A. Tinjauan Teoretis
1. Signalling Theory
Pengungkapan Sustainability report bertujuan untuk menyediakan informasi
tambahan mengenai kegiatan perusahaan sekaligus sebagai sarana untuk
memberikan sinyal kepada para stakeholders tentang kepedulian perusahaan
terhadap sosial dan lingkungannya. Pengungkapan Sustainability report yang
tepat
dan sesuai harapan stakeholder sebagai sinyal yang diberikan oleh pihak
manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa
depan dan memastikan terciptanya sustainability development (Laksmitaningrum,
2013). Sinyal ini diharapkan dapat diterima secara positif sehingga mampu
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam Return on
Asset, return on equity, dan net profit margin.
Signalling Theory berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan
perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku informasi
(Akis, 2012). Perubahan yang dimaksud seperti peningkatan profitabilitas atas
informasi dari pengungkapan Sustainability report perusahaan (Suryono dan
Prastiwi, 2011). Teori sinyal menekankan bahwa perusahaan pelapor dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan melalui pelaporan pengungkapannya
(Maulana dan Yuyetta, 2014).
2. Teori Stakeholder
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal
1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai
kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilainilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan,
serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara
berkelanjutan. Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai (value)
secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha.
(Freeman, et al.,2002 dalam Waryanti, 2009).
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat
bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan
tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).
B. Sustainability Reporting
Berkembangnya Sustainability reporting merupakan bagian dari konsep
pembangunan
berkelanjutan
(sustainability
development).
Sustainability
development bermakna bahwa pembangunan saat ini dapat terpenuhi tanpa harus
mengurangi kebutuhan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya
(Kates et al., 2013). Sustainability development perlu diterapkan karena kegiatan
ekonomi saat ini cenderung merusak ekosistem global dan menghambat
kebutuhan generasi berikutnya (Utama, 2010).
Sustainability reporting digunakan sebagai salah satu media informasi
perusahaan kepada para stakeholder untuk mendukung adanya pembangunan
berkelanjutan. Menurut Elkington (1997), pengungkapan kinerja organisasi dalam
Sustainability reporting berfokus pada tiga aspek yang disebut Triple bottom line,
yang terdiri atas ekonomi, sosial, dan lingkungan. Elkington beranggapan bahwa
hal ini berasal dari pendekatan ilmu manajemen yang dimaksudkan sebagai cara
untuk mengoperasionalkan tanggung jawab sosial perusahaan (Kuhlman, 2010).
Ratner (2004) mengatakan para ekonom adalah kelompok yang paling enggan
dalam
menangani
isu-isu
keberlanjutan
karena
mereka
memperlakukan
perusahaan dapat menilai peluang dari adanya pengungkapan triple bottom line
(Dewi, 2014). Sustainability reporting bagi perusahaan merupakan publikasi
informasi yang mencerminkan kinerja organisasi dalam dimensi ekonomi, sosial,
lingkungan (ACCA, 2013). Fokus sustainability membantu organisasi mengelola
dampak sosial dan lingkungan, serta dapat meningkatkan efisiensi operasional dan
sumber daya alam (Ernst dan Young, 2013).
Sustainability report diungkapkan sebagai bentuk komitmen perusahaan
kepada masyarakat dan lingkungan di sekitar perusahaan berada. Sustainability
report menjadi media informasi bagi para stakeholder internal maupun eksternal
untuk menilai apakah manajemen suatu perusahaan sudah menjalankan apa yang
sudah menjadi tanggung jawabnya (Sari, 2013).
Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD),
laporan keberlanjutan (Sustainability report) memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Sustainability report memberikan informasi kepada stakeholder (pemegang
saham, anggota komunitas lokal, pemerintah) dan meningkatkan prospek
perusahaan, serta membantu mewujudkan transparansi.
2. Sustainability report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat
yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market
share dan loyalitas konsumen jangka panjang.
3. Sustainability report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan
mengelola resikonya.
4. Sustainability report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership thinking
dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi.
5. Sustainability
report
dapat
mengembangkan
dan
memfasilitasi
Keseimbangan
Dapat dibandingkan
Sustainability report berisi isu-isu dan informasi harus dipilih, dikumpulkan,
dan dilaporkan secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dalam
sebuah cara yang memungkinkan pemangku kepentingan dapat menganalisis
perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu dan dapat mendukung analisis
relatif terhadap organisasi lainnya. Perbandingan sangat dibutuhkan dalam
mengevaluasi kinerja. Pemangku kepentingan yang menggunakan laporan harus
dapat membandingkan informasi kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
dilaporkan dengan kinerja organisasi sebelumnya, sasarannya, dan apabila
memungkinkan dengan kinerja organisasi lainnya. Konsistensi dalam melaporkan
memungkinkan pihak-pihak internal dan eksternal
untuk melakukan perbandingan.
3.
