MAKALAH
BANK ASI & BANK DARAH
OLEH :
HERLINA SELVIA
1526040136 P
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam ilmu
kedokteran didorong oleh keinginan manusia untuk mempertahankan
eksistensi dan pemenuhan akan kebutuhannya. Ilmu dan teknologi kedokteran
menurut
pandangan
Islam
mestinya
dikembangkan
dalam
rangka
dalam pembuluh darah orang yang akan ditolong. Hal ini dilakukan untuk
menyelamatkan jiwa seseorang karena kehabisan darah.
Darah yang dibutuhkan untuk keperluan transfusi adakalanya secara
langsung dari donor dan adakalanya melalui Palang Merah Indonesia (PMI)
atau Bank Darah. Darah yang disimpan pada Bank darah sewaktu-waktu dapat
digunakan untuk kepentingan orang yang memerlukan atas saran dan
pertimbangan dokter ahli, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
antara golongan darah donor dan golongan darah penerimanya.
Oleh karena itu, darah donor dan penerimanya harus dites kecocokannya
sebelum dilakukan transfusi. Adapun jenis-jenis darah yang dimiliki manusia
yaitu golongan AB, A, B, dan O.
Dalam pelaksanaannya baik Bank ASI maupun Bank darah banyak
mendatangkan polemic di masyarakat atas keberadaannya. Makalah ini akan
memcoba membahas tentang Bank ASI dan Bank Darah ditinjau dari kode
etik, peraturan/ UU atau pasal-pasal dan norma agama.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Menambah pengetahuan tentang Bank ASI ditinjau dari kode etik,
peraturan/ UU atau pasal-pasal dan norma agama.
2. Menambah pengetahuan tentang Bank Darah ditinjau dari kode etik,
peraturan/ UU atau pasal-pasal dan norma agama.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Bank ASI
1. Definisi
Bank ASI merupakan tempat penyimpanan dan penyalur ASI dari
donor ASI yang kemudian akan diberikan kepada ibu-ibu yang tidak bisa
memberikan ASI sendiri ke bayinya. Ibu yang sehat dan memiliki
kelebihan produksi ASI bisa menjadi pendonor ASI. ASI biasanya
disimpan di dalam plastik atau wadah, yang didinginkan dalam lemari es
agar tidak tercemar oleh bakteri.
Bank ASI, yaitu suatu sarana yang dibuat untuk menolong bayi-bayi
yang tidak terpenuhi kebutuhannya akan ASI. Pendapat lain mengatakan
bahwa Bank ASI adalah Bank khusus untuk menampung air susu ibu atau
suatu lembaga untuk menyimpan atau menghimpun air susu ibu. Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Bank ASI adalah suatu lembaga
yang dibuat yang tujuannya khusus untuk menyimpan atau mengumpulkan
ASI guna memenuhi kebutuhan bayi yang tidak terpenuhi
2. Kode Etik Penyelenggaraan Bank ASI
a. Syarat Donor ASI
Pemberian ASI pada bayi jelas sangat dianjurkan sebab ASI
makanan terbaik bayi. Kecuali bila ibu mengalami sakit berat dan
mengonsumsi obat-obatan yang dikhawatirkan "mencemari" ASI.
Donor ASI dapat dilakukan kepada bayi yang benar-benar tidak bisa
mendapatkan air susu ibunya sendiri. Misalkan dalam keadaan :
Tidak merokok
Bukan vegetarian
Calon ibu donor dan suami tidak mengalami gejala yang mengarah
ke penyakit HIV/AIDS, CMV (Citomegalovirus), HTLV-1 (Human
T-Lymphocyte Virus), Hepatitis, TBC, Sifilis.
Tahap pertama adalah skrining lisan dan tulisan. Pada tahap ini
donor akan menjalani menjawab pertanyaan tentang riwayat
kesehatan secara detail. Selain itu juga apakah pernah mendapat
transfusi darah atau produk darah lainnya dalam 12 bulan terakhir,
serta melakukan transplantasi organ atau jaringan dalam 12 bulan
terakhir
ibu
yang
diperbolehkan
mendonor
minimal
menghasilkan ASI 2 - 3 liter per hari, jadi tidak semua ibu boleh donor.
