Identitas
Ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur.
Keluhan utama
Panas badan meningkat, kejang, kesadaran menurun.
Riwayat penyakit sekarang
Mula-mula anak rewel ,gelisah ,muntah-muntah ,panas badan
meningkat kurang lebih 1-4 hari , sakit kepala.
Riwayat penyakit dahulu
Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari,
pernah
menderita
penyakit
Herpes,
penyakit
infeksi
pada
Herpes
dll.
Bakteri
contoh
Staphylococcus
Status Ekonomi
Biasanya menyerang klien dengan status ekonomi rendah.
Pola Nutrisi dan Metabolisme
Menyepelekan
anak
yang
sakit
,tanpa
pengobatan
yang
semPemenuhan Nutrisi
Biasanya klien dengan gizi kurang asupan makana dan cairan dalam
jumlah kurang dari kebutuhan tubuh.,
Pada klien dengan Ensefalitis biasanya ditandai
Dengan adanya mual, muntah, kepalah pusing, kelelahan.
.
Status Gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh.
Postur tubuh biasanya kurus ,rambut merah karena kekurangan
vitamin A,berat badan kurang dari normal.
Menurutrumus dari BEHARMAN tahun 1992 ,umur 1
sampai 6
tahun
Umur (dalam tahun) x 2 + 8
Tinggi badan menurut BEHARMAN umur 4 sampai 2 x tinggi badan
lahir.
Perkembangan badan biasanya kurang karena asupan makanan
yang bergizi kurang.
Pengetahuan tentang nutrisi biasanya pada orang tua anak yang
kurang pengetahuan tentang nutrisi.
Yang dikatakan gizi kurang bila berat badan kurang dari 70% berat
badan normal.
Pola Eleminasi
Kebiasaan Defikasi sehari-hari
Biasanya pada klien Ensefalitis karena klien tidak dapat melakukan
mobilisasi maka dapat terjadi obstivasi.
Kebiasaan Mictrie sehari-hari
Biasanya pada klien Ensefalitis kebiasaan miksi normal frekuensi
normal.
Jika kebutuhan cairan terpenuhi.
Jika terjadi gangguan kebutuhan cairan maka produksi irine akan
menurun ,konsentrasi urine pekat.
Pola Aktivitas
a
keras (rewel)
Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis, gelisah.
Gangguan mobilitas b/d penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan ROM
terbatas.
Gangguan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah.
Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan
susunan saraf pusat.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala mual.
Resiko gangguan integritas kulit b/d daya pertahanan tubuh terhadap infeksi turun.
Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang.
Patogenesis Ensefalitis
Virus masuk tubuh klien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk ke dalam
tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
Setempat:virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu.
Penyebaran hematogen primer:virus masuk ke dalam darah
Kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
PENGKAJIAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
II.
1.
a.
b.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
Identitas
Biasanya pada klien Ensefalitis karena klien tidak dapat melakukan mobilisasi maka dapat terjadi
obstivasi.
b. Kebiasaan Mictrie sehari-hari
Biasanya pada klien Ensefalitis kebiasaan miksi normal frekuensi normal.
Jika kebutuhan cairan terpenuhi.
Jika terjadi gangguan kebutuhan cairan maka produksi irine akan menurun ,konsentrasi urine
pekat.
4.
Pola tidur dan istirahat
Biasanya pola tidur dan istirahat pada klien Ensefalitis biasanya tidak dapat dikaji karena klien
sering mengalami apatis sampai koma.
5.
Pola Aktivitas
a Aktivitas sehari-hari : klien biasanya terjadi gangguan karena klien Ensefalitis mengalami
kelemahan penurunan kesdaran.
b Kebutuhan gerak dan latihan : bila terjadi kelemahan maka latihan gerak dilakukan latihan
positif.
Upaya pergerakan sendi : bila terjadi atropi otot pada klien gizi buruk maka dilakukan latihan
pasif sesuai ROM
Kekuatan otot berkurang karena klien Ensefalitis dengan gizi buruk .
Kesulitan yang dihadapi bila terjadi komplikasi ke jantung ,ginjal ,mudah terkena infeksi ,anemia
berat,aktifitas fagosit turun ,Hb turun ,punurunan kadar albumin serum ,gangguan pertumbuhan.
