Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI

DAN KELEMBAGAAN PETANI SISTEM MANAJEMEN KEMITRAAN

PELATIHAN FASILITATOR DAERAH I

DIREKTORAT JENDRAL PERKEBUNAN

TAHUN 2012

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

PEMBERDAYAAN PETANI DAN KELEMBAGAAN PETANI


SISTEM MANAJEMEN KEMITRAAN

I.

LATAR BELAKANG
Paradigma pembangunan perkebunan saat ini adalah
membangun masyarakat perkebunan melalui usaha
pokok komoditas perkebunan. Ini berarti bahwa
pembangunan
komoditas
perkebunan
adalah
terwujudnya kesejahteraan masyarakat perkebunan
dan wilayah sekitarnya. Untuk mewujudkan sasaran
tersebut, telah ditetapkan 3 (tiga) misi pembangunan
perkebunan, yaitu :
(1) Memberdayakan masyarakat,
(2) Menciptakan sistem usaha perkebunan yang
berdaya saing tinggi dan
(3) Mengembangkan kebudayaan industrial.
Pemberdayaan masyarakat perkebunan menjadi hal
yang sangat penting karena sebagian besar
perkebunan di Indonesia adalah perkebunan rakyat,
meliputi 11,42 juta Ha atau 80,4% dari seluruh luas
perkebunan di Indonesia (1998). Kondisi perkebunan
rakyat (di luar plasma PIR, UPP dan swadaya
berbantuan) dewasa ini cukup memprihatinkan.
Produktivitas kebunnya pada umumnya rendah
dengan jenis dan mutu hasil masih tradisionil.
Petaninya masih berusaha secara sendiri sendiri,
pemeliharaan tanaman kurang dilakukan dan posisi
rebut tawar rendah. Hal lain yang belum banyak
tersentuh adalah bentuk termanfaatnya secara
optimal aset lahan perkebunan.
Pada proyek pengembangan perkebunan rakyat di
bawah Direktorat Jenderal Perkebunan, biasanya

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

diadakan pelatihan untuk staf proyek dan petani


berdasarkan modul dan metode yang dikembangkan
oleh Proyek Pengembangan Sumber Daya Petani
Perkebunan. Pelatihan untuk petani di lapangan
diberikan oleh petugas pemandu (PPL / PLPT). Akan
tetapi, pada kenyataannya pelatihan lanjutan maupun
pembinaan pasca pelatihan guna meningkatkan
partisipasi petani secara produktif dan ekonomis
dalam kelompok masih kurang diperhatikan dan belum
menyentuh aspek aspek non teknis dalam kehidupan
petani pekebun, sehingga belum diperoleh hasil yang
optimal dari proyek pengembangan perkebunan
rakyat tersebut.
Di
satu
sisi,
pengalaman
pembinaan
dan
pengembangan petani dengan beberapa komoditas
menunjukkan
bahwa
pelatihan
yang
hanya
dititikberatkan pada penguasaan teknis kebun dan
budidaya saja tanpa dibarengi dengan pembinaan
sumber daya petani dalam semua aspek kehidupan
mereka, terbukti tidak mampu mencapai tingkat
produksi
yang
diharapkan
dan
meningkatkan
pendapatan petani secara meyakinkan.
Sedangkan di sisi lain, pengalaman pembinaan sosial
ekonomi petani secara menyeluruh dan terpadu di
wilayah perkebunan kelapa sawit membuktikan bahwa
kegiatan pelatihan dan pembinaan yang mencakup
lima aspek pengembangan, yakni: Sumber Daya
Manusia, Organisasi, Budidaya, Keuangan/Ekonomi
dan Kemitraan, telah berhasil meningkatkan produksi
di atas standar dan mengembangkan kelembagaan
usaha petani, mulai tumbuh dari kelompok Produktif
berkembang menjadi Forum Koordinasi Manajemen
Kebun yang merupakan wadah kerjasama dan
koordinasi
antar
kelompok,
dan
selanjutnya
membuahkan suatu wujud badan usaha Koperasi
Primer yang memenuhi skala ekonomi, kokoh dan
mantap. Di samping itu, pola pembinaan dan
pengembangan
tersebut
juga
telah
mampu
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani,
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

