KELOMPOK III :
HAIDIR RASYID
........
..........
........
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah usaha pencegahan yang dibuat untuk
pekerja atau buruh maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja di dalam lingkungan kerja dengan cara
mengenali potensi yang akan menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja. Adapun syarat-syarat keselamatan kerja telah diatur dalam Pasal 3 ayat
(1) UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, di antaranya yaitu mencegah
dan mengurangi kecelakaan, memberi pertolongan pada kecelakaan, memberi alat-alat
perlindungan diri pada para pekerja, mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
akibat kerja baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan, menyesuaikan
dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
Permasalahan K3 masih sering terabaikan, padahal setiap kejadian kecelakaan kerja
nyatanya dapat menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Indonesia merupakan negara
berkembang yang dalam usahanya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi salah
satunya mengandalkan pada sektor industri. Saat ini perkembangan industri di
Indonesia semakin pesat sehingga Indonesia banyak terdapat berbagai jenis industri.
Industri tersebut dalam mengelola aktivitasnya menggunakan berbagai macam tingkat
teknologi mulai dari teknologi yang sederhana hingga teknologi maju. Semakin tinggi
teknologi yang digunakan, semakin tinggi pula risiko bahaya yang dihadapi.
B. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana bahaya potensial dan pencegahan kecelakaan kerja
di PT. Pancaran Samudra Kalimantan Timur
C. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi bahaya potensial dan pencegahan kecelakaan kerja di PT.
Pancaran Samudra Kalimantan Timur
2. Mengindentifikasi dalam mengendalikan bahaya potensial dan pencegahan
kecelakaan kerja di PT. Pancaran Samudra Kalimantan Timur
BAB II
ISI
N JENIS PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA JENIS HAZARD KETERANGAN
O
1 Faktor Fisik yaitu
tentang pekerja
yang duduk
dibawah kapal
Faktor Psikosisial
yaitu Target
pengerjaan mepet,
Jam kerja
berlebihan
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Kecelakaan kerja merupakan masalah besar bagi perusahaan. Tidak hanya
kerugian materi yang cukup besar, namun juga bisa memakan korban jiwa. Menurut
De Reamer, 1958; National Safety Council, 1985, kecelakaan dapat didefinisikan
sebagai suatu kejadian yang tidak terencana. Kecelakaan tidak selalu menyebabkan
luka-luka, tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan material dan peralatan yang
ada, tetapi kecelakaan yang mengakibatkan luka-luka ini mendapatkan perhatian
yang lebih besar. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja adalah suatu
kerjadian yang tidak terencana saat melakukan pekerjaan.
Faktor negatif dari indentifikasi hazard :
1. Faktor Fisik resiko yang terjadi yaitu jatuhnya kapal disaat pekerja lagi duduk
dibawah kapal sehingga kekuatan dari kapal itu jika jatuh dapat menyebabkan
kecelakaan kerja
2. Faktor Kimia resiko yang terjadi yaitu terhirupnya seperti debu karena debu
dapat menyebabkan resiko gangguan kesehatan seperti asma sehingga
keselamatan pekerja bisa berbahaya. Kemudian kebocoran gas yang dapat
merugikan kesehatan para pekerja.
3. Faktor Ergonometri yaitu akibat posisi jongkok dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman tubuh pekerja dalam melakukan kegiatan. Seharusnya agar posisi las
nyaman jika posisi benda yang pengen di las bagian bawah harusnya benda itu
ditinggikan sehingga pekerja tidak melakukan posisi jongkok agar mengurangi
cedera atau kecelakaan pekerja.
4. Faktor Biologi yaitu disebabkan penataan sepatu yang kurang rapi
menyebabkan banyak serangga dan bakteri
5. Faktor Psikososial yaitu menjelaskan adanya bahaya dalam pekerjaan dengan
menggunakan fasilitas kerja yang kurang memadai sehingga dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
B. Saran
Dengan adanya kecelakaan akibat kerja, peran perusahaan seharusnya lebih ketat
lagi dalam pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja agar para pekerja
aman dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Sedangkan para pekerja harus
berhati-hati dalam bekerja dan dalam pemakaian alat. Jika hal ini sangat di
perhatikan maka dapat meminimalisir kecelakaan akibat kerja.
