Anda di halaman 1dari 20

BAHAYA POTENSIAL

DI PT. PANCARAN SAMUDRA SHIPYARD

DI SUSUN OLEH:

Kelompok 2 :

1. Puput Heriyanto, S. Kep., Ns.


2. Icsak Maikel, S.Kep.,Ns.
3. Nurhidayah, A. Md. Kep
4. Nelvia Ivanka, A.Md. Kep

PELATIHAN HIPERKES PARAMEDIS SERTIFIKASI KEMNAKER RI


PT. LISENSIA PERSADA NUSANTARA
TANGGAL 12 – 16 JULI 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan PKL di
PT. Pancaran Samudra Shipyard.

Dimana laporan ini di buat untuk salah satu syarat dalam


pembelajaran pelatihan Hiperkes di PT. Lisensia Persada Nusantara
yang di laksanakan dari tanggal , 4 Januari – 8 Januari 2021dan dapat
menjadi referensi bagi teman-teman serta menambah wawasan
keilmuan dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga laporan PKL di


PT.Pancaran Samudera Shipyard, dapat diambil positif dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan kontribusi dan inspirasi terhadap pembaca.

Samarinda, 8 Januari 2021

Tim Penyusun Kelompok 2


PelatihanHiperkesParamedis
BAB I

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN

1. Tujuan Umum

Uuntuk menambah khasanah keilmuan terkait penerapan peraturan


dan norma K3 di tempat kerja nantinya. Serta melakukan pengawasan
serta perbaikan yang berkesinambungan, dalam rangka mengurangi
risiko kecelakaan kerja di perusahaan yang disebabkan oleh faktor
kelalaian manusia maupun kegagalan fungsi mesin selama melakukan
PKL di PT PANCARAN SAMUDRA GRUP.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa-apa saja yang meningkatkan keahlian dan
mendapatkan gambaran langsung mengenai dunia kerja, sehingga
menjadi terbiasa dan terampil saat memasuki dunia kerja.
b. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi Pengamatan dan pengkajian
terhadap segala faktor bahaya di tempat kerja dan upaya untuk
pencegahan yang telah dilakukan oleh perusahaan.
c. Untuk Observasi penerapan HAZARD K3 dan pelayanan kesehatan.
d. Untuk memantau penerapan manajemen K3
e. Untuk untuk menghindari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
f. Untuk meningkatkan keselematan saat bekerja
BAB II

ISI

N JENIS PEKERJAAN RISK ASSESMENT JENIS KETERANGAN


O HAZARD
HAZARD

1. 1. pekerja tidak memakai 1. Fizikal Pekerja Melakukan


kacamata pelindung pada saat 2. Ergonomic mengurinda besi
bekerja.
Resiko bahayanya itu percikan
besi pada di gurinda dapat
mengenai mata pekerja.

2 posisi duduk pekerja yang


tidak nyaman .
Resiko Bahayanya pekerja bisa
sakit pinngang
.
2. Pekerja melakukan las pada kapal Ergonomic Pekerja melakukan
posisi duduk pekerja yang tidak pengelasan pada kapal
nyaman .
Resiko Bahayanya pekerja bisa
sakit pinngang

3. Terdapat Pekerja yang Berada kimia pekerja melakukan


Dekat dengan Bahan Kimia tanpa pengecekan
menggunakan Alat Pelindung
Diri.
Resiko bahayanya pekerja bisa
terkena bahan kimia pada saat
pengecekan barang

4. Pekerja melakukan penerapan Psikologi pekerja melakukan


protokol kesehatan sebelum chek suhu
masuk bekerja.
Bahaya resikonya adanya
tambahan aturan baru bagi pekerja
yang menambah jam kerjanya dan
APDnya
5. Pekerja melalakukan pembersihan Biologi Pekerja melalakukan
kapal. pembersihan kapal
Bahaya resikonya tepapar logam
keras yang berasaldari Karang di
dasar Kapal
BAB III
PEMBAHASAN

2.2.1 Pengertian Hazard ( Bahaya)

Bahaya atau hazard merupakan segala hal atau sesuatu yang


menpunyai kemungkinan mengakibatkan kerugian baik pada harta
benda, lingkungan, maupun manusia (Budiono, 2003).