serta mendorong perekonomian masyarakat setempat


kearah yang lebih maju.
Menyadari akan lemahnya kebersamaan petani secara
berkelompok
dalam
pengembangan
budidaya
perkebunan
rakyat,
dan
kurangnya
upaya
penumbuhan kelembagaan ekonomi antar petani,
maka diperlukan suatu upaya pemberdayaan petani
berupa penumbuhan rasa saling percaya, saling
membutuhkan dan saling menguntungkan melalui
penerapan Sistem Kebersamaan Ekonomi berdasarkan
Manajemen Kemitraan seperti yang telah terbukti
berhasil diterapkan pada masyarakat perkebunan
kelapa sawit PIR BUN Ophir, Pasaman dan beberapa
PIR Trans lainnya.
Dengan demikian untuk meningkatkan fungsi dan
peran kelembagaan agribisnis di pedesaan perlu
diciptakan suatu situasi yang kondusif sehingga
terjalin hubungan kemitraan yang serasi dan harmonis
antara beberapa kelembagaan agribisnis lainnya.
Dalam hal ini perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:
(a)aturan main yang disepakati oleh semua pihak
terkait haruslah transparan,
(b)adanya kejelasan dan kepastian mengenai
pembagian hasil dan risiko, serta
(c) mampu
mendorong
kemandirian
dan
produktivitas petani, baik secara individual
maupun secara kelompok.

II.

TUJUAN UMUM
Tujuan umum pemberdayaan petani dan kelembagaan
dalam rangka pengembangan agribisnis komoditas
kelapa sawit dan karet melalui pola kemitraan adalah
pelaksanaan dan penerapan Sistem Kebersamaan
Ekonomi berdasarkan Manajemen Kemitraan guna

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

memberdayakan petani pekebun melalui suatu proses


sehingga:
Menghasilkan
produksi
komoditas
perkebunan rakyat dengan produktivitas dan
berkualitas tinggi;
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
petani pekebun;
Menjalin kerjasama dengan instansi terkait
dan mitra kerja dalam wadah organisasi yang
mandiri;
Mewujudkan dan mengelola kelembagaan
usaha petani yang maju;
Menciptakan suatu kehidupan masyarakat
perkebunan yang makmur dan harmonis.
Sedangkan tujuan khusus setiap tahap pelatihan
dijelaskan dalam penjelasan Program Pelatihan.

III.

FILOSOFI KEMITRAAN
Asal kata kemitraan adalah mitra. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia, pengertian mitra adalah
teman, sahabat, atau kawan kerja. Kemitraan
merupakan suatu jalinan hubungan kerjasama sebagai
teman atau sahabat. Secara filosofi, persahabatan
atau kemitraan dapat diwujudkan bilamana masingmasing individu yang melakukan jalinan kerjasama
dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap
saling
terbuka,
saling
percaya
dan
saling
membutuhkan.
Dengan
keterbukaan
dan
kepercayaan,
maka
kebersamaan akan tumbuh berkembang dengan
baik. Saling terbuka, saling percaya dan saling
membutuhkan dalam kebersamaan diantara individuindividu,
akan
menumbuhkembangkan
suatu

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

kelompok yang homofilus. Kelompok homofilus


adalah kelompok yang terdiri dari anggota-anggota
yang memililiki banyak kesamaan seperti status sosial,
tingkat pendidikan, mata pencarian, kepercayaan,
kesenangan dan sebagainya.
Kemitraan merupakan salah satu upaya untuk
menggerakkan potensi ekonomi. Dogma ini berlaku
dimana-dimana
dan
terbukti
ampuh
untuk
menciptakan mata rantai dalam mengembangakan
industri nasional yang kokoh dan mantap.
Kemitraan merupakan hubungan antar pelaku yang
didasarkan
pada
ikatan
usaha
yang
saling
menguntungkan dalam hubungan kerja sinergis.
Kemitraan merupakan hubungan kerjasama antara
usaha-usaha yang dilandasi oleh prinsip salaing
menunjang, saling menghidupi berdasarkan azas
kekeluargaan,
kebersamaan,
dan
saling
menguntungkan.
Kosep kemitraan seperti ini dilakukan dengan syaratsyarat tertentu:
Pertama, Kemitraan merupakan hubungan
kerjasama yang saling menguntungkan antar
kedua belah pihak. Dalam hal ini diperlukan
kemandirian,
artinya
tidak
sebagai
penguasaan pihak satu atas yang lain.
Kemitraan menjamin masing-masing pelatih
sebagai pelaku yang aktif dan mandiri.
Kedua, Kemitraan dilakukan tidak didasarkan
hubungan
belas
kasihan.
Maksudnya
kemitraan merupakan hubungan yang sejajar
antara satu pihak dengan yang lain.
Ketiga, Kemitraan merupakan hubungan
kerjasama yang profesional. Bila hubungan
yang
dilaksanakan
tidak
menghasilkan
efisiensi, maupun efektivitas dan keuntungan
bagi kedua belah pihak maka hubungan
tersebut tidak layak dilakukan.
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

