Oleh :
Nama
NIM
: 135040201111194
Kelompok
: B2 (Senin 13.00)
Asisten
: Munika Dwi
3.1.2. Bahan
a. Kacang hijau sebagai objek pengamatan
b. Callosobruchus chinensis sebagai spesimen pengamatan
3.2 Metode Pelaksanaan
Menyiapkan alat dan bahan
Mengisi fial film dengan kacang hijau sebanyak
1
2
betina. Perbedaan jantan dan betina terletak pada tipe antena. Jantan bertipe
pectinate yaitu seperti sisir, banyak ruas, dengan juluran lateral, langsing dan
panjang. Sedangkan betina bertipe gada yaitu ruas-ruas meningkat secara
bertahap, panjang antena lebih pendek dari jantan. Kemudian langkah
selanjutnya memasukan C. Chinensis kedalam fial film dengan komposisi 1
jantan 1 betina, 1 jantan 2 betina, 1 jantan 3 betina, 2 jantan 3 betina. Setelah
itu menutup fial film dengan kain kasa dan mengikat dengan karet gelang.
Kemudian memberi label sesuai dengan perbandingan jantan dan betina.
Selanjutnya meletakkan fial film kedalam nampan plastik. Langkah
berikutnya yaitu melakukan pengamatan setiap 2 hari sekali dan mencatat
hasil pengamatan.
Telur
Larva
Pupa
Imago
Imago
baru
-
mati
-
Imago
Imago
baru
mati
Telur
Larva
Pupa
1 jantan
2 betina
semua
mati
Telur
Larva
Pupa
Imago
Imago
baru
mati
1 betina
1 imago
-
jantan
baru
1 jantan,
2 betina
semua
mati
Telur
Larva
Pupa
Imago
Imago
baru
mati
1 jantan,
1 jantan
1 betina
-
4.2 Pembahasan
a. Komposisi C. Chinensis yang mana yang menunjukkan perkembangan
populasi tertinggi dan terendah berdasarkan persamaan 1 ?
Persamaan :
P2 = P1 + N M
Perlakuan 1
P2 = P1 + N M D
=2+00 0
=2
Perlakuan 2
P2 = P1 + N M D
1 betina
2 betina
1 jantan
=3+03 0
=0
Perlakuan 3
P2 = P1 + N M D
=4+04 0
=0
Perlakuan 4
P2 = P1 + N M D
=5+01 0
=4
Berdasarkan persamaan 1 komposisi C. Chinensis pada perlakuan 1
populasi akhir 2 ekor, perlakuan 2 dan perlakuan 3 populasi 0 ekor atau mati
semua, dan perlakuan 4 populasi akhir 4 ekor.
Komposisi C. Chinensis yang menunjukkan perkembangan populasi
tertinggi pada perlakuan 4 dan terendah pada perlakuan 2 dan 3. Hal tersebut
dikarenakan perbedaan sex ratio. Suatu perbandingan yang menunjukkan jumlah
betina lebih besar dari jumlah jantan, diharapkan akan meghasilkan populasi
keturunan berikutnya yang lebih besar, bila dibandingkan dengan suatu populasi
yang memiliki perbandingan yang menunjukkan jumlah jantan yang lebih besar
dari pada jumlah betina.
b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan serangga secara
umum ?
1. Faktor Internal
a. Sex ratio
Serangga hama pada umumnya
berkembangbiak
melalui
tanpa melalui
pembuahan
telurnya
disebut
cepatnya
pertumbuhan
populasi hama.
Sebagian
besar
serangga
diketahui dengan
faktor
luar
sebagai penghambat
dalam
memperoleh
ruang
tempat
hama
itu
hidup, kompetisi
hama
ini
akan
meletakkan
tidak
telur
begitu
secara
membutuhkan
kelembaban
tertentu/sesuai
bagi
tinggi bagi tubuhnya yang dapat diperoleh langsung melalui udara dan
tanaman yang mengandung air (Krebs, 1985).
d. Cahaya, Warna dan Bau
Cahaya adalah faktor ekologi yang besar pengaruhnya bagi
serangga, diantaranya lamanya hidup, cara bertelur, dan berubahnya arah
terbang. Banyak jenis serangga yang memilki reaksi positif terhadap
cahaya dan tertarik oleh sesuatu warna, misalnya oleh warna kuning atau
hijau. Beberapa jenis serangga diantaranya mempunyai ketertarikan
tersendiri terhadap suatu warna dan bau, misalnya terhadap warna-warna
bunga. Akan tetapi ada juga yang tidak menyukai bau tertentu
(Natawigena, 1990).
e. Angin
Angin dapat berpengaruh secara langsung terhadap kelembaban
dan proses penguapan badan serangga dan juga berperan besar dalam
penyebaran suatu serangga dari tempat yang satu ke tempat lainnya. Baik
memiliki ukuran sayap besar maupun yang kecil, dapat membawa
beberapa ratus meter di udara bahkan ribuan kilometer (Natawigena,
1990).
dengan komposisi 1 jantan dan 2 betina serta 1 jantan dan 3 betina pada
akhir pengamatan semua imagonya mati. Pada perlakuan 4 dengan
komposisi 2 jantan 3 betina pada akhir pengamatan menghasilkan 4 imago
yang masih hidup.
Pengaruh perbedaan perlakuan terdapat pada fase imago yaitu
pada jumlah imago yang ada dari masing-masing perlakuan mengalami
perbedaan hal tersebut dipengaruhi oleh Sex ratio. Sex ratio ini
mempengaruhi Serangga hama yang pada umumnya berkembang biak
melalui perkawinan. Perbandingan serangga jantan dan serangga betina
atau lebih dikenal dengan sex ratio sangat penting dalam menentukan
cepatnya pertumbuhan populasi hama. Suatu perbandingan yang
menunjukkan jumlah betina lebih besar dari jumlah jantan, diharapkan
akan meghasilkan populasi keturunan berikutnya yang lebih besar, bila
dibandingkan dengan suatu populasi yang memiliki perbandingan yang
menunjukkan jumlah jantan yang lebih besar dari pada jumlah betina.
Dalam hal kopulasi hama C. chinensis ini lebih bias betina karena banyak
telur yang dibuahi oleh jantan sehingga keturunannya lebih banyak betina
dari pada jantan.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh perbedaan perlakuan terhadap perkembangan populasi C. chinensis.
Perbedaannya terletak pada fase imago. Berdasarkan persamaan 1 komposisi
C. Chinensis Pada perlakuan 1 dengan komposisi 1 jantan dan 1 betina
populasi akhir 2 imago. Pada perlakuan 2 dan 3 dengan komposisi 1 jantan
dan 2 betina serta 1 jantan dan 3 betina pada akhir pengamatan semua
imagonya mati. Pada perlakuan 4 dengan komposisi 2 jantan 3 betina pada
akhir pengamatan menghasilkan 4 imago yang masih hidup. Hal tersebut
dipengaruhi oleh sex ratio.
DAFTAR PUSTAKA
Krebs,
C.
J.
1985.
Experimental
Analysis
of
Distribut ion
and