Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas Gerakan-gerakan yang efisien dalam bekerja.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai Ilmu Kesehatan
Masyarakat khususnya Ergonomi dan Faal Kerja dalam Prodi Kesehatan, Keselamatan Kerja
itu sendiri dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti
mata kuliah Ergonomi dan Faal Kerja.
Dalam

proses pendalaman materi ini,

tentunya kami penuh dengan kekurangan

sehingga kami perlu mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa
terima kasih yang dalam kami sampaikan kepada:

Dosen Pembimbing Mata Kuliah Ergonomi dan Faal Kerja

Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan dalam pembuatan


makalah ini.

Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu dalam membantu penyelesaian
makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Makassar, 7 Maret 2016


Hormat Kami,

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................i
Daftar Isi ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Tujuan .......................................................................................................3
C. Rumusan Masalah .....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Efisiensi dalam Bekerja ............................................................................4
B. Gerakan-gerakan Efisien dalam Bekerja .................................................11
C. Biomekanik ..............................................................................................22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 28
B. Saran ........................................................................................................28
Daftar Pustaka ................................................................................................29

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Efisiensi kerja merupakan suatu prinsip dasar untuk melakukan setiap kegiatan
suatu organisasi dengan tujuan untuk dapat memperoleh hasil yang dikehendaki dengan
usaha yang seminimal mungkin sesuai dengan standar yang ada. Usaha yang seminimal
mungkin dikaitkan dalam hubungannya dengan pemakaian tenaga jasmani, pikiran,
waktu, ruang, benda, dan uang. Dengan kata lain efisiensi kerja merupakan pelaksanaan
cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya dan merupakan cara yang
termudah mengerjakannya, termurah biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya,
dan terpendek jaraknya.
Pengertian efisiensi menurut Sedarmayanti (2001:112) pada prinsipnya adalah
perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan kegiatan yang dilakukan.
Bekerja dengan efisien adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan yang
sedikit mungkin. Dengan menggunakan cara kerja yang sederhana, penggunaan alat yang
dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas serta menghemat gerak dan tenaga,
maka seseorang dapat dikatakan bekerja dengan efisien dan memperoleh hasil yang
memuaskan. Tujuan utama pekerjaan kantor adalah untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi kerja. Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan sering dijumpai kendala-kendala yang
dapat mempengaruhi kelancaran aktivitas kerja. Diantaranya dapat berupa sistem,
prosedur atau cara kerja yang kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan.
Banyak kantor yang memiliki modal dan tenaga kerja yang lengkap tetapi tidak
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan semula. Hal ini dapat terjadi karena kurang
baiknya pelaksanaan penerapan tata kerja pada kantor tersebut. Oleh karena itu organisasi
yang ingin mencapai tujuan dan hasil yang memuaskan harus mampu melalui penerapan
tata kerja dengan tepat, sesuai standartisasi dan pengendalian kerja dengan tepat.
Sumber utama efisiensi sebenarnya ada dalam diri individu masing- masing
pegawai, karena dengan akal pikiran dan pengetahuan yang ada, pegawai mampu
menciptakan cara kerja yang efisien. Unsur- unsur efisien itu antara lain kesadaran,
1

keterampilan atau skill, disiplin yang dimiliki oleh pegawai serta kerja sama yang baik
antara pegawai dengan ruang lingkup pekerjaannya. Namun untuk lebih meningkatkan
jiwa efisiensi dalam diri tiap pegawai maka dibuatlah peraturan yang mengikat yaitu
berupa penerapan tata kerja di perusahaan. Jika penerapan tata kerja telah diterapkan
maka diharapkan setiap pegawai wajib mematuhi tata keja tersebut, karena jika suatu
peraturan yang telah disepakati dilanggar maka akan dikenakan sanksi. Dalam
meningkatkan efisiensi kerja di perusahaan atau organisasi yang pertama sekali dilakukan
adalah dengan menerapkan tata kerja yang baik. Selain untuk menetapkan disiplin kerja,
penerapan tata kerja juga berfungsi untuk memudahkan dalam pembagian tugas dan
tanggung jawab dalam bekerja.
Adanya kemungkinan yang akan timbul dalam penyelenggaraan penerapan tata
kerja yang tidak efisien dapat mengakibatkan sulitnya pimpinan dalam mengambil
keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi suatu masalah sehingga dapat terjadi
penyimpangan, penyalahgunaan kekuasaan dan sulitnya melakukan pengawasan dan
pemeriksaan dengan cepat.
Efisiensi itu sendiri merupakan suatu usaha untuk memberantas pemborosan
bahan dan tenaga kerja maupun gejala-gejala yang merugikan. Menurut Achmad (2007),
efisensi artinya perbandingan terbaik antara usaha yang telah dikorbankan dengan hasil
yang dicapai. Pengertian efisiensi pada prinsipnya merupakan perbandingan terbaik atau
rasionalitas antara hasil yang diperoleh (Output) dengan kegiatan yang dilakukan serta
sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan (Input).
Salah satu dimensi penting dalam sebuah lembaga adalah adanya tata kerja yang
teratur, terencana, dan tersusun dengan rapi agar memudahkan dalam pengawasan dan
monitoring terhadap hasil yang telah dicapai dan tercipta suatu efisiensi dalam
melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
pekerjaan kantor adalah sesuatu yang mencerminkan wajah mekanisme kerja sebuah
organisasi tertentu.
Dengan menggunakan cara kerja yang sederhana, penggunaan alat yang dapat
membantu mempercepat penyelesaian tugas serta menghemat gerak dan tenaga, maka
seseorang dapat dikatakan bekerja dengan efisien dan memperoleh hasil yang
memuaskan. Setiap pegawai yang tidak menyukai penghamburan akan bekerja dengan
efisien. Pegawai yang efisien tidak akan mengeluh walaupun banyak yang harus
2

