Anda di halaman 1dari 26

Tugas Akhir Konseling

Disusun Oleh :
Nama

: Randy Prawita Putra

NIM

: 1112 1113 2044

Kelas

:A
Fakultas Psikologi 2015
Universitas Airlangga

I.

Pendahuluan

Pada tugas kali ini, siswa disuruh untuk menemukan sebuah kasus nyata tentang
gangguan yang dialami oleh seseorang, kemudian siswa dituntut untuk bisa
memberikan sesi koneseling kepada subjek yang bermasalah tersebut. Output
akhir dari konseling tersebut tidak melulu dapat menghilangkan masalah yang
dialami oleh klien, namun juga bisa dapat sedikit mengurangi apa yang dialami
oleh klien tersebut. Siswa juga diminta untuk membuat panduan untuk konseling
se-detail mungkin, dimana didalamnya terdapat metode, cara, tempat, dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan seluruh sesi konseling yang akan dilakukan.
Sebelum melakukan konseling, siswa terlebih dahulu harus melakukan prakonseling, dimana hal tersebut bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang apa
sebenarnya yang dialami oleh klien tersebut, sehingga berangkat dari hasil prakonseling tersebut, kita dapat menentukan treatment dan intervensi apa yang kirakira tepat diberikan kepada klien tersebut.
II.

Identitas Kasus

Klien berinisial KD, Wanita, 22 Tahun, seorang Mahasiswi di salah satu


Universitas di Kota Surabaya yang sedang menempuh skripsi. Dalam
kesehariannya, KD termasuk orang yang periang, memiliki banyak teman yang
cukup akrab dengan dia, dan tak segan membantu orang lain yang memerlukan
bantuannya. KD berasal dari sebuah Kota di Pulau Bali, merupakan sulung dari
dua bersaudara. Keluarganya masih memegang teguh adat dan istiadat dari Pulau
Bali. Walaupun sekeluarga semua berasal dari Bali, namun sejak kecil, KD
menempuh semua jenjang pendidikannya di Kota Surabaya. KD seorang wanita
yang berparas cantik dan manis, serta memiliki kulit yang bersih. Dalam
kesehariannya, KD berpenampilan feminim dan tidak memakai riasan yang
berlebihan. Keluarganya terbilang harmonis, tetapi cukup tegas dalam
memberikan batasan dan aturan dalam keseharian KD, seperti : tidak boleh pulang
kerumah lebih dari jam delapan malam, kecuali diberikan izin oleh orang tuanya,
dan orang tuanya harus tahu dia pergi dengan siapa. Lalu, ibunya juga tidak secara

langsung bilang, namun ingin dia untuk segera menikah paling lama umur 23
tahun.
Akhir-akhir ini subjek menjadi lebih sensitif dari biasanya. Bukan dalam hal
yang negatif, namun menjadi lebih memikirkan segala sesuatu secara berlebihan.
Seperti : ada kesalahan dengan temannya yang sebenarnya itu kecil dan sudah
terselesaikan dengan cepat, namun subjek tidak pernah berhenti menyalahkan
dirinya. Subjek juga seringkali meminta pulang ketika sedang berjalan-jalan
dengan temannya, karena selain khawatir dengan orang tuanya, ia juga terusmenerus memikirkan skripsi dan tugas mata kuliah lain yang sedang ia ambil. Ia
juga sering mengalami kegagalan dalam urusan percintaannya. Dia sering diberi
harapan palsu oleh orang yang sedang mendekatinya. Kemudian, dia juga
seringkali terjebak dengan cinta yang berbeda kasta dengannya, yang tentu saja
ditentang oleh orang tuanya, yang menginginkan dia memiliki pasangan yang
sama kasta. Dia juga seringkali jatuh cinta dengan orang yang berbeda keyakinan
dengannya, yang tentu saja akan lebih ditentang oleh orang tuanya. Dia
mengatakan, bahwa seumur hidupnya, ia baru merasakan yang namanya
berpacaran sebanyak satu kali, dan itupun tidak lama. Orang tuanya yang secara
tidak langsung menuntut dia untuk segera memiliki pasangan juga menjadi
stressor tersendiri bagi KD. KD menjadi cepat sensitif ketika membahas masalah
hati dan percintaan. Kemudian, teman satu angkatannya yang juga sudah banyak
lulus, menjadi stressor lain yang mengakibatkan dia sangat atau bahkan terlalu
fokus mengerjakan skripsinya, sampai kesehatannya terabaikan, hingga akhirnya
pernah beberapa kali ke dokter. Kawan-kawan di sekitarnya pun, seringkali
mengingatkannya agar ia tidak terlalu mengkhawatirkan segala hal, karena ia
seringkali larut dalam stress yang berkepanjangan, hingga berpengaruh pada
kehidupan sehari-harinya.

III.

Diagnosis (Sementara)

Disini, peneliti mencoba untuk mengaitkan gambaran tentang klien tersebut


dengan multiaxial diagnosis, dimana peneliti dalam menentukan multiaxial
diagnosis kali ini berpacu pada DSM IV-TR. Berikut adalah multiaxial diagnosis
berdasarkan gambaran kondisi klien tersebut.
Axis I

: 300.02 Anxiety Disorders (Generalized Anxiety Disorder)

Axis II

:-

Axis III

:-

Axis IV

: 1. Problems with primmary support group. Dimana, orang tua


dari KD selalu memberikan batasan-batasan yang cukup tegas, dan
ditambah orang tua yang ingin KD cepat memiliki pendamping
hidup
2. Problems related with the social environment. Dimana, semakin
banyak teman-teman klien yang lulus kuliah, menjadi stressor
sendiri bagi KD.

Axis V
IV.

: 71-80
Teori Tentang Diagnosis

Peneliti mengambil diagnosis sementara berdasarkan panduan dari buku DSM IVTR, pada bagian Anxiety Disorders sub-bab Generalized Anxiety Disorder.
Dimana, pada sub-bab ini, seseorang yang mengalami gangguan tersebut,
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mengalami cemas dan khawatir yang sangat berlebihan selama setidaknya
enam bulan. Hal yang dikhawatirkan bisa mengenai apapun, misalnya
tentang pendidikan

2. Seseorang tersebut mengalami kesulitan untuk mengatur kecemasannya


tersebut
3. Kekhawatiran ata kecemasan tersebut diasosiasikan dengan tiga atau lebih
simtom-simtom dibawah ini :
a. Kegelisahan
b. Mudah merasa lelah
c. Susah konsenterasi atau pikiran kosong
d. Mudah marah atau emosi
e. Otot menegang
f. Gangguan tidur
4. Kecemasan tersebut menyebabkan gangguan stress klinis yang cukup
signifikan atau hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau area lain yang
penting dalam kehidupan penderita
Dari beberapa ciri-ciri di atas, hampir semua simtom muncul pada diri subjek
konseling saya. Seperti pada ciri nomor satu dimana kekhawatiran ini muncul
setidaknya enam bulan, muncul pada diri subjek. Mengalami kesulitan dalam
mengatur kecemasan, juga muncul pada diri subjek dimana dia tidak mampu
mengatur pikiran-pikiran negatif akan skripsi karena melihat teman-temannya
yang mengalami berbagai kejadian tidak mengenakkan saat menjalani sidang
skripsi. Simtom-simtom seperti kegelisahan, mudah emosi, gangguan tidur, dan
susah konsenterasi juga muncul pada diri subjek konseling saya kali ini.
Mengalami hendaya juga muncul, yakni menjadi lebih lama pengerjaan skripsinya
dan menjadi pribadi yang lain dari biasanya akibat terlalu khawatir dengan skripsi
yang dijalaninya serta dilema percintaan yang juga turut menambah kecemasan
lain pada diri subjek.