Kemitraan diperlukan baik oleh perusahaan besar


maupun
menengah,
namun
terutama
untuk
perusahaan kecil. Perusahaan kecil lemah dalam hal
permodalan, manejemen, kualitas produk, jaringan
pemasaran maupun SDM nya.Kerjasama kemitraan ini
akan membantu perusahaan kecil mandiri dan
berkembang. Konsep kemitraan yang dikembangkan
harus berjalan bergandengan dan saling memperkuat
pihak-pihak yang terkait dalam kerjasama, yaitu
hubungan kemitraan yang didasarkan pada bentuk
kerjasama win-win atau saling menguntungkan.

IV.

SISTEM KEBERSAMAAN EKONOMI


Sistem
Kebersamaan
Ekonomi
berdasarkan
Manajemen
Kemitraan
yang
digunakan
untuk
pembinaan dan pengembanga petani seperti yang
dijelaskan di atas, digali dan dikembangkan melalui
suatu strategi dan metode tertentu. Mengingat
pentingnya pembinaan dan pengembangan petani
beserta
organisasinya
guna
meningkatkan
produktivitas hasil kebun, pendapatan dan stabilitas
ekonomi rumah tangga mereka, maka model atau
sistem yang telah diterapkan di perkebunan kelapa
sawit PIR BUN Ophir Pasaman tersebut kini juga
sedang dikembangkan di perkebunan PIR Trans Tania
Selatan Group, PIR Trans Hindoli (A Cargil Company),
PIR Trans Sambu Group, PIR KKPA PTPP Lonsum,
Petani perkebunan karet rakyat di P2WK Mesuji (Kab.
OKI, Sumsel), P2RWTI/EISCDP IFAD Ditjenbun UPP
Lombok NTB dan UPP Sumba Barat NTT, Petani
perkebunan kelapa SPL OECF Lampung, Petani
jambu mete proyek DIK SDR Yogyakarta, Petani PIRTrans Kelapa Sawit di Kabupaten Sintang Kalbar dan
Petani Kopi peserta PUP di Kabupaten Tana Toraja.

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

Pola
kemitraan
dimulai
sejak
tahap
awal
pembangunan kebun (sebelum konversi) untuk jangka
waktu yang tidak terbatas. Sasaran pokok yang ingin
dicapai dari kemitraan dalam agribisnis adalah untuk
meraih produksi kebun dan kualitas produk setinggitingginya serta tercapainya stabilitas ekonomi dan
kemandirian masyarakat perkebunan. Guna mencapai
sasaran
itu
maka
diantara
petani
perlu
ditumbuhkembangkan satu rasa kebersamaan. Melalui
kebersamaan ini akan terakumulasi seluruh potensi
yang dimiliki oleh seluruh warga peserta proyek
berupa aset, modal, pola pikir, keterampilan,
kebutuhan dan gagasan. Akumulasi semua potensi
aset
petani
akan
menjadi
kekuatan
untuk
menumbuhkan suatu Sistem Kebersamaan Ekonomi
guna
memberdayakan
masyarakat
perkebunan.
Sistem yang dilahirkan dari potensi dan kebutuhan
bersama pasti dapat diterima secara logis dan bernilai
ekonomis dalam suasana yang harmonis.
Sistem Kebersamaan Ekonomi yang lahir dan
ditumbuhkembangkan oleh petani sendiri dilandasi
oleh Filosofi Kemitraan yang mengandung prinsip
saling yaitu saling terbuka, saling percaya, saling
membutuhkan,
saling
melengkapi,
slaing
menyempurnakan
dan
saling
menguntungkan.
Kemitraan berasal dari kata mitra yang berarti
teman, kawan, sahabat. Lawan kata mitra adalah
musuh, rival, lawan. Dengan berlandaskan pada
konsep kemitraan, maka ditumbuhkankembangkan
persahabatan (bukan permusuhan) diantara individu
yang akan menjalin hubungan kemitraan.
Melalui
persahabatan
dapat
menciptakan
Kebersamaan
diantara
individu.
Mulai
dari
kebersamaan fisik sampai tercipta kebersamaan pola
pikir. Kedua kebersamaan ini akan menumbuhkan
kekuatan beberapa individu dalam kelompok dan
juga kekuatan beberapa kelompok dalam kesatuan
kelompok atau kesatuan ekonomi. Dari kekuatan ini
dapat melahirkan kepercayaan, baik rasa percaya
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

