Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

KREDENSIAL PERAWAT
RSUD H. BOEJASIN

RSUD H. BOEJASIN
Jl. H. Boejasin 68.a
Pelaihari, Kalimantan Selatan

DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................................
Lembar Pengesahan ..............................................................................................
BAB I. DEFINISI .................................................................................................
BAB II. RUANG LINGKUP................................................................................
2.1. Latar Belakang...............................................................................................
2.2. Tujuan ............................................................................................................
2.2.1. Tujuan Umum.............................................................................................
2.2.2. Tujuan Khusus ............................................................................................
2.3. Konsep Dasar Kredensial Perawat Di Rumah Sakit......................................
2.4. Peranan Komite Keperawatan Dan Panitia sub kredensial perawat
Dalam Mekanisme Kredensial.......................................................................
BAB III. TATA LAKSANA ................................................................................
3.1. Tahap Pertama : Permohonan Untuk Memperoleh Kewenangan Klinis .......
3.2. Tahap Kedua : Kajian Komite Keperawatan .................................................
3.3. Tahap Ketiga : Penerbitan Surat Penugasan ..................................................
BAB IV. DOKUMEN .........................................................................................

BAB I
DEFINISI

1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit terhadap seorang
untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (kewenagan
klinis(clinical privilege))menjalankan tindakan medis / keperawatan tertentu dalam lingkungan
rumah sakit tersebut untuk suatu periode tertentu.
2. Proses Re-Kredensial (Re-Credentialing) : proses re-evaluasi oleh rumah sakit terhadap
perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis (kewenangan klinis(clinical
privilege)) di rumah sakit tersebut untuk menentukan apakah yang bersangkutan masih layak
diberi kewenangan klinis tersebut untuk suatu periode tertentu
3. Kewenangan klinis (clinical privilege) : kewenangan klinis untukmelakukan tindakan medis
/ Keperawatantertentu dalam lingkungan rumah sakit tertentu berdasarkan penugasan yang
diberikan direktur Rumah Sakit
4. Surat Penugasan (clinical Appointment) : surat yang diterbitkan oleh Kepala Rumah Sakit
kepada seorang Paramedis untuk melakukan tindakan medis / Keperawatan di rumah sakit
tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang ditetapkan baginya
5. Tenaga Paramedis :Perawat dan tenaga professional kesehatan lain yang melakukan fungsi
tugas keperawatan dan pelimpahan kewenangan dari petugas medis

BAB II
RUANG LINGKUP
2.1.

Latar Belakang.
Undang undang tentang rumah sakit yang baru ditetapkan menurut rumah sakit
untuk melindungi keselamatan pasien, salah satunya adalah menetapkan dan melakukan
penugasan klinik bagi semua tenaga paramedis dalam melakukan asuhan keperawatan di
rumah sakit.
Rumah sakit menyelenggarakan bentuk regulasi penugasan klinik melalui panitia
kredensial perawat yang didelegasikan melalui komite keperawatan rumah sakit.
Komite Keperawatan membuat rincian kewenangan klinik yang nantinya akan
diisi oleh setiap petugas paramedis (Perawat). Daftar rincian ini merupakan bentuk
tindakan aplikatif keperawatan yang dilakukan dirumah sakit baptis batu.kompetensi ini
meliputi berbagai macam asuhan keperawatan yang meliputi ; asuhan keperawatan
Gawat darurat, asuhan keperawatan ibu anak,asuhan keperawatan medical bedah,asuhan
keperawatan intensif dan asuhan keperawatan pasien operatif.Beberapa kewenangan
medis juga dapat dilakukan sesuai pendelegasian oleh dokter terkait.
Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis / keperawatan yang
dilakukan oleh Perawat yang kurang kompeten rumah sakit perlu mengambil langkah
langkah pengamanan dengan cara pemberian kewenangan klinis melalui mekanisme
kredensial yang dilaksanakan oleh komite keperawatan.. Dengan terkendalinya tindakan
medis / keperawatan disetiap rumah sakit maka pasien lebih terlindungi dari tindakan
yang dilakukan oleh perawat yang tidak kompeten.Dari hasil rincian ini maka petugas
perawat di RS Baptis batu dibagi dalam 3 kategori yaitu Perawat Senior, Perawat Medior
dan juga Perawatn Yunior. Pedoman ini dimaksudkan agar menjadi panduan bagi rumah
sakit untuk melakukan kredensial para tenaga paramedis dengan baik, benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.