V.

Teori Tentang Konseling / Intervensi Yang Digunakan

Teori yang digunakan adalah seperti bab presentasi konseling kelompok saya,
yaitu konseling dengan teori humanistik sub-bab konseling berpusat pada orang
(person center). Berikut adalah rangkuman dari teori tersebut.
Konseling Berpusat Pada Orang (Person Center)
a. Penemu/Pengembang
Carl Rogers pertama kali mencetuskan bentuk psikoterapi tak langsung di dalam
bukunya Counseling and Psychotherapy pada tahun 1942 yang kemudian
berkembang menjadi konseling berpusat pada klien.
b. Sudut Pandang Tentang Sifat Manusia
Menurut Rogers (1951), makhluk hidup mempunyai satu dasar kecenderungan
dan perjuangan, yaitu aktualisasi diri, mempertahankan, dan meningkatkan si
makhluk

yang

merasakannya

tersebut.

Sesungguhnya,

manusia

yang

disfungsional itu adalah manusia yang gagal untuk belajar dan berubah (Bohart,
1995, p.94). Rogers memandang individu dari perspektif fenomenologikal yang
mirip dengan pandangan dari Adler, yaitu yang terpenting bagi manusia itu adalah
persepsi manusia itu mengenai realita dibanding dengan peristiwa yang terjadi itu
sendiri (Rogers, 1955). Tetapi, pada pandangan Rogers konsep tersebut adalah inti
dari teorinya sehingga gagasannya sering disebut teori diri.
Agar muncul diri yang sehat, seseorang membutuhkan perhatian positif, yang
terdiri atas : cinta, kehangatan, kasih sayang, respek, dan penerimaan. Pada saat
masa kanak-kanak dan di masa kehidupan berikutnya, seseorang sering menerima
perhatian berpamrih dari orang tua dan orang lain. Perhatian berpamrih
mengajarkan pada orang tersebut bahwa dirinya dihargai haya jika ia dapat
berkompromi dengan keinginan orang lain. Jadi terkadang seseorang itu harus
menyangkal atau membelokkan perspesi ketika seseorang yang menjadi
tempatnya bergantung memandang situasi berbeda dari pandangan yang seseorang
tersebut anut.

Individu yang terjebak dalam dilema seperti itu, jika dia tidak meakukan seperti
apa yang diinginkan orang lain, maka dia tidak akan diterima dan dihargai.
Namun, jika dia melakukan kompromi, dia membuka jurang pemisah antara
idealisme diri dan relita diri. Semakin jauh antara idealisme diri dan realita diri,
maka akan semakin menyimpang diri individu tersebut.
c. Peran Konselor
Peran konselor membuat dan meningkatkan atmosfer dimana klien bebas untuk
mengeksplorasi semua aspek mengenai dirinya (Rogers, 1951, 1980). Konselor
harus menyadari bahasa verbal maupun non-verbal klien dan merefleksikannya
kembali apa yang dia dengar maupun amati (Braaten, 1986). Klien adalah orang
yang diberi hak untuk mengarahkan terapinya sendiri (Moon, 2007). Pada
pendekatan berpusat pada orang konselor adalah ahli proses tersebut dan ahli
penelitian mengenai klien tersebut, dimana kesabaran adalah kuncinya (Miller,
1996).
d. Tujuan
Rogers (1977) menekankan bahwa orang perlu bantuan untuk belajar bagaimana
menghadapi berbagai situasi yang dapat dicapai dengan membantu klien menjadi
orang yang berfungsi penuh. Klien yang berfungsi penuh lebih terbuka terhadap
pengalaman, lebih mempercayai persepsi diri sendiri, dan berpartisipasi dalam
ekplorasi dan evaluasi diri (Rogers, 1961). Intinya, klien dibantu untuk
mengidentifikasi, menggunakan, dan mengintegrasikan sumber daya dan potensi
diri (Boy & Pine, 1983; Miller, 1996).
e. Teknik
Rogers (1957) meyakini ada tiga kondisi penting dan perlu dilakukan pada
konseling :
1. Empati

Empati dapat bersifat subjektif, antar pribadi, atau objektif, meski seringkali
empati adalah kombinasi ketiganya (Clark, 2004; Rogers, 1964). Empati secara
esensial adalah suatu upaya untuk berpikir dengan, alih-alih untuk atau mengenai,
klien untuk menyerap komunikasi, maksud, dan pengertian klien tersebut
(Brenner dkk, 1993; Clark, 2007; Moon, 2007). Tingkat empati yang tinggi dalam
suatu hubungan paling berpotensi dan merupakan salah satu faktor paling kuat
dalam mewujudkan perubahan dan pembelajaran (Rogers, 1957).
2. Perhatian Positif Tanpa Pamrih
Dikenal juga sebagai penerimaan, merupakan kasih sayang tulus dan dalam bagi
klien sebagai seorang manusia-yaitu, menghargai manusia sebagai seorang
manusia (Rogers, 1961, 1980).
3. Kecocokan
Merupakan kondisi transparan dalam terapi dengan menghilangkan aturan dan
penghalang (Rogers, 1980). Kecocokan adalah kesiapan konselor untuk
mengesampingkan kepedulian dan kepentingan pribadi, serta terbuka di dalam
hubungan dengan kliennya (Moon, 2007).
Selain tiga kondisi diatas, metode lain yang dapat membantu meningkatkan
hubungan klien-konselor mencakup, tetapi tidak terbatas pada, mendengarkan
secara pasif dan aktif, refleksi perasaan dan pikiran yang tepat, klarifikasi,
penyimpulan, konfrontasi, dan arahan umum atau terbuka (Tursi & Cochran,
2006).
f. Kekuatan dan Kontribusi
1. Merevolusi profesi konseling dengan cara menghubungkan konseling
dengan psikoterapi dan memperjelasnya melalui pembuatan rekaman suara
dari sesi aktual dan menerbitkan salinannya (Goodyear, 1987; SommersFlanagan, 2007).
2. Cornelius-White (2005) menemukan bahwa pendekatan berpusat pada
orang efektif dalam meningkatkan konseling multikultural. Lemoire dan

