum huruf dan tanda dalam model masih kosong dari arti, terserah
kepada yang akan memanfaatkan model itu.
19
e.
kaitan satu sama lain, tetapi juga ada sistem yang terlepas satu sama lain.
Konsisten juga berarti anti kontradiksi, misal sistem aljabar, sistem sistem
geometri.
Sistem aljabar dan sistem geometri dipandang terlepas satu sama lain, tetapi
di dalam sistem aljabar sendiri terdapat beberapa sistem yang lebih kecil yang
terkait satu sama lain. Disinilah salah satu konsistenan dalam sistemnya.
B.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif
20
memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam
pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membantu keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama sama siswa yang berbeda latar
belakangnya. Pembelajaran kooperatif memerlukan kerjasama antar siswa dan
saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.
Keberhasilan pembelajaran tergantung dari keberhasilan masing masing
individu dan kelompok.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam
kelompok.Ada
unsur
unsur
dasar
pembelajaran
kooperatif
yang
21
peserta didik bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim
telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh peserta didik diberikan tes
tentang materi yang dijelaskan, pada saat tes ini peserta didik tidak diperbolehkan
saling membantu. 19
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa
keunggulan diantaranya sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum.
2.
Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya
guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
3.
19
22
4.
Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama. 20
2.
2.
20
http://yankcute.blogspot.com/2010/02/keunggulan-dan-kekurangan-pembelajaran.html
27-12-2012 10:16
21
http://kireyinha.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran-cooperatif-type-team.html
27-12-2012 10:20
23
3.
Siswa
yang
pandai
dapat
mengembangkan
kemampuan
dalam
ketrampilannya
4.
5.
Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada
siswa yang pandai
2.
3.
4.
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses
pembelajarannya juga berjalan kurang baik
5.
Adanya anggota kelompok yang pasif dan tidak mau berusaha serta hanya
mengandalkan teman sekelompoknya.
C.
telah melakukan proses belajar. Hasil belajar akan tampak bila individu telah
mempunyai sikap dan nilai yang diinginkan, menguasai pengetahuan, dan
keterampilan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai nilai, pengertian
pengertian, sikap sikap , apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne,
hasil belajar berupa:
24
1.
2.
3.
4.
5.
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar terutama
diperoleh dari hasil evaluasi guru. Dalam banyak buku, hasil belajar juga diartikan
sebagai prestasi belajar.
Menurut para ahli pendidikan, hasil belajar yang dicapai oleh para peserta
didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor yang terdapat dalam diri
peserta didik itu sendiri (faktor internal) dan faktor yang terdapat di luar diri
peserta didik (faktor eksternal).23
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkahlaku pada diri
siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap
22
Agus
Supriono.,Cooperative
Learning
Teori
dan
Aplikasi
PAIKEM.,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011).,hal.5-6
23
130
Dra. Hallen A.,M.Pd, Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal.
25
24
25
2000),hal. 34
26
26
D.
Tinjauan Materi
1.
Layang-Layang
a.
b.
Sifat-sifat Layang-layang
1)
2)
3)
4)
c.
Keliling
terpendek = y maka
y
C
O
gambar 2.1
B
27
2)
2.
Luas
Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang mempunyai tepat sepasang sisi yang
berhadapan sejajar.
Segiempat ABCD di bawah adalah trapesium ABCD. Sisi AB dan DC
disebut alas trapesium , sisi AB sejajar dengan sisi DC,sedangkan sisi AD dan
sisi BC disebut kaki-kaki trapesium.
A
Gambar 2.2
1.
b.
c.
28
2.
d.
sebagai berikut.
Keliling = jumlah dua sisi sejajar + dua sisi yang lain
Keliling = AB + CD + BC + DA
3.
Luas Trapesium
dengan STAD sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunita Hapsari
Indraranti yang berjudul Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Metode
STAD (Student Team Achievement Division) Dan TAI (Team Assisted
Individualization) Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Terhadap Hasil Belajar
Siswa SMK Negeri 2 Surakarta.27 Dan juga penelitian yang dibuktikan oleh Siti
27 27
http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=25670/15:16/03/07/2013
29
lama dipikirkan. Ide ini bermula pada abad pertama, seseorang filosof
berpendapat bahwa untuk dapat belajar seseorang harus memiliki pasangan atau
teman.
Menurut pendapat Kauchak (1998:234) pembelajaran kooperatif adalah
suatu kumpulan strategi pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa
menemukan ilmu pengetahuan yang spesifik dan memberikan masukan antar
personal dalam grup. Sedangkan menurut Slavin (1997:22) mengatakan bahwa
pendekatan kontruktivis menerapkan pembelajaran kooperatif secara intensif atas
dasar teori bahwa siswa akan mudah menemukan dan memahami konsep
konsep yang sulit apabila mereka dapat mendiskusikan masalah masalah itu
dengan temannya.29
28
29
http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/84/43/150
30
1.
tahapan pembelajaran yang membawa siswa pada suasana kerja sama yang
diharapkan. 31 tahapan tersebut meliputi:
Belajar Matematika Siswa SMP , ( Malang : Skripsi Tidak Diterbitkan, 2008), hal. 8
31
Pelajar,2011).,hal.133-134
31
mengajar sesuai yang diharapkan. Siswa dan guru mendapatkan kemudahan untuk
memahami materi pelajaran dan mampu menuntaskan pelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, model pembelajaran kooperatif STAD yang
dapat dirancang guru dalam
3. Kegiatan kelompok
4. Penugasan
5. Tes
6. Penghargaan
2.
32
dengan
pemberian
bantuan
secara
individu
bagi
siswa
yang
b.
Placement Test yaitu pemberian pre-test / tanya jawab kepada siswa atau
melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa
pada bidang tertentu.
33
c.
d.
Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh
kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa
yang membutuhkan.
e.
Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil
kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok
yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang
berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f.
Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang
pemberian tugas kelompok.
g.
Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh
siswa.
h.
Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu
pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
Adapun beberapa tahap-tahap dalam model pembelajaran TAI adalah
sebagai berikut.
1.
2.
Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian
siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
(Mengadopsi komponen Placement Test).
3.
34
4.
Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah
dirancang sendiri sebelumnya, dan
Ketua
kelompok
melaporkan
keberhasilan
kelompoknya
dengan
mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi kuis oleh guru.
(Mengadopsi komponen Student Creative).
7.
8.
1.
2.
Penyajian materi
35
3.
Penugasan individu
3.
4.
Kegiatan kelompok
5.
Tes
6.
Penghargaan
6.
G.
36
sebagai sampel.
Hasil penelitian Terdahulu : 1) Ada perbedaan hasil belajar mata pelajaran
Ilmu Bahan Gedung antara kelompok siswa yang diberi perlakuan menggunakan
model pembelajaran kooperatif metode STAD dan kelompok siswa yang
menggunakan pembelajaran kooperatif metode TAI ditinjau berdasarkan ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Surakarta
Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012. Metode TAI lebih efektif daripada
metode STAD terhadap pencapaian hasil belajar ilmu bahan gedung siswa ranah
kognitif pada pokok bahasan pasangan batu bata kelas X semester II SMK Negeri
32
http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=25670/15:16/03/07/2013
37
2 Surakarta, 2) Ada perbedaan hasil belajar Ilmu Bahan Gedung dengan model
kooperatif metode STAD dan TAI ditinjau dari kemampuan awal tinggi dan
rendah, baik pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa kelas X SMK
Negeri 2 Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012. Siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi mendapatkan hasil yang lebih baik nilainya
daripada siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah, 3) Ada interaksi antara
kemampuan awal terhadap hasil belajar siswa, baik pada ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik siswa kelas X SMK Negeri 2 Surakarta Semester Genap Tahun
Ajaran 2011/2012 dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif metode
STAD dan TAI
H.
Kerangka Berpikir
Agar mudah dalam memahami arah dan maksud dari penelitian ini, penulis
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
STAD
Pembelajaran
Dibandingkan
Siswa
Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI
Gambar 2.3 Bagan alur penelitian perbedaan pembelajaran STAD dan TAI
38
Langkah
Langkah
Pembelajaran TAI:
1.
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
TAI
Pembelajaran
matematika
Pembelajaran
kooperatif Tipe
STAD
Mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran dan
hasil
belajar
yang
diharapkan akan dicapai
oleh siswa
2. Menginformasikan
pendekatan pembelajaran
menggunakan kooperatif
tipe TAI
3. Mengecek
kemampuan
prasyarat siswa dengan
cara tanya jawab
4. Menginformasikan
pengelompokan
siswa
setiap kelompok terdiri
dari 4 5 siswa dengan
kemampuan
akademik
yang heterogen
5. Menjelaskan materi secara
singkat
6. Memberikan lembar kerja
siswa (LKS) dan meminta
untuk dikerjakan secara
individual
7. Mengamati kerja setiap
siswa dan memberikan
bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan
seperlunya
8. Menginformasikan untuk
membentuk
kelompok
belajar sesuai dengan
kelompok yang telah
ditentukan guru
9. Mengamati
kerja
kelompok
dan
memberikan
bantuan
seperlunya
10. Memfasilitasi siswa dan
merangkum
serta
memberikan penegasan
11. Memberikan soal kuis
yang dikerjakan oleh
setiap
siswa
secara
individual
untuk
mengecek
pemahaman
siswa
12. Meminta siswa untuk
mengumpulkan
hasil
pekerjaan kuis secara
individual
BAB III
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Pola Penelitian
a.
Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalahsuatu
penelitian
yang
pada
dasarnya
pengumpulan data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada penyusunan teori
yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara
empiris ( Hypothetico Deductive Observational Procedure ).34
33
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 100
39
40
hasil
Penelitian Komparasi
Penelitian komparasi yaitu mencari perbedaan dua variabel sebagaimana
35
Cipta,2002), hal.236
41
c.
36
37
42
B.
a.
Populasi
Populasi adalah sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang
Sampling
Sampling adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau
menyelidiki sebagian dari obyek penelitian. 40 Dengan kata lain, sampling adalah
cara mengumpulkan data dengan mencatat atau menyelidiki sampelnya saja.
Dalam penelitian
38
39
Burhan, Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Prenada Media, 2005), hal
40
76
99
43
Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil untuk diselidiki. 42
Jadi sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang menjadi obyek, dari
penelitian.
Mengenai jumlah sampel, penulis mengambil standar yang diberikan
Arikunto, sebagai berikut: Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil
semua
sehingga
penelitiannya
merupakan
penelitian
populasi.
Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 2025 % atau lebih43 Sampel penelitian ini ada dua kelas yaitu kelas VII A yang
dikenai perlakuan model pembelajaran TAI sebagai kelompok eksperimen 1,
kelas VII B yang dikenai perlakuan model pembelajaran STAD sebagai kelompok
eksperimen 2.
41
42
Ibid, hal 52
43
2002),,hal 112
44
C.
a.
Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah Subyek
Sumber data primer adalah Data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama dilokasi penelitian atau obyek penelitian. 45
2.
Sumber Data Sekunder adalah Data yang langsung diperoleh lewat pihak
lain atau dari sumber kedua, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek
penelitian.Data Sekunder bisa berwujud dokumentasi, laporan-laporan dan arsiparsip kegiatan yang dapat digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut.
Sumber data adalah subjek dari mana penelitian data dapat diperoleh:
1.
Subjek penelitian disini adalah peserta didik terutama siswa kelas VII A dan
VII B MTs Sunan Kalijaga Kranding Kediri.
2.
Narasumber atau responden dalam penelitian ini adalah guru dan kepala
sekolah.
3.
122
44
45
Burhan, Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Prenada Media, 2005), hal
45
b.
Variabel Penelitian
Yang dimaksud variabel dalam penelitian adalah obyek penelitian, atau apa
b.)
b.
bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y).
46
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung : Sinar Baru Algesindo,
1997), hal 23
47
Ibid, hal 24
46
D.
1.
Data
Data Primer yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya dengan
menggunakan metode pengumpulan data yang sesuai.
2.
Data Sekunder yaitu data yang sudah disusun atau data yang berupa
dokumen-dokumen. Data ini meliputi dokumen yang terdiri dari data siswa.
2.