diri
pada
masing-masing
individu
maupun
kepercayaan pihak lain terhadap individu dalam
kelompok tersebut. Melalui kepercayaan inilah
kerjasama dapat dikembangkan dengan mitra
usaha, misalnya dalam aspek pengolahan hasil,
pemasaran ataupun aspek keuangan.
Persahabatan (kemitraan) bisa tumbuh diantara
individu bila dilandasi oleh rasa saling yaitu salaing
terbuka, percaya, membutuhkan, menghargai dan
saling-saling lainnya yang dapat memperkokoh
persahabatan. Selain upaya menumbuhkan rasa saling
tersebut, ada 4 prinsip kemitraan yaitu keadilan,
saling menguntungkan, saling ridho dan profesional.
Keempat prinsip ini perlu ditumbuhkembangkan pada
setiap individu petani.
Petani perlu dipersiapkan untuk tumbuh menjadi
petani profesional, tidak hanya profesional dalam
tehnis budidaya (produksi), juga profesional dalam
pengolahan
hasil,
pemasaran
dan
mengelola
organisasi. Ada tiga faktor yang dapat menjadikan
petani profesional, yaitu pengetahuan, keahlian dan
moral. Ketiga faktor ini bisa dikuasai petani melalui
suatu proses dan tahapan dengan menggunakan
sistem, strategi dan metode yang sesuai dengan
kondisi petani setempat. Sistem yang digunakan
dalam proses ini adalah Sistem Kebersamaan Ekonomi
berdasarkan manajemen kemitraan, yaitu pengelolaan
yang dilandasi oleh filosofi kemitraan. Sistem ini
dilaksanakan melalui manajemen kemitraan yang
meliputi aspek aspek: (1) sumber daya manusia, (2)
organisasi, (3) teknis kebun, (4) ekonomi / keuangan,
dan (5) kemitraan. Kelima aspek tersebut saling terkait
satu sama lain, dan dilaksanakan melalui strategi dan
metode tertentu secara berkesinambungan selama 23 tahun dimulai dari aspek paling penting dan hakiki,
yakni aspek sumber daya manusia.

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

A. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia


Wadah kelompok produktif dapat dijadikan tempat
peningkatan dan pembinaan sumber daya manusia
bagi
masing-masing
anggotanya.
Strategi
pembinaan melalui kelompok produktif lebih efektif
dibandingkan dengan misalnya penyuluhan. Melalui
kelompok, komunikasi dan interaksi di antara
anggota pasti akan lebih efektif dilakukan
dibandingkan dengan cara dan volume komunikasi
di antara anggota yang berjumlah ratusan orang.
Justru itu kebersamaan di antara 25 orang akan
lebih mudah, lebih cepat ditumbuhkan. Fenomena
kebersamaan adalah salah satu kekuatan yang
dapat dibangun dari bawah dan menjadi dasar yang
kuat bagi pengembangan organisasi pada setiap
tahap berikutnya. Keberadaan kelompok ini juga
merupakan dasar filosofi pembentukan koperasi.
Oleh karena itu kelompok dapat dipandang sebagai
embrio koperasi, sebab didalamnya telah tercipta
nilai-nilai kebersamaan secara ekonomis yang tidak
lain merupakan sendi-sendi dari Bangunan koperasi.

B. Aspek Kelembagaan
Organisasi pada prinsipnya adalah alat untuk
mencapai
tujuan
(aktualisasi
filosofi)
dari
sekelompok orang yang memilikinya. Karena itu
bukan tidak mungkin di antara lembaga yang satu
dengan yang lainnya mempunyai filosofi yang
berbeda. Filosofi yang dimiliki oleh organisasi
tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya.
Keberadaan organisasi pada hakekatnya adalah
berupaya
untuk
ikut
kontribusi
dalam
pengembangan dan pembangunan masyarakat.
Organisasi dimulai dari kelompok produktif yang
dibangun dari kebutuhan petani itu sendiri yang
digalang atas dasar rasa kebersamaan individu
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

petani yang mempunyai tujuan yang sama.


Organisasi yang dibangun dari bawah akan kokoh
bertahan karena pondasi yang menopang bangunan
diatasnya cukup kuat.