REFERENSI
https://drive.google.com/drive/u/0/folders/1C3aOW0w5Nyii4sLMelVrbLY4yt0QMYau
https://media.neliti.com/media/publications/127643-ID-analisis-potensi-bahaya-serta-
rekomendas.pdf
https://slideplayer.info/slide/2695378/
JAWABAN ANGGOTA KELOMPOK
Referensi
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/pengendalian-
resikobahaya.html
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/identifikasi-bahaya-
penilaian-resiko.html?m=1
2. Dari 5 Hazard tersebut jika ada kecelakaan kerja apa yang harus dilakukan
oleh kelompok / team lakukan?
JAWABAN :
Hal yang perlu dilakukan sebelum menangani jika terjadi kecelakaan kerja adalah kita
sebagai penolong harus aman diri, pasien dan lingkungan.
1. Jangan panik
Meskipun situasi dan kondisi selama kecelakaan berlangsung tegang, cobalah
untuk tetap tenang dan segera mengambil tindakan dengan benar, cepat dan tepat.
Apabila kecelakaan bersifat massal korban yang luka ringan dapat di arahkan untuk
membantu.
2. Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya
Menjauhkan korban kecelakaandari tempat kejadian berfungsi untuk
menghindari kecelakaan yang mungkin akan terjadi lagi. Selain itu, dengan
menghindari lokasi kecelakaan, pekerja yang melakukan pertolongan pertama akan
dapat lebih fokus dalam melakukan tindakan pada korban.
3. Perhatikan pernapasan, detak jantung, perdarahan, dan tanda-tanda syok
Jika korban kecelakaan mengalami masalah pernapasan, pendarahan, dan tanda-
tanda syok, segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan standar operasional yang
berlaku.
4. Jangan memindahkan korban dengan terburu-buru
Jangan pindahkan korban sebelum diketahui persis jenis dan tingkat keparahan
cidera yang dialami, kecuali jika tempat itu tidak lagi memungkinkan untuk melakukan
perawatan. Jika korban mengalami pendarahan hentikan pendarahan terelebih dahulu
dan pastikan korban mendapat penanganan terbaik sebelum dipindah ke rumah sakit.
1. Ruang P3K
Ruang P3K merupakan ruangan yang disediakan dan dirancang khusus
oleh perusahaan untuk penanganan pertama tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan maupun tempat merawat pekerja yang sedang sakit saat bekerja.
Perusahaan yang mempekerjakan 100 orang atau lebih dan perusahaan yang
mempekerjakan kurang dari 100 orang namun memiliki potensi bahaya
tinggi WAJIB memiliki ruang P3K.
Lokasi yang ideal untuk ruang P3K adalah ruangan yang dekat dengan
toilet/kamar mandi, dekat jalan keluar, mudah dijangkau dari area kerja, dan
dekat dengan tempat parkir kendaraan.
Syarat utama ruang P3K adalah bersih/steril dan memiliki luas yang cukup
untuk menampung tempat tidur, lemari/kotak obat P3K, timbangan badan,
tempat menyimpan tandu dan kursi roda, tempat sampah, air minum,
penyejuk ruangan, meja dan kursi. Selain itu, ruang P3K yang baik juga
terdapat petugas kesehatan yang telah terlatih P3K.
4. Petugas P3K
Petugas P3K yang mimiliki pengetahuan dan keterampilan penanganan
korban kecelakaan kerja sangat dibutuhkan di perusahaan. Petugas yang
cekatan dan mampu mengatasi berbagai situasi kecelakaan kerja, akan dapat
mengurangi resiko akibat kecelakaan.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :
Per.15/Men/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Kerja; Idealnya rasio jumlah petugas P3K untuk perusahaan yang memiliki
resiko rendah terhadap kecelakaan, setidaknya memiliki satu petugas P3K
untuk menangani 150 tenaga kerja. Sedangkan untuk perusahaan yang
memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi, setidaknya memiliki satu
petugas untuk setiap 100 orang atau kurang.
Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas :
1. Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja;
2. Merawat fasilitas P3K di tempat kerja
3. Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan; dan
4. Melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.
5. Fasilitas Tambahan
Selain berbagai fasilitas P3K yang telah disebutkan diatas, perusahaan
tertentu juga membutuhkan berbagai fasilitas tambahan untuk menjamin
kegiatan P3K dapat berjalan dengan baik.Fasilitas tambahan tersebut bisa
berupa alat pelindung diri atau peralatan khusus yang digunakan di tempat
kerja yang menangani potensi bahaya yang membutuhkan penanganan
khusus. (Baca juga : Alat Pelindung Diri dan Perlengkapan Kerja)
Alat pelindung diri ini khusus disediakan untuk perlindungan petugas K3
maupun korban kecelakaan. Hal ini disesuaikan dengan potensi bahaya di
tempat kerja, misalnya alat pencuci mata, seragam anti api, alat pembasahan
tubuh cepat, dan lain sebagainya.