Menurut Suardi (2005), bahaya adalah sesuatu yang berpotensi


menjadi penyebab kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses
kerja dan atau aspek lainnya dari lingkungan kerja.

Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yang dapat


mengakibatkan cidera (injury) atau kerusakan (damage) baik
manusia, properti dan Setiap kegiatan yang dilakukan tidak ada
satupun yang bebas dari resiko yang ditimbulkan dari bahaya,
demikian pula kegiatan yang dilakukan di industri yang dalam
proses produksinya menggunakan proses kimia. Proses kimia pada
industri memberikan potensi bahaya yang besar, potensi bahaya
yang ditimbulkan disebabkan antara lain: penggunaan bahan baku,
tingkat reaktivitas dan toksitas tinggi, reaksi kimia, temperatur
tinggi, tekanan tinggi, dan jumlah dari bahan yang digunakan.
Potensi bahaya yang ditimbulkan diperlukan upaya untuk
meminimalkan terhadap risiko yang diterima apabila terjadi
kecelakaan (Baktiyar, 2009). Mengingat potensi bahaya yang besar
pada industri yang menggunakan proses kimia, maka diperlukan
upaya pengendalian, sehingga resiko yang ditimbulkan pada batas-
batas yang dapat diterima melalui Risk Assessment. lingkungan
(Baktiyar, 2009)

2.2.2 Komponen Bahaya

- Karakteristik material
- Bentuk material
- Hubungan pemajanan dan efek
- Jalannnya pemajanan dari proses individu
- Kondisi dan frekuensi penggunaan
- Tingkah laku pekerja

2.2.3 Jenis-Jenis Hazard

Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh


suatu jeni bahaya maka jenis bahaya dapat dikelompokan menjadi 2
yaitu bahaya kesehatan kerja dan bahaya keselamatan kerja. Bahaya
Kesehatan kerja dapat berupa bahaya fisisk, kimia, biologi dan
bahaya berkaitan dengan ergonomi, berdampak kepada kesehatan
dan kenyamanan kerja, misalnya penyakit akibat kerja, pemajanan
terjadi pada waktu lama dan pada konsentrasi rendah, Bahaya
keselamatan (safety hazard) fokus pada keselamatan manusia yang
terlibat dalam proses, peralatan, dan teknologi. Dampak safety
hazard bersifat akut, konsekuensi tinggi, dan probabilitas untuk
terjadi rendah. Bahaya keselamatan

(Safety hazard) dapat menimbulkan dampak cidera, kebakaran, dan


segala kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja.

Jenis-jenis safety hazard, antara lain :

a. Mechanical Hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau proses


yang bergerak yang dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk,
terpotong, terjepit, tergores, terbentur, dan lain-lain.

b. Electrical Hazard, merupakan bahaya yang berasal dari arus


listrik.

c. Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas,


cair, dan padat yang mempunyai sifat mudah terbakar, mudah
meledak, dan korosif.

Bahaya kesehatan (health hazard) fokus pada kesehatan


manusia.Bahaya Keselamatan kerja dapat berupa bahaya fisik,
kimia, bahaya berkaitan dengan ergonomi, psikososial, elektrik,
berdampak pada keselamatan kerja, misalnya cedera, kebakaran,
ledekan, pemajanan terjadi pada waktu singkat.

-Hazard fisik, misalnya yang berkaitan dengan peralatan seperti


bahaya listrik, temperatur ekstrim, kelembaban, kebisingan,
kebisingan, radiasi, pencahayaan, getaran, dan lain-lain.

-Hazard Kimia ialah kecederaan akibat sentuhan dan terhidu bahan


kimia.Contohnya bahan-bahan kimia seperti asid, alkali, gas,
pelarut, simen, getah sintetik, gentian kaca, pelekat antiseptik,
aerosol, insektisida, dan lain-lain.. Bahan-bahan kimia tersebut
merbahaya dan perlu diambil langkah - langkah keselamatan
apabila mengendalinya.

