Skripsi
Guna Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Psikologi
Oleh:
Pangngolyana
2009-070-064
Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Agustus 2014
Oleh
Pangngolyana
2009-070-064
Dipertahankan di hadapan
Dewan Penguji Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Agustus 2014
Menyetujui,
Pembimbing Skripsi
Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Agustus 2014
ABSTRAK
Pangngolyana, 2009-070-064
Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Staf Pendidik dan Staf Kependidikan pada
Perguruan Tinggi Swasta X
VII + 79 halaman, 30 tabel
Bibliografi 47 (1961-2013)
Kata Kunci: kepuasan kerja, perguruan tinggi, staf pendidik, staf kependidikan
Meningkatnya persaingan industri pendidikan tinggi menyebabkan masingmasing perguruan tinggi perlu meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan untuk
tetap dapat menjalankan roda bisnisnya. Sebagai organisasi yang menjual jasa
pendidikan, sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam menjalankan
bisnis tersebut. Terjadinya isu turnover pada sebuah perguruan tinggi swasta (PTS X)
diyakini membawa dampak buruk bagi kelangsungan organisasi tersebut. Dalam
PTS X, ada dua kelompok yang menjalankan seluruh aktivitas akademik maupun
non akademik yaitu staf pendidik dan staf kependidikan. Hasil exit interview
menunjukkan masalah-masalah yang muncul adalah hal-hal yang terdapat dalam
aspek-aspek kepuasan kerja berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Spector
(1997). Perbedaan karakteristik pekerjaan staf pendidik dan staf kependidikan dalam
berbagai aspek kepuasan kerja akan menyebabkan munculnya harapan-harapan yang
berbeda pula dalam bekerja. Terpenuhi atau tidaknya harapan-harapan tersebut akan
menentukan bagaimana para karyawan menyikapi pekerjaannya atau yang disebut
sebagai kepuasan kerja. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat apakah terdapat
perbedaan tingkat kepuasan kerja antara staf pendidik dan staf kependidikan yang
bekerja pada PTS X.
Penelitian ini dilakukan dengan menguji perbedaan tingkat kepuasan kerja
antara staf pendidik dan staf kependidikan pada PTS X. Pengukuran tingkat
kepuasan kerja dilakukan dengan memodifikasi alat ukur Job Satisfaction Survey
(JSS) milik Spector (1997). Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental
dengan metode kuantitatif. Penelitian dilakukan pada staf pendidik dan staf
kependidikan PTS X (85 staf pendidik dan 85 staf kependidikan) dengan teknik
accidental sampling.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara tingkat kepuasan kerja staf pendidik dan staf kependidikan di PTS
X. Dimensi pada konstruk kepuasan kerja yang mendapat skor paling tinggi pada
kelompok staf pendidik dan staf kependidikan adalah dimensi nature of work.
Sedangkan dimensi yang mendapat skor terendah pada kelompok staf pendidik
adalah fringe benefit dan pada kelompok staf kependidikan adalah pay.
Disarankan untuk penelitian lebih lanjut yang mengukur tingkat kepuasan
kerja para karyawan di perguruan tinggi, agar mengkonstruksi alat ukur yang lebih
spesifik dan sesuai dengan konteks perguruan tinggi yang bersangkutan. Konstruk
lain selain kepuasan kerja juga dapat dipertimbangkan untuk turut mengembangkan
penelitian-penelitian di organisasi perguruan tinggi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
penyertaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan sebaikbaiknya walaupun dalam jangka waktu yang tidak secepat-cepatnya. Tentunya dalam
segala proses pengerjaan penelitian ini ada banyak sekali pihak-pihak yang serta merta
mendukung, menemani, dan menyemangati peneliti. Oleh karena itu, dalam kesempatan
yang sekali seumur hidup ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Hoshael Waluyo Erlan, M. Psi., selaku dosen pembimbing peneliti yang senantiasa
sabar menghadapi peneliti dan terus percaya bahwa peneliti dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini. Terima kasih atas segala pengertian dan perhatian yang diberikan
saat peneliti menghadapi masa-masa tidak ingin mengerjakan skripsi. Terima kasih
untuk tetap ada, mendukung dan membimbing peneliti sampai penelitian ini selesai.
2. Segenap responden peneliti yaitu para karyawan di PTS X baik yang mengisi
kuisioner fisik maupun mengisi kuisioner online. Terima kasih atas partisipasinya
dan mohon maaf jika ada kesalahan kata maupun tindakan.
3. Drs. FL. Widie Kastyanto, M.M, selaku Kepala Biro Sumber Daya Manusia dari
institusi tempat peneliti melakukan penelitian. Terima kasih atas segala bantuan
dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada peneliti saat pengambilan data di
institusi. Terima kasih atas kesediaannya untuk memasukkan kuisioner online saya
ke dalam milis institusi walaupun menuai kontroversi dalam milis.
4. Terima kasih pada para dosen-dosen Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya yang
pernah memberikan saran pada perkembangan skripsi saya, Ignatius Darma Juwono,
M.Psi., Hana R. G. Panggabean, Dr. Phil., Ratri Atmoko Benediktus, S.Psi., M.Si.,
Angela Octavia Suryani, S.Psi., M.Psi., dan Ferdinand Prawiro, M.Psi. Terima
kasih atas semua waktu dan saran yang diberikan pada peneliti.
Pada staf fakultas peneliti dan staf Biro Sumber Daya Manusia PTS X yang telah
berperan dalam proses pembuatan surat ijin untuk penelitian ini, peneliti ucapkan
terima kasih.
5. Keluarga peneliti, Mama yang mencoba untuk mengerti betapa beratnya proses
pengerjaan karya ilmiah ini dan senantiasa meminta peneliti untuk pulang istirahat
sejenak di rumah kapan pun peneliti merasa tidak sehat secara psikologis. Terima
kasih atas untuk tidak lagi membebani peneliti untuk cepat-cepat lulus dan akhirnya
i
mulai menerima kenyataan bahwa mungkin tidak semua hal dalam kehidupan
peneliti akan berjalan mulus. Terima kasih untuk dukungan yang luar biasa melalui
telepon, obat-obat penambah daya tahan tubuh, dan doa-doa yang tidak terhitung
kepada peneliti.
Terima kasih pada anggota keluarga lainnya yang tetap setia mendukung peneliti
melalui dukungan-dukungan finansial hingga peneliti menyelesaikan penelitian ini
dan mulai bekerja nanti.
6. Bradley James Notowibowo, seseorang yang menemani peneliti melalui seluruh
suka dan duka saat peneliti mengerjakan skripsi. Dari sekedar menemani peneliti
mengerjakan skripsi di tengah malam, hingga membantu peneliti melakukan
brainstorming walaupun tidak mengerti skripsi psikologi itu seperti apa. Terima
kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiranmu di hari-hari peneliti mengerjakan
skripsi dan pekerjaan lainnya. Terima kasih atas kesabaranmu menghadapi peneliti,
terima kasih atas kepedulianmu, pengertianmu dan perhatian yang luar biasa saat
peneliti mengalami masa-masa depresi. Terima kasih atas dukungan yang tak
kunjung henti membuat peneliti yakin bahwa karya ini akan selesai pada waktunya.
Terima kasih untuk tidak menghakimi peneliti dengan hujatan-hujatan seperti apa
yang orang awam lakukan pada peneliti. Terima kasih sudah dan/atau akan
menemani peneliti sampai pengumpulan, hari H sidang skripsi, dan hingga waktu
yang tidak diketahui.
7. Sahabat peneliti yaitu Annita Charles, terima kasih atas dukungan yang telah
diberikan pada peneliti saat peneliti merasa tidak mampu, tidak bisa mengerjakan
karya tulis ini. Terima kasih atas kesediaanmu menjadi tempat berbagi cerita,
menyemangati peneliti dan membuat peneliti merasa lebih baik setiap berkonsultasi
denganmu.
Terima kasih juga untuk Jessica Farolan, Thea Aninditya, DJ Aroel, Dian Eka Putri,
Pingkan Sekar Ayu, Kezia Lulu Wijaya, Sophia, Syanesti Adishesa, Siswati, Yahya
Satrio, Jayadipta Detya Perkasa, Kak Monic, Kak Stefi dan teman-teman lainnya
yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas dukungan kepada peneliti saat
peneliti down dan mendengarkan semua curhatan peneliti terkait proses pengerjaan
karya tulis ini.
Terima kasih Arnold Lukito atas bantuanmu yang luar biasa pada proses
pengerjaan analisis dengan SPSS.
ii
Terima kasih untuk teman-teman, kakak kelas bahkan adik kelas yang telah dengan
baik hati meminjamkan skripsinya untuk dijadikan inspirasi bagi peneliti. Untuk
Syanesti Adishesa, Michelle Audry, Irvan Septianus, Shabrina Fitriandari, Nuh
Bayu Putra, dan semua pemilik skripsi yang peneliti buka di perpustakaan online.
Terima kasih juga untuk Adam Kurniadi Lukman, Gerard Thema, Harmoko Sofjan,
dan teman-teman lainnya yang pernah membantu peneliti dalam mencari ide
penelitian, membaca, dan memberi masukan terkait skripsi pada peneliti.
Teman-teman lainnya yaitu Tiara, Filda A. Sentosa, Elizabeth Lukas Subianto, dan
Nofita Yuriko yang selalu menyemangati peneliti hingga akhir pengerjaan karya ini.
Dan terima kasih untuk seluruh teman-teman di Fakultas Psikologi Atma Jaya,
kakak kelas, adik kelas, teman-teman seangkatan 2009 yang mungkin tidak peneliti
sebutkan disini, terima kasih atas dukungan, semangat, dan doa yang diberikan
pada peneliti.
Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu peneliti, mohon maaf jika peneliti tidak dapat menyebutkan satu per satu.
Peneliti juga menyadari masih banyak kelemahan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk
menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata, peneliti berharap semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, terutama untuk PTS X.