6.
Interaksi dengan keluarga / orang lain biasanya pada klien dengan Ensefalitis kurang
karena kesadaran klien menurun mulai dari apatis sampai koma.
7.
Pola Persepsi dan pola diri
Pada klien Ensenfalitis umur > 4 ,pada persepsi dan konsep diri
Yang meliputi Body Image ,self Esteem ,identitas deffusion deper sonalisasi belum bisa
menunjukkan perubahan.
8.
Pola sensori dan kuanitif
a. Sensori
Daya penciuman
Daya rasa
Daya raba
Daya penglihatan
Daya pendengaran
Tidak dapat di evaluasi
9.
Pola Reproduksi Seksual
Bila anak laki-laki apakah testis sudah turun ,fimosis ada/tidak.
10.
Pola penanggulangan Stress
Pada klien Ensefalitis karena terjadi gangguan kesadaran :
Stress fisiologi ( anak hanya dapat mengeluarkan
air mata saja ,tidak bisa menangis dengan
keras (rewel) karena terjadi afasia.
DIAGNOSA KEPERAWATAN I.
Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun
Tujuan:
- tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil:
- Masa penyembuhan tepat waktu tanpa bukti penyebaran infeksi
endogen
Intervensi
1. Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat baik petugas atau pengunmjung.
Pantau dan batasi pengunjung.
R/. menurunkan resiko px terkena infeksi sekunder . mengontrol penyebaran Sumber infeksi,
mencegah pemajaran pada individu yang mengalami nfeksi saluran nafas atas.
2. Abs. suhu secara teratur dan tanda-tanda klinis dari infeksi.
R/. Deteksi dini tanda-tanda infeksi merupakan indikasi perkembangan
Meningkosamia .
3. Berikan antibiotika sesuai indikasi
R/. Obat yang dipilih tergantung tipe infeksi dan sensitivitas individu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN II
Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umum
Tujuan
:
Tidak terjadi trauma
Kriteria hasil :
- Tidak mengalami kejang / penyerta cedera lain
Intervensi :
1. Berikan pengamanan pada klien dengan memberi bantalan,penghalang tempat tidur tetapn
terpasang dan berikan pengganjal pada mulut, jalan nafas tetap bebas.
R/. Melindungi px jika terjadi kejang , pengganjal mulut agak lidah tidak
Tergigit.
Catatan: memasukkan pengganjal mulut hanya saat mulut relaksasi.
2. Pertahankan tirah baring dalam fase akut.
R/. Menurunkan resiko terjatuh / trauma saat terjadi vertigo.
3. Kolaborasi.
Berikan obat sesuai indikasi seperti delantin, valum dsb.
R/. Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang.
4. Abservasi tanda-tanda vital
R/. Deteksi diri terjadi kejang agak dapat dilakukan tindakan lanjutan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN III
Resiko terjadi kontraktur b/d spesifik berulang
Tujuan
:
- Tidak terjadi kontraktur
Ktiteria hasil :
- Tidak terjadi kekakuan sendi
- Dapat menggerakkan anggota tubuh
Intervensi
1. Berikan penjelasan pada ibu klien tentang penyebab terjadinya spastik ,
Terjadi kekacauan sendi.
R/ . Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mengerti dan mau
Membantu program perawatan .
2. Lakukan latihan pasif mulai ujung ruas jari secara bertahap
R/ Melatih melemaskan otot-otot, mencegah kontraktor
3. Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
R/ Dengan melakukan perubahan posisi diharapkan peR/usi ke
Jaringan lancar, meningkatkan daya pertahanan tubuh .
4. Observasi gejala kaerdinal setiap 3 jam
R/ Dengan melakukan observasi dapat melakukan deteksi dini bila
Ada kelainan dapat dilakukan inteR/ensi segera
5. Kolaborasi untuk pemberian pengobatan spastik dilantin / valium sesuai
Indikasi
R/ Diberi dilantin / valium , kejang / spastik hilang
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium UPF Ilmu Kesehatan Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi, Fakultas Kedokteran
UNAIR Surabaya, 1998
Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1997.
Rahman M, Petunjuk Tentang Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium, Kelompok Minat Penulisan
Ilmiah Kedokteran Salemba, Jakarta, 1986.