Chen (2005) berpendapat pendekatan berpusat pada orang berpotensi


menciptakan kondisi yang diperlukan dalam menangkal stigmasasi.
3. Pendekatan ini telah menghasilkan penelitian yang ekstensif (Tursi &
Cochran, 2006).
4. Pendekatan ini tepat untuk mengobati kecemasan ringan sampai
menengah, gangguan penyesuaian, dan kondisi yang tidak berhubungan
dengan kelainan mental, seperti kesedihan yang tidak rumit atau hubungan
antar pribadi (Seligman, 1997).
5. Pendekatan berpusat pada orang membantu jika bekerja dengan klien yang
mengalami tragedi (Tursi & Cochran, 2006).
6. Merupakan dasar untuk beberapa pendekatan baru dan seringkali
dikombinasikan dengan orientasi teoritis lainnya dalam konseling seperti
kognitif dan tingkah laku (Prochaska & Norcross; Seligman, 2006).
g. Keterbatasan
1. Pendekatan ini terlalu sederhana, optimistis, santai, dan tidak terfokus
untuk klien yang dalam krisis atau yang membutuhkan struktur atau arah
yang lebih jelas (Seligman, 2006; Tursi & Cochran, 2006)
2. Terlalu bergantung pada klien yang bekerja keras, cerdas, berwawasan luas
untuk mendapatkan hasil yang bagus. Penerapan terbatas, dan jarang
digunakan untuk penderita cacat berat (Thompson & Henderson, 2007)
3. Hanya menangani masalah yang ada dipermukaan, dan tidak menantang
klien untuk mengeksplorasi area yang lebih dalam.
4. Lebih berdasarkan kepada sikap ketimbang teknik. Pendekatan ini tidak
mempunyai teknik khusus untuk membuat perubahan bagi klien (Moon,
2007).
VI.
Modul Konseling
(Terlampir)
VII.

Hasil Verbatim

Pra Konseling
Q : Selamat siang
A : Siang
Q : Ee.. Jadi ee.. Makasih sebelumnya sudah hadir untuk pra konseling supaya
saya mau mengetahui problem mbak seperti apa

A : Iya..
Q : Ee.. Saya lihat akhir-akhir ini.. Jadi langsung aja ya, ee.. Mbak kan
biasanya ee.. Orangnya kan ceria, apa segala macem, tapi kok akhir-akhir
ini kayak ee.. Suka mrengut, suka agak khawatir gitu, kenapa ya? Boleh
cerita nggak?
A : Ee.. Gimana ya mas ya.. Jadi saya kan sekarang lagi skripsi ya kan terus
habis gitu deadlinenya udah mepet banget. Aku tu orangnya panikan, jadi
kalau misalnya ada yang kayak udah deadline mepet-mepet gitu, jadi
makin khawatir gitu. Makin gimana sih.. Kayak gak tenang gitu. Aku tuh
orangnya gak bisa ngerjain mepet-mepet gitu pasti suka sebelumnya. Jadi
ya gitu, ya cemas gitu
Q : Jadi ee.. Kira-kira yang bikin cemas selain ee.. Deadline apa ya mbak kirakira? Dosen mungkin? Atau subjeknya mungkin? Atau gimana?
A : Sebenarnya tuh kan karena topik skripsiku ini sensitif kan, jadi tuh kadangkadang tuh dia jawabnya juga gak sesuai, dijawab bercanda, itu yang
Q
A
Q
A
Q
A
Q

:
:
:
:
:
:
:

mempengaruhi skripsiku juga


Ooh.. Kuantitatif ya?
Iya
Temanya apa mbak?
Penderita kanker payudara
Ooo.. Breast cancer
Iya
Selain subjek, dosbingnya gimana, dosbingnya? Tambah bikin khawatir

juga dosbingnya?
A : Dosbingnya sih enggak sih sebenernya. Dikit, tapi gak terlalu neken. Aku
tuh, gimanay ya.. Aku tuh neken diriku sendiri gitu loh. Dosen
pembimbingku tuh gak pernah gitu bikin deadline, aku yang bikin deadline
buat aku sendiri
Q : Hmm... Semacam Self-talk gitu ya?
A : Iya
Q : Terus.. Kecemasan kalau dari skripsi aja kayaknya nggak mungkin deh.
Ada faktor lain mungkin? Soalnya mbak kayaknya akhir-akhir ini kayak
sering.. Hal-hal kecil gitu aja kayak ngerasa bersalahnya itu berlebihan
banget gitu. Ada faktor lain nggak sih selain skripsi? Percintaan, mungkin?
A : Percintaan ya.. Kan sekarang kan, temen-temenku udah banyak yang nikah
gitu kan?

Q : Oooh.. He em
A : Gitu, ya kan misalnya aku dateng tuh, temen-temenku juga kayak kok
Q
A
Q
A

:
:
:
:

kamu gak punya pacar? Aku kan juga gak pernah pacaran..
Oh, belum pernah pacaran?
He em
Hmm.. Iya iya
Iya, jadi tuh makin kesini makin kok makin banyak yang nikah ya? Jadi

kayak : kok aku nggak dapet-dapet sih? Kayak gitu-gitu loh.


Q : Yayaya
A : Jadi suka mikir-mikir sendiri, stress stress sendiri. Terus habis itu, kan aku
Q
A
Q
A
Q
A

:
:
:
:
:
:

minoritas kan di Jawa kan.. Jadinya tuh, susah..


Mbak dari mana?
Aku dari Bali
Oh.. Bali
Jadi tuh susah gitu.. Ah nggak tahu ah
Orang tuanya modelnya kayak gimana sih?
Sebenernya sih nggak ngekang sih, cuman ya itu tadi.. Aku tuh buat, apah..
Buat sesuatu tuh tak pilihin sendiri gitu loh. Padahal mereka tuh nggak
maksud gitu, cuman kan aku maksudnya baik. Kan aku juga mau kan
misalnya ini ngganggu skripsi, kan skripsi harus selesai juni? Tapi kan aku
juga gak mau kan ini ganggu skripsi. Terus masalah cinta juga kan gak
harus sesuai gitu loh tapi kan aku juga ngerti gak mungkin kan beda agama

Q
A
Q
A
Q
A
Q

:
:
:
:
:
:
:

atau beda kasta gitu loh.