dikerjakannya, akan tetapi pegawai yang tidak efisien akan mengeluh walaupun sedikit
yang dikerjakannya. Karena itu penerapan tata kerja yang efisien hendaknya diterapkan
secara terus-menerus agar jiwa efisiensi benar-benar terbentuk dalam diri setiap pegawai.
Apakah pekerjaan itu dikerjakan sesuai standar baik itu waktu maupun alatnya.
Efesiensi memiliki arti secara singkat hemat segala-galanya. Secara singkat
efisiensi adalah usaha menghemat materi, tenaga, waktu dan sebagainya dalam rangka
mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Efesiensi kerja adalah pelaksanaan
pekerjaan dengan cara-cara tertentu tanpa mengurangi tujuan yang dikerjakan dengan
cara paling mudah mengerjakannya, paling murah biayanya, paling sedikit tenaganya,
paling ringan bebannya dan paling singkat waktunya. Di dalam kantor, seorang pegawai
yang bekerja efesien pasti memiliki kecepatan kerja yang tinggi, atau kebalikannya, jika
dia ingin menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu singkat, dia harus bisa meningkatkan
kecepatan kerjanya, berarti dia harus bekerja dengan efesien. Seorang pegawai
yang bekerja tidak efesien, sudah pasti kecepatan kerjanya lamban, sehingga sering
disebut orang menjadi malas. Asalkan punya motivasi, cara bekerja yang efisien dapat
diterapkan oleh setiap pegawai untuk semua pekerjaan kantor baik yang besar maupun
yang kecil.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah diatas adalah sebagai
berikut:
1.

Apa saja efisiensi dalam bekerja?

2.

Bagaimana gerakan-gerakan efisiensi dalam bekerja?

3.

Apa dan bagaimana biomekanik itu ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu ;
1. Untuk dapat mengetahui efisiensi dalam bekerja
2. Untuk dapat mengetahui gerakan-gerakan apa saja yang efisien dalam bekerja

BAB II
PEMBAHASAN
3

A. Efisiensi Dalam Bekerja


1.

Pengertian Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan menghasilkan sesuatu/produksi yang optimal
dengan tidak membuang sumber daya dalam proses pengerjaannya. Bekerja dengan
efisien adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan tenaga yang sedikit mungkin
dengan hasil yang tetap sama. Cara bekerja yang efisien dapat diterapkan oleh semua
karyawan untuk semua pekerjaan yang kecil maupun yang besar. Sehingga dapat
membantu mempercepat penyelesaian tugas dengan menghemat tenaga, waktu, biaya,
bahan dan lainnya.
Bila seorang karyawan harus segera menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu
yang singkat, maka karyawan tersebut harus dapat meningkatkan kecepatan dalam
bekerja, tetapi harus tetap menjaga mutu hasil kerjanya. Oleh karenanya, karyawan
yang tidak efisien akan kekurangan waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya,
sedangkan karyawan yang efisien akan kekurangan pekerjaan untuk menghabiskan
waktunya.
Dengan demikian, efisiensi kerja merupakan pelaksanaan kerja dengan cara
tertentu, tanpa mengurangi tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Cara
pelaksanaan kerja tersebut merupakan cara termudah untuk mengerjakannya,
termurah biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya dan terpendek jaraknya.
Karyawan yang efisien tidak akan mengeluh walaupun banyak yang harus
dikerjakannya, tetapi karyawan yang tidak efisien akan mengeluh walopun sedikit
yang harus dikerjakannya. Cara kerja yang efisien hendaknya perlu diterapkan secara
terus menerus agar jiwa efisiensi dapat dimiliki dan diterapkan dalam melaksanakan
pekerjaan.

2.

Azas-azas Efisiensi Kerja

Untuk menerapkan efisiensi dalam bekerja ini karyawan perlu mengetahui


asas-asas efisiensi bagi pekerjaan yaitu sebagai berikut :
a. Azas Perencanaan
Perencanaan berarti menggambarkan suatu tindakan yang akan dilaksanakan
dalam rangka mencapai suatu tujuan. Perencanaan ini sangat penting agar efisiensi
dapat dilakukan karena tindakan yang akan dilakukan telah direncanakan
sebelumnya.
b. Azas Penyederhanaan
Menyederhanakan berarti membuat suatu sistem yang rumit atau pekerjaan yang
sukar menjadi lebih mudah atau ringan.
c. Azas penghematan
Menghemat berarti mencegah pemakaian benda/bahan secara berlebihan sehingga
biaya pekerjaan menjadi lebih minim.
d. Azas Penghapusan
Menghapuskan berarti meniadakan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan yang dianggap kurang perlu, atau yang tidak berhubungan dengan hasil
kerja yang ingin dicapai.
e. Azas Penggabungan
Menggabungkan berarti menyatukan pekerjaan yang memiliki persamaan kegiatan
atau bahan yang mungkin dapat dikerjakan sekaligus dalam satu langkah sehingga
dapat menghemat waktu kerja.