1. Jangan Panik.
Meski situasi dan kondisi saat terjadi kecelakaan crowded, usahakan tetap
tenang dan segera mengambil tindakan secara tepat dan cepat.
2. Dari 5 Hazard tersebut jika ada kecelakaan kerja apa yang harus dilakukan
oleh kelompok / team lakukan?
JAWABAN :
1. Jangan panik
Meskipun situasi dan kondisi selama kecelakaan berlangsung tegang, cobalah
untuk tetap tenang dan segera mengambil tindakan dengan benar, cepat dan tepat.
2. Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya
Menjauhkan korban kecelakaan dari tempat kejadian berfungsi untuk
menghindari kecelakaan yang mungkin akan terjadi lagi. Selain itu, dengan
menghindari lokasi kecelakaan, pekerja yang melakukan pertolongan pertama akan
dapat lebih fokus dalam melakukan tindakan pada korban.
3. Perhatikan pernapasan, detak jantung, perdarahan, dan tanda-tanda syok
Jika korban kecelakaan mengalami masalah pernapasan, pendarahan, dan tanda-
tanda syok, segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan standar operasional yang
berlaku.
4. Jangan memindahkan korban dengan terburu-buru
Jangan pindahkan korban sebelum diketahui persis jenis dan tingkat keparahan
cidera yang dialami, kecuali jika tempat itu tidak lagi memungkinkan untuk melakukan
perawatan. Jika korban mengalami pendarahan hentikan pendarahan terelebih dahulu
dan pastikan korban mendapat penanganan terbaik sebelum dipindah ke rumah sakit.
5. Segera merujuk ke pusat medis terdekat
Pertolongan pertama pada kecelakaan pada prinsipnya adalah bantuan
sementara. Jika korban terluka parah, jangan ragu untuk merujuk ke pusat medis
terdekat seperti fasilitas kesehatan, dokter spesialis, maupun rumah sakit.
Referensi
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (K3).
https://wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/19/158/
2. Apa saja syarat fasilitas P3K di tempat kerja.
https://k3community.blogspot.com/2017/11/apa-saja-syarat-fasilitas-p3k-di-
tempat.html
NAMA : RENSI TANGKE LAYUK
KELOMPOK : II
1. JEFRY ( BAGAIMANA CARA PENCEGAHAN DARI LIMA HAZARD
YANG DISAMPAIKAN KELOMPOK 2
JAWABAN :
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko merupakan salah
satu syarat elemen Sistem Manajemen Keselamatan KerjaOHSAS 18001:2007 klausul
4.3.1. Identifikasi Bahaya dilaksanakan guna menentukan rencana penerapan K3di
lingkungan Perusahaan.
Identifikasi bahaya yang dilaksanakan memperhatikan faktor-faktor bahaya
sebagai berikut :
1. Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang).
2. Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun, berbahaya, mudah
meledak/menyala/terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif,
oksidator, penyebab kanker, bahaya pernafasan, membahayakan lingkungan,
dsb).
3. Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat berat,
ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas/terkurung, cahaya, listrik, radiasi,
kebisingan, getaran dan ventilasi).
4. Biomekanik (postur/posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang serta
ergonomi tempat kerja/alat/mesin).
5. Psikis/Sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian manajemen,
lingkungan sosial tempat kerja, kekerasan dan intimidasi).
6. Dampak Lingkungan (air, tanah, udara, ambien, sumber daya energi, sumber
daya alam, flora dan fauna).
Pengendalian resiko didasarkan pada hierarki sebagai berikut :
1. Eliminasi
menghilangkan sumber/aktivitas berbahaya).
2. Substitusi
(mengganti sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area yang lebih aman)
3. Perancangan
(modifikasi/instalasi sumber/alat/mesin/bahan/material/ aktivitas/area supaya
menjadi aman)
4. Administrasi
(penerapan prosedur/aturan kerja, pelatihan dan pengendalian visual di tempat
kerja).
5.Alat pelindung diri
(penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja dengan paparan
bahaya/resiko tinggi)
Referensi
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/pengendalian-
resikobahaya.html
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/identifikasi-bahaya-
penilaian-resiko.html?m=1
2. Dari 5 Hazard tersebut jika ada kecelakaan kerja apa yang harus dilakukan
oleh kelompok / team lakukan?