Selama ini walaupun belum pernah pacaran pasti pernah jatuh cinta dong?
Iyalah..
Kendalanya apa?
Ya itu tadi..
Iya, terus apalagi?
Ya kalau nggak beda agama ya beda kasta. Kalau nggak ya gitu itu lah..
Jadi.. Kalau boleh saya ambil kesimpulan, ee mbak ini hmm jadi sedikit
lebih khawatir jadi lebih cemas akhir-akhir ini itu karena ya skripsi itu
karena tuntutan sosial juga ya? Karena temen-temen seusia mbak sudah

A
Q
A
Q
A
Q

:
:
:
:
:
:

pada nikah, sudah pada lulus?


He em.. He em..
Baik, nanti kita ketemu lagi ya di sesi selanjutnya..
Iya
Terima kasih untuk hari ya mbak ya
Iya sama-sama mas
Iya

Konseling Sesi 1
Q
A
Q
A
Q
A
Q

:
:
:
:
:
:
:

Selamat pagi mbak


Iya selamat pagi
Terima kasih sudah bersedia untuk datang di konseling sesi pertama ini
Iya sama-sama
Gimana kabarnya mbak hari ini? Sehat?
Kabar baik. Sehat juga
Alhamdulillah kalau begitu mbak. Mbak sudah siap untuk memulai

A
Q

konseling sesi pertama kali ini?


: Siap dek
: Jadi menurut hasil wawancara kita sebelumnya yang untuk keperluan
saya mengambil data, mbak itu mengalami kecemasan karena skripsi

A
Q

dan jodoh. Apa benar begitu?


: Iya benar itu
: Kenapa sih skripsi sampai membuat mbak seperti itu? Apa yang
membuat mbak takut selain tentunya itu sebagai penentu kelulusan

A
Q
A

sebagai mahasiswa?
: Hmmm gimana ya..
: Ya, gimana mbak?
: Jadi.. Emm.. Aku itu takutnya lebih ke.. Apa ya.. Aduh bingung

Q
A

jawabnya
: Okok coba saya bantu. Lebih karena dosen pembimbing?
: Enggak kok. Dosen pembibingku baik, mau ngebantu banyak pula untuk

Q
A

mahasiswa bimbingannya
: Erm... Karena teman-teman gak ada yang ngedukung mungkin?
: Oh itu gak juga kok. Teman-teman yang lagi pada ngambil skripsi juga
saling menguatkan satu sama lain. Skripsi kalau gak nangis dan saling

mendukung, bukan skripsi namanya menurutku


: Lah, terus karena apa dong mbak? Apa karena kecemasan ini mbak

A
Q

sendiri yang membuat?


: Ha? Maksudnya?
: Ya jadi sebenarnya mbak itu sebelumnya tidak apa-apa, tapi karena
suatu dan lain hal itu yang akhirnya membuat mbak cemas sendiri dalam

A
Q
A

pengerjaan skripsi mbak itu


: Nah! Itu kali penyebabnya..
: Ok, kok bisa gitu? Apa sebabnya mbak mikir seperti itu?
: Hmmm... gimana ya, aku juga bingung lagi nih jelasinnya. Mungkin

Q
A

karena aku mikirnya terlalu ruwet kali ya


: Ruwet gimana mbak?
: Iya.. Ruwet gitu deh pokoknya! Aku udah mikir kalau sidang itu pasti
kena marah, ini itu, belum revisinya kalau banyak. Belum lagi kadang-

Q
A
Q
A

:
:
:
:

kadang kalau ambil data, subjekku gak bisa kooperatif...


Mbak kuantitatif ya skripsinya?
Iya dek
Oke oke, terus mbak?
Iya jadi balik lagi ya, aku udah kebayang ruwet dan gugupnya sidang,
terus subjekku juga kadang-kadang kooperatif, habis gitu juga kadangkadang udah males duluan ngerjain, ya karena itu.. Banyak pikiran

Q
A

ruwet yang kadang-kadang aku ciptain sendiri sih


: Hmmm yaya. Terus skripsi mbak sekarang sudah sampai mana?
: Ini masih ngolah data dek.. Aku masih minta ajarin terus sama tementemenku atau senior yang bisa bantu aku. Aku sampai udah gak ada
waktu main rasanya. Makan aja bisa dua hari sekali kadang-kadang

Q
A

saking kepikiran sama skripsi ini.. Mood juga bisa cepet banget berubah
: Wah sampai segitunya ya mbak?
: Iya. Malah kadang-kadang aku juga jadi cepet ngerasa bersalah. Ya
kayak yang aku bilang kemarin itu, aku tiap buat salah kecil aja ke
orang, responku jadi agak berlebihan gitu. Itu efek juga kah dari skripsi

ini?
: Hmm.. Mungkin aja mbak, tapi harus lebih dalam lagi sih mbak buat

A
Q

nentuin dan memutuskan kalau itu jadi penyebab kekhawatiran mbak


: Hmm gitu ya, okelah. Hmmph..
: Terus mbak kalau yang masalah orang tua mbak minta mbak segera
nemu pendamping itu? Itu gimana sih mbak ceritanya? Bisa cerita yang

lebih jelas lagi nggak?


: Huh.. Iya jadi aku itu kan seperti yang aku bilang kemarin itu kan?
Belum pernah pacaran lagi, semenjak pacaran terakhir yang sebentar
banget itu. Sekalinya nemu itu kalau nggak beda agama ya beda kasta

gitu
: Wah.. Keluarga mbak masih memperhatikan yang kasta-kasta gitu kah

mbak?
: Iya masih. Jadi dulu tuh pernah ya, aku itu bawa... Ya.. PDKTan ku lah

Q
A

bisa dibilang ke rumahku.. Terus..


: Ok, terus gimana mbak?
: Iya jadi kan tiap cowok yang ke rumahku gitu, pas masuk ke rumah, di
tanya sama mama papaku. Nama, kerjaan, ini itu.. Nah pas di tanya dia

Q
A

kasta apa, kalau ternyata beda, wah.. Udah pasti itu..


: Udah pasti apa mbak?
: Ya udah pasti besoknya aku disuruh ngejauhin orang itu. Udah berkalikali aku nemu yang cocok banget tapi beda kasta atau beda agama.
Sekasta, tapi hati gak ngerasa cocok, kan gak enak kalau njalanin

Q
A

hubungan tapi ngebatin doang, ya kan?


