PERCOBAAN I
Disusun Oleh :
Nama
: Nur Fitriani
NIM
: 09/283536/PA/12597
Hari, Tanggal
Asisten
: Adhi Dwi H
I.
TUJUAN
Mempelajari cara pembuatan, cara pemurnian, dan karakterisasi ion kompleks
[Co(NH3)4CO3]+
II.
LANDASAN TEORI
Ion kompleks atau molekul terdiri dari atom atau ion pusat dan sejumlah ligan.
Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks stabil mengikuti ketentuan
stoikiometri , walaupun ini tidak diinterpretasikan dengan konsep klasik valensi.
Atom pusat dapat dikarakterkan oleh bilangan koordinasi yang menunjukkan jumlah
ligan (monodentat) yang dapat membentuk kompleks stabil dengan satu atom pusat.
Dalam kebanyakan kasus, bilangan koordinasi adalah 6 (sebagai dalam kasus Fe 2+,
Fe3+, Zn2+, Cr3+, Co3+, Ni2+), kadang 4 (Cu2+, Cu2+), tetapi 2 (Ag2+) dan 8 ( beberapa
ion dalam kelompok platinum) bisa terbentuk. Ligan tersusun disekitar atom pusat
secara simetris. Ion anorganik sederhana dan molekul seperti NH3, CN-, Cl-, H2O
membentuk ligan monodentat (Svehla,1979).
Dalam menjelaskan proses pembentukan dan susunan koordinasi senyawa
senyawa komleks, Werner merumuskan dalam tiga aturan atau teorema :
1. beberapa kompleks ion logam mempunyai dua jenis valensi, yaitu valensi utama
dan valensi tambahan atau valensi koordinasi. Valensi utama berkaitan dengan
keadaan oksidasi ion logam, sedangkan valensi tambahan berkaitan dengan bilangan
koordinasi ion logam.
2. Ion ion logam itu cenderung jenuh baik valensi utamanya maupun valensi
tambahannya.
3. valensi koordinasi mengarah ke dalam ruangan mengeliligi ion logam pusat.
Intisari proses pembentukan senyawa kompleks koordinasi adalah perpindahan
satu atau lebih pasangan electron dari ligan ke ion logam.
Proses pembentukan ikatan donor akseptor electron tersebut dapat
digambarkan dengan persaman
M + :L M:L
Dimana M adalah ion logam dan L adalah liganyang mempunyai pasangan electron
(Rivai, Harrizul, 1995, asas pemeriksaan kimia, ui press, Jakarta.)
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik
suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan
konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan
pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya
hantar listrik yang besar ( Masykuri, 2009).
Untuk menghindari elektrolisis, pengukuran hantaran dilakukan dengan arus
bolak-balik (AC) dengan frekuensi sekitar 1000Hz. Biasanya digunakan suatu
jembatan wheatstone yang dimodifikasi untuk melakukan penentuan hantaran
elektrolit (L) yang beroperasi pada sumber energy AC. Kondisi kesetimbangan dapat
METODE PERCOBAAN
a. ALAT DAN BAHAN
ALAT
Alat alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas ukur 50 mL, gelas
ukur 10 mL, corong gelas, penyaring Buchner, Erlenmeyer 250 mL, gelas beker
100 mL, gelas beker 150 mL, pipet tetes, konduktometer, dan hot plate.
BAHAN
Bahan bahan yang digunakan adalah kobalt (II) nitrat heksahidrat, ammonium
karbonat, larutan ammonium 15 M, larutan hydrogen peroksida 30%, kertas
saring, kertas whattman 42, akuades dan etanol.
b. CARA KERJA
Kristal Co(NO3)2. 6H2O sebanyak 7,5 g (26 mmol) dilarutkan dengan 15 mL
akuades dalam gelas beker 250 mL (gelas beker pertama).
Sebanyak 10 g (NH4)CO3 dilarutkan dengan 30 mL akuades dalam gelas
beker 250 mL dan diaduk kemudian ditambah 30 mL NH4OH 15 M. Larutan
dituang ke gelas beker pertama.
Sebanyak 4 mL H2O2 30% ditambahkan secara bertetes tetes di awal
pemanasan dan diaduk terus menerus. Pemanasan dilakukan sampai volume
larutan 75 60 mL dalam lemari asam. Selama pemanasan ditambahkan 2,5 g
(NH4)2CO3. Larutan dijaga agar tidak sampai mendidih.
Larutan yang masih panas disaring dengan2 lapis kertas saring dan filtrat
ditampung dalam gelas beker 250 mL dan ditutup dengan plastic dan didinginkan
dalam pendingin/kulkas hingga terbentuk kristal. Jika telah terbentuk kristal,
larutan disaring dengan kertas whattman 42. Kristal dicuci dengan akuades dan
etanol bertetes tetes. Kristal dikeringkan dan ditimbang.
IV.
a.
3.
b. Pembahasan
Oksidasi oleh H2O2
H2O2 + Co(Nh3)6 ] 2+ + CO3
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara pembuatan, cara pemurnian, dan
karakterisasiion kompleks [Co(NH3)4CO3]+.
Senyawa atau ion kompleks terdiri dari ion pusat, yang umumnya merupakan ion
atau atom logam, dan sejumlah ligan. Ligan terikat secara kovalen koordinasi,
dengan logam atau ion pusat. Jumlah ligan yang terikat ditentukan oleh bilangan
koordinasi dan jenis ligan. Ion logam Co2+ mempunyai bilangan oksidasi 6, yang
berarti dapat menerima 6 pasang elektron donor.
masih cukup tinggi sedangkan kristal senyawa komplek larut dalam air sehingga
kristal yang terbentuk berkurang.
.rendemen diperoleh dari kelompok lain karena kelompok praktikan tidak
terbentuk produk. Hal ini dapat dikarenakan pemanasan yang kurang maksimal
karena penggunaan gelas beker kecil. Dimungkinkan kadar air masih terlalu
tinggi, sehingga kompleks yang terbentuk terlarut oleh air dalam larutan.
Komplek kering yang terbentuk kemudian dilarutkan dalam labu ukur 100 ml
dan diukur DHL nya. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan larutan KOH
0,001 M. DHL ditentukan oleh mobilitas dari ion ion dalam larutan. Semakin
banyak ion dalam larutan maka akan semakin tinggi daya hantar listriknya.
Daya hantar listrik yang diperoleh berada di dua range DHL, yaitu 209,,,,,. Hal
ini dimungkinkan karena adanya pengotor lain yang belum bersih saat pencucian
sehingga menjadi ion ionnya saat dilarutkan kembali sewaktu pengukuran.
Range ini berada diperkiraan jumlah ion 2 dan 3. Dan diambil jumlah ion 2
karena senyawa yang terbentuk akan menjadi 2 buah ion, yaitu ..
V.
VI.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pecobaan ini adalah
1. Senyawa kompleks [Co(NH4)4CO3]NO3 berbentuk kristal berwarna ungu.
2. Dalam larutan berair, kompleks [Co(NH4)4CO3]NO3 membentuk dua ion yaitu ion
kompleks kompleks [Co(NH4)4CO3]+ dan NO3- .
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S. M, 2008, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta
Lawrance, Geoffrey A. , 2010, Introduction to Coordination Chemistry, John
Wiley&Sons, United Kingdom
Masykuri, M., 2009, Kimia Analitik III, UNS, Solo
Rivai, Harrizul, 1995, Asas Pemeriksaan Kimia, UI Press, Jakarta
Asisten
Adhi Dwi H
Nur Fitriani
Perhitungan
1. Berat rendemen
Co(NO3)2.6H2O + H2O [Co(H2O)6]2+ + 2NO320,026 mol
0,026 mol
0,052 mol
Co2+
Co3+ + e2Co2+
2Co3+ + 2e2+
2+
H2O2 + 2e + H 2H2O
H2O2 + 2e + H 2H2O
2Co2+ + H2O2 + H+ 2Co3+
Reaksi oksidasi total
2Co2+
+ H2O2
+ 2H+ 2Co3+ + H2O
0,026 mol
0,185 mol
0,026
[Co(H2O)6]2+ +(NH4)2CO3 + 6NH3 +
2NO32- +
H2O2
0,0012 mol
x 100 =
Rendemen
berat teoritis
6,48 g
2. Karakterisasi
Jumlah Ion
2
3
4
5
x 100% = 15,89%