C. Aspek Manajemen Budidaya Tanaman


Salah satu aspek pengembangan dalam penerapan
Sistem
Kebersamaan
Ekonomi
berdasarkan
Manajemen
Kemitraan
pada
pengembangan
agribisbinis komiditas perkebunan rakyat adalah
aspek budidaya/teknis kebun.
Tujuan pokok dari pengembangan budidaya/teknis
kebun adalah:
Mengkoordinir pendistribusian agro-input (pupuk
dan sarana produksi lainnya) kepada seluruh
anggota kelompok produktif secara efektif;
Mengontrol
pelaksanaan
pemupukan
yang
dilakukan petani/anggota kelompok produktif
agar pemupukan dilaksanakan tepat waktu, tepat
sasaran, dan tepat dosis/sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan;
Memfasilitasi
kelompok
produktif
dalam
pengadaan pestisida dan dalam pelaksanaan
kegiatan pemberantasan hama penyakit secara
bersama.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
pembinaan terhadap petani, baik melalui kelompok
produktif, wadah kerjasama antar kelompok
maupun koperasi tentang pengelolaan budidaya
dan teknis kebun secara berkesinambungan dalam
suatu sistem kebersamaan.

D.Aspek Manajemen Keuangan/Ekonomi


Sasaran
yang
ingin
dicapai
dari
kerjasama/kemitraan melalui Sistem Kebersamaan
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

10

Ekonomi antara koperasi dan mitra usaha dalam


pengembangan agribisnis komiditas perkebunan
rakyat adalah untuk memperoleh produksi kebun
yang optimal, berkualitas, dengan harga pasar yang
wajar. Dengan demikian diharapkan pendapatan
petani maupun kegiatan perekonomian masyarakat
perkebunan semakin meningkat.
Keempat tahapan yang dilakukan tersebut pada
akhirnya saling terkait dalam suatu sistem leuangan
yang efisien, transparan, sempurna dan aman yang
dilaksanakan
melalui
komputerisasi.
Sebagai
konsekuensi logis, pengaturan keuangan disetiap
tahap organisasi dengan program komputer
membuat semua anggota merasa aman dan tidak
saling mencurigai. Sistem keuangan yang terpadu
ini dilengkapi juga dengan sistem pengendalian
internal sehingga setiap anggota di tingkat mana
pun dapat ikut mengawasinya.

E. Aspek Manajemen Kemitraan


Kelima aspek tersebut saling terkait satu sama lain,
dan dilaksanakan melalui strategi dan metode
tertentu secara berkesinambungan selama 2-3
tahun dimulai dari aspek paling penting dan hakiki,
yakni aspek sumberdaya manusia.
Pengembangan aspek sumber daya manusia bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan petani, sehingga
petani pada akhirnya nanti menjadi pandai,
profesional,
terorganisasi
secara
modern
dan
ekonomis, serta mampu mengelola teknis kebun
dengan baik dan produktivitas tinggi. Program ini
dilaksanakan
melalui
program
pelatihan,
pendampingan / pembimbingan dan asistensi, sesuai
dengan kebutuhan dan pengembangan organisasi
serta lingkup usahanya.

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

11

V.

TAHAPAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN


Sistem Kebersamaan Ekonomi dilaksanakan melalui
tahapan, yaitu (1) Sosialisasi, (2) Pelatihan, (3)
Pendampingan, (4) Asistensi. Strategi yang digunakan
dalam pelaksanaan sistim ini adalah berdasarkan pada
akumulasi potensi yang dimiliki individu petani seperti
aset, modal, gagasan, kebutuhan, komitmen dan lainlain. Individu petani dikembangkan dalam kesatuan
kelompok produktif dan selanjutnya membentuk forum
koordinasi diantara keleompok produktif sebagai
embrio
untuk
bekerjasama
dalam
koperasi
perkebunan. Sedangkan metode yang dipakai adalah
metode partisipasif, POD (pendidikan orang dewasa)
dalam spirit kemitraan.

A. SOSIALISASI
Kegiatan sosialisasi dilakukan dalam rangka untuk
menyamakan persepsi dalam pola pikir tentang
program dan sistem yang akan diterapkan sekaligus
menampung
masukan-masukan
untuk
menyempurnakan sistem. Sosialisasi ini dilaksanakan
di tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa.
Pesertanya terdiri dari instansi terkait, Pemertintah
Daerah Tingkat I dan II, Camat, Kepala Desa dan Tokoh
Masyarakat setempat. Dalam tahapan sosialisasi ini
dilakukan
pengenalan
terhadap
program
pemberdayaan itu sendiri dan pengenalan terhadap
personil yang akan memproses/memfasilitasi atau
yang disebut dengan Tim Fasilitator.