Pengukuran
Dalam penelitian, data yang dimaksud adalah semua data yang ditunjukkan
pada indikatornya baik barupa fakta atau skor. Setelah data tersebut terkumpul
maka diperlukan adanya pengukuran. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah
suatu kejadian yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar kecilnya suatu obyek
atau gejala dalam penelitian ini. Adapun pendapat lain mengenai pengukuran
adalah proses penterjemahan hasil-hasil pengamatan menjadi angka-angka.
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam menganalisis data,
terutama untuk data kuantitatif. Adapun dalam penelitian ini, pengukuran yang
penulis pakai adalah pengukuran yang menggunakan skala.
Jenis data dan skala pengukuran sangat menentukan teknik analisis datanya.
Pengukuran adalah proses penetapan bilangan (nilai) pada obyek atau peristiwa
yang terjadi pada variabel penelitian dengan menggunakan aturan tertentu. Aturan
penggunaan notasi bilangan dalam pengukuran disebut skala atau tingkat
pengukuran (scales of measurement). Pengukuran hanya dilakukan terhadap
47
variabel yang dapat diukur, memiliki indikator yang jelas dan tersedia alat
pengukur yang tepat.48
Skala pengukuran yang digunakan dalam statistik ada empat macam, yaitu:
a.
Skala Nominal
Data berskala nominal merupakan atribut, simbol, nama, dan identitas untuk
membedakan data dari individu satu dan lainnya. Data berskala nominal ini
termasuk data kualitatif yang tidak dapat diberi skor kuantitatif. Jadi angka
pada data nominal hanya merupakan simbol dari objek yang akan dianalisa.
b.
Skala Ordinal
Data berskala ordinal ini menunjukkan peringkat ataupun tingkatan. Akan
tetapi angka jarak antara angka satu dan lainnya tidak konstan atau tidak
mempunyai interval tetap.
c.
Skala Interval
Data berskala interval yaitu datanya berupa data kuantitatif yang
mempunyai jarak sama antara satu dan lainnya. Datanya tidak mempunyai
nilai nol dan tidak maksimum yang sebenarnya. Nilai nol dan titik
maksimum ini tidaklah mutlak.
48
48
d.
Skala Rasio
Skala rasio merupakan skala paling tinggi dalam suatu pengukuran. Data
berskala rasio hampir sama dengan skala interval, yaitu sama-sama
mempunyai jarak yang sama pada masing-masing tingkatan. Perbedaannya
terletak pada nilai nol mutlak. Jika dalam skala interval tidak mempunyai
nilai nol mutlak, akan tetapi pada skala rasio nilai nolnya mutlak atau nilai
nol benar-benar tidak mempunyai nilai apa-apa.
Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala rasio. Skala rasio
dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur data berupa hasil belajar
siswa.
E.
a.
pengumpulan data ini digunakan istilah metode yaitu cara yang dapat digunakan
peneliti dalam memperoleh atau mengumpulkan data penelitian.
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
49
Metode Observasi
Observasi adalah suatu penelitian yang dijalankan secara sistematik dan
Metode Test
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok
anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai
standar yang ditetapkan.50
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah post tes. Post tes tersebut
yang akan digunakan untuk melihat pengaruh hasil belajar matematika siswa.
Metode Dokumentasi
Dalam hal ini Arikunto menegaskan bahwa metode dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya.51
49
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993),
50
hal 49
1986), hal,25
51
hal 206
Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, (Jakarta : Rieka Cipta, 2002) ,
50
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data nilai raport siswa, data
guru, data jumlah siswa, dan data nama-nama siswa.
b.
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah. 52
Setiap teknik atau metode pengumpulan data menggunakan instrumen
pengumpul data yang berbeda-beda.Secara umum, instrumen adalah suatu yang
karena memenuhi persyaratan akademis dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. 53
Adapun instrument yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a.
Ibid., hal136
53
Ibidhlm. 131
54
Ibid,..hlm. 120
55
2009),hlm. 239
51
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok bangun datar
layang layang dan trapesium yang diberikan pada kelas eksperimen. Tes ini
dilakukan pada akhir pembelajaran (post test). Adapun soal dan pedoman
penskoran soal test ini sebagaimana terlampir (Lampiran 17).
Sebagai sebuah instrument maka tes hasil belajar harus memenuhi
persyaratan yang dituntut untuk dimiliki oleh sebuah alat ukur yang baik
sebagaimana alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data. 56 Instrumen
yang baik itu harus memenuhi dua persyaratan yaitu instrumen harus valid dan
reliabel. Pada tahap validitas dan realibilitas inilah tes hasil belajar diuji
kualitasnya sebagai suatu perangkat secara menyeluruh. Pengujiannya dilakukan
setelah dilakukan pengujian atas kualitas pada masing-masing butirnya.
Didalam Uji Instrument terdapat dua uji yaitu Uji validitas dan Uji
reliabilitas.
a.
Uji Validitas
Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi.
Adapun pendapat lain mengenai pengertian validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instruman. 57 Suatu
alat/ teknik evaluasi dikatakan valid, jika alat itu dapat mengukur apa yang harus
diukur oleh alat itu.58 Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas yang
rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi
56
57
52
antara
bagian-bagian
dari
alat
ukur
secara
keseluruhan
dengan
cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah
tiap skor butir, Adapun yang digunakan untuk mencari validitas tes uraian/essai
tersebut adalah dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun
rumusnya adalah:
Keterangan:
: koefisien korelasi
: banyaknya subyek uji coba
: jumlah skor item
: jumlah skor total
: jumlah perkalian skor item dan skor total
: jumlah kuadrat skor item
: jumlah kuadrat skor total
: kuadrat jumlah skor item
: kuadrat jumlah skor total59
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:
Dimana:
t
r
59
: Nilai
: koefisien korelasi hasil
53
: Jumlah responden
Jika
Jika instrument itu dikatakan valid, maka kita dapat melihatnya dengan kriteria
penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi
Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah ( tidak valid) 60
b.
Uji Reliabilitas
Suatu alat pengukuran dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu
gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi
alat yang reliable secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama. 61 Maka
untuk menguji reliabilitas ini digunaka rumus berupa metode Alpha. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
a.
reabilitas tes
60
61
54
c.
b.
jumlah soal
c.
d.