: Iya juga sih mbak. Terus terus gimana lagi mbak?
: Ya.. Aku juga sempat mikir sih, apa sih yang salah dari diri aku ini? Apa
aku kurang cantik? Kurang tinggi? Kurang pinter? Apa kurang apa..
Sampai kayaknya susah banget gitu ada cowok yang mau nempel sama

Q
A

aku hahahaha
: Wah.. Kok mbak beranggapan seperti itu? Ada-ada aja deh mbak ini
: Loh.. Aku gak mengada-ngada kok. Sekarang loh ya, aku ini ya.. Bisa
dibilang cewek yang gak aneh-aneh lah. Gak ngerokok, dugem, dan lain
lainnya. Pakaian juga aku gak pernah pakai pakaian yang nontonin
tubuhku ke orang lain. Gitu juga gak laku-laku.. Masa aku ya harus
buka-bukaan dulu? Ya aku gak mau lah. Nanti orang suka sama aku
bukan karena kepribadianku tapi malah karena tubuhku ya aku gak mau

dong
: Hmm iya iya, nice commitment lah itu mbak. Terus untuk saat ini, ada

A
Q
A

yang lagi deket sama mbak? Atau lagi kelihatan ngedeketin mbak?
: Hmmm... Ada sih dek...
: Wahwah, gimana tuh anaknya? Ceritain dong!
: Hahahaha... Jadi malu lo aku nanti

Q
A
Q
A

:
:
:
:

Lo kenapa malu coba? Eh tapi aku boleh tahu nggak nih?


Ya boleh lah.. Jadi dia itu adalah namanya bilang aja X ya..
Hmm oke oke X. Terus?
Jadi X ini anak temen kantornya papaku. Ya istilahnya dikenalin gitu lah
sama papa ke aku. Nah dia ini untungnya se kasta. Anaknya gak cakepcakep banget, tapi juga gak jelek. Mukanya gak ngebosenin lah tiap

Q
A

dilihat. Nah habis itu mulai kan deket-deket gitu kitanya..


: Oke, terus?
: Tapi dia kayaknya nge-PHP aku gitu. Dia semangatnya kelihatannya di
awal aja ngedeketin aku. Tapi sekarang jadi dingin gitu, terus dia juga
jarang bales chat atau smsku. Aku takut jadi korban PHP lagi, aku udah

Q
A

capek lah intinya


: Wah.. Mbak terlalu cepat mengambil judgement sepertinya
: Ya mau gimana lagi.. Hla dia semangat banget e ngedeketin aku di awalawal, tapi makin kesini makin dingin.. Haassh gak tahu lah, tambah

pusing aku dibikin dia


: Udah udah mbak.. Jangan tambah pusing, ntar tambah puyeng loh

kamunya
: Habis dia di awal kesannya kayak ngedukung dan mau ngebantu aku
banget gitu secara moral sih. Tapi kok malah gini jadinya? Ya aku makin
kecewa dan khawatir lah. Skripsiku tambah molor lagi kan akhirnya

hmmph..
: Hmm mungkin dia habis pulsa mbak? Atau dia lagi sibuk kerja

A
Q
A

mungkin?
: Bisa jadi sih.. Tapi.. Hassh udah gak tahu lah, pusing aku dek
: Yaudah yaudah..
: Iya. Udah skripsi begini, ditambah lagi masalah cinta begini.. Gak

penting sih aslinya, tapi perasaan gak bisa dibohongin kan?


: Iyalah mbak. Terkadang emang repot kalau udah menyangkut perasaanperasaan gini. Tanpa kita sadari, itu yang bikin kinerja kita dalam

A
Q
A

kehidupan sehari-hari menjadi berkurang atau bahkan menurun.


: Nah bener banget itu!
: Oke, masih ada yang mau mbak ceritakan lagi?
: Nggak ada sih dek. Itu aja kayaknya penyebab utama aku jadi cemas

berlebihan akhir-akhir ini.


: Baik, saya akan mencoba membantu untuk ya.. Setidaknya mengurangi

lah kecemasan mbak yang berlebihan ini. Karena saya sendiri sudah
melihat mbak seperti ini dari semester lalu, yang itu tandanya sudah
A
Q
A
Q

:
:
:
:

cukup lama mbak seperti ini.


Iya dek. Lama juga ya ternyata aku begini hmm
Iya mbak. Baik sudah siap mbak untuk menerima saran dari saya?
Siap. Apa kira-kira yang bisa aku lakuin?
Jadi, untuk pengerjaan skripsi dulu nih. Mbak ini kalau saya lihat dan
amati selama ini, suka mengerjakan apa-apa itu dikebut dalam semalam.

A
Q

Apa itu benar?


: Hm... Iya sih. Aku suka kebut semalam emang anaknya
: Nah, itu yang harus dan perlu mbak rubah mbak. Jangan ngerjain apaapa itu mepet deadline karena itu yang akan menyusahkan mbak sendiri
baik secara fisik ataupun secara psikis. Mbak sampai lupa makan kan?

A
Q

Skripsi itu bukan alasan kita untuk menjadi sakit mbak


: Hmmm iya juga sih.. Terus-terus?
: Nah, oleh karena itu, saran saya, mbak harus bisa lebih baik dalam
pengaturan waktu mbak. Bikin jadwal kegiatan mbak dalam sehari mulai
dari pagi sampai malam itu, dan usahakan berjanji dengan diri sendiri
kalau mbak akan menepati itu sesuai waktu. Memulainya memang berat
mbak, dan butuh usaha yang lebih. Tapi efek jangka panjangnya akan

A
Q

membantu sekali bagi kehidupan mbak


: Wah.. Aku gak pernah kepikiran lo kayak begitu. Terus-terus ada lagi?
: Iya, terus mbak juga bisa untuk melakukan hal-hal kecil, kayak :
merubah interior kamar, seperti : merubah tata letak buku, mengganti
warna seprei kamar, menambah lilin aromaterapi, sehingga memberi
efek yang menenangkan bagi mbak. Mbak lebih sering mengerjakan

skripsi di kampus atau di rumah?


: Ya di rumah sih. Di kampus itu cuma buat cari jurnal sama konsultasi ke

dosen pembimbing aja.


: Nah, kebetulan banget kan? Mbak lebih sering mengerjakan di rumah,
jadi saran dari saya itu bisa mbak pertimbangkan untuk di lakukan.
Mungkin tidak bisa 100% menghilangkan kecemasan mbak, tapi

A
Q

setidaknya dapat membantu mengurangi


: Oke oke bakalan aku coba. Adalagi?
: Nah, mbak sendiri juga harus mulai bisa menghilangkan pikiran-pikiran

negatif yang pada akhirnya itu bikin mbak sengsara, karena berpikiran
buruk. Misalnya : ngelihat temen mbak di sidang, terus kebayangbayang wajah dosen, dan lain sebagainya. Itu belum mbak alami, dan
belum tentu juga mbak akan mengalami seperti yang teman mbak alami
A

itu
: Hmmm.. Gitu ya? Tapi ya gimana lagi ya, temen seangkatanku udah

banyak yang lulus juga kan? Terus ya gitu itu.. Serem deh aku lihatnya
: Mbak, yang terpenting itu, mbak sudah berusaha memberikan usaha
yang terbaik, mbak juga sudah sering konsultasi ke dosen pembimbing
mbak, teman-teman juga banyak yang mendukung, jadi tidak ada alasan
mbak sesungguhnya untuk memikirkan hal yang tidak-tidak. Memang
sih, semua kemungkinan itu pasti bisa terjadi, tapi bagaimana itu dapat

mempengaruhi kita, kita sendiri yang menentukan mbak.