Pangngolyana
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................ iv
Daftar Tabel ...................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
I.A. Latar Belakang ........................................................................................10
I.B. Perumusan Masalah .................................................................................10
I.C. Tujuan Penelitian .....................................................................................10
I.D. Manfaat Penelitian ...................................................................................10
I.D.1. Manfaat Teoritis ...............................................................................10
I.D.2. Manfaat Praktis .................................................................................10
I.E. Sistematika Penulisan ..............................................................................11
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................12
II.A. Kepuasan Kerja ......................................................................................12
II.A.1. Definisi Kepuasan Kerja ..................................................................12
II.A.2. Teori-teori Kepuasan Kerja ..............................................................14
II.A.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja .........................16
II.A.4. Konsekuensi dari Kepuasan Kerja ...................................................26
II.A.5. Faktor Lain yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ...........................26
II.B. Perguruan Tinggi. ...................................................................................28
II.B.1. PTS X ..............................................................................................28
II.B.2. Staf Pendidik ...................................................................................29
II.B.3. Staf Kependidikan ..........................................................................30
II.C. Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Staf Pendidik dan
Staf Kependidikan PTS X .......................................................................31
II.D. Hipotesis Penelitian ................................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................36
III.A. Jenis Penelitian .....................................................................................36
III.B. Variabel Penelitian ................................................................................36
III.B.1. Identifikasi Variabel penelitian .......................................................36
III.B.2. Definisi Variabel Penelitian ............................................................37
III.C. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian.............................................37
III.C.1. Karakteristik Populasi Penelitian ....................................................37
III.C.2. Teknik Pengambilan Sampel ..........................................................37
III.C.3. Jumlah Partisipan ...........................................................................38
III.D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data .............................................38
III.D.1. Jenis data yang dikumpulkan ..........................................................38
III.D.2. Alat Ukur .......................................................................................38
III.E Metode Analisis Data .............................................................................40
III.E.1 Validitas Alat Ukur ..........................................................................41
III.E.2 Reliabilitas Alat Ukur ......................................................................42
III.F Prosedur Penelitian .................................................................................43
III.F.1 Persiapan Penelitian .........................................................................43
III.F.2 Pelaksanaan Penelitian .....................................................................46
III.G. Hasil Uji Validitas Alat Ukur ................................................................47
III.G.1. Hasil Uji Validitas Uji Coba Alat Ukur Kepuasan Kerja
untuk Staf Pendidik .........................................................................47
III.G.2. Hasil Uji Validitas Uji Coba Alat Ukur Kepuasan Kerja
untuk Staf Kependidikan ....................................................................49
iv
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
Tabel I.A.1.
Data Pegawai Tetap yang Mengundurkan Diri dari PTS X
BAB II LANDASAN TEORI
Tabel II.E.1.
Diagram Pemikiran
BAB III METODE PENELITIAN
Tabel III.D.2.
Distribusi Item Pada Masing-masing Domain (Item Fixed)
Tabel III.F.1.
Distribusi Item Pada Masing-masing Domain (Tahap Uji Coba)
Tabel III.G.1.
Hasil Uji Validitas Alat Ukur Kepuasan Kerja untuk Staf Tetap
Tenaga Pendidik
Tabel III.G.2.
Hasil Uji Validitas Alat Ukur Kepuasan Kerja untuk Staf Tetap
Tenaga Kependidikan
Tabel III.H.1
Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Alat Ukur Kepuasan Kerja untuk
Pendidik.
Tabel III.H.2.
Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Alat Ukur Kepuasan Kerja
untuk Kependidikan.
BAB IV ANALISIS DATA
Tabel IV.A.1.
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel IV.A.2
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Tabel IV.A.3
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Pendidikan Akhir
Tabel IV.A.4
Gambaran Subjek Penelitian Staf Kependidikan Berdasarkan
Unit Kerja
Tabel IV.A.5
Gambaran Subjek Penelitian berdasarkan Masa Kerja
Tabel IV.A.6.a.
Gambaran Subjek Penelitian (Staf Kependidikan) berdasarkan
Jabatan Struktural
Tabel IV.A.6.b.
Gambaran Subjek Penelitian (Staf Pendidik) berdasarkan
Jabatan Struktural dan Jabatan Akademik
Tabel IV.B.1.
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Kepuasan Kerja Staf
Pendidik
Tabel IV.B.2.
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Kepuasan Kerja Staf
Kependidikan
Tabel IV.C.1.
Tabel Analisis Deskriptif Kepuasan Kerja Staf Pendidik
Tabel IV.C.2.
Tabel Analisis Deskriptif Kepuasan Kerja Staf Kependidikan
Tabel IV.C.3.
Hasil Uji Beda T-Test Independent Sample
Tabel IV.C.4
Nilai Rata-rata Tingkat Kepuasan Kerja antara Staf Pendidik
dan Staf Kependidikan di PTS X.
Tabel IV.D.1.
Tabel Analisis Tambahan Perbedaan Kepuasan Kerja Staf
Pendidik dan Staf Kependidikan Berdasarkan Masing-masing
Dimensi
vi
Tabel IV.D.2.
Tabel IV.D.3.
Tabel IV.E.1.a.
Tabel IV.E.1.b.
Tabel IV.E.1.c.
Tabel IV.E.2.a.
Tabel IV.E.2.b.
Tabel IV.E.2.c.
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. LATAR BELAKANG
Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan tinggi yang
menghasilkan lulusan-lulusan yang ahli dalam berbagai bidang demi menjawab
berbagai kebutuhan masyarakat, bangsa, dan negara. Persaingan di dunia kerja
membutuhkan talenta lulusan berkualitas (Duke, 2002; Harloe & Perry, 2005).
Internasionalisasi pendidikan tinggi menuntut akses inklusif kepada semua
kelompok sosial melampaui batas negara, budaya, usia, jender atau pembatasan
sosial-budaya lainnya, dan berdampak pada persaingan pasar antar perguruan
tinggi (Duke, 2002; Denman, 2005).
Persaingan pasar antar perguruan tinggi semakin ketat, baik antar
perguruan tinggi dalam negeri (Litbang Kompas, 2011) maupun dengan
perguruan tinggi asing (Akuntono, 2011; Abbas, 2011). Berdasarkan data yang
dipaparkan oleh Ditjen Dikti Depdiknas, pertumbuhan jumlah perguruan tinggi di
Indonesia selama lima tahun terakhir tercatat mengalami peningkatan sekitar 5%
setiap tahunnya. Untuk dapat bersaing dengan perguruan tinggi lain, suatu
perguruan tinggi harus berupaya untuk terus meningkatkan mutu dan
pelayanannya terhadap para pembeli jasa yaitu mahasiswa.
Institusi perguruan tinggi merupakan jenis organisasi yang melakukan
penjualan jasa tepatnya jasa pendidikan. Para pelaku organisasi dalam perguruan
tinggi adalah semua tenaga yang bekerja di dalam organisasi yang berhubungan
dengan jasa pelayanan pendidikan pada para pengunjung. Untuk itu, organisasi
perguruan tinggi sangat mengandalkan sumber daya manusia yang bekerja di
dalamnya guna meningkatkan dan mempertahankan mutu dan pelayanan yang
berkualitas.
Menurut Oei (2010), sumber daya manusia (SDM) dalam suatu
perusahaan/organisasi merupakan satu-satunya aset yang bernapas atau hidup di
samping aset-aset lain yang tidak bernapas atau bersifat kebendaan, seperti modal,
bangunan gedung, mesin, peralatan, dan persediaan barang. Banyak organisasi
1
yang sekarang ini menganggap bahwa manusia atau pegawai adalah aset berharga
organisasi. Terutama pada institusi yang menjual jasa seperti perguruan tinggi.
Organisasi perguruan tinggi melihat pegawai bukanlah sebagai faktor pendukung,
tetapi merupakan faktor penentu keberhasilan institusi. SDM dikatakan dapat
mempengaruhi efisiensi dan efektivitas organisasi (Simamora, 2006). Oleh karena
itu, kini organisasi perguruan tinggi semakin menyadari nilai investasi pegawai
sebagai sumber daya manusia yang perlu diperhatikan. Saat ini, proses untuk
mendapatkan tenaga kerja yang cakap dan memiliki kinerja yang baik semakin
sulit dilakukan, terlebih lagi dalam hal mempertahankan tenaga kerja yang
potensial.
Dalam organisasi perguruan tinggi, divisi yang bertanggung jawab
menangani masalah pegawai adalah bagian SDM (Sumber Daya Manusia). Biro /
manajemen SDM adalah bagian dalam suatu organisasi yang bertugas untuk
mengatur pegawai yang bekerja di dalamnya dengan melakukan investasi untuk
penerimaan, penyeleksian dan mempertahankan sumber daya manusia yang
potensial agar tidak berdampak pada perpindahan pegawai (Anis et al., 2003).
Perpindahan pegawai / turnover (pengunduran diri) menurut Rokhmah dan Riani
(2005) merupakan salah satu pilihan terakhir bagi seorang pegawai apabila dia
mendapati kondisi kerjanya sudah tidak sesuai lagi dengan apa yang
diharapkannya. Pegawai menganggap turnover sebagai salah satu jalan keluar
dengan meninggalkan keadaan yang tidak disukainya dan mencari / mendapatkan
keadaan yang lebih baik. Namun bagi organisasi, turnover menyebabkan kerugian
tersendiri, apalagi jika pegawai yang keluar memiliki keterampilan yang
dibutuhkan organisasi ataupun organisasi sudah melakukan investasi pelatihan
dan edukasi terhadap pegawai tersebut.
Aamodt (2004) mengemukakan dampak lain dari turnover akan terbagi 2
yaitu dampak langsung dan dampak yang tidak langsung. Dampak yang langsung
dari turnover yaitu biaya iklan, biaya agensi pegawai, bonus, biaya perjalanan
penerimaan, gaji dan biaya yang dikeluarkan selama proses aplikasi dan
wawancara kandidat, dan biaya penempatan bagi pegawai baru. Dampak yang
tidak langsung yaitu hilangnya produktifitas berhubungan dengan pindahnya
2
Berdasarkan penuturan Kepala Biro SDM PTS X, staf pendidik dan staf
kependidikan memiliki pengertian yang berbeda. Yang dimaksud staf pendidik
adalah seluruh pegawai PTS X yang memiliki kewajiban mengajar yaitu para
dosen tetap maupun dosen honorer. Sedangkan staf kependidikan adalah seluruh
pegawai yang bergerak sebagai tenaga penunjang keseluruhan proses aktivitas
akademik. Semua staf pendukung proses akademik yang tidak memiliki
kewajiban mengajar termasuk kategori staf kependidikan.