Pedoman Observasi
Bentuk pedoman observasi yang dipakai dalam penelitian ini merupakan
Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi dalam penelitian ini adalah suatu alat pengumpul
62
55
F.
Analisa Data
Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka
64
56
2.
3.
4.
5.
Jika kedua varians kelompok data itu homogen, dilanjutkan dengan uji t.
6.
Jika pada langkah (3) diketahui salah satu kelompok atau keduanya
mempunyai sebaran data tidak normal, maka pengujian perbedaan dua ratarata (mean) ditempuh dengan analisis tes statistik non-parametrik.
7.
Jika pada langkah (4) diketahui sebaran datanya normal, tetapi varians data
tidak homogen, maka pengujian perbedaan dua rata-rata (mean) ditempuh
dengan analisa uji t.
Penelitian ini membahas terkait dengan perbandingan hasil belajar
matematika antara siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI
dengan kooperatif tipe STAD. Adapun serangkaian pengetesan / pengujian adalah
sebagai berikut;
1.
Tahap Awal
a.
65
57
1.
kooperatif tipe TAI dengan STAD terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas VII MTs Sunan Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012/2013.
58
Keterangan:
rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI (kelas
eksperimen).
rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD
(kelas eksperimen)
Menentukan
Ha: _1
_2
H0: _1
_2
formulasi
hipotesis
dalam
bentuk
statistik
Uji homogenitas
Uji homogenitas variansi sangat diperlukan sebelum kita membandingkan
dua kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh adanya
perbedaan data dasar. Maka uji yang digunakan adalah uji F yaitu varians terbesar
dibandingkan dengan varians terkecil. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Jika
, berarti homogen
59
c.
menentukan
jenis
statistik
apa
yang
dipakai
dalam
penganalisaan
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Keterangan:
.
66
67
68
Ibid,hlm. 180
69
Ibid,hlm. 124
60
.
j)
Membandingkan
dengan
sebagai berikut;
2.
jika
jika
Tahap Akhir
Setelah melalui tahap awal, maka peneliti melanjutkan ke tahap akhir yang
bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan TAI pada siswa kelas
VII
MTs Sunan Kalijaga Kranding Kediri. Data diambil dari hasil belajar
Kelas VII
tipe
penelitian ini
menggunakan dua
sampel yang
tidak
t-test
70
Tulus Winarsunu, Statistik Edisi Revisi, (Malang : UMM Press, 2006), hlm. 82.
61
Keterangan :
= Mean pada distribusi sampel 1
= Mean pada distribusi sampel 2
= Nilai varian pada distribusi sampel 1
= Nilai varian pada distribusi sampel 2
= Jumlah individu pada sampel 1
= Jumlah individu pada sampel 2
G.
Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh hasil dari penelitian, peneliti menggunakan prosedur
Persiapan Penelitian
a.
b.
d.
e.
62
a.
Membuat
mengkonsultasikan perangkat
pembelajaran
tersebut
kepada
Dosen
3.
Pengumpulan Data
a.
Peneliti melakukan praktek mengajar di kelas sesuai dengan RPP yang telah
dibuat.
b.
c.
Data hasil tes akan dianalisa dengan menggunakan analisis statistik yaitu
t-test, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.
d.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Penelitian ini dilakukan di MTs Sunan kalijaga Kranding Kediri, yaitu kelas
VII Adan kelas VII B. Kelas tersebut dipilih sebagai sampel penelitian. Adapun
yang diteliti dalam penelitian ini adalah Perbedaan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model TAI (Team Assisted Individualization) dengan Model
STAD (Student Team Achievement Divisions) Pada Peserta Didik Kelas VII
Madrasah Tsanawiyah Sunan Kalijaga Kranding Kediri Tahun Ajaran
2012/2013Untuk dapat menggambarkan tentang objek penelitian ini. Peneliti akan
mendeskripsikan beberapa hal tentang MTs Sunan Kalijaga Kranding Kediri.
1.
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
: Sungai Brantas
Sebelah Barat
64
Letak MTs Sunan Kalijaga mudah dijangkau oleh siswa, oleh karena
letaknya sangat dekat dengan jalan raya dan dekat dengan pondok pondok
pesantren, sehingga sebagian besar siswa berasal dari santri yang mondok di
pesantren dan siswa tidak perlu bersusah payah untuk pergi ke sekolahan tersebut.
Selain itu juga mudah dijangkau oleh kendaraan umum baik dari Kediri maupun
Tulungagung.
2.
Jumlah Siswa
Saat ini MTs Sunan Kalijaga Kranding Kediri terdiri atas delapan belas
kelas dimana kelas VII terdiri atas delapan kelas, kelas VIII terdiri atas lima kelas,
dan kelas IX terdiri atas lima kelas.
Adapun kelas VII yang merupakan populasi penelitian di bagi atas kelas:
Tabel 4.1 Data siswa MTs Sunan Kalijaga tahun ajaran 2012/2013
Kelas VII di bagi atas kelas:
Kelas
VII
A
B
C
D
E
F
G
H
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
28 siswa
18 siswa
27 siswa
21 siswa
31 siswa
17 siswa
28 siswa
19 siswa
27 siswa
18 siswa
28 siswa
17 siswa
27 siswa
20 siswa
31 siswa
15 siswa
Jumlah Siswa
46 siswa
48 siswa
48 siswa
47 siswa
45 siswa
45 siswa
46 siswa
47 siswa
65
B.
signifikan antara model pembelajaran TAI dengan STAD terhadap hasil belajar
siswa MTs Sunan Kalijaga Kranding Kediri kelas VII materi pokok bangun datar
layang layang dan trapesium. Penelitian yang dilaksanakan di MTs Sunan
Kalijaga Kranding Kediri Tahun Pelajaran 2012/2013 dimulai pada tanggal 18
25 Mei 2013 siswa sebagai sampel yang terbagi dalam dua kelompok kelas yaitu
kelas VII-A terdiri dari 46 siswa sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas VII-B
terdiri dari 48 siswa sebagai kelas eksperimen 2.
Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP (lampiran 11 14), kisi-kisi instrumen
(lampiran 6), soal test hasil belajar (lampiran 17), lembar kegiatan guru dalam
penerapan model Pembelajaran TAI (lampiran 15), lembar kegiatan guru dalam
penerapan model Pembelajaran STAD (lampiran16)
(lampiran 17). Adapun data mengenai hasil belajar diperoleh melalui teknik tes
tertulis. Sebelum instrumen tes digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrumen di luar sampel. Uji coba instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
terlebih dahulu dilakukan uji validitas isi dan uji reliabilitas
C.
66
Uji Validitas
Dari uji validitas isi diperoleh dengan dua uji validitas yaitu menggunakan
validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis diperoleh berdasarkan hasil
penilaian
dosen
matematika
STAIN
Tulungagung
yaitu
ibu
Dr.Eny
Setyowati,S.Pd.MM dan ibu Ummu Sholehah, M.Si menyatakan validitas isi dari
instrumen penelitian yang berupa tes esay sejumlah 5 butir soal. Hasil telah
instrumen hasil belajar selengkapnya dapat ditunjukkan pada (lampiran 5).
Setelah diadakan diskusi dengan dosen pembimbing dan soal diadakan
revisi penulis menguji soal post tes tersebut dengan menggunakan validasi
empiris. Validitas empiris ini soal yang akan digunakan sebagai tes hasil belajar
diuji cobakan kepada siswa yang tidak terpilih menjadi sampel pada tanggal 11
Mei 2013. Dari hasil uji coba tersebut dapat di lihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Validitas Soal Post tes
No Soal
1
2
3
4
5
Koefisien Korelasi
Keputusan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dari hasil korelasi tersebut soal soal post tes sebanyak 5 soal tersebut
dinyatakan valid karena r
tabel
hitung
67
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah butir soal yang akan
diuji reliabel dalam memberikan hasil pengukuran hasil belajar siswa. Pada
penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil perhitungan diperoleh
indeks reliabilitas sebesar
koefisien reliabilitas tes yang menghasilkan r hitung (0,693) > rtabel (0,632) dengan
demikian berarti instrumen tes tersebut reliabel (perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 9).
D.
analisis terhadap hasil penelitian tersebut. Dalam analisis ini akan mengikuti
tahapan yang sudah dijelaskan dalam BAB III . Data tersebut kemudian dianalisis
untuk mendapat kesimpulan data dari penelitian. Pengujian hipotesis ini melalui
beberapa tahapan pengujian yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t-test.
1.
Uji Prasyarat
a.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari
sejumlah populasi sama atau tidak. Apabila homogenitas terpenuhi maka peneliti
dapat melakukan pada tahap analisis data lanjutan, apabila tidak maka harus ada
pembetulan
pembetulan
metodologis.
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan hasil ulangan harian siswa kelas VII untuk menguji homogenitas.
68
Pada tabel uji homogenitas yang diperoleh dari penghitungan SPSS 16.0 yaitu :
Tabel 4.3Test of Homogeneity of Variances
Hasil Belajar
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.977
29
.458
varian homogen.
Pada tabel uji homogenitas dapat dilihat bahwa varian tertinggi terdapat
pada varian kelas VIIA = 21,14 dan varian terendah terdapat pada varian kelas
VIIB = 16,09 Kemudian dicari rumus Fhitung. Adapun nilai Fhitung =1,31
konsultasikan dengan Ftabel yang
1 = 45 dan dk penyebut
= 5% dengan dk pembilang db = N 1= 46
1,66 maka Ho
69
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model t-test,
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model t-test yang baik adalah memiliki
distribusi normal atau mendekati normal. Adapun metode statistik untuk menguji
normalitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji kolmogorovsmirnov yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0
Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen1_TAI
N
Normal Parametersa
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Eksperimen2_STAD
40
79.58
4.119
.184
.184
-.133
1.163
.134
41
78.85
4.163
.193
.193
-.177
1.233
.096
Berdasarkan tabel 4.4 yang diperoleh dari perhitungan uji dapat disimpulkan
bahwa data rata rata berdistribusi normal karena memiliki Asymp. Sig
0,05.
Hasil belajar kelas eksperimen 1 memiliki sign 0,134 dan kelas eksperimen 2
70
Uji Hipotesis
Berdasarkan data di atas, data dapat dikatakan homogen dan normal
sehingga analisis data t-test dapat digunakan. Untuk menuju ke kesimpulan bahwa
1.
Ada perbedaan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII MTs. Sunan
Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013 setelah pembelajaran
menggunakan model TAI
2.
Ada perbedaan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII MTs. Sunan
Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013 setelah pembelajaran
menggunakan model STAD
3.
Tabel 4.5 Hasil nilai post test kelas eksperimen 1 dengan kelas konvensional
No
Inisial
Siswa
1
1
2
3
Kelas Eksperiman 1
Nilai Post
X12
test (X1)
Inisial
Siswa
E-1.1
E-1.2
E-1.3
75
80
80
5625
6400
6400
K-1.1
K-1.2
K-1.3
Kelas Konvensional
Nilai
Ulangan
harian(X2)
6
78
76
83
X22
7
6084
5776
6889
71
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
E-1.4
E-1.5
E-1.6
E-1.7
E-1.8
E-1.9
E-1.10
E-1.11
E-1.12
E-1.13
E-1.14
E-1.15
E-1.16
E-1.17
E-1.18
E-1.19
E-1.20
E-1.21
E-1.22
E-1.23
E-1.24
E-1.25
E-1.26
E-1.27
E-1.28
E-1.29
E-1.30
E-1.31
E-1.32
E-1.33
E-1.34
E-1.35
E-1.36
E-1.37
E-1.38
E-1.39
E-1.40
77
85
74
74
75
80
82
75
75
80
85
90
90
80
90
84
80
80
84
84
80
74
80
75
85
88
85
85
87
84
75
78
96
94
96
94
75
5929
7225
5476
5476
5625
6400
6724
5625
5625
6400
7225
8100
8100
6400
8100
7056
6400
6400
7056
7056
6400
5476
6400
5625
7225
7744
7225
7225
7569
7056
5625
6084
9216
8836
9216
8836
5625
K-1.4
K-1.5
K-1.6
K-1.7
K-1.8
K-1.9
K-1.10
K-1.11
K-1.12
K-1.13
K-1.14
K-1.15
K-1.16
K-1.17
K-1.18
K-1.19
K-1.20
K-1.21
K-1.22
K-1.23
K-1.24
K-1.25
K-1.26
K-1.27
K-1.28
K-1.29
K-1.30
K-1.31
K-1.32
K-1.33
K-1.34
K-1.35
K-1.36
K-1.37
K-1.38
K-1.39
K-1.40
78
75
83
78
79
79
79
75
75
79
76
76
76
76
75
88
75
75
76
79
75
75
78
76
76
79
75
83
75
78
75
76
78
75
75
75
77
6084
5625
6889
6084
6241
6241
6241
5625
5625
6241
5776
5776
5776
5776
5625
7744
5625
5625
5776
6241
5625
5625
6084
5776
5776
6241
5625
6889
5625
6084
5625
5776
6084
5625
5625
5625
5929
Jumlah
Rata
rata
3310
82,75
275606
6890,15
Jumlah
Rata
rata
3084
77,1
239024
5975,6
72
b.
