Anda di halaman 1dari 9

A.

Tinjauan Umum Tentang Lokasi Praktikum

Lokasi praktikum Alat Pelindung Diri (APD) dilaksanakan di UD. Pondok Mekar

industri mebel yang beralamat di Jalan Antang Raya Kota Makassar. Usaha mebel ini

memiliki pekerja sebanyak 12 (dua belas) orang pekerja pria dengan pembagian tugas

sesuai dengan tempatnya masing-masing. Penggunaan APD bagi pekerjanya tidak sesuai

dengan standar yang berlaku. Hanya beberapa pekerja yang menggunakan alat pelindung

diri saat bekerja itupun pekerja yang menggunakan APD tidak lengkap dalam

pemakaiannya. Pekerja hanya menggunakan alat pelindung muka berupa masker dan

pelindung tangan berupa sarung tangan, tetapi kedua alat pelindung ini jarang digunakan

oleh pekerja. Pekerja melakukan pekerjaannya mulai pagi sampai sore hari yakni pukul

08.00 WITA hingga pukul 17.00 WITA dengan waktu istirahat yang tidak menentu.

Peralatan yang digunakan masih tergolong sederhana bila dibandingkan dengan usaha

industri mebel lainnya lainnya.

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Metode Praktikum

Praktikum ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan deskriptif

melalui wawancara kepada salah satu pekerja secara langsung mengenai jumlah pekerja
dan lama bekerja, proses atau langkah-langkah pembuatan produk, potensi-potensi bahaya

dan jenis-jenis APD pada pekerja di UD. Pondok Mekar industri mebel Jalan Antang Raya

Kota Makassar.

B. Lokasi Praktikum Waktu Praktikum

Praktikum Alat Pelindung Diri (APD) dilakukan di Laboratorium Terpadu FKM

Unhas dan UD. Pondok Mekar industri mebel Jalan Antang Raya Kota Makassar yang

dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Mei 2016 pada Pukul 10:30 WITA-11.00 WITA.

C. Prinsip Kerja

Alat Peindung Diri (APD) yang digunakan pekerja mebel di UD. Pondok Mekar:

1. Masker

Masker adalah alat bantu yang biasa digunakan sebagai pelindung diri yang

biasanya untuk menutupi mulut hingga bagian hidung. Masker sendiri biasa dipakai

oleh seorang pekerja untuk membuat perlindungan atau menghindari dan mengurangi

kemungkinan dirinya akan tercemar debu yang membahayakan pernafasan atau

tercemar infeksi atau keracunan udara dilingkungan areal tempatnya bekerja. Pada

pemakaian masker yang digunakan oleh tenaga kerja di UD. Pondok Mekar masih

tergolong di bawah standar karena masker yang digunakan adalah Masker biasa atau

yang dikenal dengan nama masker bedah (surgical Mask) selain itu terdapat juga

pekerja yang menggunakan kain sebagai penutup mulutnya.

2. Sarung Tangan (Safety Gloves)


Alat ini berguna untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam dan mencegah

cidera saat sedang kerja, ketika memilih glove ada beberapa faktor yang harus di

pertimbangkan antara lain bahaya terpapar, benda yang dihadapi/dikerjakan apakah

bahan korosif, panas, dingin, tajam atau kasar karena alat pelindung tangan berbeda-

beda dapat terbuat dari karet, kulit maupun kain katun. Sarung tangan yang digunakan

oleh pekerja mebel UD. Pondok Mekar masih kurang memenuhi standar sebagai contoh
pada pekerja di bagian proses pemotongan kayu yang hanya menggunakan sarung

tangan biasa.
D. Prosedur Kerja

Langkah-langkah kerja pada UD. Pondok Mekar industri meubel Jalan Kawasan

Industri Meubel Antang Raya Kota Makassar, sebagai berikut:

1. Pembuatan pola untuk menentukan bentuk yang akan dibuat.


2. Kayu dipotong dengan mesin potong/cutter saw sesuai dengan panjang dan lebar yang

dibutuhkan.
3. Proses penyerutan agar kayu lapis halus dan sama ukuran tebal-lebarnya dengan mesin

serut.
4. Proses perakitan atau penyetelan yaitu proses menyetel/merangkai dari komponen

menjadi barang jadi yang meliputi pengeleman dan pemasangan hardware atau

aksesoris lain yang dibutuhkan.


5. Ampelas kayu dengan menggunakan kertas ampelas.
6. Pengecatan pada barang jadi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil praktikum berdasarkan hasil observasi dan wawancara adalah sebagai berikut :

1. Gambaran Umum Kegiatan Pekerja mebel UD. Pondok Mekar


UD. Pondok Mekar industri mebel yang bertempat di Jalan Antang Raya Kota

Makassar memiliki pekerja sebanyak 12 orang dengan pembagian tugas sesuai dengan

tempatnya masing-masing. Jam kerja dalam sehari yaitu mulai pagi hingga sore hari

yaitu 08.00 WITA hingga 17.00 WITA.


