TAHUN 2012
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
I.
LATAR BELAKANG
Paradigma pembangunan perkebunan saat ini adalah
membangun masyarakat perkebunan melalui usaha
pokok komoditas perkebunan. Ini berarti bahwa
pembangunan
komoditas
perkebunan
adalah
terwujudnya kesejahteraan masyarakat perkebunan
dan wilayah sekitarnya. Untuk mewujudkan sasaran
tersebut, telah ditetapkan 3 (tiga) misi pembangunan
perkebunan, yaitu :
(1) Memberdayakan masyarakat,
(2) Menciptakan sistem usaha perkebunan yang
berdaya saing tinggi dan
(3) Mengembangkan kebudayaan industrial.
Pemberdayaan masyarakat perkebunan menjadi hal
yang sangat penting karena sebagian besar
perkebunan di Indonesia adalah perkebunan rakyat,
meliputi 11,42 juta Ha atau 80,4% dari seluruh luas
perkebunan di Indonesia (1998). Kondisi perkebunan
rakyat (di luar plasma PIR, UPP dan swadaya
berbantuan) dewasa ini cukup memprihatinkan.
Produktivitas kebunnya pada umumnya rendah
dengan jenis dan mutu hasil masih tradisionil.
Petaninya masih berusaha secara sendiri sendiri,
pemeliharaan tanaman kurang dilakukan dan posisi
rebut tawar rendah. Hal lain yang belum banyak
tersentuh adalah bentuk termanfaatnya secara
optimal aset lahan perkebunan.
Pada proyek pengembangan perkebunan rakyat di
bawah Direktorat Jenderal Perkebunan, biasanya
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
II.
TUJUAN UMUM
Tujuan umum pemberdayaan petani dan kelembagaan
dalam rangka pengembangan agribisnis komoditas
kelapa sawit dan karet melalui pola kemitraan adalah
pelaksanaan dan penerapan Sistem Kebersamaan
Ekonomi berdasarkan Manajemen Kemitraan guna
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
III.
FILOSOFI KEMITRAAN
Asal kata kemitraan adalah mitra. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia, pengertian mitra adalah
teman, sahabat, atau kawan kerja. Kemitraan
merupakan suatu jalinan hubungan kerjasama sebagai
teman atau sahabat. Secara filosofi, persahabatan
atau kemitraan dapat diwujudkan bilamana masingmasing individu yang melakukan jalinan kerjasama
dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap
saling
terbuka,
saling
percaya
dan
saling
membutuhkan.
Dengan
keterbukaan
dan
kepercayaan,
maka
kebersamaan akan tumbuh berkembang dengan
baik. Saling terbuka, saling percaya dan saling
membutuhkan dalam kebersamaan diantara individuindividu,
akan
menumbuhkembangkan
suatu
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
IV.
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
Pola
kemitraan
dimulai
sejak
tahap
awal
pembangunan kebun (sebelum konversi) untuk jangka
waktu yang tidak terbatas. Sasaran pokok yang ingin
dicapai dari kemitraan dalam agribisnis adalah untuk
meraih produksi kebun dan kualitas produk setinggitingginya serta tercapainya stabilitas ekonomi dan
kemandirian masyarakat perkebunan. Guna mencapai
sasaran
itu
maka
diantara
petani
perlu
ditumbuhkembangkan satu rasa kebersamaan. Melalui
kebersamaan ini akan terakumulasi seluruh potensi
yang dimiliki oleh seluruh warga peserta proyek
berupa aset, modal, pola pikir, keterampilan,
kebutuhan dan gagasan. Akumulasi semua potensi
aset
petani
akan
menjadi
kekuatan
untuk
menumbuhkan suatu Sistem Kebersamaan Ekonomi
guna
memberdayakan
masyarakat
perkebunan.
Sistem yang dilahirkan dari potensi dan kebutuhan
bersama pasti dapat diterima secara logis dan bernilai
ekonomis dalam suasana yang harmonis.