-Hazard biologi, misalnya yang berkaitan dengan mahluk hidup


yang berada di lingkungan kerja seperti virus, bakteri, tanaman,
burung, binatang  yang dapat menginfeksi atau memberikan reaksi
negative kepada manusia.

-Hazard psikososial, misalnya yang berkaitan aspek sosial


psikologis maupun organisasi pada pekerjaan dan
lingkungan kerja yang dapat memberi dampak pada aspek fisik dan
mental pekrja. Seperti misalnya pola kerja yang tak beraturan,
waktu kerja yang diluar waktu normal, beban kerja yang melebihi
kapasitas mental, tugas yang tidak berfariasi, suasana lingkungan
kerja yang terpisah atau terlalu ramai dll sebagainya

-Hazard ergonomi yang termasuk didalam kategori ini antara lain


desain
tempat kerja yang tidak sesuai, postur tubuh yang salah saat
melakukan
aktifitas, desain pekerjaan yang dilakukan, pergerakan yang
berulang-ulang
-Hazard Mekanis, semua jenis bahaya yang berasal dari benda-
benda bergerak atau bersifat mekanis. Contoh : mesin-mesin
pemotong, bahaya getaran.

2.2.4 Pengendalian Bahaya

- Eliminasi/penghilangan
- Substansi/mengganti material yang lebih aman
- Minimalisasi/pengurangan jumlah material yang digunakan
-Enginering/disain/baik pada sumber, pemajanan, pemisahan jarak
waktu, pemisahan lokasi pekerja dengan pekerjaan
- Administrasi : perubahan proses, rotasi kerja
-Pelatihan
-Pemberian alat pelindung diri/ APD

2.2.5 Prinsip Management Risiko

Manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan


kesehatan kerja pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya
teori accident model dari ILCI dan juga semakin maraknya isu
lingkungan dan kesehatan. Manajemen risiko bertujuan untuk
minimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun
peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident
model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata
rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak
akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan
terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’.

Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari: penentuan


konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya, identifikasi risiko,
analisis risiko, evaluasi risiko, pengendalian risiko, pemantauan
dan telaah ulang, koordinasi dan komunikasi.

Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian


integral dari pelaksanaan sistem manajemen perusahaan/
organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu
langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan
berkelanjutan (continuous improvement). Proses manajemen risiko
juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi.

Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis


dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks,
identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi
risiko. Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan,
jabatan, proyek, produk ataupun asset. Manajemen risiko dapat
memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan.
Walaupun demikian manajemen risiko seringkali dilakukan pada
tahap pelaksanaan ataupun operasional kegiatan.

Terdapat empat prasyarat utama manajemen resiko, yaitu

1. Kebijakan Manajemen Risik

Eksekutif organisasi harus dapat mendefinisikan dan


membuktikan kebenaran dari kebijakan manajemen risikonya,
termasuk tujuannya untuk apa, dan komitmennya. Kebijakan
manjemen risiko harus relevan dengan konteks strategi dan
tujuan organisasi, objektif dan sesuai dengan sifat dasar bisnis
(organisasi) tersebut. Manejemen akan memastikan bahwa
kebijakan tersebut dapat dimengerti, dapat diimplementasikan
di setiap tingkatan organisasi

2. Perencanaan Dan Pengelolaan Hasil

a. Komitmen Manajemen; Organisasi harus dapat


memastikan bahwa: sistem manejemen risiko telah dapat
dilaksanakan, dan telah sesuai dengan standar dan hasil/
performa dari sistem manajemen risiko dilaporkan ke
manajemen organisasi, agar dapat digunakan dalam
meninjau (review) dan sebagai dasar (acuan) dalam
pengambilan keputusan.