2.2.

TUJUAN
2.2.1. Tujuan Umum :
Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan
pasien melalui mekanisme kredensial Perawat di rumah sakit
2.2.2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-kredensial bagi teaga
Perawat di rumah sakit
b. Memberikan panduan bagi komite Keperawatan untuk menyusun jenis jenis
kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap Perawat yang melakukan
tindakan medis / Keperawatan di rumah sakit.
c. Memberikan panduan bagi kepala rumah sakit untuk menerbitkan
kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap Perawat untuk melakukan
tindakan medis / Keperawatan di rumah sakit.
d. Meningkatan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga Keperawatan di rumah
sakit.
e. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas perawat dan institusi rumah sakit
dihadapan pasien, penyandang dana, dan stake holder rumah sakit lainnya.

2.3.

KONSEP DASAR KREDENSIAL PERAWAT DI RUMAH SAKIT.


Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya
untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar profesi dan
kompetensi para perawatyang melakukan tindakan medis dan / Keperawatan terhadap
pasien di rumah sakit.Upaya ini dilakukan kompeten. Persyaratan dengan cara mengatur
agar setiap tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh
tenaga paramedis yang benar benar kompeten. Persyaratan kompetensi ini meliputi dua
komponen (1) komponen kompetensi keprofesian yang terdiri dari pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku professional ; dan (2) komponen kesehatan yang meliputi

kesehatan fisik dan mental. Walaupun seorang perawat telah mendapatkan pendidikan
selama kuliah, namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi
seseorang untuk melakukan tindakan perawat dalam lingkup spesialisasi tersebut, hal ini
dikenal dengan istilah credentialing.
Proses credentialing ini dilakukan dengan dua alasan utama.Alasan pertama,
banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi setelah seseorang mendapatkan
pendidikan.Perkembangan ilmu dibidang keperawatan untuk suatu tindakan medi dan /
Keperawatan tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yang diperoleh dapat berubah
sewaktu waktu, bahkan dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak aman bagi pasien..
Alasan kedua, kesehatan seseorang dapatsaja menurun akibat penyakit tertentu atau
bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan tindakan medis yang dilakukan.
Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakan kesehatan baik fisik maupun
mental.Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis tersebut oleh rumah sakit disebut
sebagai mekanisme Re-credentialing, dan hal ini dilakukan demi keselamatan pasien.
Tindakan verifikasi kompetensi ini juga dilakukan pada profesi lain untuk keamanan
kliennya. Misalnya kompetensi profesi penerbang (pilot) yang senantiasa diperiksa secara
teratur dalam periode tertentu oleh perusahaan penerbangan. Setelah seorang Perawat
dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial, rumah sakit menerbitkan suatu ijin
bagi yang bersangkutan untuk melakukan serangkaian tindakan tindakan medis tertentu
di rumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai kewenangan klinis (clinical privilege).
Tanpa adanya kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut seorang perawat tidak
diperkenankan untuk melakukan tindakan medis dan / Keperawatan dirumah sakit
tersebut.Kewenangan klinik ini akan dievaluasi oleh komite keperawatan dan panitia
kredensial setiap 3 tahun sekali.
Hal ini diharapkan tenaga keperawatan mampu memperoleh kewenangan klinis
keperawatan yang lebih tinggi / baik. Setelah perawat mengisi form pengajuan ini,
komite keperawatan dan juga panitia kredensial mengolah untuk kemudian muncul surat
penugasan klinik bagi setiap tenaga keperawatan di RS Baptis Batu.dengan
mempertimbangkan masa kerja perawat dan juga kompetensi melalui panitia kredensial
maka tenaga keperawatan di RS Baptis Batu dikategorikan menjadi 3 tingkat yaitu :
Perawat Senior,Perawat Medior,dan juga Perawat Yunior.kategori ini nantinya akan

ditetapkan oleh SK direktur RS H. Boejasin Pelaihari.