B. PELATIHAN

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

12

Jenis pelatihan yang akan dilaksanakan dalam


program pemberdayaan petani dan kelembagaan
terdiri dari lima jenis pelatihan, yaitu: Dinamika
Kelompok, Strategi Pengembangan Kelembagaan
Petani, Kepemimpinan dan Komunikasi, Administrasi
Pembukuan dan Program Tabungan, Pengembangan
Ekonomi Rumah Tangga. Pelatihan ini lebih banyak
menggunakan media dan Simulasi yang terkait
dengan topik bahasan, sehingga tidak membosankan
peserta pelatihan. Kelima jenis pelatihan diatas
ditujukan untuk individu petani dan pengurus
kelompok. Bagi petugas pemandu dilaksanakan
Pelatihan Manajemen
Kemitraan. Pelatihan ini
bertujuan
untuk
menumbuhkan
semangat
kebersamaan peserta dalam suatu team work yang
dilandasi
oleh
nilai-nilai
moral
dan
mampu
berpenampilan simpatik dan komunikatif. Disamping
itu pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan
wawasan, pemahaman dan penghayatan terhadap
filosofi kemitraan dan sistem kebersamaan ekonomi .
Program pelatihan tersebut tersebut diatas diberikan
secara bertahap dan berkesinambungan, diurutkan
menurut jenis pelatihan sebagai berikut:

1. Pelatihan Manajemen Kemitraan Bagi Para


Petugas Pemandu/ Fasilitator Daerah.
Tujuan :
Meningkatkan wawasan, pemahaman dan
penghayatan para peserta terhadap Filosofi
Kemitraan dan pengetahuan tentang Sistem
Kebersamaan
Ekonomi
berdasarkan
Manajemen Kemitraan.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
para peserta dalam melaksanakan tugasnya
sebagai fasilitator bagi petani pekebun dan
kelompok produktif dalam pengembangan
agribisnis pola kemitraan.

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

13

Meningkatkan kemampuan para peserta


dalam melaksanakan dan mengelola program
pengembangan
agribisnis
komoditas
perkebunan melalui Sistem Kebersamaan
Ekonomi berdasarkan Manajemen Kemitraan.
Menyatukan persepsi yang satu dalam
menjalankan roda kehidupan dan roda
pemerintahan pada masa otonomisasi daerah
masing-masing.

Peserta
Pelatihan Manajemen Kemitraan ditujukan bagi
para Petugas Pemandu yang terdiri atas 56 orang
tenaga lapangan / petugas dari Dinas Perkebuan,
Tokoh Masyarakat, Kepala Desa dan Staf Inti.

2.

Pelatihan Dinamika Kelompok


Tujuan :
Menumbuhkan
kesadaran
petani
untuk
melakukan kegiatan usaha produktif secara
bersama-sama melalui wadah Kelompok
Produktif.
Meningkatkan rasa kebersamaan antar petani
untuk
bekerjasama
mengembangkan
ekonomi mereka.

Peserta

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

14

Pelatihan Dinamika Kelompok diperuntukkan bagi


2.350 KK petani di 3 Propinsi Kalimantan Selatan,
Jambi dan Riau dan dilaksanakan dalam 94 kelas
sesuai dengan pembagian kelompok di lokasi
masing masing. Waktu pelatihan setiap kelas
adalah 3 hari / kelas.
Media yang digunakan; Kisah monyet dan 2 ekor
ikan, Warisan Pancing, Broken Square, Simulasi
Kartu A/B, Kereta Api dll.

3. Pelatihan Pengembangan Ekonomi Rumah


Tangga
Tujuan :
Menumbuhkan kesadaran dan kebersamaan di
antara keluarga petani untuk mengatur ekonomi
rumah tangga secara terencana, transparan dan
dengan memperhatikan skala prioritas kebutuhan
hidup dan menumpuk tabungan keluarga.
Peserta
Pelatihan Pengembangan Ekonomi Rumah Tangga
ditujukan bagi Pasangan Suami Istri. Waktu
pelatihan 2 hari / kelas.
Media yang digunakan : Lagu Uang, Kasus Keluarga,
Poster Hambatan Penganggaran dll.

4. Administrasi
Tabungan

Pembukuan

dan

Program

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

15

Tujuan :
Memotivasi dan mengarahkan peserta untuk
menggalang dan mengkoordinasi tabungan
anggota kelompok produktif.
Memotivasi
peserta
untuk
mengelola
keuangan
kelompok
produktif
secara
transparan.
Memotivasi pengurus kelompok produktif
untuk melakukan administrasi kelompok
sesuai dengan standar akuntansi.
Mendukung penerapan aturan dan Kelompok
Produktif.

