Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN

MANUSIA

Di Susun Oleh: Ahmad Ardiyana

Tahap tahap perkembangan manusia


memiliki fase yang cukup panjang.
Untuk tujuan pengorganisasian dan
pemahaman, kita umumnya
menggambarkan perkembangan
dalam pengertian periode atau fase
perkembangan.

Tahap-tahap Perkembangan Manusia:

Periode prakelahiran (prenatal


period) ialah saat dari pembuahan
hingga
kelahiran.
Periode
ini
merupakan masa pertumbuhan yang
luar biasa dari satu sel tunggal
hingga menjadi organisme yang
sempurna dengan kemampuan otak
dan perilaku, yang dihasilkan kira
kira dalam periode 9 bulan.

Masa bayi (infacy) ialah periode


perkembangan yang merentang dari
kelahiran hingga 18 atau 24 bulan.
Masa bayi adalah masa yang sangat
bergantung pada orang dewasa.
Banyak kegiatan psikologis yang
terjadi hanya sebagai permulaan
seperti bahasa, pemikiran simbolis,
koordinasi sensorimotor, dan belajar
sosial.

Masa awal anak anak (early chidhood) yaitu


periode pekembangan yang merentang dari masa
bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini
biasanya disebut dengan periode prasekolah.
Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin
mandiri dan menjaga diri mereka sendiri,
mengembangkan
keterampilan
kesiapan
bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi
huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk
bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah
memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara
umum mengakhiri masa awal anak anak.

Masa pertengahan dan akhir anak anak


(middle and late childhood) ialah periode
perkembangan yang merentang dari usia kira kira
enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara
dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini
biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah
dasar. Keterampilan keterampilan fundamental
seperti membaca, menulis, dan berhitung telah
dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan
dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi
menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak
dan pengendalian diri mulai meningkat.

Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode


transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga
12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22
tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang
cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang
dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada,
perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya
suara.
Pada
perkembangan
ini,
pencapaian
kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran
semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin
banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

Masa awal dewasa (early adulthood)


ialah periode perkembangan yang bermula
pada akhir usia belasan tahun atau awal usia
duapuluhan tahun dan yang berakhir pada
usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa
pembentukan
kemandirian
pribadi
dan
ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi
banyak orang, masa pemilihan pasangan,
belajar hidup dengan seseorang secara
akrab, memulai keluarga, dan mengasuh
anak anak.

Masa pertengahan dewasa (middle


adulthood) ialah periode perkembangan
yang bermula pada usia kira kira 35 hingga
45 tahun dan merentang hingga usia
enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk
memperluas keterlibatan dan tanggung
jawab pribadi dan sosial seperti membantu
generasi berikutnya menjadi individu yang
berkompeten, dewasa dan mencapai serta
mempertahankan kepuasan dalam berkarir.

Masa
akhir
dewasa
(late
adulthood)
ialah
periode
perkembangan yang bermula pada
usia enampuluhan atau tujuh puluh
tahun dan berakhir pada kematian.
Ini adalah masa penyesuaian diri
atas berkurangnya kekuatan dan
kesehatan,
menatap
kembali
kehidupannya,
pensiun,
dan
penyesuaian diri dengan peran peran
sosial baru.

Teori-teori Perkembangan:
1.Teori Nativisme
Pelopor teori ini adalah Athur Schopenhauer. Teori ini
menyatakan bahwa perkembangan manusia
dipengaruhi oleh nativus atau faktor-faktor bawaan
manusia sejak dilahirkan. Teori ini menegaskan bahwa
manusia memiliki sifat-sifat tertentu sejak dilahirkan
yang mempengaruhi dan menentukan keadaan
individu yang bersangkutan. Faktor lingkungan dan
pendidikan diabaikan dan dikatakan tidak
berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
Teori ini memiliki pandangan seolah-olah sifat-sifat
manusia tidak bisa diubah karena telah ditentukan
oleh sifat sifat turunannya. Bila dari keturunan baik
maka akan baik dan bila dari keturunan jahat maka
akan menjadi jahat. Jadi sifat manusia bersifat
permanen tidak bisa diubah. Teori ini memandang

2.Teori empirisme
Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini
memandang bahwa perkembangan individu
dipengaruhi dan ditentukan oleh pengalamanpengalaman yang diperoleh selama
perkembangan mulai dari lahir hingga dewasa.
Teori ini memandang bahwa pengalaman adalah
termasuk pendidikan dan pergaulan. Penjelasan
teori ini adalah manusia pada dasarnya
merupakan kertas putih yang belum ada warna
dan tulisannya akan menjadi apa nantinya
manusia itu bergantung pada apa yang akan
dituliskan.
Pandangan teori ini lebih optimistik terhadap
pendidikan, bahkan pendidikan adalh termasuk
faktor penting untuk menenukan perkembangan

3.Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di
atas yang menyatakan bahwa pembawaan dan
pengalaman memiliki peranan dalam
mempengaruhi dan menentukan perkembangan
individu. Asumsi teori ini berdasar eksperimen
dari William Stern terhadap dua anak kembar.
Anak kembar memiliki sifat keturunan yang
sama, namun setelah dipisahkan dalam
lingkungan yang berbeda anak kembar tersebut
ternyata memiliki sifat yang berbeda. Dari sinilah
maka teori ini menyimpulkan bahwa sifat
keturunan atau pembawaan bukanlah faktor
mayor yang menentukan perkembangan individu
tapi turut juga disokong oleh faktor lingkungan.

Faktor pembawaan manusia dalam teori ini disebut


sebagai faktor endogen yang meliputi faktor
kejasmanian seperti kulit putih, rambut keriting,
rambut warna hitam. Selain faktor kejasmanian
faktor ada juga faktor pembawaan psikologis yang
disebut dengan temperamen. Temperamen berbeda
dengan karakter atau watak. Karakter atau watak
adalah keseluruhan ari sifat manusia yang namapak
dalam perilaku sehari-hari sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan dan bersifat tidak
konstan. Jika watak atau karakter bersifat tidak
konstan maka temperamen bersifat konstan. Selain
temperamen dan sifat jasmani, faktor endogen
lainnya yang ada pada diri manusia adalah faktor
bakat (aptitude). Aptitude adalah potensi-potensi
yang memungkinkan individu berkembang ke satu
arah.

Untuk faktor lingkungan yang dimaksud dalam teori


ini disebut sebagai faktor eksogen yaitu faktor yang
datang dari luar diri manusia berupa pengalaman,
alam sekitar, pendidikan dan sebagainya yang
populer disebut sebagai milieu. Perbedaan antara
lingkungan dengan pendidikan adalah terletak pada
keaktifan proses yang dijalankan. Bila lingkungan
bersifat pasif tidak memaksa bergantung pada
individu apakah mau menggunakan kesempatan
dan manfaat yang ada atau tidak. Sedangkan
pendidikan bersifat aktif dan sistematis serta
dijalankan penuh kesadaran.

THE END

Anda mungkin juga menyukai