b. Tanggung jawab dan kewenangan; Tanggung jawab,


kekuasaan dan hubungan antar anggota yang dapat
menunjukkan dan membedakan fungsi kerja didalam
manajemen risiko harus terdokumentasikan khususnya
untuk hal-hal sebagai berikut: tindakan pencegahan atau
pengurangan efek dari risiko. pengendalian yang akan
dilakukan agar faktor risiko tetap pada batas yang masih
dapat diterima, pencatatan faktor-faktor yang
berhubungan dengan kegiatan manajemen risiko,
rekomendasi solusi sesuai cara yang telah ditentukan,
memeriksa validitas implementasi solusi yang ada dan
komunikasi dan konsultasi secara internal dan eksternal.

c. Sumber Daya Manusia; Organisasi harus dapat


mengidentifikasikan persyaratan kompetensi sumber daya
manusia (SDM) yang diperlukan. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kualifikasi SDM perlu untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan yang relevan dengan pekerjaannya
seperti pelatihan manajerial, dan lain sebagainya.

3. Implementasi Program

Sejumlah langkah perlu dilakukan agar implementasi sistem


manajemen risiko dapat berjalan secara efektif pada sebuah
organisasi. Langkah-langkah yang akan dilakukan tergantung
pada filosofi, budaya dan struktur dari organisasi tersebut.

4. Tinjauan Manajemen

Tinjauan sistem manajemen risiko pada tahap yang spesifik,


harus dapat  memastikan kesesuaian kegiatan manajemen risiko
yang sedang dilakukan dengan standar yang digunakan dan
dengan tahap-tahap berikutnya.

Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari


manajemen proses. Manajemen risiko adalah bagian dari proses
kegiatan didalam organisasi dan pelaksananya terdiri dari
mutlidisiplin keilmuan dan latar belakang, manajemen risiko
adalah proses yang berjalan terus menerus.

Elemen utama dari proses manajemen risiko:

 Penetapan tujuan; Menetapkan strategi, kebijakan organisasi


dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan.
 -Identifkasi risiko; Mengidentifikasi apa, mengapa dan
bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko
untuk analisis lebih lanjut.
 Analisis risiko; Dilakukan dengan menentukan tingkatan
probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian
ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan
kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).
 Evaluasi risiko; Membandingkan tingkat risiko yang ada
dengan kriteria standar. Setelah itu tingkatan risiko yang ada
untuk beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas
manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka
risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima
dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus
melakukan pengendalian.
 Pengendalian risiko; Melakukan penurunan derajat
probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan
berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan
lain-lain.
 Monitor dan Review; Monitor dan review terhadap hasil sistem
manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi
perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
Komunikasi dan konsultasi; Komunikasi dan konsultasi dengan
pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut
dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.

Manajemen risiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi.


Manajemen risiko dapat diterapkan di level strategis dan level
operasional. Manajemen risiko juga dapat diterapkan pada proyek
yang spesifik, untuk membantu  proses pengambilan keputusan
ataupun untuk pengelolaan daerah dengan risiko yang spesifik.

Beberapa Istilah Penting Dalam Manajemen Risiko

1. Konsekuensi
Akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif
atau kuantitatif, berupa kerugian, sakit, cedera, keadaan
merugikan atau menguntungkan. Bisa juga berupa rentangan
akibat-akibat yang mungkin terjadi dan berhubungan dengan
suatu kejadian.

2. Biaya
Dari suatu kegiatan, baik langsung dan tidak langsung, meliputi
berbagai dampak negatif, termasuk uang, waktu, tenaga kerja,
gangguan, nama  baik, politik dan kerugian-kerugian lain yang
tidak dinyatakan secara jelas.
3. Kejadian
Suatu peristiwa (insiden) atau situasi, yang terjadi pada tempat
tertentu selama interval waktu tertentu.
4. Analisis Urutan Kejadian
Suatu teknik yang menggambarkan rentangan kemungkinan
dan rangkaian akibat yang bisa timbul dari proses suatu
kejadian.

5. Analisis Urutan Kesalahan

Suatu metode sistem teknik untuk menunjukkan kombinasi-


kombinasi yang logis dari berbagai keadaan sistem dan
penyebab-penyebab yang mungkin bisa berkontribusi terhadap
kejadian tertentu (disebut kejadian puncak).