Peserta
Pelatihan Administrasi dan Program Tabungan
ditujukan bagi para sekretaris/bendahara Kelompok
Produktif, Waktu pelatihan adalah 3 hari.
Media yang digunakan : Buku buku administrasi
kelompok, Buku keuangan kelompok.

4. Pelatihan
Kelembagaan

Strategi

Pengembangan

Tujuan :
Memotivasi dan mengarahkan peserta untuk
menggalang kebersamaan dan kerjasama
diantara kelompok dengan membentuk
Forum Komunikasi Manajemen Kebun (FKMK)
untuk meningkatkan pengelolaan kebun

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

16

secara bersama sama dengan semangat


kemitraan.
Menciptakan Dinamika kebersamaan.
Menumbuhkan kemampuan kerjasama dalam
spirit kemitraan.
Membantu setiap jenis kegiatan teknis kebun,
khususnya
komoditas
utama
yang
diusahakan

Peserta
Pelatihan Strategi Pengembangan Kelembagaan
ditujukan bagi para sekretaris/bendahara Kelompok
Produktif,. Waktu pelatihan adalah 3 hari.
Media yang digunakan : Pohon Harapan Masa
Depan, Rumah Idaman Masa Depan.dll.

5. Pelatihan Kepemimpinan dan Komunikasi.


Tujuan :
Meningkatkan
kemapuan
para
ketua
kelompok
dalam
membangun
serta
menjalankan roda kegiatan kelompoknya.
Menambah pengetahuan ketua kelompok
dalam mengkomunikasikan sesuatu kepada
anggotanya.
Melakukan
pendelegasian
wewenang,
pembagian tugas.

Peserta

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

17

Peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah para


ketua kelompok
Media yang diberikan meliputi menyusun kalimat
SPOK, mengolah informasi. Mendarat dibulan dll.
Pelatihan di tingkat petani diawali dengan dinamika
kelompok sebagai stimulan untuk membentuk dan
mendinamisasikan Kelompok Produktif oleh para
petani beranggotakan 20 30 orang, kemudian
dilanjutkan dengan jenis pelatihan lain seperti
pentahapan di atas atau disesuaikan dengan
kebutuhan dan perkembangan.
Melalui Kelompok Produktif, para petani yang telah
dilatih tidak dibiarkan berjalan sendiri melainkan
didampingi dan dibina secara berkesinambungan oleh
tenaga Pembina Kemitraan (Pemitra).
Dengan
pelatihan dan pendampingan, para petani di fasilitasi
dan dimotivasi untuk melaksanakan kegiatan
kegiatan produktif dalam pengembangan usaha
organisasinya. Secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan
pengembangan
usaha
dan
atas
kesepakatan bersama, maka organisasi petani akan
tumbuh dan berkembang yang akhirnya menjadi
organisasi uasaha Koperasi yang mandiri dan mampu
menjalankan
manajemen
kebun
bersamasama
dengan bimbingan Petugas Pemandu dan Pembina
Kemitraan, maupun dengan perusahaan mitranya.
Petani yang dibina dan dikembangkan melalui
pelatihan
dan
pendampingan
dalam
wadah
organisasinya akan dapat meningkatkan kemampuan
mereka untuk mengelola kebun secara bersama dan
terpadu (dalam arti areal kebun adalah milik individu,
produksi kebun milik bersama). Kebun yang dikelola,
dipantau dan terjamin keamanannya dari pencurian
buah, sehingga produktivitasnya meningkat dan
dipertahankan tetap tinggi dan optimal.

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

18

Dengan berbagai proses yang dilalui dan dialami


bersama oleh petani seperti yang terurai di atas, maka
dapat tumbuh dan terjalin hubungan yang semakin
erat, terbuka dan harmonis (kemitraan) di antara
sesama petani, organisasi petani, antara petani /
koperasi dengan Dinas Perkebunan, perusahaan mitra,
dan instansi terkait lainnya.
Kelima aspek manajemen kemitraan dilaksanakan
dengan menggunakan strategi yang didasarkan pada
akumulasi dari semua potensi yang dimiliki petani,
yang diawali dari petani secara individu, dan kemudian
dikembangkan dalam kesatuan organisasi secara
bertahap
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
perkembangannya.
Sedangkan
metode
yang
digunakan adalah metode partisipatif, menerapkan
pendidikan orang dewasa (andragogy) dengan spirit
manajemen kemitraan.
Hasil akhir atau output yang diharapkan dari
penerapan sistem kebersamaan ekonomi berdasarkan
manajemen kemitraan adalah : petani menjadi pandai
dan profesional , organisasi petani mandiri, produksi
kebun tinggi, sistem keuangan transparan, efisien dan
efektif, perekonomian desa stabil, aman serta
hubungan kerjasama di antara pelaku kemitraan
semakin harmonis.
Dorongan perkembangan didasari oleh prinsip WinWin. Prinsip ini lahir dari roh kemitraan dan bertujuan
untuk menciptakan suatu kekuatan ekonomi yang
akan lahir dari kebersamaan dan tumbuh dari suatu
proses akumulasi dari semua potensi yang dimiliki
petani. Semua potensi yang dihimpun dalam
kebersamaan tersebut menjadi suatu kekuatan
ekonomi dan dalam prosesnya akan semakin
berkembang, sehingga bertambah kuat dan semakin
mengkristal dalam suatu pola pikir. Hasil akhir yang
diperoleh adalah suatu kekuatan ekonomi yang
bercorak dan bernuansa sama-sama menang, karena
diantara pelaku-pelaku kemitraan tersebut telah
tumbuh dan berkembang rasa saling, baik di antara
____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