3.

Syarat Efisiensi Kerja


5

Untuk mencapai efisiensi kerja tersebut diperlukan beberapa syarat berikut ini:
a. Berhasil guna/efektif
Syarat ini menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, dalam
tercapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
b. Ekonomis
Syarat ekonomis menyatakan bahwa dalam usaha mencapai sesuatu yang efektif
biaya, tenaga kerja, material, peralatan, waktu dan ruangan telah dimanfaatkan
dengan tepat.
c. Pelaksanaan Kerja yang dapat dipertanggungjawabkan
Syarat ini untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber
yang ada telah dimanfaatkan dengan tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pembagian Kerja yang Nyata
Manusia mempunyai kemampuan yang terbatas sehingga tidak mungkin
mengerjakan segala macam pekerjaan dengan baik. Hendaknya ada pembagian
kerja yang nyata berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan kerja dan waktu
yang tersedia.
e. Rasionalisasi Wewenang dan Tanggung jawab
Wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab seseorang, artinya jangan
sampai terjadi seseorang mempunyai wewenang yang lebih besar dari tanggung
jawabnya, atau sebaliknya jangan sampai terjadi lebih kecil tanggung jawabnya.
f. Prosedur Kerja yang Praktis
Artinya bahwa pelaksanaan kerja harus merupakan kegiatan operasional yang
dapat dilaksanakan dengan lancar, dapat dipertanggungjawabkan serta pelayanan
kerja memuaskan.

4.

Sumber Efisiensi kerja

Sumber efisiensi kerja adalah manusia karena dengan alat pikiran dan
pengetahuan yang ada, manusia mampu menciptakan cara kerja yang efisien. Sumber
efisiensi kerja yang melekat pada manusia adalah kesadaran, keahlian dan disiplin.
a. Kesadaran
Kesadaran terhadap arti dan makna efisiensi sangat membantu usaha ke arah
efisiensi kerja. Kesadaran mendorong seseorang berkeinginan membangkitkan
kehendak guna melakukan sesuatu. Efisiensi kerja erat kaitannya dengan tingkah
laku dan sikap hidup seseorang. Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup
seseorang dapat mengarah kepada perbutan yang efisien atau sebaliknya. Oleh
karena itu, penerapan efisiensi kerja tidak dapat diharapkan timbul ketika pada
seseorang, melainkan merupakan hasil dari proses yang panjang. Kesadaran
sebagai salah satu sumber efisiensi perlu secara terus-menerus dipupuk agar usaha
dapat berhasil tanpa pemborosan tenaga, biaya dan waktu.
b. Keahlian
Suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang ahli hasilnya akan lebih baik dan
lebih cepat daripada apabila pekerjaan tersebut dilakukan oleh orang yang bukan
ahlinya. Unsur keahlian dalam efisiensi kerja melekat pada manusia, sama halnya
dengan unsur kesadaran. Keahlian manusia di bidang tertentu perlu ditunjang
dengan peralatan, agar efisiensi kerja yang akan dicapai dapat lebih tinggi
daripada tanpa menggunakan alat. Sebab keahlian tanpa ditunjang oleh fasilitas
yang memadai tidak mungkin diterapkan untuk dapat menghasilkan yang terbaik.
Tetapi keahlian itu sendiri sudah merupakan jaminan akan didapatkannya hasil
yang efisien.
Masalah keahlian di dalam suatu kegiatan/pekerjaan dewasa ini, telah
berkembang sehingga menrut adanya keahlian untuk masing-masing bidang
pekerjaan. Perkembangan pekerjaan yang menjurus ke arah spesialisasi
mensyaratkan adanya tenaga ahli. Semakin banyak spesialisasi diciptakan dan
semakin banyak pula keahlian yang diperlukan sesuai tuntutan yang ada. Seorang
pakar dalam bidang tertentu, akan mampu memperkirakan dengan tepat kerusakan
pada sebuah mesin hanya karena mendengar suara mesinnya, tetapi seorang yang
bukan pakarnya tidak dapat memperkirakan tanpa membongkar lebih dahulu
mesin tersebut. Dari contoh tersebut, dapat kita lihat perbedaan dalam efisiensi
kerja. Sehubungan dengan hal tersebut maka faktor yang sangat erat hubungannya
dengan keahlian adalah penempatan orang yang tepat pada suatu pekerjaan.
c. Disiplin
7

Disiplin erat hubungannya dengan kesadaran, sebab disiplin timbul dari


kesadaran. Kesadaran belum memerlukan waktu lama dan agak sulit
dilaksanakan, tetapi disiplin dapat ditumbuhkan dalam waktu yang singkat dan
pada awalnya dapat dipaksakan dengan suatu aturan. Di tempat kerja terdapat
berbagai aturan yang menuntut adanya disiplin pegawai dengan berbagai
sanksinya. Usaha untuk menciptakan disiplin pada organisasi antara lain
dilakukan melalui penyebaran tugas dan wewenang yang jelas, tata cara atau tata
kerja (prosedur) yang sederhana tetapi memadai yang dapat diketahui dan
dipahami oleh tiap karyawan sehingga mereka bisa melaksanakan disiplin
tersebut.
Upaya lain yang perlu dilaksanakan adalah menciptakan keseimbangan antara
kepentingan organisasi dengan kepentingan pribadi karyawan. Untuk dapat
menciptakan keseimbangan kepentingan tersebut, banyak hal yang perlu
diperhatikan, misalnya gaji/pendapatan, penghargaan, pendidikan dan latihan,
fasilitas, rekreasi, dan hal-hal yang menyangkut segi kemanusiaan karyawan.
Apabila upaya tersebut dapat diwujudkan dengan baik, maka disiplin organisasi
dapat ditegakkan dan dipelihara sehingga semua pekerjaan dapat dilaksanakan
dengan efisien.