2. Potensi Bahaya Pekerja mebel UD. Pondok Mekar
Setelah dilakukan pengamatan pada kegiatan di tempat kerja UD. Pondok Mekar

yang bertempat di Jalan Kawasan Industri Mebel Antang Raya Kota Makassar ini

ditemukan beberapa jenis potensi bahaya yang dapat mengancam para pekerja. Potensi

bahaya yang ditemukan di lokasi praktikum sebagai berikut:

Tabel 1
Potensi Bahaya pada Pekerja Mebel UD. Pondok Mekar Antang Raya Kota
Makassar
Tahun 2016

Lingkunga
Bahaya Risiko
n Kerja
Lingkungan Suhu udara Iritasi kulit
Fisik panas
Ketulian atau
Kebisingan gangguan
pendengaran
Kesilauan,
Pencahayaan
Kelelahan mata
Dermatitis,
penyakit
Lingkungan Bahan kimia
inhalasi,
Kimia (cat)
kerusakan
jaringan
Bakteri dari Iritasi kulit dan
Lingkingan peralatan kerja diare
Biologi Gangguan
Debu
pernapasan
Teriris,
gangguan
persendian dan
Posisi tubuh
tulang sehingga
kerja yang salah
kerja kurang
Ergonomi efektif atau low
back pain
Peletakan
barang-barang Kejatuhan
yang tidak barang-barang
sesuai
Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat potensi bahaya yang dapat terjadi pada

pekerja mebel UD. Pondok Mekar yang memiliki bahaya dan risiko kecelakaan kerja

dan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja yang berasal dari lingkungan kerja fisik,

kimia, biologi dan ergonomik.

3. Jenis-Jenis APD Pekerja Mebel UD. Pondok Mekar

Menurut survei yang dilakukan di UD. Pondok Mekar Antang Raya Kota

Makassar, jenis APD yang digunakan pekerja hanya alat pelindung muka/mulut dan alat

pelindung tangan.

Tabel 2
Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan Pekerja Mebel di UD.
Pondok Mekar Antang Raya Kota Makassar
Tahun 2016

Jenis APD APD


Alat Pelindung Muka/mulut Masker
Alat Pelindung Tangan Safety Gloves
Sumber: Data Primer, 2016

Tabel diatas menjelaskan tentang APD yang digunakan oleh pekerja pada saat

melakukan pekerjaan. Jenis APD yang digunakan adalah alat pelindug muka/mulut

berupa masker dan alat pelindung tangan berupa safety gloves.

4. Kesesuaian APD Pekerja Mebel UD. Pondok Mekar

Berdasarkan kunjungan yang dilakukan banyak para pekerja yang masih kurang

dalam menggunakan APD sehingga tidak memenuhi kesesuaian undang-undang yang

mengatur tentang pemakaian APD. Pada pekerja mebel UD. Pondok Mekar terdapat 5

orang yang menggunakan alat pelindung muka berupa masker namun masker yang

digunakan belum sesuai standar yang ada karena pekerja tersebut hanya menggunakan

masker biasa/kesehatan. Alat pelindung tangan atau safety gloves digunakan hanya 3

orang.

B. Pembahasan

Praktikum APD dilakukan di UD. Pondok Mekar yang beralamat di Jalan Antang

Raya Kota Makassar. Usaha meubel ini merupakan usaha yang bergerak di industri sektor

informal yang menawarkan jasa pembuatan meja, lemari dan kursi kayu. Pekerja

penggerinda dan pemotongan kayu adalah pekerjaan yang memiliki risiko kecelakaan

dengan mempunyai peluang cukup besar yang berisiko besar untuk terjadinya gangguan

kesehatan seperti terkena percikan airan panas, percikan api dan tangan teriris bahkan

terpotong.

1. Gambaran umum Kegiatan Pekerja Meubel UD. Pondok Mekar


Industri mebel adalah industri yang mengolah bahan baku atau bahan setengah

jadi dari kayu, rotan dan bahan baku alami lainnya menjadi produk barang jadi

furniture yang mempunyai nilai tambah dan manfaat yang lebih tinggi. Industri mebel

UD. Pondok Mekar yang beralamat di Jalan Antang Raya Kota Makassar merupakan

salah satu industri sektor informal yang menawarkan jasa dalam pembuatan meja,

lemari dan kursi kayu. Usaha mebel ini banyak diminati oleh pelanggan karena

harganya lebih murah dan waktu pengerjaannya pun relatif lebih cepat dibandingkan

dengan tempat lain selain itu, lokasi dari UD. Pondok Mekar juga sangat strategis

karena berada di pinggir jalan poros.

2. Potensi Bahaya Pekerja Mebel UD. Pondok Mekar

Setelah dilakukan pengamatan pada pekerja mebel UD. Pondok Mekar,

ditemukan beberapa jenis potensi bahaya yang dapat mengancam para pekerja. Potensi

bahaya yang ditemukan di lokasi praktikum yaitu dari lingkungan fisik. Faktor bahaya

fisik yang ada pada lingkungan kerja seperti kebisingan, debu, suhu udara yang tinggi

dan percikan api. Kondisi ini dapat menyebabkan ketulian terhadap pekerja, iritasi pada

mata dan stress kerja, ini sesuai apa yang dikatakan oleh Sumamur (2009) bahwa suhu

yang terlalu tinggi menyebabkan heat stroke (pukulan panas), kejang panas (heat

cramps) atau hiperpireksia (hyperpyrexia).

