Anda di halaman 1dari 57

CASE REPORT

ENCEPHALITIS

Oleh :
Ika Paula Fransiska Purba
1161050162
Pembimbing:
dr. Viola Maharani, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

PERIODE 29 FEBRUARI - 02 APRIL 2016


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA

ENSEFALITIS

Definisi:
Ensefalitis adalah radang dari

otak. Umumnya sebagai reaksi hipersensitif /alergi pada

susunan saraf pusat sehingga terjadi kelainan-kelainan sel-sel otak. Ensefalitis mencakup
berbagai variasi dari bentuk yang paling ringan sampai dengan parah sekali seperti koma dan
kematian
Epidemiologi
Insidensi secara global, angka kejadian encephalitis dilaporkan 0,7-13,8 per 100.000
untuk semua usia, 0,7-12,6 per 100.000 untuk dewasa, 10,5-13,8 per 100.000 untuk anakanak.
Dilaporkan diagnosis encephalitis virus lebih bayak disebabkan oleh Herpes Simplex
Virus (HSV) Encephalitis dengan insidensi of 1 in 250,000 to 500,000.
Etiologi :
Radang jaringan otak dapat disebabkan oleh :
1.

Bakteri

2.

Ricketsia

3.

Parasit

4.

Fungus

5.

Virus

Tetapi penyebab tersering disebabkan oleh infeksi virus.


Gambaran klinis :
-

Nyeri kepala

Vomitus, fotofobia, nyeri sendi, nyeri leher & nyeri pinggang

Pasien tampak sakit parah

Mengantuk atau gangguan kesadaran yang lebih dalam

Pireksia, yang dapat tidak begitu jelas

Tanda-tanda iritasi serebral (bangkitan epileptik, mioklonus)

Tekanan intrakranial meningkat.

Banyak virus dapat menyebabkan Encephalitis sindroma kliniknya berkisar dari malaise,
nyeri kepala, panas, kaku kuduk, nausea serta romitus sampai stupor, serangan kejang dan
koma.
KLASIFIKASI
ENSEFALITIS VIRUS
Biasanya ensefalitis virus dibagi dalam 3 kelompok :
1.

Ensefalitis Primer
Yang bisa disebabkan oleh infeksi virus kelompok herpes simpleks, virus infulensa,
ECHO, coxsackie dan virus arbo.

2.

Ensefalitis primer yang belum diketahui penyebabnya

3.

Ensefalitis para infeksiosa


Yaitu ensefalitis yang timbul sebagai kompliksi penyakit virus yang sudah dikenal
seperti rubeola, varisela, herpes, zoster parotitis epidemika, mononukleosis infeksiosa
dan vaksinasi.
Menurut statistik dari 214 ensefalitis, 54% (115 orang) dari penderitanya ialah anakanak. Virus yang paling sering ditemukan ialah virus herpes simpleks (31%), virus
ECHO (17%). Ensefalitis primer yang disebabkan oleh virus 19%, ensefalitis primer
dengan penyebab yang tidak diketahui 40% dan ensefalitis parra infeksiosa 41% dari
semua kasus ensefalitis yang telah diselidiki

1.

ENSEFALITIS PRIMER
a.

Ensefalitis viral herpes simpleks


Virus H simplex tidak berbeda secara morfologik dengan virus varicella dan
citomegalovirus,

ensefalitis

merupakan

sebagai

manifestasi

viremia

yang

menimbulkan peradangan dan nekrosis dihepar dan glandula adrenalis.


Pada anak dan orang dewasa, ensefalitis virus herpes simpleks merupakan
manifestasi reaktivasi dari infeksi yang latent dalam hal tersebut virus herpes
simpleks berdiam didalam jaringan otak secara endosimbiotik, mungkin diganglion
gasseri dan hanya esefalitis saja yang bangkit.
Reaktifitas virus herpes simpleks dapat disebabkan oleh penyinaran
ultraviolet dan gangguan hormonal-penyinaran ultraviolet dapat terjadi secara
iatrogenik atau sewaktu berpergian ketempat-tempat yang tinggi tempatnya.
Kerusakan pada jaringan otak berupa nekrosis di substansia alba dan