2.4.

PERANAN KOMITE KEPERAWATAN SUB KOMITE KREDENSIAL PERAWAT


RUMAH SAKIT.
Komite keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial para
perawat karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat dan melindungi
pasien rumah sakit untuk hal hal yang berkaitan dengan tindakan medis dan /
keperawatan.Ketua komite keperawatan bekerjasama dengan sub komite kredensial
membentuk panitia khusus yang berguna menyeleksi dan melakukan proses kredensial
dan re kredensial terhadap perawat di rumah sakit.evaluasi setiap 3 tahun dilakukan oleh
panitia kredensial untuk mengetahui perkembangan secara skill maupun attitude seorang
perawat.Setiap keputusan yang diambil akan dilakukan persetujuan langsung oleh
direktur rumah sakit. Lingkup kerja komite keperawatan dan sub komite kredensial ini
langsung dibawah pengawasan direktur.Setiap kegiatan yang dilakukan harus
mendapatkan persetujuan secara tertulis oleh direktur.Harapan yang ingin dicapai dari
panitia ini adalah membantu direktur dalam hal ini rumah sakit mendapatkan tenaga
perawat yang professional dan berkualitas prima.Rumah sakit melalui komite
keperawatan
Menerapkan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap petugas

kesehatan,dalam hal ini adalah Perawat.Penetapan dari komite dan disetujui oleh direktur
NO
1

KATEGORI
Perawat Senior

RINCIAN
1.Pegawai tetap dengan masa kerja diatas 5 tahun
2.Berijasah minimal D3 Keperawatan
3.Lulus uji kompetensi
4.PJ Shif dalam tugas dinas

Perawat Medior

1.Pegawai tetap dengan masa kerja 3 5 tahun


2.Berijasah minimal D3 keperawatan
3.lulus uji kompetensi

Perawat Yunior

1.Pegawai tetap dengan masa kerja 0 3 tahun, calon


pegawai dan pegawai kontrak
2.Berijasah minimal D3 keperawatan
3.Lulus uji kompetensi

menjadikan tenaga keperawatan dirumah sakit baptis secara tertulis mempunyai kewenangan
klinis keperawatan
.

BAB III
TATA LAKSANA

Proses utama kredensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan melakukan


tindakan keperawatan yang terinci (delination clinical privilege) bagi setiap tenaga
perawat yang bertumpu pada tiga tahap. Pertama, perawat melakukan permohonan untuk
memperoleh kewenangan klinis dengan metode self assessment. Kedua, komite
keperawatan dan sub komite kredensial mengkaji dan memberikan rekomendasi rincian
kewenangan klinik keperawatan yang diajukan oleh pemohon. Ketiga, kepala rumah sakit
menerbitkan surat penugasan (clinical appointment) berdasarkan rekomendasi dari ketua
komite keperawatan yang berlaku untuk periode tertentu. Secara perodik, perawatakan
melalui proses rekredensial saat masa berlaku surat penugasannya berakhir, dimana tiga
proses inti tersebut akan berulang.
3.1

Tahap Pertama : Permohonan Untuk Memperoleh Kewenangan Klinis.


Setiap tenaga paramedis mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit
untuk melakukan tindakan keperawatan. Perawat tersebut mengisi beberapa formulir
yang disediakan rumah sakit, antara lain daftar kewenangaan klinik keperawatan yang

ingin dilakukannya sesuai dengan bidang keahliannya. Tenaga paramedis tersebut


memilih tindakan keperawatan yang tertera dalam formulir daftar tindakan keperawatan
tersebut dengan cara mencontreng dan menyerahkan copy semua dokumen yang
dipersyaratkan kepada rumah sakit. Syarat syarat tersebut meliputi ijasah
pendidikan,surat tanda registrasi perawat dan juga surat ijin perawat. Setelah formulir
lengkap rumah sakit menyerahkan kepada komite keperawatan untuk ditindak lanjuti.