5.

Pedoman Efisiensi Kerja


Dalam rangka membantu menciptakan cara kerja yang efisien, diperlukan
beberapa pedoman sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Mengubah pekerjaan rutin atau pekerjaan otak menjadi pekerjaan otomatis.


Menggunakan tangan untuk bekerja dengan tanpa bantuan mata.
Memiliki tempat tertentu untuk benda atau catatan
Menyimpan benda yang benar-benar penting saja.
Bekerjalah menurut rencana untuk mencapai hasil.
Menyusun pekerjaan menurut rangkaian kerja yang tepat.
Membiasakan mengambil keputusan seketika.
Membiasakan memulai dan menyelesaikan pekerjaan seketika.
Menggunakan catatan untuk membantu ingatan.
Menggunakan tenaga lain atau pembantu untuk membantu menyelesaikan
pekerjaan.

6.

Efisiensi Kerja di Kantor


Dalam menciptakan efisiensi kerja, sebaiknya diteliti dan ditemukan tempat
atau bagian-bagian yang sering mengalami inefisiensi terlebih dahulu sehingga
efisiensi dapat diterapkan pada bagian-bagian yang mengalami inefisiensi tersebut.
Dalam pekerjaan sehari-hari di kantor, umumnya inefisiensi terjadi dalam pemakaian
alat tulis kantor dan pemeliharaan serta pemakaian barang kantor. Oleh karena itu,
pada kedua bagian ini perlu diterapkan efisiensi.
a. Efisiensi dalam Pemakaian Alat Tulis Kantor
1) Jangan mudah membuang bahan, kecuali benar-benar tidak dapat digunaan
lagi. Contoh: kertas yang terbuang percuma setiap hari karena kebiasaan
membuang kertas padahal kertas masih bisa digunakan untuk keperluan lain.
2) Memelihara alat kerja seperti komputer sesuai dengan kemampuan, misalnya
dengan cara memakai alat kerja tersebut sesuai dengan tujuannya.
3) Pakailah kertas konsep secara timbal balik.
4) Pergunakan karbon dengan cermat.
5) Hindarkan membuat tembusan surat dan lainnya yang berlebihan.
6) Menggandakan surat secukupnya saja.
b. Efisiensi dalam Pemeliharaan serta Pemakaian Barang Kantor
Pemeliharaan adalah merawat benda/barang agar benda/barang tetap berada
dalam kondisi yang terbaik dalam hal pemakaian atau dalam hal pemanfaatannya
sehingga diperoleh hasil sesuai dengan fungsinya.
Memelihara barang tidak bergerak, baik bergerak di tempat (berupa mesin)
maupun bergerak dengan menempuh suatu jarak (mobil, motor, sepeda dan lainlain). Pemeliharaan barang bergerak membutuhkan keahlian khusus dan frekuensi
pemeliharaannya melebihi frekuensi pemeliharaan terhadap barang tidak bergerak.
Artinya, frekuensi pemeliharaan barang yang bergerak lebih banyak dibandingkan
barang

tidak

bergerak

sehingga

berpengaruh

terhadap

besarnya

biaya

pemeliharaan. Untuk menanggulangi besarnya biaya pemeliharaan tersebut, perlu


diketahui beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pemborosan dalam
pemeliharaan barang sehingga meningkatkan jumlah biaya pemeliharaan, yaitu:
1) Kelengahan pengelolaan bahan atau alat dalam proses produksi.
2) Kelengahan dalam perlindungan barang terhadap udara, panas, debu, cairan
dan lain-lain.
3) Cara penggunaan atau pengoperasian mesin/alat yang tidak tepat.
9

4) Pemakaian mesin atau barang yang tidak sesuai dengan tujuan.


5) Pemakaian barang yang berlebihan dan kelebihan itu tidak dikembalikan atau
dilaporkan.
6) Pemakaian yang kasar dan ceroboh.
7) Kesalahan dalam batas kecepatan atau kemampuan.
8) Beban yang berlebih pada alat angkut yang menyebabkan alat cepat rusak.
9) Kelalaian pengurusan barang atau mesin yang tidak dipakai.
10) Kelalaian terhadap perbaikan kecil yang sebenarnya dapat dilakukan sendiri.
11) Penghapusan barang sebelum waktunya.
12) Hilangnya alat-alat kecil.
13) Kelambatan dalam sistem laporan jika terjadi kerusakan pada mesin.