Akurat
Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability report harus cukup akurat
Urut waktu
Laporan dilakukan berdasarkan jadwal reguler serta informasi kepada
Kesesuaian
Informasi harus disediakan dalam cara yang dapat dimengerti dan diakses
Dapat dipertanggungjawabkan
Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus
atas
kerjasama
NCSR
bersama
Indonesia-Netherlands
Kelengkapan laporan;
Kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan
Komunikasi dan presentasi laporan;
Hasil interview
Selain itu, dewan juri juga melakukan penilaian terhadap situs resmi
1. Kelengkapan
2. Kredibilitas
3. Komunikasi
Tujuan ISRA adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengakuan terhadap organisasi-organisasi yang melaporkan
dan mempublikasikan informasi mengenai lingkungan, sosial, dan informasi
keberlanjutan terintegrasi.
2. Mendukung pelaporan di bidang lingkungan, sosial, dan keberlanjutan.
3. Meningkatkan akuntabilitas perusahaan dengan menekankan tanggung
jawab terhadap pemangku kepentingan utama (key stakeholders).
4. Meningkatkan kesadaran perusahaan terhadap transparansi
dan
hak
terhadap
tindakan-tindakan
yang
dilakukan
oleh
E. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar,
seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin
(2008), karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham
secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi
harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai
nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
G. Rasio Profitabilitas
Rasio
probabilitas
menunjukkan
keberhasilan
perusahaan
dalam
I. Penelitian Terdahulu
Semakin banyak perusahaan yang mengungkapkan Sustainability report
dapat
dijadikan
strategi
bagi
perusahaan
untuk
meningkatkan
kinerja
Pengungkapan
Sustainability
report
diharapkan
dapat
bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak hanya
berorientasi keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu sosial, dan lingkungan,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan stakeholder yang akan berdampak
pada peningkatan nilai perusahaan melalui peningkatan investasi yang berdampak
pada peningkatan laba perusahaan (Soelistyoningrum, 2011).
Beberapa penelitian mengenai Sustainability report sudah pernah
dilakukan
sebelumnya.
Hasil
penelitian
yang
dilakukan
Dewi
(2014)
Hasil studi dari Almilia et al. (2011) menunjukkan bahwa kinerja keuangan
yang menggunakan proksi ROA pada penerima penghargaan ISRA lebih tinggi
daripada perusahaan yang tidak menerima ISRA sedangkan kinerja keuangan
yang menggunakan proksi ROE pada penerima penghargaan ISRA tidak terdapat
perbedaan dibandingkan dengan yang tidak menerima ISRA.
Penelitian Tsoutsoura (2004) mengindikasikan bahwa hubungan CSR
dengan kinerja keuangan (yang dilihat dari rasio profitabilitas ROA, ROE, dan
ROS) adalah positif dan signifikan secara statistik. Artinya bahwa ada asosiasi
positif antara CSR dan profitabilitas. Ada hubungan positif antara CSR dengan
ketiga ukutanukuran kinerja keuangan tersebut (ROA< ROE< ROS). Hal ini
mendukung pandangan bahwa kinerja tanggung jawab sosial perusahaan dapat
diasosiasikan dengan manfaat triple bottom-line.
Fauzi (2004) menggunakan total index CSR, total asset, beta, standar
industri, ratio total long term debt to total asset sebagai variabel independen
penelitiannya untuk menganalisis peningkatan kinerja keuangan yang diukur
dengan ROA dan ROE. Hasil studi yang dilakukannya menunjukkan bahwa
tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
lingkungan kerja, kinerja lingkungan, dan issue international dengan kinerja
keuangan. Efek interaktif CSR dan ukuran perusahaan terhadap ROA dan ROE
menunjukan hasil tes yang signifikan untuk pengukuran ROA dan tidak signifikan
untuk ROE. Dan hanya variabel ukuran perusahaan yang menjadi pemoderasi
hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dengan kinerja keuangan.
(2010)
yang
menguji
pengaruh
corporate
social
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2007- 2009. Hasil
penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diproksikan melalui ROE tidak
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan melalui Tobin Q,
pengungkapan corporate social responsibility tidak mempengaruhi hubungan
antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan, dan Good Corporate
Governance berpengaruh signifikan antara kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan.
J. Rerangka Pemikiran
Rasio profitabilitas merupakan salah satu indikator penting untuk
menilai,kinerja suatu perusahaan. Profitabilitas yang diukur melalui Return On
Asetss (ROA) merupakan suatu indikator kinerja manajemen dalam mengelola
kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Dalam studi
literatur yang dilakukan oleh Finch (2005), dalam Dahlia dan Siregar (2008),
dikatakan bahwa tujuan perusahaan menggunakan sustainability reporting
framework adalah sebagai cara yang digunakan perusahaan untuk mengelola
hubungan dengan stakeholdernya. Dengan pengungkapan Sustainability Report
yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat memberikan bukti nyata bahwa
proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak hanya berorientasi keuntungan,
tetapi juga memperhatikan isu sosial, dan lingkungan, sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan stakeholder yang akan berdampak pada peningkatan
nilai perusahaan melalui peningkatan investasi yang berdampak pada peningkatan
Kinerja
Perusahaan
Sustanaibility
Report
Nilai Perusahaan
Gambar 2.1
Rerangka Pemikiran
K. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan rerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang
dapat disimpulkan:
H1
H2
dengan
kinerja
perusahaan
sebagai
variabel