grisea serta infark iskemik dengan infiltrasi limpositer sekitar pembuluh darah
intraserebral. Didalam nukleus sel saraf terdapat inclusion body yang khas bagi
virus herpes simpleks.
Gambaran penyakit ensefalitis virus herpes simpleks tidak banyak
berbeda dengan ensefalitis primer lainnya. Tetapi yang menjadi ciri khas bagi
ensefalitis virus herpes simpleks ialah progresivitas perjalanan penyakitnya. Mulai
dengan sakit kepala, demam, dan muntah-muntah. Kemudian timbul acute organik
brain syndrome yang cepat memburuk sampai koma.
Pada fungsi lumbal ditemukan pleiositosis limpositer dengan eritrosit.
b.

Ensefalitis Arbo-Virus
Arbo virus atau lengkapnya arthropad-borne virus merupakan
penyebab penyakit demam dan kadang-kadang ensefalitis primer.
Tergolong pada arbo-virus yang menyebabkan dengue, ensefalitis st-louis,
demam kutu kolorado dan demam hemoragik.Yang termasuk didalam kelompok
ini adalah St.Louis encephalitis, equire encephalomylitis, California encephalitis,
Japanese B. encephalitis.
Serangga merupakan reservoar untuk virus-virus ini dan mentransmisikan
mikroorganisme tersebut dengan menggigit binatang bertulang belakang
termasuk manusia yang kemudian terinfeksi.
Yang menjadi ciri khas ensefalitis primer arbo-virus adalah perjalanan
penyakit yang berfasik. Pada gelombang pertama gambaran penyakitnya
menyerupai yang berfasik. Pada gelombang pertama gambaran penyakitnya
menyerupai influensa yang dapat berlangsung 4-5 hari sesudahnya penderita
merasa sembuh. Pada minggu ketiga demam dapat timbul kembali. Dan demam
ini merupakan gejala pendahulu bangkitnya manifestasi neurologik seperti sakit
kepala, nistagmus, diplopia, konulogi dan acuet oranik brain syndrome.

2.

ENSEFALITIS PARAINFEKSIOSA
Ensefalitis yang timbul sebagai komplikasi penyakit virus parotitis epidemika,
mononukleosis infeksiosa, varisela dan herpes zoster. Sebenarnya ensefalitis ini tidak
murni. Gejala-gejala meningitis, mielitis, neuritis kranialis, radikulitis & neuritis perifer
dapat bergandengan dengan gambaran penyakit ensefalitis. Bahkan tidak jarang

komplikasi utamanya radikulitis jenis Guillan Barre/mielitis transversa, makro dari pada
itu diagnosa mieloencefacitis lebih baik dari pada encefalitis.

Ensefalitis Rabies
Rabies disebabkan oleh virus neutrop.
Rabies ditularkan kepada manusia melalui gigitan anjing atau binatang
apapun yang mengandung rabies. Setelah virus rabies melakukan penetrasi kedalam
sel tuan rumah, menjalar melalui serabut syaraf perifer ke susunan saraf pusat. Selsel neuron sangat peka terhadap virus tersebut, dan sekali terkena infeksi virus rabies
proses infeksi tidak dapat dicegah lagi, tahap viremia tidak perlu dilewati untuk
memperluas infeksi & memperburuk keadaan. Neuron-neuron diseluruh susunan
saraf pusat dari medula spinalis sampai di korteks tidak bakal luput dari daya
destruksi virus rabies.
Masa inkubasi beberapa minggu sampai beberapa bulan jika dalam masa ini
diupayakan pencegahan, agar virus rabies tidak sampai ke neuron-neuron, maka
kematian dapat dihindarkan. Jika gejala prodromal sudah bangkit, maka tidak ada
cara pengobatan yang dapat mengelakkan prognosis perjalanan penyakit yang fatal.
Gejala prodromal tersebut adalah : lesu dan letih badan, anoreksia, demam,
cepat marah, dan nyeri pada tempat yang telah digigit anjing suara berisik dan sinar
terang dapat mengganggu penderita. Dalam 48 jam dapat bangkit gajala hipereksitasi
penderita

menjadi

gelisah,

mengacu,

berhalusinasi,

meronta-ronta,

kejang

opistotonus dan hidrofobia tiap kali melihat air otot-otot pernafasan dan laring
berkejang, sehingga menjadi sionotik dan apnoe. Air liur tertimbun didalam mulut
oleh karena penderita tidak dapat menelan.
Pada umumnya penderita meninggal karena status epileptikus. Masa penyakit
dari mulai timbulnya prodorm sampai mati adalah 3 sampai 4 hari.
Untuk ensefalitis virus ini,pemeriksaan perlu dilakukan adalah :
1.