Selama ini bagian yang mengurusi hal-hal mengenai masuk keluarnya
pegawai di PTS X adalah BSDM. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala
BSDM PTS X, dua tahun terakhir ini PTS X memang mengalami kenaikan angka
turnover. Kepala BSDM PTS X mengaku, turnover memang menyebabkan
kerugian bagi PTS X. Namun beliau juga menyampaikan, sampai saat ini belum
ada tindak lanjut yang diambil untuk mengatasi masalah turnover ini. Yang
dilakukan oleh pihak BSDM PTS X adalah mencari lagi calon pegawai baru untuk
menggantikan pegawai-pegawai yang keluar.
Berdasarkan wawancara dengan kepala BSDM (Biro Sumber Daya
Manusia) PTS X, PTS X berupaya mempertahankan sumber daya manusia agar
tetap mendedikasikan dirinya bekerja di PTS X dengan memberikan kesempatan
kepada pegawai-pegawainya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi dengan ketentuan ikatan dinas. Beberapa pelatihan seperti pelatihan
motivasi serta kepemimpinan juga diberikan dengan tujuan untuk
mengembangkan diri pegawai-pegawainya. Namun dalam kenyataannya, peneliti
masih menemukan fenomena meningkatnya angka turnover yang terjadi dalam
PTS X.
Kepala BSDM menjelaskan bahwa isu turnover yang terjadi berulang kali
akan mengakibatkan terjadinya proses perekrutan pegawai baru yang tidak pernah
selesai. Beberapa kerugian yang terjadi akibat terjadinya turnover adalah kerugian
biaya, waktu, dan hilangnya sumber daya manusia yang memadai. Beliau juga
menjelaskan, sebenarnya kerugian sangat dirasakan ketika investasi yang telah
ditanamkan pada pegawai lama seperti pelatihan dan pembekalan kemudian
hilang bersamaan dengan keluarnya pegawai tersebut. Kepala BSDM menuturkan
4
bahwa perekrutan karyawan baru selama ini tidak terlalu sulit karena selalu
mendapatkan alumni PTS X yang bersedia mengabdi pada kampusnya terdahulu.
Walaupun demikian, proses penerimaan pegawai baru memakan waktu dan biaya
yang cukup besar. Pegawai baru tetap perlu menjalani tiga bulan masa percobaan
dimana pegawai dilihat performa kerjanya dan belum tentu diterima sebagai
pegawai tetap. Jika performa pegawai tersebut dinilai kurang, maka kontrak kerja
pegawai tersebut tidak akan diperpanjang dan BSDM akan merekrut lagi pegawai
baru.
Berulangnya isu turnover tentu akan mengakibatkan turunnya
produktivitas kerja dan bertambahnya biaya pelatihan pegawai baru pada PTS X.
Selain itu, jika turnover terjadi pada pegawai tetap yang telah menerima pelatihan,
pembekalan, bahkan pendidikan, tentu PTS X akan mengalami kerugian atas
semua biaya investasi yang telah ditanamkan pada pegawai tersebut. Jika kondisi
demikian terus berulang, maka PTS X akan kerap mengalami kerugian yang tidak
ternilai. Berdasar pada dampak di atas, maka sebaiknya isu turnover segera dicari
tahu penyebabnya agar dapat diberikan penanganan yang tepat.
Hal-hal yang menyebabkan seorang pegawai memilih untuk berhenti atau
keluar dari suatu organisasi umumnya berhubungan erat dengan bagaimana
pegawai tersebut memberi penilaian atau sikap terhadap pekerjaannya. Jika
seorang pegawai memandang positif pekerjaannya, maka kinerja pegawai tersebut
juga akan maksimal dan keinginan untuk keluar dari organisasi akan lebih kecil.
Namun jika pegawai memandang negatif pekerjaannya, maka kinerja pegawai
tersebut tidak akan maksimal dan keinginan untuk keluar dari organisasi akan
lebih besar. Hal ini didukung oleh Louis dalam Asad (2001) yang mengatakan,
Betapapun sempurnanya rencana-rencana organisasi, dan pengawasan serta
penelitiannya, bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan memiliki
minat dan gembira maka suatu perusahaan tidak akan mencapai hasil yang
sebenar-benarnya dapat dicapainya.
Panggabean dan Suryani (2006) mengatakan, sebuah sistem institusi
sebaiknya memastikan kehidupan akademik yang cukup menarik untuk
mempertahankan orang-orang potensial agar dapat mengembangkan akademisi di
5
disesuaikan dengan jadwal dan jumlah kelas yang disepakati, sedangkan staf
kependidikan memiliki jam kerja seperti jam kantor pada umumnya. Beban kerja
yang dimiliki oleh kedua kelompok staf tersebut juga berbeda. Staf pendidik lebih
banyak menangani hal-hal yang berhubungan dengan sistem pengajaran yaitu
nilai mahasiswa, soal ujian, koreksi tugas, dan lain sebagainya sedangkan staf
kependidikan lebih banyak menangani masalah administratif di perguruan tinggi.
Karakteristik pekerjaan lainnya yang bebeda adalah terkait deskripsi
pekerjaan dari staf pendidik dan staf kependidikan. Setiap staf pendidik akan
mendapatkan deskripsi pekerjaannya dari aturan yang ditentukan baik oleh pihak
PTS X maupun oleh peraturan dari Dinas Pendidikan Tinggi. Dosen dituntut
untuk melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup Pengajaran,
Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian pada Masyarakat. Ketika seorang
staf pendidik berhasil memenuhi tuntutan tersebut, maka akan mendapatkan upah
lebih sesuai dengan pencapaiannya. Hal ini biasanya dapat dicapai dalam kurun
waktu dua hingga tiga tahun. Berbeda dengan staf kependidikan dimana deskripsi
pekerjaan yang diberikan cenderung masih umum. Pada dasarnya masing-masing
staf kependidikan tidak diberikan target pencapaian secara khusus dari
pimpinannya sehingga pembagian kerja menjadi kurang terarah. Pada staf
kependidikan, kenaikan upah akan terjadi seiring dengan kenaikan golongan.
Namun kenaikan golongan hanya dapat diajukan pada kurun waktu tertentu yaitu
tiga tahun sekali. Dapat disimpulkan, karir seorang staf pendidik lebih ditentukan
oleh seberapa besar upayanya untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
namun tidak cukup berimbang pada staf kependidikan walaupun dalam jangka
waktu yang relatif sama.
Walaupun secara kasat mata, staf pendidik akan dianggap lebih tinggi
(sejahtera) derajatnya daripada staf kependidikan, namun data turnover
menunjukkan inkonsistensi terhadap asumsi peneliti diatas. Berikut tabel jumlah
pegawai tetap yang mengundurkan diri dari PTS X dari tahun 2005 hingga
Desember 2013.
Tahun
Staf pendidik
Staf kependidikan
Total
(pegawai tetap)
(pegawai tetap)
2005
14
15
2006
12
14
2007
15
16
2008
12
14
2009
2010
2011
12
16
2012
14
2013
21
28
Jumlah
88
43
131
Tabel I.A.1. Data Pegawai Tetap yang Mengundurkan Diri dari PTS X
Berdasarkan tabel tersebut, pada tahun 2005 hingga tahun 2011 angka
turnover lebih banyak terjadi pada staf pendidik daripada staf kependidikan. Hal
ini merupakan masalah yang sangat memprihatinkan mengingat staf pendidik
adalah ujung tombak dari bisnis perguruan tinggi. Staf pendidik sebagai penjual
jasa pendidikan yang secara langsung berhadapan dengan konsumen yang dalam
hal ini adalah mahasiswa berperan penting dalam kelangsungan bisnis perguruan
tinggi. Tingginya angka turnover staf pendidik tersebut tentu akan membawa
sejumlah kerugian pada PTS X. Hingga pada tahun 2010, jumlah staf pendidik
yang melakukan pengunduran diri telah berkurang namun tiba-tiba melonjak
tinggi yaitu tiga kali lipat pada tahun berikutnya yaitu tahun 2011. Pada dua tahun
berikutnya angka tersebut kemudian berkurang walaupun hanya setengah.
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah meningkatnya angka turnover
staf kependidikan yang cukup drastis. Puncak perubahan yang paling signifikan
adalah angka turnover yang terjadi pada staf kependidikan dari tahun 2012 hingga
2013. Data tersebut menunjukkan adanya lonjakan angka keluarnya staf
kependidikan hingga dua kali lipat. Walaupun staf kependidikan memang tidak
8
secara langsung menjual jasa pendidikan, namun tidak bisa dipungkiri bahwa staf
kependidikan adalah elemen penting yang berfungsi mendukung semua aktivitas
akademik dalam perguruan tinggi. Staf kependidikan akan bertanggung jawab atas
kelancaran semua sistem yang mendukung kegiatan akademik agar dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Peningkatan angka turnover staf kependidikan yang terus
bertambah tentu akan membawa kerugian bagi PTS X.
Selain itu jika dibandingkan dengan staf pendidik, angka turnover staf
kependidikan bahkan berjumlah tiga kali lebih banyak dari pada staf pendidik.
Padahal pada tahun 2012, selisih angka turnover antara staf pendidik dengan staf
kependidikan hanya satu angka. Mengingat pentingnya staf pendidik dan staf
kependidikan sebagai roda penggerak keseluruhan bisnis perguruan tinggi, maka
permasalahan angka turnover ini sebaiknya tidak diremehkan. Hal ini kemudian
melatarbelakangi minat peneliti untuk meneliti lebih lanjut.
McKeachie dalam Bozeman dan Gaughan (2011) mengatakan bahwa para
staf pendidik yang menunaikan kewajibannya sebagai pengajar merasa
motivasinya untuk mengajar merupakan suatu panggilan sehingga faktor lain
seperti gaji bukan menjadi fokus utama kepuasan kerjanya. Penelitian serupa juga
diungkapkan oleh Erez dan Isen (2002) yang mengatakan bahwa pada
kenyataannya, jumlah gaji yang dibayarkan tidak lebih penting daripada persepsi
tentang keadilan sistem penggajian dan ekspektasi dari hubungan antara gaji dan
performa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor seperti gaji dan
tunjangan (kompensasi) tidak menjamin kepuasan kerja seorang pegawai karena
gaji hanya merupakan satu dari banyak aspek lain yang mempengaruhi kepuasan
kerja seorang pegawai.