Sacharian, Rosa M, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta ,1993.
Sutjinigsih (1995), Tumbuh kembang Anak, Penerbit EGC, Jakarta.
: Subhan
: 010030170 B
Ruangan : Anak
NoReg : 10063541
Pengk
Jam
: 09.30 wib
I. IDENTITAS KLIEN
Nama
: .An.A
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat tgl.lahir
: Lamongan, 4 Desember 1999
Umur
: 18 Bulan
Anak ke
: I (Pertama)
Nama ayah
: Tn.T
Nama Ibu
: Ny. U
Pendidikan ayah
: SMP
Pendidikan ibu
: SMP
Agama
: Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat
: Geger Turi,Lamongan
MRS
: 10 Juli 2001
Diagnosa medis
: Encephalitis
Sumber informasi
: ayah, Ibu dan status rekam medis klien
II.Riwayat Keperawatan
1.Keluhan Utama
: Kejang-kejang
2.Riwayat penyakit sekarang :
Anak demam (suhu 40oC) disertai muntah-muntah sering,2 hari sebelumnya di-rawat rumah
sakit Muhamadiyah Lamongan,selama dirumah sakit Muhamadi-yah anak mengalami kejang
sebanyak 5 kali dengan lama kejang 10 menit setiap kali kejang serta mata melihat terus
keatas,kedua telapak kaki kaku setalah kejang, anak tidak sadarkan diri selama 4 hari dirawat
diRS.Muhamadiyah panas terus tinggi (> 38oC) selama 7 hari kemudian berangsur turun, anak
kemudian dirujuk keRSDS setelah dirawat selama 14 hari di RS.Muhamadiyah,lamongan.
3.Riwayat penyakit dahulu :
Anak sudah 4 kali sebelum dirawat diRS dengan keluhan muntah-muntah disertai badan panas.
Sejak umur 1 bulan anak sering sakit flu/batuk dan pilek juga sering muntah
4.Riwayat penyakit keluarga :
Tak ada keluarga yang menderita sakit paru,jantung,hipertensi,DM atau seperti yang dialami
klien.
5.Riwayat kehamilan :
Kehamilan/prenatal :
Ibu tidak prnah sakit selama kehamilan,kontrol teratur kePuskesmas serta men-dapat
vitamin,tidak menggunakan obat-obatan dan jamu.
Kelahiran/Natal
:
Klien dekat dengan ibunya,selama sakit ibu yang merawat/menjaga dengan telaten,bila ditinggal
pergi anak menangis mencari ibu. anak menunjukkan keakuannya dan egoistik sulit untuk
dikasih tahu
i. Pola Reproduksi
Klien masuk pada fase anal,daerah anal aktifitas/pengeluaran tinja merupakan sumber
kepuasannya,anak menahan BAB 2 hari
j. Pola koping tolerasin stress
Cengeng,sangat tergantung dengan orang tua (ibu)
k.Pola tata nilai dan kepercaya
Pada anak A belum dapat dievaluasi karena baru dapat diajarkan membedakan baik dan
buruk setelah anak berumur > 4 tahun
ANALISA DATA
PENGELOMPOKAN
DATA
Tgl 16/7/2001
Data subyektif
- Ibu klien mengatakan
sering kejang
anaknya
Data Obyektif
- Anak sering spastik 4-5 kali dalam
4 jam
KEMUNGKINAN PENYEBAB
POHON MASALAH
Virus/Bakteri
Mengenai CNS
Kejang / spastik
MASALA
Resiko Kontra
- Kontraktur
- Resiko Trauma
Data Subyektif: -
Gangguan Pem
Data Obyektif :
- Terpasang Sonde
- Diet 3x100 cc tim
Nutrisi kurang
Daya Tahan Terhadap Infeksi menurun
Mudah Infeksi
Data Obyektif :
- Tidak bisa bergerak
- Klien sering ngompol
(kulit sering basah )
Resiko Ganng
1.
1.
4.