19

seluruh
petani,
perusahaan inti.

petugas

pendamping

maupun

Hasil tersebut akan berbeda jauh dengan prinsip


Kalah-Menang yang akan menciptakan kelemahan dan
menghasilkan perbedaan, sehingga sangat mudah
berkembang rasa iri hati, dengki, saling curiga,
persaingan negatif dan sebagainya. Perbedaan ini
akan membuat kelemahan semakin bertambah lemah,
sehingga input intelektual sangat minim, pola pikir
menjadi kontoversial, kurang inovatif, putus asa dan
terima nasib, dan akhirnya mudah sekali lahir depresi
yang menelan banyak kerugian. Akhirnya terjadinya
perbedaan atau kesenjangan diantara petani yang
semakin jauh dan renggang, sehingga yang muncul
adalah saling mengalahkan dan saling merugikan satu
sama lain.

C. PENDAMPINGAN
Para petani dan pengurus kelompok yang telah
mengikuti pelatihan tidak dibiarkan berjalan sendiri,
tetapi
senantiasa
didampingi,
difasilitasi
dan
dibimbing secara kontiniu oleh tim pendamping /
petugas pemandu. Kegiatan pendampingan ditujukan
kepada seluruh petani yang mengikuti pelatihan
dengan mengunjungi tempat mereka, seperti di
rumah, kebun, kantor pengurus atau tempat lain yang
disepakati. Para pendamping memberikan bimbingan
dan memfasilitasi petani dan pengurus dalam kegiatan
pengembangan
usaha
dan
organisasinya,
mengakumulasi potensi dan kebutuhan mereka serta
ikut membantu memecahkan berbagai masalah yang
mereka hadapi. Kegiatan pendampingan ini bisa
dilaksanakan pada siang hari tergantung pada siang
hari tergantung pada kebutuhan petani.

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

20

D.ASISTENSI
Dalam melaksanakan pendampingan dan bimbingan
petani, maka pendamping / petugas pemandu
diberikan asistensi dari TIM Asistensi yang telah
berpengalaman dalam bidang pemberdayaan petani
dan
kelembagaan.
Tim
Asistensi
ini
juga
melaksanakan
tugasnya
tidak
hanya
kepada
pendamping / petugas pemandu, juga kepada petani,
pengurus kelompok, Pemda dan perangkatnya,
instansi terkait dan mitra usaha.

VI.

PENUTUP

Kerjasama dengan semangat kemitraan dalam


pengembangan agribisnis komoditas perkebunan pola
kemitraan dapat berjalan baik dan lancar bila semua
pihak yang bermitra telah memiliki persepsi dan
paradigma yang sama terhadap Sistem Kebersamaan
Ekonomi berdasarkan Manajemen Kemitraan.
Kesediaan untuk saling terbuka, saling percaya, dan
saling membutuhkan perlu dibangun terlebih dahulu
sebagai upaya untuk mewujudkan spirit kebersamaan
di seluruh lapisan organisasi yang bermitra. Dengan
prinsip Win - Win kedua belah pihak pasti
membangun persepsi yang sama, sehingga tumbuh
rasa saling sebagai pondasi yang kuat untuk
menjalankan program pembinaan dan pengembangan.
Akhirnya pihak pihak yang bermitra akan saling
melengkapi, saling menyempurnakan, dan saling
menguntungkan secara berkesinambungan dalam
tujuannya menciptakan stabilitas ekonomi bersama.

____________________________________________________________________________________________
Pelatihan Tim Fasilitator Daerah I / AFASAKA-Kalsel

21

Anda mungkin juga menyukai