: Wah.. Jujur aku gak pernah lo kepikiran sampai seperti itu dek. Terima

kasih banget! Jujur ini ngebantu banget.


: Sama-sama mbak. Oh iya mengenai masalah percintaan mbak nih

A
Q

sekarang..
: Nah itu tuh. Gimana gimana?
: Jadi mbak, mbak itu jangan terlalu ngebet untuk segera memiliki
pasangan atau mempunyai pasangan. Karena sesuatu yang terburu-buru

A
Q

itu tidak akan pernah maksimal hasilnya


: Maksudnya? Aku gak paham
: Oke, jadi gini mbak. Memang semua manusia itu butuh cinta, tapi
jangan karena cinta juga, kita jadi tidak bisa apa-apa. Jadi yang aku
maksudkan disini, kalau memang hal ini bisa bikin skripsi mbak jadi
lebih molor, kesampingkan dulu mbak. Aku gak nyuruh untuk
meninggalkan, enggak. Tapi kesampingkan dulu. Mbak udah harus bikin

A
Q

prioritas disini. Prioritas mbak apa? Cinta atau skripsi?


: Skripsi lah jelas. Ini udah kayak kewajiban aku gitu loh.
: Nah yaudah.. Intinya yang mau aku bilang disini itu, mbak harus bisa
mengesampingkan

hal

yang

bisa

membuat

mbak

down

dan

memaksimalkan hal yang bisa membuat mbak bangkit. Seperti misalnya


mbak bisa membayangkan wajah bangga orang tua mbak melihat mbak
lulus? Atau dukungan teman-teman mbak yang tidak pernah berhenti

mengalir. Semua itu bisa menguatkan mbak secara psikis tanpa mbak
sadari. Maksimalkan itu mbak
Hmmm gitu ya
Iya mbak
Oke aku bakalan coba deh. Semoga aku bisa ya
Mbak pasti bisa dan mbak pasti mampu. Harus! Ini semua demi

A
Q
A
Q

:
:
:
:

A
Q

kelancaran skripsi mbak juga kan?


: Hm... Iya juga sih
: Oke, kalau begitu, nanti kita ketemu lagi di sesi berikutnya ya mbak?
Dimana sesi berikutnya aku mau tahu sejauh mana perkembangan mbak

A
Q
A
Q

:
:
:
:

setelah menjalani saran yang udah aku berikan tadi


Oke, nanti aku hubungin lagi kalau mau konsul lagi ya dek
Siap mbak
Terima kasih ya..
Oke mbak, sama-sama.

Konseling Sesi 2
Q
A
Q
A
Q
A
Q
A
Q
A
Q
A
Q

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Halo mbak
Halo juga dek
Gimana kabarnya hari ini? Sehat?
Baik-baik aja, sehat juga aku
Wah kelihatannya lebih ceria ini?
Ah masa sih dek?
Iya mbak.. Kelihatan kali
Hmm syukurlah kalau aku kelihatan ceria
Iya kelihatan kok mbak, hehehe
Amin bisa ceria terus haha
Hahaha iya. Jadi gimana mbak perkembangannya?
Perkembangan apa?
Ya yang kemarin itu, kan kemarin aku udah kasih saran ke mbak gimana
buat ngurangin kecemasan mbak itu. Gimana perkembangannya

A
Q
A
Q
A
Q
A
Q

:
:
:
:
:
:
:
:

sekarang?
Oh itu. Yayaya aku baru inget
Nah alhamdulillah kalau mbak inget
Hmm udah aku lakuin sih dek kayak yang kamu suruh kemarin
Oke, jadi apa yang udah mbak lakuin?
Yang masalah interior kamar dan lain-lain itu dulu ya?
Iya terserah mbak deh yang mana
Jadi buat yang itu, aku udah ngubah interior kamarku sih..
Oh iya?

A
Q
A

: Iya
: Ngubah kayak gimana mbak?
: Iya jadi buku bukuku aku ubah tata letaknya, terus posisi tempat tidurku

Q
A
Q
A
Q
A

:
:
:
:
:
:

juga udah aku ubah


Wah.. Terus terus?
Sama cat kamarku juga aku ganti sih hahaha
Wah, sumpah mbak?
Iya dek
Ngubah jadi warna apa mbak?
Kan sebelumnya cat kamarku warna cokelat muda kan? Itu udah lama

Q
A
Q
A

:
:
:
:

banget
Oke..
Nah aku ubah jadi warna ungu muda gitu
Kenapa ungu muda mbak?
Ya soalnya daridulu aku kan kepingin kan warna kamarku ungu muda?
Dan aku baca di beberapa referensi juga ungu itu ngasih efek tenang
gitu. Jadi, cus deh aku kasih warna ungu muda
Wah.. Keren keren. Terus apa yang mbak rasakan setelah itu semua?
Aku jadi lebih tenang sih sama lebih fokus juga
Wah efek yang bagus
Iya dek. Kenapa gak daridulu aja aku ubah gitu ya.. Ternyata bisa ngasih

Q
A
Q
A

:
:
:
:

Q
A

efek yang keren gini


: Hahaha.. Lebih baik telat daripada tidak sama sekali mbak
: Iya. Nah aku juga mau laporan nih yang tentang berpikiran positif itu
loh? Yang kamu nyuruh aku jangan berpikiran negatif dulu sebelum

ngelakuin sesuatu itu


: Oh iya! Aku baru mau nanya yang itu. Gimana perkembangannya kalau

yang itu mbak? Bagus kah?


: Iya dek. Ternyata aku baru ngeh kalau pikiran negatif yang kayak gitu
itu yang bikin skripsiku jadi lebih molor dari biasanya. Udah pikiran

negatif duluan, padahal pas dijalani, ya nggak gitu-gitu banget aslinya.


: Nah bener kan yang aku bilang? Mbak itu kebanyakan mikir yang nggak

nggak padahal mbak sendiri belum ngejalaninnya.


: Iya, tapi emang aku akuin ngumpulin niat buat ngejalaninnya itu loh

yang susah. Rasanya susah banget pas baru mau mulai


: Iya sih mbak. Soalnya itu berkaitan dengan tabiat yang udah kebentuk.
Pasti kan susah kalau tiba-tiba harus ngubah. Tapi InshaAllah worthed
kok mbak, kan berubahnya untuk ke arah yang lebih baik

: Iya.. worthed banget lah setelah aku coba. Oh iya sama yang bikin

jadwal kegiatan itu, aku juga udah ngelakuin loh


: Wah.. Kayaknya semua saranku kamu lakuin ya mbak, hahaha. Gimana

gimana kalau yang itu?