Di samping kemungkinan perbedaan kepuasan kerja berdasarkan sifat
pekerjaan, menurut Korman (dalam Munandar, 1988) karakteristik individu juga
mempengaruhi kepuasan kerja seorang pegawai. Karakteristik individu yang
dimaksud adalah seperti jenis kelamin, usia, masa kerja, dan tingkat pendidikan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Baysal (1981), pegawai wanita yang bekerja
dibawah tekanan, memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan pegawai laki-laki. Saleh dan Otis (dalam Munandar 1988) melakukan
9
penelitian terkait usia dan menyatakan bahwa pegawai yang mulai memasuki
masa persiapan pensiun mengalami penurunan kepuasan kerja. Sedangkan dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Stumpf dan Rabinowitzs (1981), semakin
lama masa kerja seorang pegawai, semakin tinggi tingkat kepuasannya. Untuk
tingkat pendidikan, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Korman (dalam Balci,
1985) dikatakan bahwa secara konsisten penelitian menunjukkan adanya korelasi
negatif antara latar belakang pendidikan dengan kepuasan kerja, terutama pada isu
gaji. Maksudnya, pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih
rendah cenderung lebih puas (terutama dalam hal gaji) daripada pegawai dengan
latar belakang pendidikan yang lebih tinggi.
Perbedaan tingkat kepuasan kerja pada pegawai dapat dipengaruhi oleh
berbagai aspek seperti yang telah dijelaskan di atas. Pada PTS X, staf
kependidikan maupun staf pendidik merupakan satu kesatuan yang saling
membutuhkan satu sama lain. Jika sebuah perguruan tinggi memiliki staf pendidik
yang berkualitas, namun tanpa staf kependidikan yang handal, sebuah perguruan
tinggi tentu tidak dapat melakukan aktivitasnya, begitu juga sebaliknya. Artinya,
staf pendidik dan staf kependidikan merupakan dua elemen penting yang
menggerakkan seluruh aktivitas perguruan tinggi. Menurut Kusku (2003), seorang
pegawai akan sukses dalam pekerjaannya hanya jika mereka dapat menciptakan
lingkungan kerja yang produktif dengan bantuan dan dukungan dari pegawai
dengan pekerjaan yang berbeda pada satu organisasi yang sama. Jika
diaplikasikan pada PTS X, dapat dimengerti bahwa staf pendidik dapat bekerja
dengan maksimal jika berhasil menciptakan lingkungan kerja yang produktif
dengan dukungan dan bantuan staf kependidikan, begitu pula dengan staf
kependidikan. Oleh karena itu, untuk menciptakan lingkungan produktif yang
saling mendukung dibutuhkan peran yang optimal dari kedua kelompok staf pada
PTS X. Hal tersebut hanya dapat terwujud apabila kedua kelompok staf memiliki
sikap kerja yang baik terhadap pekerjaannya. Jika sikap kerja dimaknai sebagai
kepuasan kerja, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan lingkungan
kerja yang produktif, diperlukan kepuasan kerja antara dua kelompok staf yang
berimbang.
10
13
BAB II
Landasan Teori
18
19
b. Jenis kelamin
c. Tingkat pendidikan
d. Masa kerja
c. Luthans
Luthans (2005) mengemukakan enam faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja yaitu :
1. Pekerjaan Itu Sendiri
Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri merupakan sumber utama
kepuasan kerja. Pekerjaan yang memberikan tugas yang menarik,
menantang, dan memberikan kesempatan untuk berkembang
merupakan hal paling penting yang dipertimbangkan karyawan dalam
bekerja. Karyawan cenderung menyukai pekerjaan yang memberikan
kesempatan untuk menggunakan kemampuan serta menawarkan variasi
pekerjaan. Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu,
tidak peduli seberapa tinggi/rendah jabatan pekerjaan tersebut. Sulit
tidaknya suatu pekerjaan dan perasaan bahwa keahliannya
dibutuhkan/tidak dalam melakukan pekerjaan tersebut dapat
mempengaruhi kepuasan kerja seseorang.
2. Pengawasan
Pengawasan (supervisi) adalah kemampuan seorang atasan untuk
memberikan bantuan secara teknis maupun berupa dukungan baik
dalam hal mengarahkan, memimpin dan mengembangkan karyawan
yang bekerja di bawah divisinya. Saat ini, ada dua dimensi gaya
pengawasan yang mempengaruhi kepuasan kerja. Yang pertama adalah
gaya pengawasan yang berpusat pada karyawan. Gaya pengawasan ini
dilakukan dengan cara meneliti seberapa baik kerja karyawan,
memberikan nasihat dan bantuan pada individu, dan berkomunikasi
dengan rekan kerja baik secara personal maupun dalam konteks
pekerjaan. Dimensi yang lain adalah gaya pengawasan yang sifatnya
partisipatif. Misalnya seorang manager memungkinkan bawahannya
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi
21
22
Sistem penggajian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Spector,
korelasi antara gaji dengan tingkat kepuasan kerja relatif
rendah. Hal ini disebabkan gaji hanya berkaitan dengan satu
24
Stres Kerja
Dalam bekerja, setiap orang pasti akan menemukan keadaan
yang menyebabkan stres. Dari hasil penelitian yang dilakukan
pada pekerja dewasa di Inggris oleh Warr dan Payne (dalam
Spector, 1997) ditemukan 15% pekerja laki-laki dan 10%
pekerja wanita diindikasikan pernah mengalami kekesalan
akibat dari pekerjaannya. Keadaan yang tidak menyenangkan
ini dapat menyebabkan menurunnya tingkat kepuasan dalam
bekerja.
Kontrol
Kontrol adalah kebebasan yang dimiliki oleh seorang pekerja
dalam menentukan dan membuat keputusan dalam
pekerjaannya. Walaupun hasil penelitian tidak menunjukkan
korelasi yang terlalu signifikan antara kontrol dengan kepuasan
kerja, namun kontrol merupakan salah satu variabel penting
dalam menyebabkan terjadinya stres dalam bekerja.
Jadwal Kerja
Pada dasarnya jadwal kerja tidak memiliki pengaruh langsung
terhadap tingkat kepuasan kerja, namun jadwal kerja lebih
berpengaruh pada kesehatan secara fisik yang pada akhirnya
akan mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.
2. Faktor Personal
27
II.B. PTS X
PTS X merupakan salah satu universitas swasta tertua dan terbesar di
Jakarta yang didirikan oleh sekelompok orang muda Kristiani pada tahun 1960.
Sejak pendiriannya di tahun 1960, posisi PTS X sebagai perguruan tinggi swasta
di Indonesia secara bertahap meningkat terus sehingga saat ini dapat dikatakan
menjadi salah satu universitas papan atas di Jakarta (Panggabean, Murniati, Tulus
& Yuliastini, 2002; M&PR, 2012). Sekarang ini, PTS X telah memiliki delapan
fakultas dan satu Sekolah Pascasarjana dengan rincian sebagai berikut : tujuh
belas program studi Strata 1 (S-1), empat program studi Strata 2 (S-2) dengan 2
Program Profesi, dan satu program studi Strata 3 (S-3). Pada bulan Maret 2013,
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) merilis daftar akreditasi
dan PTS X mendapat akreditasi B (Damanik, 2013).
PTS X memiliki visi untuk menjadi perguruan tinggi terkemuka yang
memiliki keunggulan akademik dan profesional di tingkat nasional serta
internasional yang secara konsisten mewujudkan perpaduan antara iman kristiani,
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta budaya Indonesia dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa. Di samping itu, misi PTS X ada empat yaitu :
menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi untuk pengembangan ilmu,
profesionalisme, dan karakter peserta didik; menyelenggarakan penelitian dasar
dan terapan untuk kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya
(IPTEKS); mendarmabaktikan keahlian dalam bidang IPTEKS untuk kepentingan
masyarakat; dan mengelola pendidikan tinggi secara efektif dan efisien dalam
suasana akademik yang beretika dan bermartabat
Menurut data yang diperoleh dari BSDM PTS X, jumlah mahasiswa aktif
yang terdaftar pada PTS X per Mei 2013 adalah 9.767 orang dengan jumlah
mahasiswa baru yang diterima setiap tahun ajaran baru kurang lebih berjumlah
2.500 orang. Sedangkan total jumlah karyawan pada PTS X per Mei 2013 adalah
1.817 orang. Karyawan pada PTS X terdiri atas dua kelompok yaitu:
30
kependidikan pada PTS X per Mei 2013 adalah 371 orang dengan jumlah
karyawan tetap yaitu 328 orang. Tuntutan pekerjaan pada staf kependidikan
berbeda-beda antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Yang termasuk
staf kependidikan pada PTS X yaitu:
1) Seluruh staf yang bekerja di sekretariat pada delapan fakultas (Fakultas
Ekonomi (FE), Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu
Komunikasi (FIABIKOM), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Hukum (FH), Fakultas
Kedokteran (FK), Fakultas Psikologi (FP), dan Fakultas Teknobiologi
(FTb) dan Sekolah Pascasarjana.
2) Staf delapan lembaga penunjang yaitu Lembaga Penjaminan Mutu
(LPM), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM),
Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat (PKPM), Pusat Kajian Bahasa
dan Budaya (PKBB), Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM), Pusat
Pengembangan Etika (PPE), Pusat Penelitian Kesehatan
(PUSLITKES), Pusat Penelitian HIV/AIDS (PPH), Hak Kekayaan
Intelektual PTS X (HKI).
3) Staf biro-biro penunjang aktivitas akademik yaitu Biro Administrasi
Akademik (BAA), Biro Akuntansi dan Keuangan (BAK), Biro
Kemahasiswaan, Alumni, dan Pembimbingan Karir Mahasiswa
(BKAK), dan Biro Pengelola Prasarana dan Sarana (BPPS).
4) Unit lainnya yaitu Pusat Pengajaran Bahasa (PPB), Kantor Urusan
Internasional (KUI), Certified Human Resources Professional (CHRP),
Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Pelayanan IT
(Information Technology) PTS X, Perpustakaan, Marketing, Public
Relations.
karyawan ditentukan oleh banyak faktor. Menurut teori kepuasan kerja yang
dikemukakan oleh Spector (1997), ada sembilan faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja seorang karyawan. Yang pertama adalah pay (bayaran/gaji).
