Pityasis Versikolor
Pityasis Versikolor
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi jamur kulit cukup banyak di temukan di Indonesia, yang merupakan
negara tropis beriklim panas dan lembab, apalagi bila higiene juga kurang sempurna.
Penyakit jamur kulit atau dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut,
dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur. Pada umumnya golongan penyakit ini
dibagi atas infeksi superfisial, infeksi kutan, dan infeksi subkutan. Infeksi superfisial
yang paling sering ditemukan adalah pityriasis versikolor. Yang termasuk dengan
infeksi kutan adalah dermatofitosis dan kandidosis kutis. Infeksi subkutan yang
kadang-kadang ditemukan adalahsporotrikosis, fikomikosis subkutan, aktinomikosis,
dan kromomikosis. Diantara penyakit jamur superfisial yang sering dijumpai di
Indonesia salah satunyaadalah pityriasis versikolor. Pada penyakit kulit karena infeksi
jamur superfisial, seseorang terkena penyakit tersebut oleh karena kontak langsung
dengan benda-benda yang sudah terkontaminasioleh jamur atau kontak langsung
dengan penderita. Infeksi jamur yang non dermatofitosis salahsatunya pityriasis
versikolor yang disebabkan oleh jamur malassezia. Penyakit ini sangat menarik oleh
karena keluhannya bergantung pada tingkat ekonomi daripada kehidupan penderita.
Bila penderita adalah orang dengan golongan ekonomi lemah (misalnya: tukang
becak, pembanturumah tangga) penyakit ini tidak dihiraukan. Tetapi pada penderita
dengan ekonomi menengahkeatas yang mengutamakan penampilan maka penyakit ini
adalah penyakit yang sangat bermasalah (Nasution, 2005).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan pendekatan kedokteran keluarga terhadap pasien pityriasis
versikolor dan keluarganya di Kecamatan Abeli Kota Kendari 11-12 Desember
2014.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui karakteristik (fungsi keluarga, bentuk keluarga, dan siklus
keluarga) keluarga pasien pityriasis versikolor.
masalah
penulis
tentang
kedokteran
keluarga,
serta
serta
mempertimbangkan
aspek
keluarga
dalam
proses
penyembuhan
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Memberikan informasi kepada pasien dan keluargamya bahwa keluarga juga
memiliki peranan yang cukup penting dalam kesembuhan pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
A. Definisi
Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh
Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah penyakit kronis yang ditandai oleh
bercak putih sampai coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya menyerang badan
dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela paha,tungkai atas, leher, muka dan kulit
kepala. Nama lainnya adalah tinea versikolor atau panu (Budimulja, 2006).
Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh
Malasezia furfur dan pityrosporum orbiculare. Infeksi ini bersifat menahun, ringan,
dan biasanya tanpa peradangan. Pityriasis versikolor ini mengenai muka, leher, badan,
lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan paha (Budimulja, 2006).
Pityriasis versikolor adalah infeksi jamur supervisial yang ditandai dengan
adanya makula dikulit, skuama halus disertai rasa gatal (Siregar, 2004)
B. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Malasezia furfur. Malassezia furfur
(dahulu dikenal sebagai Pityrosporum orbiculare, Pityrosporum ovale) merupakan
jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin kulit dan folikel rambut manusia saat
masa pubertas dan di luar masa itu. Sebagai organisme yang lipofilik, Malassezia
furfur memerlukan lemak (lipid) untuk pertumbuhan in vitro dan in vivo. Secara in
vitro, asam amino asparagin menstimulasi pertumbuhan organisme, sedangkan asam
amino lainnya, glisin, menginduksi (menyebabkan) pembentukan hifa. Pada dua riset
yang terpisah, tampak bahwa secara in vivo, kadar asam amino meningkat pada kulit
pasien yang tidak terkena panu. Jamur ini juga ditemukan di kulit yang sehat, namun
baru akan memberikan gejala bila tumbuh berlebihan. Beberapa faktor dapat
meningkatkan angka terjadinya pityriasis versikolor, diantaranya adalah turunnya
kekebalan tubuh, faktor temperatur, kelembaban udara, hormonal dan keringat
(Budimulja, 2006).
C. Faktor Predisposisi
Biasanya tidak ada keluhan (asimtomatis), tetapi dapat dijumpai gatal pada
keluhan pasien. Pasien yang menderita Pityriasisversikolor biasanya mengeluhkan
bercak pigmentasi dengan alasan kosmetik. Predileksi pityriasis vesikolor yaitu pada
tubuh
inguinal, paha,
genitalia (Burkhart and Lorie, 2010).Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai
difus dengan ukuran lesi dapat milier, lentikuler, numuler sampai plakat. Ada dua
bentuk yang sering dijumpai (Jhonson and Suurmond, 2007):
1. Bentuk makuler: berupa bercak yang agak lebar, dengan squama halus diatasnya,
dan tepi tidak meninggi.