6. Frekuensi

Ukuran angka dari peristiwa suatu kejadian yang dinyatakan


sebagai jumlah peristiwa suatu kejadian dalam waktu tertentu.
Terlihat juga seperti kemungkinan dan peluang

7. Bahaya (hazard)

Faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu dan mempunyai


potensi untuk menimbulkan kerugian.

8. Monitoring/ Pemantauan

Pengecekan, Pengawasan, Pengamatan secara kritis, atau


Pencatatan kemajuan dari suatu kegiatan, tindakan, atau sistem
untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan yang mungkin
terjadi.
9. Probabilitas

Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau


frekuensi. Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik,
diukur dengan rasio dari kejadian atau hasil yang spesifik
terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas
dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0
menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1
menandakan kejadian atau hasil yang pasti.

10. Risiko Ikutan


Tingkat risiko yang masih ada setelah manajemen risiko
dilakukan.

11. Risiko
Peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak
terhadap sasaran. Ini diukur dengan hukum sebab akibat.
Variabel yang diukur biasanya probabilitas, konsekuensi dan
juga pemajanan.

12. Penerimaan Risiko (acceptable risk)


Keputusan untuk menerima konsekuensi dan kemungkinan
risiko tertentu.

13. Analisis risiko


Sebuah sistematika yang menggunakan informasi yang didapat
untuk menentukan seberapa sering kejadian tertentu dapat
terjadi dan besarnya konsekuensi tersebut.

14. Penilaian risiko


Proses analisis risiko dan evalusi risiko secara keseluruhan.

15. Penghindaran risiko


Keputusan yang diberitahukan tidak menjadi terlibat dalam
situasi risiko.

16. Pengendalian risiko


Bagian dari manajemen risiko yang melibatkan penerapan
kebijakan, standar, prosedur perubahan fisik untuk
menghilangkan atau mengurangi risiko yang kurang baik.

17. Evaluasi risiko


Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen
risiko dengan membandingkan tingkat risiko terhadap standar
yang telah ditentukan, target tingkat risiko dan kriteria lainnya.

18. Identifikasi Risiko


Proses menentukan apa yang dapat terjadi, mengapa dan
bagaimana.

19. Pengurangan Risiko


Penggunaan/ penerapan prinsip-prinsip manajemen dan teknik-
teknik yang tepat secara selektif, dalam rangka mengurangi
kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau konsekuensinya,
atau keduanya.

20. Pemindahan Risiko (risk transfer)


Mendelegasikan atau memindahkan suatu beban kerugian ke
suatu kelompok/ bagian lain melalui jalur hukum, perjanjian/
kontrak, asuransi, dan lain-lain. Pemindahan risiko mengacu
pada pemindahan risiko fisik dan bagiannya ke tempat lain.
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pancaran Samudra Shipyard sudah mengupayakan penerapan
sistem keselamatan kerja berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sebagai upaya pemenuhan atau kepatuhan terhadap undang undang dan
peraturan pemerintah serta standar keselamatan yang lain, sebagai berikut :
1. PT. Pancaran Samudra Shipyard mensosialisasikan Kebijakan
penerapan K3 ke semua karyawan dan pengunjung atau tamu
terkait dengan K3 sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan
perusahaan yang memprioritaskan kesehatan dan keselamatan
kerja
2. PT. Pancaran Samudra Shipyard sudah menerapkan sesuai
Protocal COVID-19 penerapan cuci tangan serta melakukan Safety
Induction sialisasi kepada para Pengunjung / tamu dan
memberikan APD untuk pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
3. Untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di
lingkungan perusahaan PT. Pancaran Samudra Shipyard memiliki
program K3 untuk identifikasi bahaya
BAB V

KRITIK DAN SARAN


REFERENSI

Tugasyutube: https://youtu.be/BhZtSJWd2gl

Survey tambangemasolehhttp://www.andyyahya.com
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai