Anda di halaman 1dari 24

INISIASI I

PENGANTAR PERPAJAKAN
DAN HUKUM PAJAK

PENGANTAR PERPAJAKAN
(Modul I)

PENGERTIAN PAJAK
1. Prof. Dr. Rochmat Soemitro SH (1992) menyatakan
bahwa Pajak ialah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
balik (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjuk dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum
2. Dr Soeparman Soemahamidjaja menyatakan
bahwa Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau
barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan
norma-norma hukum guna menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum

PENGERTIAN PAJAK
3. Prof. Dr.P.J.A Adriani menyatakan bahwa
Pajak adalah iuran kepada negara (yang
dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturanperaturan dengan tidak mendapat prestasi
kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan
yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran umum berhubungan dengan
tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.

UNSUR YANG MELEKAT DALAM PENGERTIAN PAJAK


Dari tiga pengertian pajak tersebut, dapat disimpulkan
lima unsur yang melekat dalam pengertian pajak:
1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undangundang
2. Sifatnya dapat dipaksakan karena didasarkan pada
undang-undang
3. Tidak ada kontraprestasi (imbalan) yang langsung
dapat dirasakan oleh pemungut pajak
4. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah
pusat dan daerah
5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum baik untuk pengeluaran rutin maupun
pembangunan bagi kepentingan masyarakat

FUNGSI PAJAK
1. Fungsi Budgetair adalah fungsi
pajak sebagai alat penerimaan
negara yang akan digunakan untuk
membiayai pengeluaranpengeluaran negara pada waktunya
2. Fungsi Regulerend (fungsi
mengatur), yaitu fungsi pajak
sebagai alat untuk mengatur
masyarakat baik dalam bidang
ekonomi, sosial maupun politik

TEORI PEMUNGUTAN PAJAK


1.
2.
3.
4.

Teori Asuransi
Teori Kepentingan
Teori Daya Pikul
Teori Kewajiban Mutlak atau Teori
Bakti
5. Teori Daya Beli

JENIS PAJAK
Berdasarkan golongan
1.Pajak Langsung
2.Pajak Tidak Langsung
. Berdasarkan Wewenang Pemungut
1. Pajak Pusat/ Negara
2. Pajak Daerah
. Berdasarkan Sifat
1. Pajak Subjektif
2. Pajak Objektif

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK


1. Official Assestment System
Merupakan suatu sistem pemungutan pajak dimana aparat
pajak (fiskus) yang aktif untuk melakukan pemungutan
pajak dan wajib pajaknya hanya bersikap pasif untuk
menunggu pemberitahuan pajak terutang
2. Self Assestment System
sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak dapat
melakukan penghitungan, pembayaran,/penyetoran dan
pelaporan pajak sendiri tanpa menunggu pemberitahuan
dari fiskus sedangkan fiskus hanya bersikap pasif dengan
cara memberikan penerangan, penyuluhan atau melakukan
verifikasi saja
3. Witholding System
Sistem pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak
ketiga, baik penghitungan, penyetoran dan pelaporan
pajaknya kepada fiskus.

TARIF PAJAK
Tarif pajak dibedakan menjadi 4 yaitu
1. Tarif tetap
adalah tarif pajak yang jumlah nominalnya tetap meskipun
dasar pengenaan pajaknya (objek) berubah sehingga jumlah
pajak yang terutang tetap
2. Tarif Proporsional
ialah tarif pajak dengan persentase tetap meskipun dasar
pengenaan pajaknya berubah
3. Tarif progresif
yaitu tarif pajak yang persentasenya semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak atau
sebaliknya
4. Tarif degresif
Adalah tarif pajak yang persentasenya semakin kecil jika dasar
pengenaan pajaknya meningkat

UTANG PAJAK
Ada 2 ajaran atau pendapat mengenai saat timbulnya
utang pajak, yaitu
1. Ajaran material
utang pajak timbul karena ada undang-undang,
pajak dan peristiwa/keadaan/perbuatan
(Tatbestand) serta tidak menunggu dari pihak
fiskus/penerima
2. Ajaran Formal
utang pajak timbul karena ada ketetapan dari pihak
pemungut pajak yaitu pemerintah atau aparatur
pajak sehingga pajak terutangnya pada saat
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP)

CARA PENGENAAN UTANG


PAJAK
Ada 3 cara pengenaan pajak dapat dilakukan yaitu:
1. Cara pengenaan di depan (stelsel fiksi)
suatu cara pengenaaan pajak yang didasarkan atas
suatu anggapan dan anggapan tersebut tergantung
pada ketentuan bunyi undang-undang
2. Cara pengenaan di belakang (stelsel riil)
suatu cara pengenaan pajak yang didasarkan dengan
keadaan yang sesungguhnya (riil) atau nyata, yang
diperoleh dalam suatu tahun pajak
3. Cara pengenaan campuran
suatu cara pengenaan pajak yang mendasarkan pada
kedua cara pengenaan pajak fiksi dan riil.

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK


Ada 6 cara yang mengakibatkan
berakhirnya utang pajak
1. Pelunasan/ Pembayaran
2. Kompensasi (Pengimbangan)
3. Penghapusan utang
4. Daluwarsa atau lewat waktu
5. Pembebasan
6. Penundaan penagihan

ZAKAT DAN PAJAK


Dasar pemungutan zakat adalah Alquran dan
Hadist
Dasar pemungutan pajak adalah Undang-Undang
Objek zakat menurut UU no 38 Tahin 1999 adalah
merupakan harta kekayaan yang dimilki seorang
muslim yang sudah sampai pada nisabnya maka
ia wajib mengeluarkan sebagian dari harta
tersebut dan memberikannya kepada orangorang miskin atau mereka yang berhak
menerimanya sesuai syariat islam.
Objek pajak adalah penghasilan

HUKUM PAJAK
MODUL 2

HUKUM PAJAK INDONESIA


Hukum Pajak adalah keseluruhan dari peraturanperaturan yang mengatur hubungan hukum
antara negara/pemerintah (pemungut pajak) dan
rakyat (wajib pajak)
Tugas Hukum pajak adalah menelaah keadaan
dalam masyarakat yang dapat dihubungkan
dengan pengenaan pajak, merumuskannya
dalam peraturan hukum dan menafsirkan
peraturan-peraturan hukum tersebut tanpa
mengnabaikan latar belakang ekonomis dari
keadaan masyarakat tersebut
Hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik
yang mengatur hubungan orang dengan negara

Hukum pajak dapat dibagi menjadi dua yaitu:


1. Hukum Pajak Material
Mengatur
tentang
norma-norma
yang
menerangkan keadaan, perbuatan dan peristiwa
hukum yang harus dikenakan pajak, siapa saja
yang harus dikenakan pajak dan besarnya pajak
2. Hukum Pajak Formal
Mengatur
tentang
cara-cara
mengimplementasikan hukum material menjadi
suatu kenyataan, termasuk didalamnya cara-cara
menyelenggarakan mengenai penetapan suatu
utang pajak, pengawasan oleh pemerintah
terhadap penyelenggaraannya, kewajiban para
Wajib Pajak baik sebelum maupun sesudah
diterimanya surat ketetapan pajak, kewajiban
pihak
ketiga
dan
prosedur
dalam
pemungutannya.

KEDUDUKAN HUKUM PAJAK DAN HUBUNGANNYA


DENGAN HUKUM LAINNYA
Perdata
Hukum Tata
Negara

HUKUM

Publik

Hukum
Administrasi
(Hukum Tata
Usaha)
Hukum Pajak

Kedudukan Hukum Pajak dilihat dari gambar


Hukum Pidana
sistematika hukum nasional termasuk bagian dalam
hukum publik yang mengatur hubungan orang
dengan negara

REFORMASI PAJAK (Tax


Reform)
Tujuan utama dari reformasi pajak atau
pembaruan perpajakan sebagaimana diuraikan
oleh Menteri Keuangan Republik tanggal 5
oktober tahun 1983 Indonesia ialah untuk lebih
menegakkan kemandirian kita dalam membiayai
pembangunan nasional dengan jalan lebih
mengarahkan degenap potensi dan kemapuan
dari dalam negeri, khususnya dengan cara
meningkatkan penerimaan negara melalui
perpajakan dari sumber-sumber diluar migas.
Reformasi pajak (Tax Reform) atau pembauran
perpajakan dilakukan sejak tanggal 1 januari
1984

HUKUM PAJAK
INTERNASIONAL

R. Santoso Brotodihardjo, SH (1993) dalam bukunya


Pengantar Ilmu Hukum Pajak menyebutkan
beberapa dari beberapa pakar yaitu:
1. Rossendorf menyebutkan hukum pajak
internasional adalah keseluruhan dari hukum pajak
nasional dari semua negara. Dengan pengertian
ini, sepanjang tidak khusus Indonesia sebetulnya
telah merupakan hukum pajak internasional
2. Dr. P Verloren van Themaat mengatakan bahwa
hukum pajak internasional adalah keseluruhan
norma-norma (kebiasaan atau traktat)
internasional, yang membatasi kedaulatan suatu
negara dalam soal pajak

SUMBER-SUMBER FORMAL HUKUM PAJAK


INTERNASIONAL
1. Asas-asas yang terdapat dalam hukum antar megara
(asas-asas ini dapat disimpulkan dari peraturan
peraturan dalam hukum antarnegara, baik yang
tertulis maupun yang tidak)
2. Peraturan-peraturan unilateral (sepihak) dari setiap
negara yang maksudnya tidak ditujukan kepada
negara lain, seperti pencegahan pengenaan pajak
berganda
3. Traktat-traktat adalah norma hukum yang dibuat
melalui perjanjian antar negara. Traktat itu dilakukan
dengan tujuan diantaranya untuk
meniadakan/menghindarkan pajak berganda,
mengatur perlakuan fiskal terhadap orang-orang
asing, menetapkan tarif-tarif beacukai dan lainnya

PENGERTIAN PAJAK BERGANDA


Dalam pengertian luas, pajak
berganda meliputi setiap bentuk
pembebanan pajak dan pungutan
lainnya lebih dari satu kali, dapat
berganda atau lebih terhadapa
suatu fakta fiskall
Dalam arti sempit, pajak berganda
dianggap terjadi pada semua kasus
pemajakan beberapa kali terhadap
suatu subjek dan/atau objek pajak
dalam satu administrasi pajak yang

JENIS PENGHASILAN DARI OBJEK PAJAK


1. Penghasilan dari harta tetap atau barang tak bergerak atau
income from immovable property
2. Penghasilan dari usahaatau business income
3. Penghasilan dari usaha perkapalan/pengangkutan udara
4. Devident
5. Bunga
6. Royalti
7. Keuntungan penjualan harta
8. Penghasilan dari pekerjaan bebas
9. Penghasilan dari penghasilan
10. Gaji direktur
11. Penghasilan artis, seniman dan olahragawan
12. Uang pensiun dan jaminan sosial tenaga kerja
13. Penghasilan pegawai negeri
14. Penghasilan pelajar
15. Penghasilan lain-lain

SUBJEK DAN OBJEK PAJAK INTERNASIONAL


Subjek pajak dalam perpajakan internasional
ada 2 kelompok, yaitu:
1. Subjek pajak dalam negeri yang
mendapatkan penghasilan dari sumbersumber diluar negeri
2. Subjek pajak luar negeri yang mendapatkan
penghasilan dari sumber-sumber di Indonesia
Objek Pajak dalam pajak internasional yaitu:
3. Objek pajak dengan sumber di dalam negeri
4. Objek pajak dengan sumber di luar negeri

SEBAB-SEBAB TERJADINYA PAJAK BERGANDA


Menurut Rochmat Soemitro, pajak berganda itu dapat terjadi karena
1. Perbedaan peraturan hukum
2. Penjelasan yang berlainan dari peraturan
Selain itu dapat pula dibedakan kelompok-kelompok pajak berganda
internasional sebagai berikut:
3. Subjek yang sama dikenakan pajak yang sama di beberapa
negara karena
. Domisili rangkap
. Kewarganegaraan rangkap
. Bentrokan azas domisili dan azas kebangsaan
2. Objek yang sama yang merupakan bagian dari pendapatan
yang diperoleh atau transaksi lain yang dilakukan di negara lain
dikenakan pajak yang sama di lebih dari satu negara
3. Subjek yang sama dikenakan pajak dinegara tempat tinggal
berdasarkan worl wide income, sedangkan dinegara situs
dikenakan pajak berdasarkan sumber karena mempunyai
pendapatan yang berasal dari suatu sumber yang ada di negara
itu

Anda mungkin juga menyukai