7.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Kerja


Dalam mewujudkan efisiensi dalam bekerja terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Ralph M. Barnes terhadap 3 faktor yang mempengaruhi
efisiensi kerja, yaitu gerakan tubuh pengaturan tempat kerja, dan penggunaan alat
kerja. Menurut The Liang Gie juga terdapat 3 faktor yang mempengaruhi efisiensi
kerja, yaitu kemauan, kemampuan dan kemahiran.
Secara lebih terperinci, faktor yang memengaruhi seseorang untuk dapat
bekerja dengan efisien, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Meja
Bentuk dan susunan serta permukaan meja kerja perlu dirancang dengan baik,
agar dapat menghemat tenaga, usaha dan waktu. Contoh meja yang berbentuk L
dan U dengan tempat mesin ketik atau komputer di sebelah kiri. Selain itu,
permukaan meja harus halus agar karyawan bisa bekerja dengan nyaman.
b. Kursi
Kursi hendaknya yang dapat berputar dan mempunyai sandaran tegak, agar
karyawan dapat duduk dan mudah berputar apabila harus mengetik, mengangkat
telepon atau menulis diatas meja tulisnya.
c. Posisi Benda/Barang
Posisi benda atau barang yang sering digunakan diatas meja dan segera
simpan semua peralatan atau berkas yang tidak diperlukan lagi agar meja tetap
rapi dan dapat digunakan untuk mengerjakan pekerjaan lainnya dengan efisien.
d. Laci

10

Barang atau benda yang ada di dalam laci hendaknya disusun dengan penuh
pertimbangan, disesuaikan dengan kepentingan masing-masing peralatan agar
dapat dipergunakan secara efisien.

B. Gerakan-gerakan efisien dalam bekerja


1. Pengertian Motion Study (Studi Gerakan)
Studi gerakan merupakan salah satu metode pemetaan sistem kerja dengan
menganalisis gerakan anggota badan saat bekerja yang diuraikan dalam elemenelemen gerakan. Analisis diarahkan khususnya untuk dapat menghilangkan gerakangerakan yang tidak efektif, yang pada akhirnya dapat menghemat waktu kerja maupun
pemakaian peralatan dan fasilitas kerja. Salah satu penguraian elemen gerakan yang
sering digunakan adalah Therblig yang dikembangkan oleh Frank dan Lilian
Gilbreth.

2. Manfaat Motion Study ( Studi Gerakan )


Tujuannya adalah agar yang tidak efektif dapat dikurangi /dihilangkan
sehingga dapat menghemat waktu kerja dan dapat menghemat pula pemakaian alat
/fasilitas tersedia. Adapun manfaat dari Motion Study ( Studi Gerakan ) :
a. Memperbaiki kemampuan pekerja karena menerapkan metode yang baik,
penggunaan alat yang baik dan menghentikan kegiatan yang tidak perlu.
b. Kehidupan mesin dapat ditingkatkan.
c. Mengurangi kelelahan pekerja.
d. Mengurangi biaya tenaga kerja karena pemborosan kurang dalam pabrik.
Adapun penjelasan dari 17 elemen gerakan dasar yang diteliti oleh Frank B.
Gilbert dan Istrinya adalah :
1) Mencari (search) lambangnya SH
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar pegawai untuk menemukan
lokasi objek, menggunakan mata. Mencari ini termasuk dalam gerakan Therblig
yang tidak efektif.
Contoh :
11

a) Mencari letak komputer yang akan digunakan mengetik


b) Menemukan lokasi / letak telepon yang berdering
2) Memilih (select) lambangnya ST
Gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur menggunakan tangan dan
mata, baru berhenti bila objek sudah ditemukan. Memilih ini termasuk dalam
elemen gerakan Therblig yang tidak efektif.
Contoh :
a) Mencari sebuah file pada tumpukan berkas
b) Mencari sebuah pena dikumpulkan alat tulis
3) Memegang (graps) lambangnya G
Gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului dengan gerakan menjangkau
dan dilanjutkan dengan gerakan membawa. Memegang adalah elemen Therblig
yang diklasifikasikan sebagai elemen gerakan efektif yang biasanya tidak bisa
dihilangkan tetapi dalam beberapa hal dapat diperbaiki.
Contoh :
Memegang file yang telah ditemukan kemudian membawanya ke meja kerja
4) Reach (menjangkau) dilambangkan dengan RT
Gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun
menjauhi objek. Gerakan ini diklasifikasikan sebagai elemen Therblig
yang efektif dan sulit untuk dihilangkan secara keseluruhan dari suatu siklus
kerja. Meskipun demikian gerakan ini dapat diperbaiki dengan memperpendek
jarak jangkauan serta memberikan lokasi yang tetap untuk obyek yang harus
dicapai selama siklus kerja berlangsung.
Contoh :
a) Menjangkau mouse komputer ketika menggunakan komputer.
b) Menjangkau benda yang berada sedikit tinggi ketika kita ingin mengambil file
diatas lemari.
5) Membawa (move)
Gerakan berpindah tangan dimana tangan dalam keadaan dibebani. Elemen gerak
membawa termasuk Therblig yang efektif sehingga sulit untuk dihindarkan.
Tetapi waktu yang digunakan untuk elemen kegiatan ini dapat dihemat dengan
cara mengurangi jarak perpindahan, meringankan beban yang harus dipindahkan,
dan memperbaiki tipe pemindahan beban dengan prinsip gravitasi atau
mempergunakan peralatan material handling.
Contoh:
a) Membawa laptop ke ruang meeting
b) Membawa tumpukan file ke ruang arsip.
6) Memegang untuk memakai (hold) dilambangkan dengan huruf H
Gerakan memegang tanpa menggerakan objek yang sedang dipegang. Elemen
memegang untuk memakai adalah elemen kerja yang efektif yang bisa
dihilangkan dengan memakai alat bantu untuk memegang obyek.
12

Contoh:
a) Menggunakan komputer ketika mengetik
b) Menghidupkan mesin cetak misalnya printer ketika ingin mencetak berkas.
7) Melepas (release) lambangnya RL
Terjadi ketika pegawai melepaskan objek yang dipegangnya. Berawal dari
pegawai mulai melepaskan tangannya dari objek dan berakhir bila seluruh jarinya
tidak menyentuh objek lagi. Elemen gerak melepas termasuk elemen therblig
yang efektif yang bisa diperbaiki.
Contoh:
a) Menutup telepon
b) Meletakkan kunci inggris setelah memperbaiki mesin.
8) Mengarahkan (position) dilambangkan dengan P
Didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti oleh gerakan merakit
(assembling). Misalnya memutar, menggeser ketempat yang diinginkan dan
berakhir pada saat objek sudah dirakit atau mulai dipakai.Elemen gerak ini
termasuk Therblig yang tidak efektif, sehingga untuk itu harus diusahakan untuk
dihilangkan.

Waktu

untuk

mengarahkan

dapat

diefisiensikan

dengan

mempergunakan alat bantu.


Contoh:
a) Menggeser meja kerja ke dekat dinding
b) Memindahkan printer kedekat komputer kemudian menyambungkannya
dengan komputer.
9) Mengarahkan sementara (preposition) lambangnya PP
Elemen gerak menuju pada tempat sementara. Tujuan mengarahkan sementara
adalah memudahkan pemegangan apabila objek akan dipakai kembali.
Mengarahkan awal adalah elemen gerakan efektif Therblig yang mengarahkan
obyek ke suatu tempat sementara sehingga pada saat kerja mengarahkan obyek
benar-benar dilakukan maka obyek tersebut dengan mudah dapat dipegang dan
dibawa ke arah tujuan yang dikehendaki.
Contoh:
a) Memindahkan pena dari tempat pena dan diletakkan dimeja didekat posisi kita
duduk.
b) Meletakkan laptop didepan posisi duduk.
10) Pemeriksaan (inspect) lambangnya I
Pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah memenuhi
syarat tertentu atau belum.Elemen ini termasuk elemen Therblig yang tidak
efektif .
Contoh:
a) Memeriksa tinta printer
b) Memeriksa kembali dokumen laporan yang akan diserahkan pada atasan
13

11) Perakitan (assamble) lambangnya A


Gerakan untuk menghubungkan satu objek dengan objek lain sehingga menjadi
satu kesatuan.Elemen ini merupakan elemen Therblig yang efektif yang tidak
dapat dihilangkan sama sekali tetapi dapat diperbaiki.
Contoh:
a) Menyambungkan mouse pada laptop.
b) Menyambungkan printer pada komputer.
12) Lepas rakit (dissamble) lambangnya DA
Dua bagian objek dipisahkan dari satu kesatuan. Ini termasuk gerakan Therbligh
yang efektif.
Contoh:
a) Melepaskan mouse pada laptop ketika selesai digunakan.
b) Melepaskan kabel proyektor dari laptop ketika selesai presentasi.
13) Memakai (use) dilambangkan dengan U
Bila satu tangan atau kedua tangan digunkan untuk menggunakan alat.Memakai
adalah elemen gerakan efektif Therblig dimana salah satu atau kedua tangan
digunakan untuk memakai/mengontrol suatu alat untuk tujuan-tujuan tertentu
selama kerja berlangsung.
Contoh:
a) Mengetik file
b) Menulis menggunakan pena
c) Menstempel suatu berkas, dll.
14) Kelambatan yang tidak dapat dihindarkan (un avoidable delay) dilambangkan
dengan UD
Kelambatan disini maksudnya adalah kelambatan yang terjadi diluar kemampuan
pengendalian pegawai. Kondisi ini diakibatkan oleh hal-hal diluar kontrol dari
operator dan merupakan interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung.
Ini termasuk gerakan Therbligh yang tidak efektif.
Contoh:
Ketika ingin mencetak berkas printernya ternyata rusak.
15) Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay) dilambangkan dengan AD
Disebabkan oleh hal-hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pegawai
baik disengaja maupun tidak. Kegiatan ini menunjukan situasi yang tidak
produktif yang dilakukan oleh operator sehingga perbaikan/penanggulangan yang
perlu dilakukan lebih ditujukan kepada operator sendiri tanpa harus merubah
proses kerja lainnya. Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.
Contoh:
Pegawai yang sedang mengalami masalah pribadi tidak bisa berkonsentrasi pada
pekerjaannya.
16) Merencana (plan) lambangnya Pn

14

Merupakan proses mental dimana operator berfikir untuk menentukan tindakan


yang akan diambil selanjutnya. Elemen ini merupakan proses mental dimana
operator berhenti sejenak bekerja dan memikir untuk mentukan tindakan-tindakan
apa yang harus dilakukan. Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.
Contoh:
Seorang pegawai telah selesai mengerjakan suatu pekerjaannya ia berencana
menyerahkannya kepada atasannya.
17) Istirahat untuk menghilangkan fatique (rest to overcome fatique) R
Terjadi pada setiap siklus kerja tetapi secara periodic waktu untuk memulihkan
kembali kondisi badan dari rasa fatique sebagai akibat kerja berbeda-beda, tidak
saja karena jenis pekerjaannya tetapi juga karena pegawainya. Elemen ini tidak
terjadi pada setiap siklus kerja akan tetapi berlangsung secara periodik. Ini
termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.
Contoh:
a) Hari sabtu libur bekerja
b) Adanya waktu istirahat makan siang yang cukup panjang dari jam 12.00
13.00