Skrining terhadap donor juga dilakukan 3 bulan sekali. Setelah 6
bulan, pendonor tidak direkomendasikan lagi karena ASI yang
dihasilkan mulai sedikit.
d. Cara Donor ASI
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Donor ASI :
Menghubungi
pusat
layanan
laktasi. Untuk
menjalankan
Bayi yang mengambil air susu dari bank ASI tidak bisa menjadi
mahram bagi perempuan yang mempunyai ASI tersebut, karena susuan
yang mengharamkan adalah jika dia menyusu langsung dengan cara
menghisap puting payudara perempuan yang mempunyai ASI,
sebagaimana seorang bayi yang menyusu ibunya. Sedangkan dalam
bank ASI, sang bayi hanya mengambil ASI yang sudah dikemas.
b. Pendapat Kedua menyatakan bahwa mendirikan Bank ASI hukumnya
haram. Alasan mereka bahwa Bank ASI ini akan menyebabkan
tercampurnya nasab, karena susuan yang mengharamkan bisa terjadi
dengan sampainya susu ke perut bayi tersebut, walaupun tanpa harus
dilakukan penyusuan langsung, sebagaimana seorang ibu yang
menyusui
anaknya.
Dalil-dalilnya
sudah
dijelaskan
di
atas.
yang lain. Setiap bayi yang mengambil ASI tersebut harus ditulis juga
dan harus diberitahukan kepada pemilik ASI tersebut, supaya jelas
nasabnya. Dengan demikian, percampuran nasab yang dikhawatirkan
oleh para ulama yang melarang bisa dihindari.
B. Bank Darah
1. Definisi
Penyumbang darah atau donor darah adalah proses pengambilan
darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk
kemudian digunakan untuk transfusi darah.
Bank darah merupakan suatu bagian atau unit kerja yang berperan
untuk menunjang ketersediaan darah yang aman bagi pasien yang
membutuhkan pelayanan transfuse darah. Peranan bank darah sangat
penting dalam menyediakan darah untuk transfusi. Oleh sebab itu, banyak
rumah sakit yang berlomba-lomba untuk menyediakan layanan bank darah
untuk mempermudah pelayanan transfuse darah.
2. Kode etik dalam tranfusi darah
Dalam segi moral dan etika, pengadaan darah dilakukan atas dasar
sukarela tanpa maksud mencari keuntungan maupun menjadikan darah
obyek jual beli. Hasil kegiatan UKTD PMI adalah darah yang sehat, aman
dan tersedia tepat waktu. Disamping itu darah dapat diolah menjadi
komponen-komponen darah yang dapat diberikan kepada pasien dengan
tepat waktu sesuai kebutuhan. Darah tidak boleh diperjualbelikan dengan
dalih apapun juga, karena darah diberikan oleh donor dengan sukarela.
DDS (Donor Darah Sukarela) adalah donor darah yang memberikan
darahnya dengan sukarela tanpa melihat sendiri atau mengetahui kepada
siapa darah itu akan diberikan dan tidak menerima uang atau bentuk
pembayaran lainnya. Motivasi utama mereka adalah membantu penerima
darah yang tidak mereka kenal dan tidak untuk menerima sesuatu
keuntungan.
kedua
macam
donor
darah
tersebut,
masalah
10
Pasal
11,
Pengurus
Besar
Palang
Merah
Indonesia
11
12
13
f. Pasal 89
Menteri mengatur standar dan persyaratan pengelolaan darah
untuk pelayanan transfusi darah.
g. Pasal 90
1) Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah
yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
2) Pemerintah
menjamin
pembiayaan
dalam
penyelenggaraan
pelayanan darah.
3) Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.
h. Pasal 91
1) Komponen darah dapat digunakan untuk tujuan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan melalui proses pengolahan dan
produksi.
2) Hasil proses pengolahan dan produksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikendalikan oleh Pemerintah.
i. Pasal 92
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan darah diaturdengan
Peraturan Pemerintah.
4. Norma agama Islam dalam memandang transfuse darah
a. Pandangan Ulama Terdahulu
Pandangan ulama terdahulu mengenai transfusi darah yakni
memanfaatkan anggota badan adalah haram baik dengan cara jual beli
ataupun cara lainnya. Memanfaatkan anggota badan manusia tidak
diperbolehkan. Ada yang beralasan karena :
1) Najis
2) Merendahkan, alasan yang kedua adalah alasan yang benar (AlFatwa Al-Hidayah).
Penerima sumbangan darah tidak di syariatkan harus sama
dengan donornya mengenai agama/kepercayaan, suku bangsa,dsb.
Karena menyumbangkan darah dengan ikhlas adalah termasuk amal
14
15
kafir. Kalau kita belajar fiqih thaharah, maka kita akan masuk ke
dalam salah satu bab yang membahas hal ini, yaitu Bab Su'ur.
Di sana disebutkan bahwa su'ur adami (ludah manusia)
hukumnya suci, termasuk su'ur orang kafir. Maka hukum darah
orang kafir yang dimasukkan ke dalam tubuh seorang muslim tentu
bukan termasuk benda najis. Ketika darah itu baru dikeluarkan dari
tubuh, saat itu darah itu memang najis. Dan kantung darah tentu
tidak boleh dibawa untuk shalat, karena kantung darah itu najis.
Namun begitu darah segar itu dimasukkan ke dalam tubuh
seseorang, maka darah itu sudah tidak najis lagi. Dan darah orang
kafir yang sudah masuk ke dalam tubuh seorang muslim juga tidak
najis. Sehingga hukumnya tetap boleh dan dibenarkan ketika
seorang muslim menerima transfusi darah dari donor yang tidak
beragama Islam.
3) Donor darah pada bulan ramadhan
Menurut Asy Syaikh Utsaimin, tidak boleh bagi seseorang
untuk menyedekahkan darahnya yang sagat banyak dalam keadaan
dia sedang berpuasa wajib, seperti puasa pada bulan Ramadhan.
Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat (mendesak), maka
dalam keadaan seperti ini boleh baginya untuk menyedekahkan
darahnya untuk menolak/mencegah darurat tadi. Dengan demikian
dia berbuka dengan makan dan minum. Lalu dia harus mengganti
puasanya yang dia tinggalkan/berbuka.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mendirikan Bank ASI hukumnya boleh dengan syarat-syarat yang sangat
ketat. Namun demikian, setelah memperhatikan madharat-madharat yang
akan muncul dengan berdirinya Bank ASI di negara-negara Islam, maka
sebaiknya tidak usah didirikan Bank ASI selama hal tersebut tidak darurat.
Diantara madharat-madharat yang akan ditimbulkan dari pendirian Bank
ASI adalah :
a. Terjadinya percampuran nasab, jika distribusi ASI tersebut tidak diatur
ini secara ketat.
b. Pendirian Bank ASI memerlukan biaya yang sangat besar, terlalu berat
ditanggung oleh negara-negara berkembang, seperti Indonesia.
c. ASI yang disimpan dalam Bank, berpotensi untuk terkena virus dan
bakteri yang berbahaya, bahkan kwalitas ASI bisa menurun drastis,
sehingga kelebihan-kelebihan yang dimiliki ASI yang disimpan ini
semakin berkurang, jika dibandingkan dengan ASI yang langsung
dihisap bayi dari ibunya.
d. Dikhawatirkan ibu-ibu yang berada dalam taraf kemiskinan, ketika
melihat peluang penjualan ASI kepada Bank dengan harga tinggi,
mereka akan berlomba-lomba untuk menjual ASI-nya dan sebagi
gantinya mereka memberikan susu formula untuk anak mereka.
e. Ibu-ibu yang sibuk beraktivitas dan mempunyai kelebihan harta, akan
semakin malas menyusui anak-anak mereka, karena bisa membeli ASI
dari Bank dengan harga berapapun.