: Iya dong.. Saranmu setelah aku pikir banyak benernya e.. Iya, jadi aku
udah nyatet semua apa-apa yang harus aku lakuin dalam satu hari dan
berusaha sebisa mungkin nepatin lah semua jadwal itu. Agak susah sih
pertamanya, balik lagi ngubah tabiat emang susah! Tapi setelah aku

Q
A

coba, wah efeknya gede banget loh


: Oh ya? Efeknya gede gimana mbak?
: Iya gede banget gitu lah. Jadi semua kegiatanku lebih well-organized
gitu loh? Sebelumnya kan acak-acakan gitu. Aku jadi bisa lebih ngatur
waktu lah, sampai gak lupa makan lagi. Jujur aku pernah sampai sakit

Q
A

gara-gara skripsi ini, gara-gara aku gak bisa ngatur waktu.


: Wah.. Senang aku kalau saranku ternyata membantu banget mbak, hehe.
: Iya dek, ngebantu banget lah pokoknya. Skripsiku jadi lebih terorganisir

Q
A

gitu lah pengerjaannya


: Oh iya ngomong-ngomong skripsi, skripsi mbak sudah sampai mana?
: Oh skripsiku.. Terakhir konsul kan baru sampai input atau ngolah data
gitu kan aku lupa? Sekarang udah tinggal nulis dapus, sama ucapan

Q
A

terima kasih gitu


: Wah.. Cepet ya mbak progress nya.
: Iya dek.. Setelah aku coba semua saranmu, skripsiku jadi lebih cepet
gitu kayaknya. Apa mungkin karena mood ku lebih baik kali ya? Lebih

seneng gitu lo bawaannya


: Iya lah mbak. Semua itu balik lagi ke diri mbak sendiri. Disini mbak
udah punya niatan baik untuk berubah, saya sendiri cuma bisa ngasih
saran yang menurut saya bisa bekerja dengan baik di kondisi mbak, tapi
selebihnya kan kembali lagi ke diri mbak sendiri sebagai individu yang

A
Q

menjalani. Saya cuma perantara saja hehe


: Hahaha iya dek, bener banget itu.
: Oh iya, satu lagi nih mbak.. Gimana tuh tentang percintaan? Kan

A
Q
A

kemarin ada masalah percintaan juga?


: Wah yang itu..
: Iya mbak, yang itu. Gimana progress nya?
: Kalau yang itu, juga gede sih dek efeknya ke skripsiku setelah aku

jalanin saran dari kamu


Oh ya? Emang mbak udah ngapain aja?
Ya... Jadinya aku lebih realistis aja
Realistis gimana mbak?
Ya realistis. Jadi aku gak lagi mbayangin yang indah-indah sama dia.

Q
A
Q
A

:
:
:
:

Q
A

Gak lagi berharap yang muluk-muluk gitu lah


: Wah.. Udah bikin prioritas nih ceritanya?
: Iya dek. Kemarin itu kayaknya prioritasku kepecah gitu. Antara skripsi

Q
A

sama percintaan. Jadinya aku sendiri yang ngerasa berat


: Oke terus?
: Iya, jadi setelah kamu bilang aku harus bikin prioritas mana yang lebih
penting, aku bilang ke diri aku sendiri gitu sih, kalau ini bukan prioritas
utama, masih ada yang lebih penting untuk diselesaikan, ya skripsi ini

Q
A

yang lebih penting.


: Wah.. Bagus deh kalau itu juga ternyata bisa membantu mbak
: Iya dek. Jadi bener katamu, aku itu terlalu khawatirin semuanya, pikiran

negatif, jadi aku sendiri yang akhirnya ngerasa apa-apa itu berat.
: Iya mbak, semua itu secara gak sadar bisa mempengaruhi alam bawah

A
Q
A

sadar mbak
: Iya, bener banget
: Berarti percintaan clear ya ini?
: Iya dek. Aku udah mikir juga sih, jodoh gak mungkin ketuker kan?
Tuhan pasti udah nadirin nantinya aku sama siapa, jadi aku gak perlu
khawatir banget lah. Kalau emang ada yang mau ngedeketin, ya ayuk
kita jalanin sama-sama, kalau nggak juga lebih baik fokus benerin diri

Q
A
Q

sendiri dulu aja supaya bisa ketemu yang baik juga kan?
: Pemikiran yang bagus itu mbak hehe
: Hahaha iya dek
: Jadi kesimpulannya bagaimana nih efek yang mbak rasakan setelah

melakukan semua saran yang aku suruh ke mbak di sesi sebelumnya?


: Hmm.. Yang aku rasain setelah ngelakuin semua saranmu, aku lebih

Q
A

tenang dan senang sih..


: Oke
: Tenang karena semua pemikiran negatif udah aku coba buat buang. Ya
masih ada sih pasti, Cuma gak sebanyak sebelum konsul ke kamu.
Senang karena ya.. Kayak jadi penghargaan buat diri sendiri gitu loh
ternyata aku bisa berubah kalau emang niat

Q
A

: Alhamdulillah.. Seneng aku dengernya


: Iya dek. Sama efek nyatanya sih, aku jadi lebih semangat ngerjain
skripsiku yang selalu ketunda-tunda. Nanti bulan Juli aku udah mau

Q
A
Q

sidang nih
: Wah, Juli mbak mau sidang?
: He em.. Nervous sih, tapi ya kudu semangat lah! Semua udah aku lakuin
: Wah.. Semangat ya mbak. Pokoknya mbak harus bisa ngelaluin

semuanya. Jangan lupa berdoa tentunya


: Iya pasti itu. Aduh.. Deg-degan banget nih. Hidup dan mati soalnya

sidang ini haha


: Udah mbak, mbak pasti bisa kok. Persiapannya udah sampai mana mbak

A
Q
A

untuk menghadapi itu?


: Yang jelas skripsiku harus selesai dulu..
: Hahaha jelas kalau itu mbak..
: Hahaha iya. Terus aku juga gak lupa berdoa pastinya itu kekuatan secara

Q
A

batin yang udah jelas gitu lah


: Iya mbak. Berdoa emang salah satu cara ampun sih buat nenangin psikis
: Iya bener. Terus aku juga seneng temen-temen, keluarga, semua setia
ngedukung aku. Itu sih yang aku seneng dan jadi penyemangat gitu loh

Q
A

buat nyelesaiin skripsi ini


: Oke
: Sama kamu juga dek. Saran-saranmu kemarin itu juga ngebantu banget

Q
A

lah pokoknya.
: Wah jadi terharu aku gini ini mbak hahaha
: Hahaha iya dek. Oh iya, kamu harus dateng ke sidang skripsiku nanti lo

Q
A

ya!
: Wah.. Beneran mbak?
: Iyalah beneran! Nanti kalau udah mau sidang, aku hubungin kamu. Gak

Q
A
Q

mau tahu, pokoknya kamu harus dateng loh ya dek


: Oke mbak, aku usahain dateng pokoknya ya
: Iya dek. Makasih ya sekali lagi
: Iya mbak sama-sama. Terima kasih juga udah mau jadi subjek tugas
konselingku ini. Turut senang juga kalau saranku ternyata bisa ngebantu
mbak buat nyelesaiin skripsi mbak. Semoga semuanya lancar, mbak juga
gak banyak revisi nantinya, dan bisa lulus juga tahun ini. Semangat ya

mbak pokoknya nyelesaiin skripsinya sampai akhir.


