TUJUAN
1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar.
2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi listrik perumahan yang terdapat
pada buku PUIL.
3. Praktikan dapat membaca gambar-gambar pelaksanaan instalasi listrik perumahan satu
fase.
II. ALAT DAN BAHAN
1. KWH Meter
2. MCB (Main Circuit Breaker)
3. Sakelar berbagai jenis
4. Fitting lampu
5. Lampu pijar berbagai ukuran daya
6. Lampu TL
7. Stop Kontak
8. Jumper
9. Multimeter
10. Megger tester
11. Papan rangkaian modul Unit I
III. LANDASAN TEORI
Untuk pemasangan suatu instalasi listrik, terlebih dahulu harus dibuat gambar-gambar
rencana berdasarkan denah bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain itu spesifikasi
dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan atau pemesan harus juga
diperhatikan. Spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan ini menguraikan syarat-syarat yang harus
dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai pelaksanaannya, material yang harus
digunakan, waktu penyerahannya, dan lain sebagainya.
Gambar-gambar denah harus mudah dibaca dan jelas. Gambar denah bangunan biasanya
disederhanakan. Dinding-dinding digambar dengan garis tunggal agak tipis. Saluran listriknya,
karena lebih penting dibuat agak jelas dan tebal. Menurut ayat 401 B3, gambar-gambar yang
UNIVERSITAS GUNADARMA
Unit I
Halaman :
data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan
dipasang.
b. Diagram garis tunggal, meliputi :
diagram perlengkapan hubung bagi, dengan keterangan mengenai ukuran atau
daya nominal setiap komponennya.
sistem
pentanahan
c.
dan
3. Almari instalasi
Almari instalasi dapat diperoleh untuk satu kelompok atau lebih. Alat ini melalui suatu
pengamanan penghubung kutub tunggal atau penghubung kutub berganda untuk mencegah
adanya hubung singkat dari hantaran-hantaran pemasukan ke seluruh alat-alat pemakaian
dan lampu-lampu penerangan.
Sebagai titik awal instalasi, bulusan kabel (moof), peti sekering, dan KWH meter dipasang
oleh PLN. Sedangkan papan pembagi, biasanya terbuat dari pualam atau bahan isolasi lain,
dipasang oleh juru instalasi (instalateur).
Pengukur Kilowatt Jam (KWH Meter)
Kilowatt Jam meter (KWH meter) digunakan untuk menghitung besarnya jumlah tenaga
listrik yang dipakai. KWH meter dapat disebut juga pengukur daya listrik (Power Rates
Counter). Penghitungan KWH meter tergantung pada berapa lama kita memakai daya (tenaga)
listrik untuk keperluan alat-alat listrik yang terdapat dirumah-rumah.
Prinsip kerja alat ini berdasarkan azaz induksi atau azaz ferraris. Pada alat ini dipasang
sebuah cakram alumunium yang dapat berputar, didepan sebuah kutub elektro magnetik. Magnet
listrik ini diperkuat oleh kumparan tegangan dan kumparan arus. Dengan adanya perubahan dari
medan magnet yang ditimbulkan, cakram alumunium akan berputar dan menggerakkan
penghitungnya.
Pada pembebanan bebas, induksi kecepatan putaran cakram sangat bergantung pada hasil
kali dari tegangan (E) dengan kuat arus (I) dalam satuan watt. Jumlah putaran tergantung pada
kecepatan dan lamanya putaran. Dengan demikian besarnya daya listrik yang dihasilkan dapat
kita rumuskan sebagai berikut :
Tegangan x Kuat arus x waktu = E x I x t (dalam satuan watt)
Pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan-peraturan pada buku PUIL. Tujuan
peraturan-peraturan ini ialah :
a.
Peralatan yang digunakan dalam instalasi listrik banyak sekali ragamnya. Jenis peralatan
yang digunakan tergantung dari sifat dan ruangan dan keadaan lingkungan dimana instalasi akan
dipasang. Dari sekian banyak peralatan instalasi yang ada, maka dalam praktikum kali ini
dipelajari beberapa bagian saja.
A. Benda Isolasi
Benda isolasi atau isolator digunakan untuk menunjang hantaran listrik dimanapun
diperlukan. Isolator ini digunakan sebagai penyekat atau pemisah antara satu hantaran
dengan hantaran lain. Sesusi dengan ketentuan PUIL 1977, isolator harus dibuat dari
porselen atau bahan lain yang sederajat (ayat 730 C1). Permukaannya harus licin dan sudutsudut serta lekukannya harus tidak tajam (ayat 730 C2 sub a). Pemasangan isolator harus
cukup kuat dan harus sedemikian rupa sehingga tidak ada gaya mekanis lebih pada hantaran
yang ditunjang (ayat 730 E4).
B. Sakelar
Sakelar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik baik dalam
keadaan berbeban ataupun tidak (ayat 110 P3). Sakelar harus memenuhi beberapa
persyaratan, antara lain :
a.
Dalam keadaan terbuka, bagian-bagian sakelar yang bergerak harus tidak bertegangan
(ayat 206 B1)
d. Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena pengaruh gaya berat (ayat
630 B2)
e.
untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, NYA dan NGA harus dilindungi
dengan pipa instalasi
di ruang lembab, NYA dan NGA harus dipasang dalam pipa PVC (ayat 742 A9)
NYA dan NGA tidak boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu, atau
ditanam langsung di dalam plesteran atau kayu, tetapi harus dilindungi dengan pipa
instalasi (ayat 742 A1)
kalau dipasang diluar jangkauan tangan, NYA dan NGA boleh dipasang terbuka dengan
menggunakan isolator jepit atau isolator rol; cara pemasangannya harus sedemikian rupa
hingga ada jarak bebas minimum 1 cm dari dinding dan terhadap bagian lain dari
bangunan atau konstruksi (ayat 742 A2)
NYA dan NGA boleh digunakan dalam alat listrik, perlengkapan hubung bagi dan lain
sebagainya
NYA dan NGA tidak boleh digunakan diruang basah, dialam terbuka atau ditempat kerja
atau gudang dengan bahaya ledakan atau kebakaran
Sedangkan penggunaan kabel NYM harus mengikuti aturan sebagai berikut (ayat 742 B1) :
-
NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau ditanam
langsung dalam plesteran, juga diruang lembab atau basah, bahkan ditempat kerja dengan
bahaya ledakan atau kebakaran.
NYM juga boleh dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari bangunan, konstruksi,
rangka dan sebagainya, asalkan cara pemasangannya tidak merusak selubung luar kabel.
Kalau dipasang diruang lembab harus digunakan kotak sambung yang kedap air dan
kedap lembab (ayat 742 B3)
Selain jenis-jenis kabel, pembacaan diagram, dan lain-lain, pembacaan warna untuk
hantaran juga harus diperhatikan agar dapat memudahkan perawatan. Mengenai penggunaan
warna untuk identifikasi hantaran, berlaku ketentuan-ketentuan dibawah ini (pasal 720) :
a. untuk hantaran pentanahan hanya boleh digunakan warana majemuk hijau-kuning. Warna
ini tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.
b. pada instalasi dengan hantaran netral atau kawat tengah, hantaran netral atau kawat
tengahnya harus digunakan warna biru. Hanya pada instalasi tanpa hantaran netral atau
kawat tengah, warna biru boleh digunakan untuk maksud lain, kecuali untuk menandai
hantaran pentanahan.
c.
pada instalasi tiga fasa, warna-warna yang harus digunakan untuk menandai masingmasing hantaran adalah sebagai berikut :
-