Pada pemeriksaan badan perlu diperiksa kelainan pada kulit glandula parotis,
kelenjar getah bening untuk mencari kelainan-kelainan yang mungkin dapat
menunjukkan penyababnya.

2.

Pemeriksaan darah perifer rutin, titer abntibody terhadap virus.

3.

Cairan otak, jumlah limfosit, monosit meningkat, kadar protein meninggi


ringan, kadar glukosa normal, kultur virus bila mungkin.

4.

EEG

5.

Bila mungkin scan tomografi

TERAPI
Terapi simptomaik diberikan untuk menurunkan demam, mencegah kejang. Kortison
untuk mengurangi edema otak. Pengobatan antivirus baru ditemukan terhadap virus herpes
simpleks, varisela zoster yaitu acyclovir intravena dengan dosis 10 mg /kg BB, 3-4 kali,
turunkan dosis sehari selama 10 hari, atau per os 200 mg tiap 4 jam. Bila HB turun hingga 9,
turunkan dosis hingga 200 mg tiap 8 jam. Bila HB turun dari 7, hentikan pengobatan dan baru
diberi lagi setelah HB normal dengan dosis 20 mg per 8 jam.
ENSEFALITIS SUPURATIVA AKUT, ABSES OTAK
Etiologi :

- Staphylococcus aureus
-

M. Tubercullosa

E coli

T. Pallidum

PATOGENESIS
Tiga bakteri yang pertama dapat menyebabkan encefalitis bakterial akut yang menimbulkan
pernanahan pada kortex serebri yang terbentuk abses serebri encefalitis bakterial akut sering
disebut encefalitis supurativa akut.
Patogenesis peradangan dapat menjalar ke otak dari otitis media, mastoiditis, sinusitis
atau dasri piemia yang berasal dari radang, abses di dalam paru, bronkiektasi, empiema,
osteomielitis tengkorak padas fraktura terbuka, trauma yang menembus kedalam otak,
tromboflebisitis didalam, trauma yang menembus kedalam otak, tromboflebitis. Didalam otak
mula-mula terjadi radang lokal disertai sebukan leukosit polimonfonuklear. Disekeliling
daerah yang meradang berproliferasi ikat dan astrosit, yang membentuk kapsula, jaringan

yang rusak mencair dan terbentuklah abses. Bila kapsula pecah nanah masuk ke ventrikal
dapat menimbulkan kematian.
Tanda dan gejala
Tanda-tanda dan gejala-gejala abses otak ialah gejala-gejala infeksi umum, tandatanda meningkatnya tekanan intrakranial yaitu nyeri kepala yang kronik, progresif, muntah,
penglihaan mengabur, kejang, kesadaran menurun. Pada pemeriksaan mungkin terdapat
edema papil mungkin pula tidak, tanda-tanda defisit neurologik bergantung pada lokasi dan
luas abses.
Pemeriksaan :
Dilakukan seperti biasanya pada penyakit infeksi, selain EEG, foto rontgen kepala,
bila mungkin tomografik otak, arteriografi. Pungsi lumbal tidak dilakukan bila ada edema
papil. Pada hasil LCS didapatkan peningkatan TIK, pleiositosispolinuklearis, jumlah protein
lebih besar, kadar klorida dan gula normal.

Recommended fi rst-line investigation of encephalitis in


Australia and New Zealand*

Terapi
Ampisilin 4 x 3 4 g dan kloromisetin 4 x 1 gr per 24 jam intravena selama 10 hari
bersama dengan antibiotika dapat diberikan kortison untuk mengurangi edema otak. Bila
abses tunggal dapat dioperasi, dan sebaiknya dibuka dan dibersihkan.
Prognosis
Pragnosis buruk, angka kematian dapat mencapai 50%

DAFTAR PUSTAKA

1.