Walaupun sering digeneralisir sebagai aspek paling penting, namun sebenarnya
gaji hanya merupakan salah satu aspek dari berbagai komponen lainnya yang
menentukan kepuasan kerja seseorang. Pada penelitian yang dilakukan oleh oleh
Erez dan Isen (2002) yang mengatakan bahwa jumlah gaji yang dibayarkan tidak
lebih penting daripada persepsi tentang keadilan sistem penggajian. Penelitian
tersebut menjelaskan bahwa aspek gaji tidak hanya sebatas banyak atau sedikit
namun lebih menitikberatkan pada sistem penggajian yang adil. Pada institusi
universitas, sistem penggajian yang adil dapat membuat karyawan merasa nyaman
dan mencegah adanya perasaan dicurangi atau kurang dihargai oleh institusi
tempat ia bekerja.
Yang kedua adalah promotion (kesempatan promosi). Kesempatan untuk
dipromosikan memiliki pengaruh yang unik pada kepuasan kerja. Pada
kenyataannya, ada dua kondisi yang mungkin menyebabkan seseorang mendapat
kesempatan promosi yaitu karyawan yang dipromosikan atas dasar senioritas
(lamanya bekerja) dan karyawan yang dipromosikan atas dasar kemampuan
kerjanya (performa kerja). Pada institusi universitas, kedua kondisi diatas bisa saja
terjadi. Namun tentunya staf pendidik maupun staf kependidikan akan merasa
lebih puas jika dipromosikan atas dasar kinerjanya sendiri dan bukan karena
faktor senioritas.
Faktor yang ketiga adalah supervision (supervisi/pengawasan).
Kemampuan seorang atasan dalam mendukung kinerja bawahannya dapat
memberi pengaruh pada aspek kepuasan kerja seorang karyawan. Atasan yang
baik akan memberikan bantuan secara teknis maupun berupa dukungan baik
dalam hal mengarahkan, memimpin maupun mengembangkan karyawan yang
bekerja di bawah divisinya. Pada staf pendidik maupun staf kependidikan,
interaksi yang baik antara staf dengan atasan akan memicu karyawan merasa
nyaman dalam bekerja sehingga meningkatkan kepuasan kerja.
33
tidak nyaman, maka ia akan cenderung merasa tidak puas dengan pekerjaannya.
Namun jika birokrasi institusi sederhana dan ramah terhadap karyawan, maka
karyawan akan cenderung merasa puas terhadap pekerjaannya. Birokrasi dalam
institusi pendidikan dipercaya bersifat lebih kekeluargaan daripada birokrasi di
perusahaan pada umumnya. Biasanya, karyawan akan lebih menyukai birokrasi
yang ramah terhadap karyawan dibanding birokrasi yang kaku dan kompleks.
Faktor ketujuh adalah coworkers (rekan kerja). Rekan kerja merupakan
faktor yang cukup penting dalam suatu organisasi tempat seseorang bekerja. Hal
ini dikarenakan rekan kerja dapat membantu dan memberikan dukungan terhadap
seseorang. Jika seorang karyawan memiliki konflik dengan rekan kerja, maka
dapat berdampak pada ketidakpuasan kerja. Pada staf pendidik maupun staf
kependidikan yang memiliki kelompok kerja yang hubungannya solid (akrab)
dapat menjadi sumber dukungan, pemberi rasa nyaman, pemberi nasihat, dan
bantuan pada anggota. Dalam institusi universitas, kelompok kerja bisa terbentuk
dari kumpulan dosen pengampu mata kuliah yang sama, kelompok kerja dari
masing-masing divisi, kelompok dosen peneliti, ataupun kelompok teman (peer
group) tertentu.
Faktor kedelapan adalah nature of work (pekerjaan itu sendiri). Pada
sebuah institusi universitas, umumnya karyawan terbagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok staf pendidik dan kelompok staf kependidikan. Dilihat dari sifat
pekerjaan antara staf pendidik dan staf kependidikan memang memiliki perbedaan.
Walaupun demikian, kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri merupakan inti
paling penting dari seluruh aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja apapun
jenis pekerjaannya. Jika seorang karyawan merasa pekerjaan yang dikerjakannya
menarik, menantang, dan dapat memberikan kesempatan dirinya untuk
berkembang, maka karyawan akan cenderung merasa puas. Namun jika karyawan
cenderung diberikan pekerjaan yang sama, monoton, dan tidak memberikan
kesempatan untuk berkembang, maka kepuasan kerja karyawan akan cenderung
rendah. Pada staf pendidik dan staf kependidikan, perasaan bosan dengan satu
jenis pekerjaan yang sama juga dapat memicu menurunnya kepuasan kerja. Oleh
karena itu, sebaiknya institusi pendidikan perlu memperhatikan sistem perputaran
35
jenis pekerjaan sehingga baik staf pendidik maupun staf kependidikan mendapat
kesempatan untuk mempelajari ilmu yang baru. Selain itu, faktor nature of work
juga membahas hal-hal seperti nilai-nilai yang dianut oleh sebuah organisasi
seperti visi, misi, maupun keyakinan tertentu.
Faktor yang terakhir adalah communication (komunikasi). Pola
komunikasi yang terjalin dalam hubungan interaksi dalam bekerja mengambil
peran dalam menentukan tingkat kepuasan kerja seseorang. Komunikasi dalam
suatu institusi berbicara mengenai lancar tidaknya pergerakan alur informasi antar
karyawan dalam suatu institusi. Jika komunikasi dalam suatu institusi berjalan
lancar, maka karyawan akan lebih paham terhadap deskripsi tugas-tugas,
kewajiban-kewajiban, dan segala sesuatu yang terjadi dalam institusi. Pada
institusi pendidikan seperti universitas, komunikasi sangat penting dalam hal
pencapaian tujuan yang sama baik di tingkat tim kerja, fakultas maupun
universitas. Jika komunikasi yang terjalin dalam institusi universitas tidak lancar,
maka hal-hal seperti kesalahan pengerjaan tugas, kesalahan penyampaian
informasi, hingga kesalahan memaknai tujuan institusi pun dapat terjadi.
Berhubung staf pendidik dan staf kependidikan dalam suatu institusi universitas
saling berkaitan satu sama lain, maka kesalahan dari salah satu kelompok staf
dapat mempengaruhi pekerjaan kelompok staf lainnya. Oleh karena itu,
komunikasi yang baik antar seluruh staf dalam suatu unit pendidikan memiliki
peran penting dalam penentuan kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan perbedaan karakteristik pekerjaan dan individu antara staf
pendidik dan staf kependidikan maka peneliti berasumsi bahwa terdapat
perbedaan dalam tingkat kepuasan kerja antara staf pendidik dan staf
kependidikan. Perbedaan karakteristik pekerjaan dan individu akan menyebabkan
harapan-harapan yang berbeda pula dalam bekerja. Terpenuhi atau tidaknya
harapan-harapan tersebut akan menentukan bagaimana para karyawan menyikapi
pekerjaannya atau yang disebut sebagai kepuasan kerja.
36
Hipotesis Null (Ho) : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan kerja antara
staf pendidik dan staf kependidikan secara umum pada PTS X.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Selain itu, penelitian ini memiliki variasi dengan dua kategori yang disebut
dengan dichotomous variable.
III.B.2. Definisi Variabel Penelitian
Secara teoritis, kepuasan kerja adalah perasaan menyeluruh
seseorang akan pekerjaan mereka dan berbagai aspek yang berbeda dari
perilaku dalam pekerjaannya (Spector, 1997).
Definisi operasional dari kepuasan kerja adalah bagaimana
individu merasakan pekerjaan yang dihasilkan dari sikap individu tersebut
terhadap aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaannya. Pengukuran
tingkat kepuasan kerja dilakukan dengan menggunakan alat ukur Job
Satisfaction Survey Spector (1997) yang kemudian diadaptasi oleh peneliti
sehingga sesuai dengan konteks PTS X.
untuk diisi oleh para staf pendidik dan staf kependidikan yang memenuhi
karakteristik subjek penelitian yang ditentukan.
III.C.3. Jumlah Partisipan
Peneliti menggunakan tabel untuk menentukan jumlah sampel
minimum yang dikemukakan oleh Barlett (2001) dengan koefisien =
0.05. Dengan jumlah populasi staf pendidik adalah 280 orang dan jumlah
populasi staf kependidikan adalah 297 orang yang kemudian digenapkan
menjadi 300 orang, maka sesuai dengan tabel tersebut, jumlah minimal
sampel penelitian ini adalah 85 orang untuk masing-masing kelompok
penelitian. Maka total dari sampel penelitian ini adalah 170 orang.
dengan konteks penelitian. Ada sembilan dimensi yang diukur dalam alat
ukur ini antara lain pay (gaji), promotion (promosi), supervision
(penyelia/atasan), fringe benefit (tunjangan), contingent rewards
(penghargaan), operating conditions (prosedur dan peraturan), coworkers
(rekan kerja), nature of work (jenis kerja), dan communication
(komunikasi). Kesembilan dimensi ini dituang ke dalam alat ukur
kepuasan kerja yang dikontekskan dalam dua alat ukur yaitu untuk staf
pendidik dan staf kependidikan.Kuisioner yang digunakan untuk
mengukur kepuasan kerja dalam penelitian ini berbentuk skala interval.
Alternatif pilihan jawaban yang diberikan yaitu sangat tidak setuju,
tidak setuju, agak tidak setuju, agak setuju, setuju, dan sangat
setuju. Kuisioner tersebut berisi alat ukur variabel penelitian serta
pertanyaan isian terkait informasi lain yang dirasa relevan, seperti : data
biografis subjek, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, unit kerja, masa
kerja, jabatan struktural dan jabatan akademik (khusus untuk staf
pendidik).
41
Nomor Item
Favorable
Nomor Item
Unfavorable
Nomor Item
Favorable
Nomor Item
Unfavorable
Pay
1, 28
10, 19, 34
1, 28
10, 19, 34
Promotion
11, 20, 29
11, 20, 29
Supervison
3, 30
12, 21
3, 30
12, 21
13, 38
4, 22
13
4, 22
14, 23, 31
14, 23, 31
15
6, 24, 32
15
6, 24, 32
7, 16, 25
7, 16, 25
36
8, 17, 26, 33
9, 18
27
9, 18
27, 35
22
19
16
19
Fringe
Benefits
Contigent
Rewards
Operating
Conditions
Coworkers
Nature of
Work
Communic
ation
Total
Total Item
41
35
42
Statistical of Programme Social Sciences (SPSS) for Windows versi 20.0 untuk
menghitung t-test independent sample Rumus t-test yaitu :
Keterangan :
t
: Skor t-test
: Mean dari dua kelompok
: Jumlah kuadrat dari masing-masing kelompok
: Jumlah subjek masing-masing kelompok
(Guilford & Fruchter, 1993)
45
sesuai dengan jawaban yang dipilih oleh responden. Untuk item favorable,
respon angka 1 mendapat skor 1, angka 2 mendapat skor 2, angka 3
mendapat skor 3, dan seterusnya. Sedangkan untuk item unfavorable,
respon angka 1 mendapat skor 6, angka 2 mendapat skor 5, angka 3
mendapat skor 4, angka 5 mendapat skor 2, dan angka 6 mendapat skor 1.