t test =
= 4,12
Uji t menggunakan SPSS 16.0 for windows
Tabel 4.6 Nilai Uji t Menggunakan SPSS
Group Statistics
Kelas
Hasil
Mean
Std. Deviation
Eksperimen
40
82.25
6.412
1.014
Konvensional
40
77.1
2.871
.454
Dari perhitungan statistik didapatkan nilai t-test sebesar 4,12 yang disebut
juga dengan thitung. Selanjutnya menentukan taraf signifikan, uji signifikan
dilakukan dengan membandingan t tabel yang terdapat dalam nilai nilai t. Untuk
memeriksa tabel nilai nilai t tentukan terlebih dahulu derajat kebebasan (db)
pada keseluruhan distribusi yang diteliti. Rumus db = N 2. Oleh karena itu
73
jumlah keseluruhan individu yang diteliti sebesar 80 orang yang db-nya sebesar
80 2 = 78
Berdasarkan db = 78, pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai ttabel sebesar
1,671. Data nilai nilai t dapat dituliskan sebagai berikut t tabel (5% = 1,671)
thitung (4,12). Dalam buku Tulus Winarsunu dikatakan bahwa apabila nilai t hitung
sama atau lebih besar dibanding
Tabel 4.7 Hasil nilai post test kelas eksperimen 2 dengan kelas konvensional
No
Inisial
Siswa
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kelas Eksperiman 2
Nilai Post
X12
test (X1)
Inisial
Siswa
E-2.1
E-2.2
E-2.3
E-2.4
E-2.5
E-2.6
E-2.7
E-2.8
E-2.9
E-2.10
E-2.11
E-2.12
E-2.13
E-2.14
90
80
95
70
80
68
80
69
87
72
72
80
84
72
8100
6400
9025
4900
6400
4624
6400
4761
7569
5184
5184
6400
7056
5184
K-2.1
K-2.2
K-2.3
K-2.4
K-2.5
K-2.6
K-2.7
K-2.8
K-2.9
K-2.10
K-2.11
K-2.12
K-2.13
K-2.14
Kelas Konvensional
Nilai
Ulangan
Harian (X2)
6
79
79
76
78
75
76
79
88
79
79
78
79
75
70
X22
7
6241
6241
5776
6084
5625
5776
6241
7744
6241
6241
6084
6241
5625
4900
74
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
E-2.15
E-2.16
E-2.17
E-2.18
E-2.19
E-2.20
E-2.21
E-2.22
E-2.23
E-2.24
E-2.25
E-2.26
E-2.27
E-2.28
E-2.29
E-2.30
E-2.31
E-2.32
E-2.33
E-2.34
E-2.35
E-2.36
E-2.37
E-2.38
E-2.39
E-2.40
E-2.41
86
69
75
70
69
61
75
65
75
66
62
66
78
80
80
78
75
78
65
80
85
85
72
77
70
85
90
7396
4761
5625
4900
4761
3721
5625
4225
5625
4356
3844
4356
6084
6400
6400
6084
5625
6084
4225
6400
7225
7225
5184
5929
4900
7225
E-2.1
K-2.15
K-2.16
K-2.17
K-2.18
K-2.19
K-2.20
K-2.21
K-2.22
K-2.23
K-2.24
K-2.25
K-2.26
K-2.27
K-2.28
K-2.29
K-2.30
K-2.31
K-2.32
K-2.33
K-2.34
K-2.35
K-2.36
K-2.37
K-2.38
K-2.39
K-2.40
K-2.1
78
70
70
70
72
65
70
75
75
70
70
75
75
78
75
75
70
70
70
75
76
78
75
75
75
82
82
6084
4900
4900
4900
5184
4225
4900
5625
5625
4900
4900
5625
5625
6084
5625
5625
4900
4900
4900
5625
5776
6084
5625
5625
5625
6724
6724
Jumlah
Rata rata
3116
76
239472
5840,78
Jumlah
Rata
rata
3081
75,14
232295
5665,73
75
b.
t test =
= 0,589
Uji t menggunakan SPSS 16.0 for windows
Tabel 4.8 Nilai Uji t Menggunakan SPSS
Group Statistics
Kelas
Hasil
Mean
Std. Deviation
Eksperimen
41
76.00
8.149
1.273
Konvensional
41
75.14
4.385
.685
Dari perhitungan statistik didapatkan nilai t-test sebesar 0,589 yang disebut
juga dengan thitung. Selanjutnya menentukan taraf signifikan, uji signifikan
dilakukan dengan membandingan t tabel yang terdapat dalam nilai nilai t. Untuk
memeriksa tabel nilai nilai t tentukan terlebih dahulu derajat kebebasan (db)
pada keseluruhan distribusi yang diteliti. Rumus db = N 2. Oleh karena itu
jumlah keseluruhan individu yang diteliti sebesar 82 orang yang db-nya sebesar
82 2 = 80
Berdasarkan db = 80, pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai t tabel sebesar 1,671.
Data nilai nilai t dapat dituliskan sebagai berikut t tabel (5% = 1,671)
thitung
(0,589). Berdasarkan hasil analisis uji t di atas bahwa hipotesis diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa Tidak ada perbedaan hasil belajar matematika peserta
76
didik kelas VII MTs. Sunan Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013
setelah pembelajaran menggunakan model STAD.
3.