JAWABAN :
Hal yang perlu dilakukan sebelum menangani jika terjadi kecelakaan kerja adalah kita
sebagai penolong harus aman diri, pasien dan lingkungan.
1. Jangan panik
Meskipun situasi dan kondisi selama kecelakaan berlangsung tegang, cobalah
untuk tetap tenang dan segera mengambil tindakan dengan benar, cepat dan tepat.
Apabila kecelakaan bersifat massal korban yang luka ringan dapat di arahkan untuk
membantu.
2. Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya
Menjauhkan korban kecelakaandari tempat kejadian berfungsi untuk
menghindari kecelakaan yang mungkin akan terjadi lagi. Selain itu, dengan
menghindari lokasi kecelakaan, pekerja yang melakukan pertolongan pertama akan
dapat lebih fokus dalam melakukan tindakan pada korban.
3. Perhatikan pernapasan, detak jantung, perdarahan, dan tanda-tanda syok
Jika korban kecelakaan mengalami masalah pernapasan, pendarahan, dan tanda-
tanda syok, segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan standar operasional yang
berlaku.
4. Jangan memindahkan korban dengan terburu-buru
Jangan pindahkan korban sebelum diketahui persis jenis dan tingkat keparahan
cidera yang dialami, kecuali jika tempat itu tidak lagi memungkinkan untuk melakukan
perawatan. Jika korban mengalami pendarahan hentikan pendarahan terelebih dahulu
dan pastikan korban mendapat penanganan terbaik sebelum dipindah ke rumah sakit.
5. Segera merujuk ke pusat medis terdekat
Pertolongan pertama pada kecelakaan pada prinsipnya adalah bantuan
sementara. Jika korban terluka parah, jangan ragu untuk merujuk ke pusat medis
terdekat seperti fasilitas kesehatan, dokter spesialis, maupun rumah sakit.
Referensi
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (K3).
https://wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/19/158/
2. Apa saja syarat fasilitas P3K di tempat kerja.
https://k3community.blogspot.com/2017/11/apa-saja-syarat-fasilitas-p3k-di-
tempat.html
NAMA : SEPTYANINGRUM
KELOMPOK : II
1. JEFRY ( BAGAIMANA CARA PENCEGAHAN DARI LIMA HAZARD
YANG DISAMPAIKAN KELOMPOK 2
JAWABAN :
kita bisa menggunakan hirarki pengendalian resiko K3 yaitu :
a. Eliminasi
yaitu kita harus mengetahui Sumber Bahaya, memodifikasi desain untuk
menghilangkan bahaya ; misalnya memperkenalkan perangkat
mengangkat mekanik untuk menghilangkan penanganan bahaya
manual.
b. Substitusi
yaitu pengganti bahan kurang berbahaya atau mengurangi energi sistem
yang berkaitan dengan alat/mesin/ dan bahan; misalnya menurunkan
kekuaatan , ampere, tekanan , suhu, dll.
c. Perancangan
Modifikasi/perancangan alat/mesin/tempat kerja yang lebih aman
atau menginstal sistem ventilasi, mesin penjagaan, interlock, dll.
d. Administrasi
Prosedur, aturan, pelatihan, durasi kerja, tanda bahaya, rambu ,
poster, label , tanda-tanda keselamatan , daerah berbahaya , tanda-
tanda foto luminescent, tanda untuk trotoar pejalan kaki, peringatan
sirine/ lampu, alarm, prosedur keselamatan, inspeksi peralatan,
kontrol akses, sistem yang aman, penandaan, dan izin kerja, dll.
e. APD
Alat perlindungan diri tenaga kerjamisalnya kacamata safety,
perlindungan pendengaran, pelindung wajah, respirator, dan sarung
tangan.
Referensi
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/pengendalian-
resikobahaya.html
2. Dari 5 Hazard tersebut jika ada kecelakaan kerja apa yang harus
dilakukan oleh kelompok / team lakukan ?
JAWABAN :
a. Jangan Panik
d. Pendarahan
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam
waktu 3 sampai 5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang
bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi
dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut
menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian
pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis
dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak
memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak
diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang
patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban
tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat
oleh kotoran atau muntahan.
Referensi
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (K3).
https://wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/19/158/
2. Apa saja syarat fasilitas P3K di tempat kerja.
https://k3community.blogspot.com/2017/11/apa-saja-syarat-fasilitas-p3k-di-
tempat.html