: Iya terima kasih ya sekali lagi pokoknya. Nanti aku wisuda kamu juga

harus dateng pokoknya ya.


: Hahaha okedeh mbak.
VIII.

Pembahasan

Dari hasil pra-konseling, konseling sesi satu, dan konseling sesi dua, terungkap
apa yang menjadi penyebab utama kecemasan dalam diri klien. Yaitu skripsi dan
percintaan. Yang menjadi penyebab skripsinya molor adalah pikiran negatif yang
terus menderanya akibat melihat teman-teman seperjuangannya sudah lulus
terlebih dahulu, atau mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan sebelum,
saat, dan sesudah sidang skripsi berlangsung. Karena terlalu memikirkan hal-hal
seperti itu, berpengaruh ke segala hal dalam aspek kehidupan subjek. Skripsinya
jadi lebih molor, subjek menjadi lebih cepat merasa bersalah, hingga susah makan.
Percintaan juga tidak terasa turut menambah kekhawatiran yang signifikan bagi
subjek. Teman-teman satu angkatan yang sudah banyak memiliki kekasih bahkan
menikah, menjadikan kekhawatiran tersendiri bagi diri subjek. Ditambah subjek
sering sekali mengalami hambatan ketika ada seorang pria yang mendekatinya
atau sedang ia cintai. Entah berbeda kasta, atau berbeda agama, hingga orang tua
subjek pun tidak menyetujui hubungan tersebut. Dua hal tersebut yang secara
bersamaan menjadi penyebab kekhawatiran yang dialami subjek. Setelah
mengadakan pra-konseling untuk mengambil data, saya sendiri akhirnya
melakukan konseling sesi satu untuk lebih mengidentifikasi secara dalam tentang
apa yang dialami dan dirasakan oleh subjek sehingga bisa melakukan intevensi
yang tepat. Intervensi yang saya berikan kepada klien adalah lebih mengatur
waktu, merubah sedikit interior kamar, mencoba berpikir positif, dan membuat
prioritas. Berikut adalah esensi dari setiap saran yang saya berikan kepada klien
tersebut.

a. Mengatur waktu
Esensi dari mengatur waktu sendiri adalah agar kegiatan sehari-hari subjek
menjadi lebih terorganisir. Subjek menjadi lebih taat dengan waktu, dan

bisa menjalani komitmen dengan waktu yang sudah ia buat. Dengan


mengatur waktu untuk segala aktivitas dalam sehari, niscaya semua
kegiatan akan lebih lancar dan terlaksana lebih baik dari sebelumnya.
b. Merubah interior kamar
Hal ini dimaksudkan agar tercipta suasana baru yang bisa menambah
semangat baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya di benak klien.
Pada salah satu pertemuan di kelas konseling, dan dari beberapa buku
yang pernah saya baca, warna ruangan juga dapat berpengaruh terhadap
mood yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja seseorang.
c. Mencoba berpikir positif
Berpikir positif tentunya dapat berpengaruh banyak pada alam bawah
sadar kita, yang nantinya akan berpengaruh terhadap keputusan apa yang
akan kita ambil dalam mengambil sebuah tindakan.
d. Membuat prioritas
Disini kita harus membuat prioritas mana yang harus lebih dahulu
diselesaikan, dan mana yang harus dikesampingkan. Dengan membuat
prioritas yang menurut kita itu sangat penting, tentunya kita akan lebih
semangat untuk menyelesaikan atau membuat sesuatu tersebut lebih bagus
dan bermakna.
Pada sesi kedua konseling, klien ternyata sudah menjalankan semua saran yang
saya berikan kepadanya, dimana saran-saran tersebut sebelumnya saya berikan
berdasarkan semua cerita yang sudah klien utarakan pada sesi koneling
sebelumnya. Terungkap bahwa klien merasakan efek yang drastis ketika sudah
menjalankan saran-saran tersebut, skripsinya menjadi lebih terurus dan
terorganisir, sehingga pengerjaannya menjadi lebih cepat. Klien sudah mengubah
interior kamar, menyusun jadwal, dan berpikiran lebih positif. Kemudian untuk
percintaan, klien menjadi lebih positif dalam berpikir bahwa semua itu sudah
diatur Tuhan dan dia tinggal mejalaninya saja. Terlihat bawa subjek menjadi lebih
tenang dan lebih fokus dalam menyelesaikan skripsinya.
IX.

Kesimpulan

Kesimpulannya adalah klien sedikit lebih berkurang kecemasannya dibandingkan


sebelum ia melakukan konseling. Hal yang jelas terlihat adalah skripsi klien yang

sudah tinggal penyelesaian akhir, yakni daftar pustaka dan ucapan terima kasih.
Masih banyak tentunya kekurangan yang terdapat pada konseling yang peneliti
lakukan kali ini, diantaranya :
1. Waktu sesi konseling yang tidak lama. Mungkin masalah yang terungkap
sudah cukup banyak, tetapi jika dilakukan inquiry yang lebih dalam lagi,
bukan tidak mungkin akan terungkap lebih banyak aspek yang tidak
terduga dalam diri klien.
2. Kualitas video yang buruk. Hal ini dikarenakan perangkat yang digunakan
oleh peneliti tidak mampu untuk melakukan perekaman video dengan
durasi yang lama, sehingga harus sedikit demi sedikit dalam merekam,
dimana hal itu berpengaruh dari segi kualitas video konseling.
3. Ketidakmampuan peneliti dalam mewawancara. Peneliti disini terbilang
orang yang sangat gugup ketika harus mewawancara seseorang, sehingga
banyak pertanyaan yang penting, maksudnya tidak tersampaikan.
Terlepas dari beberapa kekurangan tersebut, maksud utama dari konseling ini
selebihnya sudah tercapai. Yakni membuat intervensi sesuai dengan apa yang
dirasakan oleh klien pada saat itu, sehingga intervensi yang diberikan memberikan
dampak yang cukup signifikan bagi keadaan klien.

X.
Referensi
1. Gladding, T.S. (2012). Konseling: Profesi Yang Menyeluruh. Jakarta: PT.
Indeks
2. DSM IV-TR. Washington: American Psychiatric Association
3. Davidson, G.C. & Neale, J.M. 1994. Abnormal Psychology. New York:
John Wiley & Sons, Inc

Anda mungkin juga menyukai