Tabel 4.9 Hasil nilai post test kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Inisial
Siswa
2
E-1.1
E-1.2
E-1.3
E-1.4
E-1.5
E-1.6
E-1.7
E-1.8
E-1.9
E-1.10
E-1.11
E-1.12
E-1.13
E-1.14
E-1.15
E-1.16
E-1.17
E-1.18
E-1.19
E-1.20
E-1.21
E-1.22
E-1.23
E-1.24
E-1.25
E-1.26
E-1.27
E-1.28
E-1.29
E-1.30
E-1.31
E-1.32
E-1.33
Kelas Eksperiman 1
Nilai Post
X12
test (X1)
3
4
75
80
80
77
85
74
74
75
80
82
75
75
80
85
90
90
80
90
84
80
80
84
84
80
74
80
75
85
88
85
85
87
84
5625
6400
6400
5929
7225
5476
5476
5625
6400
6724
5625
5625
6400
7225
8100
8100
6400
8100
7056
6400
6400
7056
7056
6400
5476
6400
5625
7225
7744
7225
7225
7569
7056
Inisial
Siswa
5
E-2.1
E-2.2
E-2.3
E-2.4
E-2.5
E-2.6
E-2.7
E-2.8
E-2.9
E-2.10
E-2.11
E-2.12
E-2.13
E-2.14
E-2.15
E-2.16
E-2.17
E-2.18
E-2.19
E-2.20
E-2.21
E-2.22
E-2.23
E-2.24
E-2.25
E-2.26
E-2.27
E-2.28
E-2.29
E-2.30
E-2.31
E-2.32
E-2.33
Kelas eksperimen 2
Nilai Post
test (X2)
6
90
80
95
70
80
68
80
69
87
72
72
80
84
72
86
69
75
70
69
61
75
65
75
66
62
66
78
80
80
78
75
78
65
X22
7
8100
6400
9025
4900
6400
4624
6400
4761
7569
5184
5184
6400
7056
5184
7396
4761
5625
4900
4761
3721
5625
4225
5625
4356
3844
4356
6084
6400
6400
6084
5625
6084
4225
dan
77
34
35
36
37
38
39
40
41
E-1.34
E-1.35
E-1.36
E-1.37
E-1.38
E-1.39
E-1.40
75
78
96
94
96
94
75
5625
6084
9216
8836
9216
8836
5625
E-2.34
E-2.35
E-2.36
E-2.37
E-2.38
E-2.39
E-2.40
E-2.41
80
85
85
72
77
70
85
90
6400
7225
7225
5184
5929
4900
7225
E-2.1
Jumlah
Rata
rata
3310
82,75
275606
6890,15
Jumlah
Rata
rata
3116
76
239472
5840,78
d.
t test =
= 2,96
Uji t menggunakan SPSS 16.0 for windows
Tabel 4.10 Nilai Uji t Menggunakan SPSS
Group Statistics
Hasil_Belajar
Kelas_Model_
Pembelajaran
Model TAI
Model STAD
N
40
41
Mean
82.75
76.00
Std.
Deviation
6.609
8.149
Std. Error
Mean
1.045
1.273
78
Dari perhitungan statistik didapatkan nilai t-test sebesar 2,96 yang disebut
juga dengan thitung. Selanjutnya menentukan taraf signifikan, uji signifikan
dilakukan dengan membandingan t tabel yang terdapat dalam nilai nilai t. Untuk
memeriksa tabel nilai nilai t tentukan terlebih dahulu derajat kebebasan (db)
pada keseluruhan distribusi yang diteliti. Rumus db = N 2. Oleh karena itu
jumlah keseluruhan individu yang diteliti sebesar 81 orang yang db-nya sebesar
81 2 = 79
Berdasarkan db = 79, pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai t tabel sebesar
2,000. Data nilai nilai t dapat dituliskan sebagai berikut t tabel (5% = 2,000)
thitung (2,96). Berdasarkan hasil anlisis uji t di atas bahwa hipotesis diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil
belajar matematika antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan TAI pada siswa kelas VII MTs Sunan Kalijaga
Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013.
Sedangkan untuk mengetahui besarnya perbedaan model pembelajaran TAI
dengan STAD terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas VII MTs
Sunan Kalijaga Kranding Kediri dapat diketahui melalui perhitungan sebagai
berikut :
= 8,89%
79
1.
71
80
Hipotesis
Penelitian
Ada
perbedaan
hasil belajar
matematika
peserta didik
kelas VII
MTs. Sunan
Kalijaga
Kranding
Kediri tahun
ajaran 2012 /
2013 setelah
pembelajaran
menggunakan
model TAI
Hasil
Penelitian
thitung (4,12)
Kriteria
Interpretasi
Interpretasi
ttabel (5% = H 0 ditolak
1,671)
terima H a
berarti
signifikan
Ada
perbedaan
hasil belajar
matematika
peserta didik
kelas VII
MTs. Sunan
Kalijaga
Kranding
Kediri tahun
ajaran 2012 /
2013 setelah
pembelajaran
menggunakan
model STAD
thitung (0,589)
ttabel (5% =
1,671)
berarti
signifikan
Ada
perbedaan
hasil belajar
matematika
yang
menggunakan
model TAI
dengan model
STAD pada
peserta didik
=2,96
=
2,000
(taraf5%)
berarti
signifikan
Ha ditolak
terima H 0
H 0 ditolak
terima H a
Kesimpulan
Ada
perbedaan
hasil belajar
matematika
peserta didik
kelas VII
MTs. Sunan
Kalijaga
Kranding
Kediri tahun
ajaran 2012 /
2013 setelah
pembelajaran
menggunakan
model TAI
Tidak ada
perbedaan
hasil belajar
matematika
peserta didik
kelas VII
MTs. Sunan
Kalijaga
Kranding
Kediri tahun
ajaran 2012 /
2013 setelah
pembelajaran
menggunakan
model STAD
Ada
perbedaan
signifikan
yang
menggunakan
model TAI
dengan model
STAD
terhadap hasil
belajar
81
kelas VII
MTs Sunan
Kalijaga
Kranding
Kediri tahun
ajaran
2012/2013
2.
matematika
pada peserta
didik kelas
VII MTs
Sunan
Kalijaga
Kranding
Kediri tahun
ajaran
2012/2013
Pembahasan
Setelah dilakukan penelitian dan penganalisaan data, dapat diketahui bahwa
1.