3. Mengklasifikasikan mana gerakan dasar yang effective dan ineffective.


Tabel. Gerakan Therbligh

15

Efektif
C. Memegang (Graps)
Memegang untuk memakai (Hold)

Tidak efektif
Mencari (Search)

Memilih (Find)

i
o

Melepas (Released Load)


Menjangkau (Reach)

Memeriksa (Inspection)
Kelambatan Tak Terhindar (Unavodable

Membawa dengan beban (Move)

Merakit (Assemble)

Delay)

m
e
k
a

Kelambatan Dpat Dihindarkan (Avodable

Delay)

Istirahat Menghilangkan Capek (Rest to

Lepas Rakit (disassemble)

Overcome Fatique)

Memakai (Use)

Pengarahan semestara ( preposition )

Perencanaan ( Plan )
Mengarahkan (Position)
Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari
gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik
yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu
dalam fisika. Tersebutlah nama-nama seperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei
(1564-1642), dan Issac Newton (1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu
ini. Galileo adalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu dinamika. Sedangkan
Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan
gravitasi.
Mekanika teknik (engineering mechanics) atau disebut juga dengan mekanika terapan
adalah ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip mekanika. Mekanika
terapan mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik.
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem
biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan
ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir
semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam

16

penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam
biologi dan kedokteran.
Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanika merupakan ilmu
mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot manusia (Chaffin, 1991).
Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada
bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas
sehari-hari. Kajian biomekanika dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu kinematika dan
kinetika. Kinematika lebih menjurus pada karakteristik gerakan yaitu meneliti gerakan
dari segi ruangan yang digunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat
gaya yang menyebabkan gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yang
menyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya atau berapa jauh obyek
menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebut merupakan studi kinematika.
Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yang bekerja pada satu sistem, misalnya tubuh
manusia. Kajian gerakan kinetika menjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan.
Dibandingkan dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk diamati, pada
kajian kinetik yang terlihat adalah akibat dari gaya.
1. Biomekanika dan Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu tentang kerja. Secara garis besar, kegiatan-kegiatan
kerja manusia dapat dikelompokkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak).
Tubuh manusia dirancang untuk melakukan kerja (dalam hal ini kerja fisik) atau
aktivitas serhari-hari, adanya masa otot yang bobotnya lebih dari separuh tubuh
memungkinkan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan kerja. Dari
sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus
sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik, kognitif, maupun keterbatasan
manusia menerima beban tersebut. Kemampuan atau keterbatasan manusia tersebut
termasuk dalam hal gerakan atau postur kerja dan gaya atau beban kerja. Disinilah
biomekanika berperan. Biomekanika merupakan ilmu yang menggunakan hukumhukum fisika dan konsep-konsep mekanika untuk mendeskripsikan gerakan dan gaya
pada berbagai macam bagian tubuh ketika melakukan aktivitas. Karena biomekanika
hanya berbicara dalam masalah fisik maka biomekanika termasuk dalam ranah
ergonomi fisik.
Seperti telah disebutkan di atas, biomekanika berkaitan dengan sistem biologi
dan menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Namun
karena ergonomic hanya membahas manusia maka lingkup biomekanika yang
digunakan adalah biomekanika pada manusia.
17

Ergonomi memiliki prinsip dasar untuk menyesuaikan kerja agar sesuai


dengan batasan atau karakteristik pekerjanya. Karakteristik ini biasanya disebut
antropometri baik fisik / tubuh ataupun antropometri non fisik seperti psikometri.
Biomekanika merupakan studi tentang karakteristik-karakteristik tubuh manusia
dalam istilah mekanik. Biomekanika dioperasikan pada tubuh manusia baik saat tubuh
dalam keadaan statis ataupun dalam keadaan dinamis. Oleh karena itu agar sistem
kerja menjadi ergonomis maka harus memperhatikan biomekanika.
2. Biomekanika dan Perancangan Kerja
Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan postur kerja,
beban kerja dan proses perancangan peralatan kerja misalnya pembuatan alat bantu
gerak yang dapat digunakan untuk meringankan penderita cacat maupun peralatan
kerja lainnya. Peralatan yang digunakan secara langsung sehubungan dengan fisik
manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan biomekanika seseorang.
Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan atau menggerakan
peralatan dapat mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanika menghindari hal
tersebut, dan mengupayakan agar dengan pengeluaran energi yang minimum namun
dapat dicapai hasil yang optimal.
3. Biomekanika Kerja Tubuh
Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia dipandang sebagai sistem yang
terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakili segmensegmen

tubuh

tertentu

dan

tiap

joint

menggambarkan

sendi

yang

Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri dari enam link, yaitu:
a. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dan siku.
b. Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.
c. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.
d. Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.
e. Link betis yang dibatasi oleh joint lutut dan mata kaki.
f. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.

18

ada.