Sistem Kebersamaan Ekonomi yang lahir dan
ditumbuhkembangkan oleh petani sendiri dilandasi
oleh Filosofi Kemitraan yang mengandung prinsip
saling yaitu saling terbuka, saling percaya, saling
membutuhkan,
saling
melengkapi,
slaing
menyempurnakan
dan
saling
menguntungkan.
Kemitraan berasal dari kata mitra yang berarti
teman, kawan, sahabat. Lawan kata mitra adalah
musuh, rival, lawan. Dengan berlandaskan pada
konsep kemitraan, maka ditumbuhkankembangkan
persahabatan (bukan permusuhan) diantara individu
yang akan menjalin hubungan kemitraan.
Melalui
persahabatan
dapat
menciptakan
Kebersamaan
diantara
individu.
Mulai
dari
kebersamaan fisik sampai tercipta kebersamaan pola
pikir. Kedua kebersamaan ini akan menumbuhkan
kekuatan beberapa individu dalam kelompok dan
juga kekuatan beberapa kelompok dalam kesatuan
kelompok atau kesatuan ekonomi. Dari kekuatan ini
dapat melahirkan kepercayaan, baik rasa percaya
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
diri
pada
masing-masing
individu
maupun
kepercayaan pihak lain terhadap individu dalam
kelompok tersebut. Melalui kepercayaan inilah
kerjasama dapat dikembangkan dengan mitra
usaha, misalnya dalam aspek pengolahan hasil,
pemasaran ataupun aspek keuangan.
Persahabatan (kemitraan) bisa tumbuh diantara
individu bila dilandasi oleh rasa saling yaitu salaing
terbuka, percaya, membutuhkan, menghargai dan
saling-saling lainnya yang dapat memperkokoh
persahabatan. Selain upaya menumbuhkan rasa saling
tersebut, ada 4 prinsip kemitraan yaitu keadilan,
saling menguntungkan, saling ridho dan profesional.
Keempat prinsip ini perlu ditumbuhkembangkan pada
setiap individu petani.
Petani perlu dipersiapkan untuk tumbuh menjadi
petani profesional, tidak hanya profesional dalam
tehnis budidaya (produksi), juga profesional dalam
pengolahan
hasil,
pemasaran
dan
mengelola
organisasi. Ada tiga faktor yang dapat menjadikan
petani profesional, yaitu pengetahuan, keahlian dan
moral. Ketiga faktor ini bisa dikuasai petani melalui
suatu proses dan tahapan dengan menggunakan
sistem, strategi dan metode yang sesuai dengan
kondisi petani setempat. Sistem yang digunakan
dalam proses ini adalah Sistem Kebersamaan Ekonomi
berdasarkan manajemen kemitraan, yaitu pengelolaan
yang dilandasi oleh filosofi kemitraan. Sistem ini
dilaksanakan melalui manajemen kemitraan yang
meliputi aspek aspek: (1) sumber daya manusia, (2)
organisasi, (3) teknis kebun, (4) ekonomi / keuangan,
dan (5) kemitraan. Kelima aspek tersebut saling terkait
satu sama lain, dan dilaksanakan melalui strategi dan
metode tertentu secara berkesinambungan selama 23 tahun dimulai dari aspek paling penting dan hakiki,
yakni aspek sumber daya manusia.
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
B. Aspek Kelembagaan
Organisasi pada prinsipnya adalah alat untuk
mencapai
tujuan
(aktualisasi
filosofi)
dari
sekelompok orang yang memilikinya. Karena itu
bukan tidak mungkin di antara lembaga yang satu
dengan yang lainnya mempunyai filosofi yang
berbeda. Filosofi yang dimiliki oleh organisasi
tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya.
Keberadaan organisasi pada hakekatnya adalah
berupaya
untuk
ikut
kontribusi
dalam
pengembangan dan pembangunan masyarakat.
Organisasi dimulai dari kelompok produktif yang
dibangun dari kebutuhan petani itu sendiri yang
digalang atas dasar rasa kebersamaan individu
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
10
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
11
V.