Dari hasil scoring ini, setiap subjek memiliki skor total masing-masing.
Setelah itu, peneliti melakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada
kedua kelompok data untuk menentukan teknik uji statistik yang tepat
dalam menganalisis data. Dari hasil uji normalitas tersebut, ditemukan
bahwa data pada kelompok pendidik maupun kependidikan terdistribusi
dengan normal.
Nomor Item
Nomor Item
Tidak Signifikan
Total Item
yang Diterima
Pay
5 butir
Promotion
2, 11, 20, 33
4 butir
Supervision
3, 12, 21, 30
4 butir
Fringe benefits
4, 13, 22, 29
4 butir
Contingent reward
5, 14, 23, 32
4 butir
Operating condition
6, 15, 24, 31
4 butir
48
Coworkers
Nature of work
Communication
7 butir
5 butir
26
3 butir
9, 18, 26, 36
III.G.2. Hasil Uji Validitas Uji Coba Alat Ukur Kepuasan Kerja
untuk Staf Kependidikan
Uji validitas pada alat ukur kepuasan kerja ini dilakukan dengan
metode internal consistency, yaitu mengkorelasikan masing-masing item
dengan total skor secara keseluruhan. Berikut hasil korelasi item pada
masing-masing dimensi berdasarkan data 40 orang staf tetap tenaga
kependidikan PTS X :
Tabel III.G.2. Hasil Uji Validitas Alat Ukur Kepuasan Kerja untuk
Staf Tetap Tenaga Kependidikan
Domain
Nomor Item
Nomor Item
Tidak
Signifikan
Total Item
yang
Diterima
Pay
5 butir
Promotion
2, 11, 20, 33
4 butir
Supervision
3, 12, 21, 30
4 butir
Fringe benefits
4, 13, 22, 29
13
3 butir
Contingent reward
5, 14, 23, 32
4 butir
Operating condition
6, 15, 24, 31
4 butir
Coworkers
7, 25, 37, 39
4 butir
Nature of work
8, 17, 27, 38
5 butir
Communication
9, 18, 26, 36
3 butir
data. Dengan demikian total item yang digunakan dalam alat ukur
kepuasan kerja untuk staf tetap tenaga kependidikan yang digunakan
dalam pengambilan data sesungguhnya adalah 35 item.
N of Items
46
51
III.H.2. Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Alat Ukur Kepuasan Kerja
untuk Staf Kependidikan
Tahapan selanjutnya adalah melakukan perhitungan reliabilitas
dengan metode Cronbachs Alpha untuk menguji reliabilitas alat ukur
kepuasan kerja untuk staf tetap tenaga kependidikan. Berikut adalah hasil
perhitungan uji reliabilitas berdasarkan perhitungan hasil data dari 64
orang staf tetap tenaga kependidikan.
N of Items
40
52
BAB IV
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
Pendidik
Jumlah
Persentase
39
45.9%
Kependidikan
Jumlah
Persentase
56
65.88%
Perempuan
46
54.1%
29
34.11%
Total
85
100%
85
100%
Subjek penelitian ini berjumlah 160 orang, yakni terdiri dari 75 orang
perempuan dan 95 orang laki-laki. Responden laki-laki pada kelompok
pendidik adalah 45.9% sedangkan responden perempuan pada kelompok
pendidik adalah 54.1%. Responden laki-laki pada kelompok kependidikan
adalah 65.88% sedangkan responden perempuannya adalah 34.11%.
53
Pendidik
Jumlah
Persentase
42
49.41%
39
45.88%
4
4.7%
85
100%
Kependidikan
Jumlah
Persentase
41
48.23%
44
51.76%
85
100%
54
5.8%
SMA
31
36.5%
Akademi
17
20%
S1
2.4%
31
36.5%
S2
60
70.6%
1.2%
S3
23
27.1%
Total
85
100%
85
100%
Kependidikan
Unit Kerja
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
BAA
10.6%
BAK
11
12.9%
BKAK
5.9%
BPPS
10
11.8%
PPB
3.5%
PPE
1.2%
55
Puskom
10
11.8%
Perpustakaan
5.9%
FE
26
30.6%
14
16.5%
FIABIKOM
10.6%
7.1%
FTB
10
11.8%
7.1%
Pascasarjana
1.2%
5.9%
FH
10
11.8%
FKIP
16
18.8%
FP
7.1%
FT
8.2%
Total
85
100%
85
100%
Pendidik
Jumlah
Persentase
8
9.4%
41
48.2%
36
42.3%
85
100%
Kependidikan
Jumlah Persentase
6
7.05%
24
28.2%
55
64.7%
85
100%
tahun berada pada tahap perkembangan, yang telah bekerja 2-10 tahun
berada pada tahap lanjutan, dan karyawan yang telah bekerja lebih dari 10
tahun berada pada tahap pemeliharaan.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase terbanyak
pada kelompok karyawan pendidik ditemukan pada kelompok dengan
masa kerja 2-10 tahun. Sedangkan pada responden kependidikan yaitu
64.7% terdapat pada karyawan yang bekerja lebih dari 10 tahun.
Jabatan Struktural
Sebutan
Frek. Persentase
Dosen
4
4.7%
Kaprodi
7
8.2%
Wadek
3
3.5%
Kepala Bagian 2
2.4%
Koordinator
1
1.2%
Tidak ada
68
80%
keterangan
Total
85
100%
Total
85
100%
Tabel di atas diyakini tidak ideal dalam menggambarkan gambaran
umum staf pendidik berdasarkan jabatan akademik dan jabatan struktural
dikarenakan lebih dari 60% responden pada masing-masing kelompok
57
58
85
Normal Parameters
a,,b
Mean
163.29
Std. Deviation
24.497
Absolute
.070
Positive
.049
Negative
-.070
Kolmogorov-Smirnov Z
.645
.799
85
a,,b
Mean
136.66
Std. Deviation
18.849
Absolute
.080
Positive
.051
Negative
-.080
Kolmogorov-Smirnov Z
.734
.654
59
berikut:
Tabel IV.C.1. Tabel Analisis Desktriptif Kepuasan Kerja Staf Pendidik
Descriptive Statistics
N
Minimum
skor_total_pendidik
85
Valid N (listwise)
85
95
Maximum
206
Mean
Std. Deviation
163.29
24.497
dari skor kepuasan kerja staf pendidik adalah sebesar 163.29 dengan
standar deviasi sebesar 24.49 dengan jumlah subjek dari penelitian ini
adalah 85 orang.
berikut:
Tabel IV.C.2. Tabel Analisis Desktriptif Kepuasan Kerja Staf
Kependidikan
Descriptive Statistics
N
Minimum
skor_total_kependidikan
85
Valid N (listwise)
85
93.00
Maximum
175.00
Mean
Std. Deviation
136.6588
18.84937
dari skor kepuasan kerja staf kependidikan adalah sebesar 136.65 dengan
standar deviasi sebesar 18.85 dengan jumlah subjek dari penelitian ini
adalah 85 orang.
F
Equal
1.528
Sig.
.218
t
-.897
df
Mean
Std. Error
Lower
Upper
168
.371
-.078246
.087248
-.250489
.093998
-.897 166.220
.371
-.078246
.087248
-.250503
.094012
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
0.05 maka diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
tingkat kepuasan kerja staf pendidik dan staf kependidikan yang bekerja di
PTS X. Dengan demikian :
Ho : Tidak ada perbedaan tingkat kepuasan kerja yang signifikan
antara staf pendidik dan staf kependidikan yang bekerja di
PTS X. diterima
Ha : Ada perbedaan tingkat kepuasan kerja yang signifikan antara
staf pendidik dan staf kependidikan yang bekerja di PTS X.
ditolak
Mean
Std. Deviation
kependidikan
85
3.90454
.538554
.058414
pendidik
85
3.98278
.597494
.064807
63
65
66
Valid
Missing
Percentiles
85
0
33.3
3.6985
66.7
4.3259
67
Mean
Rendah
0-3.70
Sedang
3.71-4.31
Tinggi
4.32-6
Frekuensi
Persentase
Rendah
28
32.95%
Sedang
28
32.95%
Tinggi
29
34.11%
Kependidikan
N
Valid
Missing
Percentiles
85
0
33.3
3.7429
66.7
4.1246
68
Mean
Rendah
0-3.74
Sedang
3.75-4.11
Tinggi
4.12-6
Frekuensi
Persentase
Rendah
30
35.29%
Sedang
27
31.76%
Tinggi
28
32.94%
69
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
V.A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan uji statitik terhadap tingkat kepuasan
kerja staf pendidik dan staf kependidikan, maka dapat disimpulkan tidak terdapat
perbedaan tingkat kepuasan kerja yang signifikan antara kelompok staf pendidik
dan kelompok staf kependidikan. Skor mean kelompok staf pendidik hanya
sedikit lebih tinggi dibandingkan skor mean kelompok staf kependidikan. Jika
dilihat interpretasi skor pada masing-masing kelompok pendidik dan
kependidikan, ditemukan bahwa jumlah responden staf pendidik terbanyak ada di
kelompok dengan tingkat kepuasan kerja tinggi. Sedangkan pada kelompok
kependidikan, jumlah responden terbanyak ada di kelompok dengan tingkat
kepuasan kerja rendah. Namun selisih frekuensi antar setiap kelompok di
kategori rendah, sedang maupun tinggi baik pada kelompok staf pendidik maupun
staf kependidikan tidak terlalu jauh yaitu hanya berkisar antara 1-3.
V.B. DISKUSI
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat kepuasan kerja antara
kelompok staf pendidik dan kelompok staf kependidikan tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Dapat disimpulkan juga bahwa tingkat kepuasan kerja
cenderung sama dan berimbang. Namun peneliti memiliki asumsi bahwa
kepuasan kerja yang cenderung berimbang antara staf pendidik dan staf
kependidikan itu berasal dari sudut pandang yang berbeda.