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan pola makan.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi (2 minggu)
Kriteria hasil :
- Berat badan naik,LLA bertambah
- Turgor baik
- Conjungtiva merah mudah
Intervensi
1.Berikan penjelasan pada keluarga klien tentang penyebab gangguan pemenuhan nutrisi,
pentingnya nutrisi bagi tubuh dan cara mengatasinya
R/ Dengan diberi penjelasan keluarga diharapkan mengerti,dapat mendukung program perawatan
yang diberikan
2.Berikan makan personde
3x100cc tim sonde
1x100cc juice buah
5x100cc susu dancow dengan rincian :
Jam 0800 tim sonde 100cc
Jam 1000 juice buah 100cc
Jam 1200 tim sonde 100cc
Jam 1500 susu 100cc
Jam 1800 tim sonde 100cc
Jam 2000 susu 100cc
Jam 2300 susu 100cc
Jam 0200 susu 100cc
Jam 0600 susu 100cc
R/ Dengan diberi makanan pen sonde diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi
3.Lakukan penimbangan berat badan setiap 3 kali sekali
R/ Deteksi perubahan berat badan penurunan atau kenaikan berat badan sehingga evaluasi
pemberian diit.
4 .Observasi gejala kardinal setiap 3jam(0900-1200-1500-1800-2100-2400-0300 0600)
R/ Deteksi dini bila ada kelainan dapat dilakukan intervensi segera
TGL
JAM
16Juli 01 08.00
08.15
08.30
09.10
16juli 01
09.15
10.00
10.20
12.00
13.55
16Juli 01 13.00
13.10
13.35
27Juli 01 O8.20
IMPLEMENTASI
Memberikan penjelasan pada
ibu klien tentang penyebab
ketidak efektipan bersihan
jalan napas dan semua
tindakan yang diberikan.
Memberikan nebulizer selama
10 menit.
Melakukan section
Melakukan observasi suhu=
36,60c,Nadi=112 x/mnt, RR=
32x/mnt
EVALUASI
S: Ibu kx
mengatakan
mengerti ttg
akibat/bahaya
banyaknya
sekret/riak
dijalan napas
O:Riak kental
dimulut &
tenggorokan
tdk bisa
keluar,ronkhi di
paru
kanan/kiri :-/+
A:Tujuan
belum tercapai
P:Teruskan
rencana
perawatan 2,3,4
Memberikan penjelasan pd klg S; Ibu klien
ttg penyebab gg.nutrisi bagi
mengatakan
tubuh
mengerti ttg
Memberikan sari buah 100 cc penyebab gg
Menimbang BB=10 Kg
nutrisi pd tubuh
Memberikan Tim sonde
O: BB=10 Kg
Memberikan susu 100 cc
LLA=18 cm
Sonde terPasang
Muntah tdk
Ada.
Memberikan penjelasan pd ibu S:Ibu klien
klien ttg penyebab terjadinya
mengatakan
spatic dan kekakuan sendi.
mengerti ttg
Melatih klien secara bertahap
kekakuan yg
mulai dari ujung jari sampai
terjadi pada
sendi yg besar,serta
anaknya.
mengajarkan ibu klien untuk
O: anak masih
melatih anaknya
sering spastic
Merubah posisi klien tiap 2
2-3 kali,kesajam secara bergantian
daran menurun
A: masalah
belum teratasi
P:teruskan
rencana No.2,3
Memberikan nebulizer 10
S:
08.35
09.00
menit
Melakukan fisioterpi dada
dan suction
Melakukan observasi TTV:
Suhu=36,80c,Nadi=108 x/mnt,
RR= 30 x/mnt
27Juli 01 08.00
10.00
0925
12.00
27Juli 01 10.10
Ibu.mnegatakan
riaknya sudah
berkurang
O:Riak
encer-,ronkhi
-/-,wheezing
-/-,suara napas
tambahan tidak
ada.
A:Tujuan tercapai sebagian
P:Rencana tetap diteruskan
S: O:Mukosa
mulut basah
,kesadaran
masih menurun
A:Tujuan
belum tercapa
selurunya.
P:Tetap
teruskan rencana intervensi
seluruhnya
S:Ibu klien
mengatakan
kejang pd
anaknya sudah
jarang,hanya
sesekali saja.
O:Tangan
masih
kaku,spastic 1
x/4 jam.kekuatan otot
A:Tujuan
tercapai
sebagian
P:Rencana
tetap diteruskan
No.2,3