Gambar tubuh sebagai sistem enam link dan joint (Chaffin, 1991)
Seperti yang disebutkan di atas bahwa manusia dapat disamakan dengan
segmen benda jamak maka panjang setiap link dapat diukur berdasarkan persentase
tertentu dari tinggi badan, sedangkan beratnya berdasarkan persentase dari berat
badan. Penentuan letak pusat massa tiap link didasarkan pada persentase standar yang
ada. Panjang setiap link tiap segmen berotasi di sekitar sambungan dan mekanika
terjadi mengikuti hukum newton. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan
gaya mekanik pada tubuh dan gaya otot yang diperlukan untuk mengimbangi gayagaya yang terjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk
mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan
dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar
produktivitas kerja dapat meningkat. Menghindari keluhan pada sistem kerangka otot
dapat ditanggulangi dengan perancangan sistem kerja seperti alat kerja atau postur
kerja yang ergonomis seperti yang telah disebutkan di atas atau melakukan
pengendalian administratif (pemilihan personel yang tepat, pelatihan tentang teknikteknik penanganan material). Misalnya pada gerakan jalan yang terpenting adalah
keseimbangan. Gerakan ini akan memperlihatkan bagaimana kedua kaki saling
menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah. Untuk pengguna alat
bantu pada kaki gerak terlihat bagaimana alat bantu tersebut menyeimbangkan pasien
dalam berjalan sehingga alat tersebut nyaman dipakai.
4. Biomekanika dan Manual Material Handling
Titik berat bahasan biomekanika adalah pada fisik manusia khususnya pada
saat manusia melakukan kegiatan penanganan material secara manual (Manual
19

Material Handling / MMH) yang biasanya tanpa menggunakan alat bantu apapun.
Contoh MMH adalah pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan
lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Pekerjaan penanganan material secara
manual (Manual Material Handling) yang terdiri dari mengangkat, menurunkan,
mendorong, menarik dan membawa merupakan sumber utama komplain karyawan di
industri (Ayoub & Dempsey, 1999). Meskipun kemajuan teknologi telah banyak
membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual seperti
MMH yang tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya maupun kemudahan.
Pekerjaan ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja
tertentu. Usaha fisik ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back
pain, yang menjadi isu besar di negara-negara industri belakangan ini.

Aktivitas MMH yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian bahkan


kecelakaan kerja. Akibat yang ditimbulkan dari aktivitas MMH yang tidak benar salah
satunya adalah keluhan muskoloskeletal. Keluhan muskoloskeletal adalah keluhan
pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan
yang sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara
berulang dalam jangka waktu yang lama akan dapat menyebabkan keluhan berupa
kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan inilah yang biasanya disebut
sebagai muskoloskeletal disorder (MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal
(Grandjean, 1993).
Khusus saat melakukan MMH jenis pengangkatan, organ tubuh yang
mendapatkan pengaruh paling besar adalah pada bagian tulang belakang, biomekanika
pun membahas mengenai struktur tulang belakang pada tubuh manusia. Pengangkatan
manual yang dilakukan oleh operator akan membuat struktur tulang belakang
mengalami tekanan yang berlebihan, meskipun pengangkatan manual tersebut
dilakukan tidak terlalu sering atau dengan kata lain frekuensinya jarang. Namun
demikian, hal tersebut tetap saja memberikan pengaruh buruk terhadap struktur tulang
belakang.
20

Tingginya tingkat cidera atau kecelakaan kerja selain merugikan secara


langsung yaitu sakit yang diderita oleh pekerja, kecelakaan tersebut juga akan
berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan yaitu berupa penurunan produktivitas
perusahaan, baik melalui beban biaya pengobatan yang cukup tinggi dan juga
ketidakhadiran pekerja serta penurunan dalam kualitas kerja.
Contoh dari penerapan ilmu biomekanika selain MMH adalah untuk
menjelaskan efek getaran dan dampak yang timbul akibat kerja, menyelidiki
karakteristik kolom tulang belakang, menguji penggunaan alat prosthetic, dll.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gerakan Therbligh sangat berguna dalam melakukan pengamatan suatu pekerjaan.
Suatu pekerjaan dapat diuraikan menjadi gerakan dasar, yang oleh Ghilbreth diuraikan
kedalam 17 gerakan dasar. Suatau pekerjaan memiliki rincian gerakan dasar yang berbeda
satu sama lain. Apabila kita uraikan, dalam bekerja maka akan terlihat gerakan yang
efektif maupun tidak efektif. Kita dapat menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak
efektif tersebut sehingga kita mendapatkan cara yang lebih baik, efektif, serta
efisien. Sehingga kita bisa mendapatkan hasil yang kualitas dan kuantitasnya lebih baik.
B. Saran
21

Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja


manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping
untuk mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan
yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu memperbaiki
pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang
disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya
mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia
(operator/pekerja) dengan tugas-tugas yang manusiawi.
Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis
dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku
manusia didalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
Dalam bekerja sebaiknya kita memperhatikan biomekanik tubuh kita, sehingga tidak
menimbulkan cedera dan meningkatkan produktifatas kerja.

Daftar Pustaka

Barnes, R.M. 1982. Motion and Time Study, Design and Measurement of Work. John Wiley &
Sons, Inc, New York, USA.
Cermin Dunia Kedokteran No. 154, 2007
Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI
Sumamur, 1989, Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja, PT Temprint: Jakarta
Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widy
http://ariagusti.wordpress.com/2010/10/17/tugas-kelompok-ergonomi di-tempat-kerja/

22

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tugas-ergonomi-3/
http://www.ergoweb.com/news/SubscribeNewsletter.cfm
http://www.scribd.com/doc/44074229/Modul-2-PTI-2010 pemetaan-dan-analisis-metodekerja
http://www.svtuition.org/2010/08/what-is-motion-study.html

23

Anda mungkin juga menyukai