2. Bentuk folikuler: seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut.
Gambar 1.
ini
melanosit
BAB III
KUNJUNGAN RUMAH
A. Tinjauan Kasus
Tanggal kunjungan: 11 Desember 2014
Alamat : Kelurahan Puday, Kecamatan Abeli, Kota Kendari
B. Data Identitas Keluarga Pasien
1. Biodata
Nama Penderita : Tn. Abd. Rasyid
Umur
: 56 Tahun
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Wiraswasta
8
Suku
: Bugis
Agama
: Islam
Nama Istri
: Tn. St. Habesia
Umur
: 60 Tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT (Ibu Rumah Tangga)
Suku
: Bugis
Agama
: Islam
2. Karakteristik Demografi Keluarga
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang tinggal dalam 1 rumah
Hubunga
No
Nama
Umur
anggota
L/P
keluarga
L/56tahun
KK
Tn.
1.
Abd.
Rasyid
2.
3.
Ny.
Habesia
Tn. Abu
L/23
Daud
tahun
Nn. Ari
4.
P/60Tahu
Anita
Istri
Anak
Pendidikan
Imunisas
Keadaa
/ pekerjaan
n fisik
Sakit
Sehat
Lengkap
Sehat
Lengkap
Sehat
SMP/
Wiraswasta
SMA/ IRT
S1/ Tenaga
Honorere
P/23Tahu
Keponaka
D3/ Tenaga
Honorer
Sari
C. Genogram keluarga
Keterangan :
: Laki-Laki
: Penderita
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Menikah
: Meninggal
D. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Bercak-bercak keputihan pada punggung sebelah kanan terasa gatal, yang terasa
gatal sejak 6 bulan lalu.
Di keluarga tidak ada yang menderita hal seperti pasien. Namun, istri memiliki
riwayat darah tinggi,dan penyakit gula. Riwayat penyakit anggota keluarga lain tidak
ada.
5. Riwayat Gizi
Penderita sehari-hari makan sebanyak 3 kali sehari, dengan nasi, sayur dan lauk
pauk. Seperti ikan, telur,tahu dan tempe.
6. Riwayat Kebersihan Diri
Pasien mandi 2 kali sehari yaitu, pagi dan sore hari. Selain itu, pasien jarang
sekali melakukan cuci tangan baik sebelum kerja setelah dan saat dirumah, kecuali
pada saat ingin makan.
7. Riwayat Psiko Sosio Ekonomi
Penderita adalah seorang wiraswasta (buruh bangunan), tinggal serumah dengan
seorang istri dan satu orang anak dan keponakanya, Penghasilan keluarga tidak
menentu antara 1.000.000-1.500.000. Hubungan Pasien dengan istri pasien baik dan
Hubungan pasien dengan tetangga berlangsung baik.
8. Riwayat penyakit di lingkungan
Saat pasien bekerja sebagai buruh bangunan, memakai pakaian kerja yang mana
pakaian tersebut dicuci 1 x dalam seminggu dan kadang pakaian tersebut di pakai
teman kerjanya.
E. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Kompos Mentis
c. Tanda Vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi
: 82 kali/menit
- Respirasi
: 20 kali/menit
- Suhu
: Afebris
d. Status Generalisata
- Kepala
: Normosefalus
- Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
- Hidung
: Tidak tampak sekret
- Telinga: Kedua telinga tidak tampak sekret
- Leher
: Tidak tampak pembesaran KGB regional, kelenjar
-
Palpasi
Perkusi
: sonor kiri=kanan
Auskultasi
Jantung
: BP : Bronkovesikuler
BT : Rh-/- Wh : -/: Bunyi jantung I -II reguler dan tidak terdengar gallop
maupun murmur
Abdomen
: Tampak datar ikut gerak napas, bising usus terdengar
normal
Hepar-lien
Ekstremitas
hangat
Pemeriksaan Kelenjar limfe
Leher;
Axilla
Inguinal
Groin
Kanan : Normal
Kanan : Normal
Kanan : Normal
Kanan : Normal
Kiri : Normal
Kiri : Normal
Kiri : Normal
Kiri : Normal
Kulit :
o Distribusi : regional
o Ad regio : Infrascapularis dan Lumbalis
o Lesi
: Bentuk lesi tidak teratur dengan batas tegas, tepi tidak
timbul dan tidak aktif, ukuran variatif di mana yang terbesar
sampai orange.