A. SOSIALISASI
Kegiatan sosialisasi dilakukan dalam rangka untuk
menyamakan persepsi dalam pola pikir tentang
program dan sistem yang akan diterapkan sekaligus
menampung
masukan-masukan
untuk
menyempurnakan sistem. Sosialisasi ini dilaksanakan
di tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa.
Pesertanya terdiri dari instansi terkait, Pemertintah
Daerah Tingkat I dan II, Camat, Kepala Desa dan Tokoh
Masyarakat setempat. Dalam tahapan sosialisasi ini
dilakukan
pengenalan
terhadap
program
pemberdayaan itu sendiri dan pengenalan terhadap
personil yang akan memproses/memfasilitasi atau
yang disebut dengan Tim Fasilitator.
B. PELATIHAN
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
12
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
13
Peserta
Pelatihan Manajemen Kemitraan ditujukan bagi
para Petugas Pemandu yang terdiri atas 56 orang
tenaga lapangan / petugas dari Dinas Perkebuan,
Tokoh Masyarakat, Kepala Desa dan Staf Inti.
2.
Peserta
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
14
4. Administrasi
Tabungan
Pembukuan
dan
Program
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
15
Tujuan :
Memotivasi dan mengarahkan peserta untuk
menggalang dan mengkoordinasi tabungan
anggota kelompok produktif.
Memotivasi
peserta
untuk
mengelola
keuangan
kelompok
produktif
secara
transparan.
Memotivasi pengurus kelompok produktif
untuk melakukan administrasi kelompok
sesuai dengan standar akuntansi.
Mendukung penerapan aturan dan Kelompok
Produktif.
Peserta
Pelatihan Administrasi dan Program Tabungan
ditujukan bagi para sekretaris/bendahara Kelompok
Produktif, Waktu pelatihan adalah 3 hari.
Media yang digunakan : Buku buku administrasi
kelompok, Buku keuangan kelompok.
4. Pelatihan
Kelembagaan
Strategi
Pengembangan
Tujuan :
Memotivasi dan mengarahkan peserta untuk
menggalang kebersamaan dan kerjasama
diantara kelompok dengan membentuk
Forum Komunikasi Manajemen Kebun (FKMK)
untuk meningkatkan pengelolaan kebun
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
16
Peserta
Pelatihan Strategi Pengembangan Kelembagaan
ditujukan bagi para sekretaris/bendahara Kelompok
Produktif,. Waktu pelatihan adalah 3 hari.
Media yang digunakan : Pohon Harapan Masa
Depan, Rumah Idaman Masa Depan.dll.
Peserta
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
17
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
18
19
seluruh
petani,
perusahaan inti.
petugas
pendamping
maupun
C. PENDAMPINGAN
Para petani dan pengurus kelompok yang telah
mengikuti pelatihan tidak dibiarkan berjalan sendiri,
tetapi
senantiasa
didampingi,
difasilitasi
dan
dibimbing secara kontiniu oleh tim pendamping /
petugas pemandu. Kegiatan pendampingan ditujukan
kepada seluruh petani yang mengikuti pelatihan
dengan mengunjungi tempat mereka, seperti di
rumah, kebun, kantor pengurus atau tempat lain yang
disepakati. Para pendamping memberikan bimbingan
dan memfasilitasi petani dan pengurus dalam kegiatan
pengembangan
usaha
dan
organisasinya,
mengakumulasi potensi dan kebutuhan mereka serta
ikut membantu memecahkan berbagai masalah yang
mereka hadapi. Kegiatan pendampingan ini bisa
dilaksanakan pada siang hari tergantung pada siang
hari tergantung pada kebutuhan petani.
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
20
D.ASISTENSI
Dalam melaksanakan pendampingan dan bimbingan
petani, maka pendamping / petugas pemandu
diberikan asistensi dari TIM Asistensi yang telah
berpengalaman dalam bidang pemberdayaan petani
dan
kelembagaan.
Tim
Asistensi
ini
juga
melaksanakan
tugasnya
tidak
hanya
kepada
pendamping / petugas pemandu, juga kepada petani,
pengurus kelompok, Pemda dan perangkatnya,
instansi terkait dan mitra usaha.
VI.
PENUTUP
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel
21