3.2

Tahap Kedua : Kajian Komite Keperawatan


Komite keperawatan bersama sub komite kredensial dan semua kepala instalasi
membicarakan

Setiap

permohonan

kewenangan

Klinik

yang

diminta

oleh

perawat.Melalui intern keperawatan ini diputuskan kewenangan klinik keperawatan yang


diberikan

kepada

setiap

perawat.Setelah

penentuan

kewenangan

klinik

perawat,ditetapkan juga pengkategorian sebagai perawat senior,medior dan yunior.salah


satunya ditentukan juga oleh masa kerja perawat dirumah sakit baptis batu.

3.3

Tahap Ketiga : Penerbitan Surat Penugasan.


Kepala rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga paramedic
pemohon berdasarkan rekomendasi tesebut. Kepala rumah sakit dapat saja meminta
komite keperawatan untuk mengkaji ulang rekomendasi tersebut bersama pihak
manajemen rumah sakit bila dianggap perlu. Surat penugasan tersebut memuat daftar
sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan bagi tenaga
paramedis yang memohon. Daftar kewenangan klinis seorang tenaga paramedis dapat
dimodifikasi setiap saat.Seorang tenaga paramedis dapat saja mengajukan tambahan
kewenangan klinis yang tidak dimiliki sebelumnya dengan mengajukan permohonan
kepada kepala rumah sakit. Selanjutnya komite keperawatanakan melakukan proses
kredensial khusus untuk tindakan tersebut, dan akan memberikan rekomendasinya
kepada kepala rumah sakit. Namun sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja
dicabut, baik untuk sementara atau seterusnya karena alasan tertentu seperti akan
diuraikan pada bab berakhirnya kewenangan klinis.

Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan (clinical appointment)


habis masa berlakunya atau dicabut oleh kepala rumah sakit. Surat penugasan untuk
setiap tenaga paramedis memiliki masa berlaku untuk periode tertentu, misalnya dua
tahun.Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus melakukan
rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal
sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap perawat
yang melakukan tindakan keperawatan dirumah sakit tersebut. Penerbitan ulang surat
penugasan (reappointment).

Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga paramedis tersebut
dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan keperawatan tertentu.Walaupun
seorang tenaga paramedis pada awalnya telah memperoleh kewenangan klinis untuk
melakukan tindakan keperawatan tertentu, namun kewenangan itu dapat dicabut oleh
rumah sakit berdasarkan pertimbangan komite keperawatan.Pertimbangan pencabutan
kewenangan klinis tertentu tersebut didasarkan pada kinerja profesi dilapangan, misalnya
tenaga paramedis yang bersangkutan terganggu kesehatannya, baik fisik maupun
mental.Selain itu, pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila terjadi
kecelakaan medis yang diduga karena inkompetensi atau karena tindakan disiplin dari
komite keperawatan. Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat
diberikan

kembali

bila

tenaga

paramedis

tersebut

dianggap

telah

pulih

kompetensinya.Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang tenaga paramedis diakhiri,


komite keperawatan akan meminta subkomite peningkatan mutu profesi untuk
melakukan berbagai upaya pembinaan agar merekomendasikan kepada kepala rumah
sakit pemberian kembali kewenangan klinis tertentu setelah melalui proses pembinaan.
Pada dasarnya kredensial tetap ditujukan untuk menjaga keselamatan pasien, sambil tetap
membina kompetensi seluruh tenaga paramedis di rumah sakit. Dengan demikian jelaslah
bahwa komite keperawatan dan staf keperawatan memegang peranan penting dalam
proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis untuk setiap tenaga keperawatan.

BAB IV
DOKUMENTASI
Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan di simpan dalam file masing-masing
tenaga paramedis.

Anda mungkin juga menyukai