H. Hasil Laboratorium
12
pasien)
Selain itu, peran keluarga sangat penting untuk mengingatkan agar pasien
menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS), dikarenakan penyakit ini tinggi
pada daerah tropis yang bersuhu hangat dan lembab, selain itu juga dapat
berpindah melalui pakaian atau diusahakan agar pakaian tidak lembab dan tidak
pada
pasien
dan
obat
secara
rutin
dan
minggu
berikutnya
minggu
o Terapi hipopigmentasi
a. Liquor carbonas detergent 5%, salep pagi/malam
b. Krim kortikosteroid menengah pagi dan malam
Jemur matahari kurang lebih 10 menit antara jam 10.00 15.00
3. Pencegahan tersier
- Disability limitation : Menjalankan pola hidup bersih dan sehat, Memotivasi
untuk rutin menggunakan obat secara teratur, dan Waspadai penularan
penyakit pada seluruh anggota keluarga segera menjaga kebersihan diri atau
-
dalam seminggu dan tidak berganti pakaian dengan keluarga atau teman kerja
- Mandi 3 kali sehari atau setelah kerja dan membisakan cuci tangan
Q. Prognosis
- Quo ad vitam
: ad bonam
- Quo ad functionam : ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad bonam
- Quo ad cosmeticum : ad bonam
R. Kegiatan Yang Dilakukan Saat Kunjungan Rumah
15
Tidak Ada
Riwayat penyakit dahulu.
Tidak Ada
16
Aspek personal
Pasien datang berobat dengan harapan kelainan kulit yang diderita dapat berkurang
(Higienetas)
Aspek psikososial keluarga
Hubungan antar anggota keluarga baik. Semua masalah yang ada selalu dibicarakan
dengan baik-baik dan keputusan diambil berdasarkan hasil musyawarah atau
kesepakatan bersama Faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien yaitu faktor lingkungan
7. Ekonomi
masyarakat.
Pendidikan tertinggi pada keluarga tersebut yaitu Sarjana
Istri Penderita sebagai IRT. Hubungan dengan keluarga baik.
Penderita tinggal di kawasan perumahan yang padat penduduk,
8. Penggunaan
pelayanan
kesehatan
9. Perilaku yang
tidak
serta pakaian kerja hanya di cuci 1 kali dalam seminggu dan sering
menunjang
berganti-ganti pakaian
kesehatan.
17
Keterangan
faktor pelayanan
kesehatan
Memuaskan
digunakan
keluarga
Cara
mencapai
oleh
sarana Naik motor
Memuaskan
murah, gratis)
pelayanan (sangat baik, baik, biasa, kurang Baik
baik, buruk)
Pribadi
Daerah perumahan :
12 x 8 meter
Tidak bertingkat
4 orang
6 x meter
Sedang
Keramik
Tembok
Bersih
18
Hari / Tanggal
Kunjungan
pertama,
Kamis / 11
Desember 2014
sembuh
c. menganjurkan mandi 3 kali sehari dan mencuci pakaian 3-4 kali
seminggu, serta tidak berganti-gantian menggunakan handuk,
pakaian dan sabun, serta makan-makanan yang bergizi, olahraga dan
istirahat yang teratur
d. Menganjurkan untuk membuka jendela sehingga rumah pasien
mendapat pancaran sinar matahari yang cukup serta menjemur
Tindak lanjut,
Jumat/ 12
Desmber 2014
A. Kesimpulan
Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh
Malasezia furfur dan pityrosporum orbiculare. Penyakit jamur kulit ini adalah
penyakit kronis yang ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik, makula
dikulit, skuama halus disertai rasa gatal. Faktor predisposisi penyakit ini adalah suhu
yang tinggi, kulit berminyak, hiperhidrosis, faktor herediter, pengobatan dengan
glukokortikoid, defisiensi imun, pengangkatan glandula adrenal, penyakit Cushing,
kehamilan, malnutrisi, luka bakar, terapi steroid, dan penggunaan kontrasepsi oral.
Selain pengobatan medikamentosa, pasien juga harus melakukan pola hidup bersih
19
dan sehat berupa mandi teratur tiga kali sehari atau sehabis kerja, menggunakan
handuk dan pakaian sendiri serta mencuci pakaian minimal tiga kali dalam seminggu,
makan makanan sehat dan bergizi serta dukungan keluarga dan lingkungan yang baik
untuk mendukung kesembuhan pasien.
B. Saran
1. Saran kepada pasien dan keluarga:
b. Menjaga kebersihan diri serta lingkungan
c. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat
d. Selalu memberikan dukungan kepada pasien
e. Cegah penularan penyakit dalam keluarga
2. Saran kepada petugas kesehatan
a. Perlu di adakan pendataan lanjutan pada pasien dengan kelainan kulit
lainnya.
b. Perlu melakukan penyuluhan tentang PHBS kepada keluarga pasien
penderita kusta dan juga masyarakat banyak
c. Rutin melakukan pemeriksaan dan pengawasan bila ada pasien dengan
kelainan kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Craig
G.
and
Lorie
G.
2010.
Tinea
Versicolor.
20
Johnson. R.A, Suurmond. D . 2007. Fitzpatricks, The Color Atlas and Synopsis of
Clinical Dermatology, fifth edition. E-book : The McGraw-Hill Companies.
Madani A. infeksi jamur kulit. In : Harahap M, editor. Ilmu penyakit kulit. Jakarta :
hipokrates; 2000
Nasution,
M.A.
2005.Mikologi
dan
Mikologi
kedokteran,
Beberapa
21
22
23
24