Jika dilihat berdasarkan perbedaan masa kerjanya, terdapat 64.7% staf
kependidikan yang telah bekerja lebih dari 10 tahun di PTS X. Sedangkan staf
pendidik mendominasi di kelompok dengan masa kerja 2 hingga 10 tahun sebesar
48.2%. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan
yang bekerja sebagai staf kependidikan telah bekerja di PTS X dalam kurun waktu
yang tergolong lama. Hal tersebut secara tidak langsung menjelaskan bahwa staf
kependidikan PTS X memiliki kenyamanan tertentu bekerja di PTS X.
70
dengan kelompok staf kependidikan. Pada umumnya tingkat kepuasan kerja staf
pendidik memang cenderung berimbang dengan staf kependidikan. Dari hasil
perhitungan penelitian didapat bahwa dimensi yang memperoleh skor mean
tertinggi adalah dimensi nature of work yang juga merupakan dimensi yang
memperoleh skor mean tertinggi pada kelompok staf kependidikan.
Peneliti berasumsi bahwa skor mean tertinggi yang diperoleh pada
dimensi tersebut mengindikasikan bahwa kelompok staf pendidik merasa nyaman
dengan jenis pekerjaannya yaitu mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pengajaran, penelitian, serta
pengabdian masyarakat dimaknai sebagai inti utama dari pekerjaan dari seorang
pendidik dalam suatu perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan unsur-unsur yang
terdapat pada dimensi nature of work.
Selain itu, dalam diskusi peneliti dengan beberapa staf pendidik dan
beberapa kepala bagian yang bekerja di PTS X, peneliti menemukan bahwa tidak
sedikit pendidik yang memiliki pekerjaan lain di samping menjadi pendidik di
PTS X. Beberapa diantaranya menyebutkan bahwa penghasilan yang didapat dari
pekerjaan di luar PTS X bahkan lebih besar dari pada menjadi staf tetap tenaga
pendidik di PTS X. Hal ini membuat peneliti teringat akan suatu peribahasa yang
mungkin dapat menjelaskan asumsi peneliti. Guru adalah pahlawan tanpa tanda
jasa.
Peneliti menduga bahwa aktivitas dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
menjadi suatu sarana bagi para pendidik untuk berbagi ilmu dan pengetahuannya
yang kemungkinan kegiatan ini juga menjadi salah satu cara bagi para pendidik
untuk mengaktualisasikan dirinya. Hal ini didukung oleh penjelasan McKeachie
dalam Bozeman dan Gaughan (2011) bahwa para staf pendidik yang menunaikan
kewajibannya sebagai pengajar merasa motivasinya untuk mengajar merupakan
suatu panggilan sehingga faktor lain seperti gaji bukan menjadi fokus utama
kepuasan kerjanya. Masing-masing pendidik mungkin tidak menjadikan pekerjaan
di PTS X sebagai tenaga pendidik menjadi satu-satunya mata pencaharian mereka.
Oleh karena itu para staf pendidik PTS X cenderung sangat menikmati akitivitas
Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai suatu pekerjaan yang dilakukan tanpa
72
tuntutan yang tinggi seperti yang dimaknai dalam peribahasa tersebut. Hal
tersebut sejalan dengan alasan mengapa dimensi nature of work yang membahas
hal-hal mengenai aktivitas akademik mendapat skor mean tertinggi dibandingkan
dimensi-dimensi lainnya.
Jika dimensi yang mendapat skor mean tertinggi pada kelompok staf
pendidik dan staf kependidikan adalah dimensi nature of work, dimensi yang
mendapat skor mean terendah pada kelompok staf pendidik adalah fringe benefit
dan pada kelompok staf kependidikan adalah pay. Hal ini menjadi menarik
mengingat lebih dari setengah responden staf kependidikan telah bekerja lebih
dari 10 tahun, namun ternyata perihal gaji (pay) bukan menjadi alasan utama
mereka bertahan di PTS X. Hal serupa juga terjadi pada kelompok staf pendidik
dimana skor mean pada dimensi pay menempati urutan kedua terendah diantara
dimensi lainnya. Kenyataan ini sesuai dengan pernyataan McKeachie dalam
Bozeman dan Gaughan (2011) bahwa gaji bukan fokus utama untuk kepuasan
kerja seorang pendidik.
Dari kesembilan dimensi tersebut, peneliti menemukan ada empat
dimensi dimana skor mean kepuasan kerja staf pendidik dan staf kependidikan
terbukti berbeda secara signifikan yaitu pada dimensi fringe benefits, operating
condition, coworker dan communication. Pada dimensi fringe benefits dan
operationg condition skor mean kepuasan kerja ditemukan lebih tinggi pada
kelompok staf kependidikan. Sedangkan pada dimensi coworker dan
communication, skor mean kepuasan kerja ditemukan lebih tinggi pada kelompok
staf pendidik. Peneliti mencoba memberikan asumsi terhadap hasil penelitian
tersebut.
Pada dimensi fringe benefits yang berbicara mengenai tunjangan,
kelompok staf kependidikan cenderung lebih puas daripada kelompok staf
pendidik dapat disebabkan beberapa alasan. Yang pertama, berdasarkan hasil
diskusi peneliti dengan beberapa responden staf kependidikan, tidak banyak dari
mereka yang pernah mencoba bekerja di perusahaan lain di luar PTS X (terutama
responden dengan pendidikan akhir minimum, misalnya SMP atau SMA). Oleh
73
karena itu, ada kemungkinan para responden tersebut cenderung merasa puas akan
tunjangan yang diterimanya dari PTS X karena tidak memiliki perbandingan lain.
Yang kedua, pendidik yang diasumsikan memiliki pekerjaan lain di luar
PTS X, kemungkinan akan cenderung tidak menuntut terlalu tinggi pada PTS X
terkait perihal tunjangan. Staf pendidik tersebut kemungkinan mendapatkan
tawaran tunjangan yang lebih baik dari perusahaan di luar PTS X sehingga
cenderung tidak memiliki protes terhadap tunjangan yang ditawarkan PTS X.
Alasan-alasan tersebut diduga menjadi penyebab lebih tingginya skor mean
kepuasan kerja dimensi fringe benefits pada kelompok staf kependidikan
dibandingkan dengan kelompok staf pendidik.
Sedangkan pada dimensi operating condition, peneliti memiliki asumsi
bahwa para pendidik yang memang fokus utama pekerjaannya adalah
mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kemungkinan memiliki
kecenderungan tidak menikmati prosedur administratif atau birokrasi dalam
sebuah perguruan tinggi. Oleh karena itu pada dimensi ini, skor mean kepuasan
kerja staf kependidikan lebih tinggi daripada staf pendidik.
Sebaliknya, pada dimensi coworkers dan communication, staf pendidik
memiliki skor mean kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada staf kependidikan.
Peneliti berasumsi, jam kerja staf pendidik yang lebih fleksibel daripada staf
kependidikan memungkinkan staf pendidik memiliki lebih banyak waktu untuk
bersosialisasi (menjalin dan membina komunikasi) dan berinteraksi dengan rekanrekan kerjanya. Oleh karena itu skor mean kepuasan kerja staf pendidik dalam hal
ini lebih tinggi daripada staf kependidikan.
V.C. SARAN
V.C.1. Saran Metodologis
Saran yang dapat diberikan peneliti jika di masa mendatang
penelitian serupa ingin dilakukan adalah melakukan revisi terhadap data
demografis yang ditanyakan kepada responden. Dalam penelitian ini,
peneliti menanyakan jabatan struktural dan jabatan akademik untuk
mendeteksi kemungkinan variasi pendapatan para responden. Namun pada
74
75
76
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, H. (2011).Challenges to the internationalization of higher
education.Retrieved on May, 15, 2013 from
http://www.thejakartapost.com/news/2011/12/31/challengesinternationalization-higher-education.html
Aamodt, M. G. (2004). Applied Industial/Organizational Psychology. USA:
Thomson South West.
Adam, J. S. (1963). Toward an Understanding of Inequity. Journal of Abnormal
and Social Psychology, 67, 422-436
Akuntono, I. (2011). Bendung Perguruan Tinggi Asing, 26 PTN-PTS Bersinergi.
Retrieved on May, 15, 2013 from
http://edukasi.kompas.com/read/2011/10/20/15015152/Bendung.Pergurua
n.Tinggi.Asing.26.PTNPTS.Bersinergi..
Anastasi, A. & Urbina, S. (1997). Psychological Testing (7th Edition). New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Bina Aksara.
Asad, M. (1987). Psikologi Industri.(edisi ketiga). Yogyakarta: Liberty.
Asad, M. (2001). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Anis K., Indah, M., Ardiansah, N., & Sutapa. (2003). Pengaruh Kepuasan Kerja
dan Komitmen Organisasional Terhadap Keinginan Berpindah Kerja
Auditor (Studi Kasus pada KAP di Jawa Tengah). [Versi
elektronik].Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 4, 2, 141-152.
Balci, A. (1985). The Educational Administrators Job Satisfaction. Unpublished
doctoral dissertation. Ankara University, Turkey.
Bartlett, J. E., Kotrlik, J. W., & Higgins, C. C. (2001). Organizational Research.
Determining Appropriate Sample Size in Survey Research , 43-50.
Baysal, A. C. (1981). Attitudes in Social and Organizational Psychology. Istanbul.
Berry, L. M. (1998). Psychology at Work : An Introduction to Industrial and
Organizational Psychology. (2nd ed). USA: Allyn and Bacon.
Blum, M. L. (1956). Industrial Psychology and Its Social Foundation. Harper and
Row: New York.
Bozeman, B. & Gaughan, M. (2007). Job Satisfaction among University Faculty:
Individual, Work, and Institutional Determinants. [Versi elektronik]. The
Journal of Higher Education, 82, 154-186.
77
Cavana, R. Y., Delahaye, B. L., & Sekaran, U. (2001). Applied business research.
Australia: John Wiley & Sons.
Cohen, R. J. & Swerdlik, M.e. (2005). Psychological Testing and Assessment: An
Introduction to Tests and Measurements. New York: McGrawHill.
Damanik, C. (2013, 21 Mei). Ini Dia Perguruan Tinggi yang Terakreditasi Tahun
2013. Diakses pada 17 Agustus 2013 dari
http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/21/08332649/Ini.Dia.Perguruan.
Tinggi.yang.Terakreditasi.Tahun.2013
Denman, B. D. (2005). What is a university in the 21st century? Higher Education
Management and Policy, 17 (2), 9-28.