2. Dalam aspek hukum transfusi darah diatur dalam PP No.18 tahun 1980
tentang Transfusi Darah dan PP No.7 tahun 2011 tentang Pelayanan Darah
serta Undang-Undang No. 23 tahun 1992 dimana pelayanan usaha
transfusi darah tercantum didalamnya.
16
17
Dalam aspek moral dan etika, pengadaan darah atau transfusi darah
dilakukan atas dasar sukarela tanpa maksud mencari keuntungan
maupun menjadikan darah obyek jual beli. Selain itu, masalah
kedermawanan darah di Indonesia mempunyai infra struktur yang kokoh,
yaitu PANCASILA sebagai falsafah bangsa Indonesia, sehingga usaha
transfusi darah di Indonesia harus dilakukan berdasarkan perikemanusiaan
dan kesukarelaan.
B. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan diharapkan lebih cermat dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan kode etik yang berlaku, agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Sanksi yang diberikan bagi tenaga kesehatan yang melakukan pelanggaran
diharapkan lebih tegas lagi, sehingga membuat tenaga kesehatan lebih
berhati-hati dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Fahnani, Ahwan. 2012. Bank Air Susu (ASI) Dalam Tinjauan Hukum Islam.
IAIN Walisongo : Semarang
2. Istianah. 2010. Donor ASI (Air Susu Ibu) dan Implikasinya Terhadap
Hubungan Kemahraman. UIN : Yogyakarta
3. Tasya, Amanda. Rangkuman Peraturan Perundangan Di Indonesia
Menyangkut Air Susu Ibu (ASI). AIMI : Jakarta
4. Pusat Komunikasi Publik SetJen KemenKes RI. 2012. Hati-Hati Donor ASI.
Gatra : Jakarta
5. Satuan Tugas ASI. Donor ASI Perlu Disikapi Dengan Bijak diunduh dari
http://IDAI Ikatan Dokter Anak Indonesia Donor ASI perlu disikapi
dengan bijaksana.htm.
6. Screening Breast Milk Donors diunduh dari http:// MilkShare- A breastmilk
donation resource, helping to connect women who are able to share their milk
and the families who need milk for their babies.htm.
7. Syarat Donor ASI diunduh dari http:// Syarat Donor ASI Gizi & Kesehatan
Artikel Ayahbunda.htm.
8. Palang Merah Indonesia, 2002. Serba Serbi Transfusi Darah. Jakarta: Palang
Merah Indonesia. http://www.palangmerah.org/pelayanan_transfusi.asp
9. Palang Merah Indonesia . 2007. Pengertian Transfusi Darah.
http://utddpmijateng.blogspot.com/2007/08/pengertiantransfusi-darah.html
10. Palang Merah Indonesia. 2009. Transfusi Darah.
http://pmi.tarakankota.go.id/site/modules.php?
name=Transfusi_Darah_PMI_Tarakan&op=detil&mkode=1 .
19
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
hidayahnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini dimaksudkan sebagai salah satu penunjang dalam proses
pembelajaran. Penyajian materi ini dapat diupayakan seefektif mungkin, tanpa
melupakan tujuan membina kemampuan kreatif dan konstruktif.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada pembimbing yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Demi
perbaikan makalah ini, saran-saran dan kritik yang konstruktif dari teman-teman,
pembaca terutama dari dosen bidang studi sangat penyusun harapkan. Akhirnya
penyusun ucapkan terima kasih.
Manna, Mei 2016
Penulis
20
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi .................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................
B. Tujuan................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN .....................................................................................
A. Bank ASI ...........................................................................................
B. Bank Darah .......................................................................................
ii