Terdapat perbedaan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII MTs.
Sunan Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013
setelah
thitung
ditolak.
2.
Tidak ada perbedaan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII MTs.
Sunan Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013
setelah
thitung
diterima.
3.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara model TAI dengan model STAD
terhadap hasil belajar siswa. Ini berarti bahwa proses pembelajaran yang
menggunakan model TAI pada kelas VII A berpengaruh positif terhadap
82
hasil belajar siswa dan hasil belajarnyapun lebih baik dibandingkan hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran STAD
pada kelas VII B. Sebelum membuktikan bahwa Ada perbedaan yang
signifikan terhadap hasil belajar matematika antara siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran TAI dengan STAD pada siswa kelas VII MTs
Sunan Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji
normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data dari sampel yang
dalam penelitian ini adalah kelas VIIA dan VIIB berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov dinyatakan
bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas VIIA sebagai kelas eksperimen 1
dan kelas VIIB sebagai kelas ekperimen 2 berasal dari populasi normal.
Setelah uji normalitas dipenuhi kemudian dilakukan uji homogenitas. Dalam
penelitian ini uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel merupakan
kelompok yang homogen. Hasil uji homogenitas variansi menunjukkan bahwa
kedua kelas tersebut mempunyai variansi yang sama (homogen).
Selanjutnya untuk mengetahui Ada perbedaan atau tidak terhadap hasil
belajar matematika antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran TAI
dengan STAD pada siswa kelas VII MTs Sunan Kalijaga Kranding Kediri tahun
ajaran 2012 / 2013 dapat dilihat dengan hasil uji t-test. Pada hasil tes akhir
diperoleh harga t hitung sebesar 2.96 sedangkan ttabel dengan = 5% dan derajat
kebebasan= (40 + 41-2) = 79 adalah sebesar 2,000. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ada perbedaan
83
diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif TAI dengan STAD pada siswa
kelas VII MTs Sunan Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013. Adapun
besarnya perbedaan model pembelajaran TAI dengan STAD pada siswa kelas VII
MTs Sunan Kalijaga Kranding Kediri adalah 8,89% yang berarti besar
perbedaanya perdasarkan interval 0% - 39% yaitu berinterpretasi rendah
Dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran TAI hasil
belajar siswa meningkat, siswa lebih aktif dalam pembelajaran, mereka diberi
ruang untuk menuangkan ide atau pengalaman masing masing serta dalam
pembelajaran ini mereka diberikan kesempatan untuk belajar secara individu
terlebih dahulu untuk menyiapkan konsep dalam diskusi dan setelah itu belajar
berinteraksi antar individu untuk menyelesaikan suatu masalah. Hal ini sesuai
degan pernyataan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi komplek, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan aturan itu tidak sesuai. Selain itu dalam teori
kontruktivis satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah
bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa
harus membangun sendiri pengetahuan yang ada dibenaknya. Guru dapat
memberikan kemudahan untuk proses ini,dengan memberikan kesempatan pada
siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri untuk belajar.
Dengan cara demikian menekankan keaktifan dengan melibatkan siswa secara
aktif melalui diskusi mengenai pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru
dengan kelompoknya serta memberi ruang pada siswa untuk
menuangkan
pendapat dan berinteraksi antar siswa. Selain itu dalam pembelajaran TAI siswa
84
bisa saling menghargai pendapat orang lain dan mengambil kesimpulan dari apa
yang telah di kemukakan setiap individu.
belajar matematika siswa khususnya pada materi pokok bangun datar. Jadi sistem
pembelajaran model TAI dapat membantu meningkatkan hasil belajar matematika
dan ternyata hasil penelitian terbukti relevan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajarn kooperatif model
TAI lebih baik dibanding dengan pembelajaran kooperatif STAD dan dalam
pelaksanaan penelitian ini berjalan dengan lancar suasana belajar menjadi lebih
aktif, lebih efisien, meningkatkan rasa tanggung jawab serta menambah motivasi
belajar siswa.
85
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan secara teoritis dan empiris dari data hasil
Ada perbedaan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII MTs. Sunan
Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013 setelah pembelajaran
menggunakan model TAI .Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung = (4,12)
sedangkan
hipotesis pada penelitian ini ditolak yang menyatakan bahwa ada perbedaan
hasil belajar matematika peserta didik kelas VII MTs. Sunan Kalijaga
Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013 setelah pembelajaran
menggunakan model TAI.
2.
Ada perbedaan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII MTs.
Sunan Kalijaga Kranding Kediri tahun ajaran 2012 / 2013
setelah
86
= 2,96, sedangkan
B.
Saran
Dalam rangka kemajuan dan keberhasilan pelaksanaan proses belajar
meningkatkan
dan
mengembangkan
mutu
pendidikan
khususnya
87
2.
Bagi Guru
Dalam menyampaikan suatu pelajaran khususnya matematika, diharapkan
seorang guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk proses kegiatan
belajar mengajar. Model ini harus bisa menjadi solusi peserta didik dalam belajar
individu dan belajar kooperatif. Pemilihan model dan metode mengajar yang tepat
dapat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
3.
Bagi Peneliti
Dengan memberikan model pembelajaran TAI dan pembelajaran STAD ,
88
DAFTAR PUSTAKA
Belajar
Hudojo.Herman.2001.Pengembangan
Matematika,Malang:UNM.
88
Matematika.Jakarta:
Kurikulum
dan
Departemen
Pembelajaran
89
Ilmu
dalam
Perspektif.Jakarta:Yayasan
Obor
Teori
dan
Aplikasi
90
Inovatif
Berorientasi
Undang-undang SISDIKNAS
Usman,Uzer.2000. menjadi Guru Profesional.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
W. James Popham dan Eva L.Baker.2008. Teknik Mengajar Secara
Sistematis.Jakarta : Rineka Cipta.
Walgito,Bimo.1993. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.Yogyakarta: Andi
Offset.
Wayan Nurkancana dan Sumartana.1986. Evaluasi Pendidikan.Surabaya: Usaha
Nasional.
Winarsunu,Tulus.2006. Statistik Edisi Revisi.Malang : UMM Press.