Duke, C. (2002). Managing the learning university. Buckingham: Open University
Press.
Erez, A. & Isen, A. M. (2002). The influence of positive affect on the components
of expectancy motivation. Journal of Applied Psychology, 87, 1055-1067.
Gravetter, F. J. & Wallnau, L. B. (2007). Statistic for the Behavioral Sciences.
USA: Thompson Wadsworth.
Greenberg, J., & Baron, R. A. (1993). Behavior in Organizations. (4th ed). USA:
Allyn and Bacon.
Guilford, J. P. & Fruchter, B. (1993). Fundamental Statistics in Psychology and
Education. New York: Mc.Graw Hill.
Hambleton, R. K., Merenda, P. F., dan Spielberger, C. D. (2005). Adapting
Educational and Psychological Tests for Cross-Cultural Assessment. New
Jersey: Lawrence Erlbaum.
Harloe, M & Perry, B. (2005).Rethinking or hollowing out the university?External
engagement and internal transformation in the knowledge
economy.Higher Education Management and Policy, 17 (2), 29-41.
Herzberg, F. (1966). Work and The Nature of Man. Chicago: New American
Library.
Kerlinger, F. N. & Lee, H. B. (2000). Foundation of Behavioral Research.
Orlando, FL: Hartcourt College Publishers.
Kumar, R. (2005). Research Methodology (2nd). California: SAGE Publication.
Kusku, F. (2003). Employee Satisfaction in Higher Education : The Case of
Academic and Administrative Staff in Turkey. [Versi elektronik]. Career
International Development, 8, 347-356.
78
80
Lampiran 1
(Alat Ukur)
STAF TETAP
TENAGA PENDIDIK
KUESIONER PENELITIAN
PETUNJUK
Silahkan memberi tanda X (silang) pada kolom yang disediakan untuk setiap pernyataan
dengan menandai salah satu pilihan jawaban yang dikehendaki.
Pilihan jawaban tersebut adalah :
STS
TS
ATS
AS
SS
*Selamat Mengisi*
Inisial
: _________
Laki-laki
Umur
: _____ tahun
Pendidikan akhir
: ____________________
Unit kerja
: ____________________
Jabatan Akademik
: ____________________
Jabatan Struktural
: ____________________
Perempuan
Pilihan Jawaban
Pernyataan
No.
STS
TS
ATS
AS
SS
Untuk semua pekerjaan saya yang saya kerjakan sebagai seorang tenaga
pendidik dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, saya merasa
saya dibayar dengan layak oleh universitas.
Saya tidak puas dengan tunjangan-tunjangan yang saya terima selama ini
sebagai tenaga pendidik.
Saya menerima hasil penilaian kinerja saya sebagai seorang tenaga pendidik
yang memang sepantasnya saya terima.
Saya merasa saya harus bekerja lebih keras karena rekan-rekan kerja saya
yaitu sesama staf pendidik tidak kompeten (handal).
Saya merasa komunikasi berjalan cukup baik dalam lingkungan kerja saya.
10
Kenaikan gaji rutin akibat dari inflasi dalam institusi ini dirasakan terlalu
sedikit.
11
Sebagai seorang tenaga pendidik, jika saya bekerja sesuai dengan kinerja
tuntutan sebagai dosen, saya memiliki kesempatan yang adil untuk
mendapatkan kenaikan golongan.
12
Sebagai seorang tenaga pendidik, saya merasa pimpinan saya bersikap tidak
adil terhadap saya.
13
14
Saya merasa pekerjaan yang saya kerjakan sebagai tenaga pendidik tidak
mendapatkan penilaian kinerja yang sesuai.
15
Pilihan Jawaban
Pernyataan
No.
STS
16
TS
ATS
AS
SS
Sebagai seorang tenaga pendidik, saya merasa tidak nyaman karena terlalu
banyak perselisihan di dalam lingkungan kerja saya baik dengan staf
pendidik maupun staf kependidikan.
17
18
Saya merasa alur komunikasi dari pimpinan ke staf dan sebaliknya, dalam
universitas ini cukup dinamis.
19
Ketika saya memikirkan tentang apa yang dibayarkan oleh universitas pada
saya sebagai tenaga pendidik, saya merasa tidak dihargai.
20
21
22
23
Sebagai seorang tenaga pendidik, saya merasa hanya sedikit insentif yang
saya terima melalui SIJ (Sistem Imbal Jasa).
24
Menurut saya, pekerjaan yang harus saya lakukan sebagai tenaga pendidik
di universitas ini terlalu banyak.
25
Sebagai seorang staf pendidik, saya merasa saya harus bekerja lebih keras
karena rekan-rekan kerja saya yaitu staf kependidikan tidak kompeten
(handal).
26
Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, saya menyukai pekerjaan yang saya
kerjakan sebagai seorang tenaga pendidik yaitu melakukan penelitian.
27
28
Sebagai seorang tenaga pendidik, saya merasa puas atas kesempatan saya
untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang nantinya akan
berpengaruh pada kenaikan gaji.
29
Sebagai tenaga pendidik, saya puas atas kesempatan saya untuk mendapat
kenaikan golongan.
30
No.
Pilihan Jawaban
Pernyataan
STS
31
TS
ATS
AS
SS
32
33
Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, saya merasa bangga bekerja sebagai
seorang tenaga pendidik yaitu melakukan penelitian.
34
Jarak kenaikan gaji rutin akibat dari inflasi dalam institusi ini dirasakan
terlalu jauh.
35
Saya senang bekerja bersama dengan rekan kerja saya dari sesama tenaga
pendidik.
36
37
Sebagai seorang staf pendidik, saya senang bekerja bersama dengan rekanrekan kerja saya dari staf kependidikan.
38
39
40
Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, saya merasa bangga bekerja sebagai
seorang tenaga pendidik yaitu mengabdi kepada masyarakat.
41
*Terima Kasih*
STAF TETAP
TENAGA KEPENDIDIKAN
KUESIONER PENELITIAN
PETUNJUK
Silahkan memberi tanda X (silang) pada kolom yang disediakan untuk setiap pernyataan dengan
menandai salah satu pilihan jawaban yang dikehendaki.
Pilihan jawaban tersebut adalah :
STS
TS
ATS
AS
SS
*Selamat Mengisi*
Inisial
: _________
Laki-laki
Umur
: _____ tahun
Pendidikan akhir
: ____________________
Unit kerja
: ____________________
Jabatan Struktural
: ____________________
Perempuan
Pilihan Jawaban
No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
SS
Saya merasa saya harus bekerja lebih keras karena rekan-rekan kerja
saya yaitu sesama staf kependidikan tidak kompeten (handal).
10
Kenaikan gaji secara rutin dari inflasi dalam institusi ini dirasakan
terlalu sedikit.
11
12
No.
Pilihan Jawaban
Pernyataan
STS
13
TS
ATS
AS
SS
Sebagai seorang tenaga kependidikan, saya merasa tunjangantunjangan yang saya terima sudah cukup layak.
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Sebagai seorang tenaga kependidikan, saya merasa ada tunjangantunjangan tertentu yang seharusnya diberikan kepada saya namun
tidak saya terima.
23
24
25
No.
Pilihan Jawaban
Pernyataan
STS
26
TS
ATS
AS
SS
27
28
29
30
31
32
33
34
Jarak kenaikan gaji rutin akibat dari inflasi dalam institusi ini
dirasakan terlalu jauh.
35
*Terima Kasih*
Lampiran 2
(Pengukuran)
No.
Corrected
Kesimpulan
No.
Corrected
Item-Total
Item-Total
Correlation
Correlation
Kesimpulan
item1
.483
diterima
item24
.576
diterima
item2
.382
diterima
item25
.632
diterima
item3
.326
diterima
item26
.192
ditolak
item4
.514
diterima
item27
.176
ditolak
item5
.505
diterima
item28
.618
diterima
item6
.451
diterima
item29
.337
diterima
item7
.460
diterima
item30
.583
diterima
item8
.192
ditolak
item31
.567
diterima
item9
.582
diterima
item32
.558
diterima
item10
.476
diterima
item33
.670
diterima
item11
.560
diterima
item34
.420
diterima
item12
.327
diterima
item35
.385
diterima
item13
.458
diterima
item36
.635
diterima
item14
.568
diterima
item37
.586
diterima
item15
.484
diterima
item38
.470
diterima
item16
.500
diterima
item39
.399
diterima
item17
-.206
ditolak
item40
.435
diterima
item18
.622
diterima
item41
.238
diterima
item19
.657
diterima
item42
.194
ditolak
item20
.386
diterima
item43
.464
diterima
item21
.477
diterima
item44
.523
diterima
item22
.413
diterima
item45
.146
ditolak
item23
.447
diterima
item46
.268
diterima
II.A.2. Hasil Uji Validitas Alat Ukur Kepuasan Kerja untuk Kependidikan
No.
Corrected
Kesimpulan
No.
Corrected
Item-Total
Item-Total
Correlation
Correlation
Kesimpulan
item1
.500
diterima
item21
.709
diterima
item2
.480
diterima
item22
.441
diterima
item3
.513
diterima
item23
.519
diterima
item4
.572
diterima
item24
.395
diterima
item5
.493
diterima
item25
.110
ditolak
item6
.651
diterima
item26
.297
diterima
item7
-.149
ditolak
item27
.316
diterima
item8
.365
diterima
item28
.528
diterima
item9
.381
diterima
item29
.452
diterima
item10
.266
diterima
item30
.563
diterima
item11
.498
diterima
item31
.327
diterima
item12
.480
diterima
item32
.557
diterima
item13
.101
ditolak
item33
.453
diterima
item14
.757
diterima
item34
.624
diterima
item15
.398
diterima
item35
.240
diterima
item16
.221
diterima
item36
.537
diterima
item17
.316
diterima
item37
.122
ditolak
item18
.527
diterima
item38
.281
diterima
item19
.685
diterima
item39
.161
ditolak
item20
.459
diterima
item40
.263
diterima
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.924
46
II.B.2. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Kepuasan Kerja untuk Kependidikan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.908
40
85
Mean
163.29
Std. Deviation
24.497
Absolute
.070
Positive
.049
Negative
-.070
Kolmogorov-Smirnov Z
.645
.799
85
Mean
136.66
Std. Deviation
18.849
Absolute
.080
Positive
.051
Negative
-.080
Kolmogorov-Smirnov Z
.734
.654