Faktor bahaya lainnya yang terdapat pada area kerja mebel UD. Pondok Mekar

yaitu bahaya kimia yang terdapat pada lingkungan kerja yaitu cat dan lem dapat

menyebabkan penyakit dermatitis, penyakit inhalasi dan kerusakan jaringan, hal ini

disebabkan karena pekerja jarang menggunakan alat pelindung tangan seperti apa yang

di kemukakan oleh Sumamur (2009) bahwa Larutan zat kimia yang misalnya

menyebabkan iritasi pada kulit , kondisi ini pun di dukung oleh pekerja yang tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan karet dan safety shoes

yang dapat meminimalisir risiko yang ditimbulkan dari bahaya bahan kimia tersebut.

Faktor bahaya yang juga terdapat pada lingkungan kerja dan proses pekerjaan

yaitu sikap pekerja dalam melakukan proses pekerjaannya sikap yang tidak ergonomis

dalam melakukan pekerjaan pembuatan lemari, meja dan kursi dapat mengganggu

struktur tulang dari pekerja seperti apa yang dikemukakan oleh Sumamur (2009)

bahwa sikap badan yang tidak benar dalam melakukan pekerjaan dan lain-lain yang

kesemuanya menimbulkan kelelahan fisik dan gangguan kesehatan bahkan lambat laun

dapat terjadi perubahan fisik tubuh pekerja atau kecacatan. Selanjutnya penempatan

alat dan bahan pada lingkungan kerja tidak sesuai seperti paku yang berserakan di

tempat kerja, balok dan papan kayu berada di setiap sisi area kerja. Kondisi ini pun

diperparah oleh pekerja yang tidak menggunakan Alat pelindung Diri yaitu sarung

tangan karet, safety shoes dan Safety Helmets.

3. Jenis APD yang Digunakan Pekerja Mebel UD. Pondok Mekar


Jenis alat pelindung diri yang digunakan oleh pekerja di lokasi praktikum hanya

sebatas alat pelindung pernapasan yaitu masker dan alat pelindung tangan yaitu safety

gloves. Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat melakukan

aktivitas di tempat kerja yang memiliki kualitas udara yang buruk. Berdasarkan hasil

observasi, masker yang digunakan pekerja meubel UD. Pondok Mekar adalah jenis

masker yang hanya menyaring partikel yang lebih besar yang masuk ke dalam saluran

pernafasan sedangkan paparan yang terdapat di lokasi praktikum bukan hanya partikel

besar akan tetapi juga terdapat micro particle yang tidak dapat disaring oleh masker

yang digunakan sehingga masih dapat menyebabkan berbagai gangguan pernapasan.


Safety gloves berguna untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam dan

mencegah cidera saat sedang kerja, ketika memilih glove ada beberapa faktor yang

harus di pertimbangkan antara lain bahaya terpapar, benda yang dihadapi/dikerjakan


apakah bahan korosif, panas, dingin, tajam atau kasar karena alat pelindung tangan

berbeda-beda dapat terbuat dari karet, kulit maupun kain katun. Alat ini juga jarang

mereka fungsikan karena pada proses pengerjaan pagar besi mereka sama sekali tidak

menggunakan sarung tangan dan alat tersebut sudah tidak layak pakai atau tidak sesuai

standar.
4. Kesesuaian APD Pekerja Mebel UD. Pondok Mekar
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada lokasi praktikum dilihat bahwa

kesesuaian dalam penggunaan APD masih sangat kurang, hal ini ditandai dengan

minimnya APD yang digunakan pekerja di area kerja saat melakukan pekerjaan. Jenis

APD yang ada dan jarang digunakan seperti alat pelindung pernapasan berupa masker

dan alat pelindung tangan berupa safety gloves yang tidak memenuhi standar kualitas

APD.
Bila merujuk berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesiak Nomor 8 Tahun 2010 pada Pasal 6 Ayat 1 tentang APD, masih

ada pekerja-pekerja yang lalai menggunakan APD yang sesuai dengan potensi bahaya

yang ada di tempatnya bekerja atau jenis pekerja yang dikerjakan. Kurangnya kesesuain

APD yang dikenakan ternyata juga disebabkan oleh pihak pemilik usaha yang kurang

memperhatikan masalah pentingnya penggunaan APD di tempat kerja tersebut. Hal ini

diperkuat oleh dasar hukum sebelumnya yaitu Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pada

pasal 14 tentang APD, menyatakan bahwa pengurus dalam hal ini pemilik usaha

diwajibkan menyediakan APD di tempat kerja secara cuma-cuma.

Anda mungkin juga menyukai