Harsono, dr, Kapita Selekta Neurologi, Edisi ketiga, 2000, Gajah Mada University
Press.

2.

Mardjono Mahar dan Sidharta Priguna, Neurologi Klinis Dasar, Dian Rakyat.

3.

J.G. Chusid, Neoroantomi Korelatif dan Neurologi Fungsional Jilid 2, Universitas


Gajah Mada.

4.

Management of Suspected Viral Encephalitis in Adults. Association of British


Neurologists and British Infection Association National Guidelines

5.

Journal J Neurol Neurosurg Psychiatry . VIRAL ENCEPHALITIS: CAUSES,


DIFFERENTIAL
http://jnnp.bmj.com/

DIAGNOSIS,

AND

MANAGEMENT.

Diambil

dari

STATUS NEUROLOGI
No. MR

: 00.07.51.52

Nama

: Ny.S

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 57 tahun

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Pendidikan

: SD

Agama

: Islam

Alamat

: Jalan Pancoran Barat No 7 RT/RW 12/06, Pancoran

Masuk tanggal

: 05 Maret 2016

Keluar tanggal

Dokter

: dr. Agus Yudawijaya, Sp.S

Ko-Assisten

: Ika Paula Fransiska Purba

ANAMNESIS

Alloanamnesa dengan keluarga tanggal

Keluhan Utama

: mengantuk.

Keluhan Tambahan

: Sakit kepala, demam.

Riwayat perjalanan penyakit :

: 5 Maret 2016

Pasien datang dengan keluhan mengantuk sejak 1 hari SMRS. Keluarga pasien baru
menyadari setelah keluarga pulang sholat jumat dan diajak berbicara tidak ada respon
visual. Sebelumnya menurut keluarga pasien mengeluh sakit kepala sejak 2 minggu
SMRS. Rasa sakit diseluruh bagian kepala, seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus
sepanjang hari. Sakit kepala dirasa semakin memberat sejak 2 hari SMRS . Selain itu
pasien juga demam yang munculnya bersamaan dengan sakit kepala. Keluarga pasien
tidak mengetahui demam secara pasti. Mual -, muntah -, kejang -, riwayat batuk lama
-, riwayat pengobatan paru -, penurunan berat badan +, penurunan nafsu makan +,
keringat malam -. Keluarga pasien sudah memberikan obat warung untuk mengurangi
keluhan, namun tidak ada perubahan, dan

keluarga pasien membawa pasien ke

rumah sakit Koja Jakarta Utara namun keluarga pasien menolak untuk dirawat

dikarenakan jauh dari lokasi rumah. Riwayat tekanan darah tinggi disangkal, riwayat
kencing manis, keluarga tidak mengetahui pasti.

Terapi yang sudah didapat

: obat warung (keluarga lupa)

Riwayat Penyakit dahulu

: disangkal.

Riwayat kebiasaan pribadi

: merokok -

Kedudukan dalam keluarga

: Ibu.

Riwayat partus, menstruasi

: 4 x melahirkan, menopause 10 tahun

Lingkungan tempat tinggal

: padat

PEMERIKSAAN UMUM
Kesadaran

: somnolen

GCS

: E2V2M5

Tekanan Darah

: Lengan kanan

: 120/70 mmHg

Lengan kiri

: 130/80 mmHg

Suhu

: 38 C

Respirasi

: 24 x/menit

Nadi

: 82 x/menit

Umur klinis

: 50 an

Bentuk Badan

: astenikus

Gizi

: Kurang

Stigmata

: tidak ada

Kulit

: Sawo matang

Kuku

: sianosis -

KGB

: Tidak teraba membesar

Pembuluh darah

: Arteri Carotis:

Turgor

: baik

Lain-lain

:-

Palpasi

: kanan sama dengan kiri

Auskultasi

: tidak ada bising

PEMERIKSAAN REGIONAL
Kepala

: normocephali.

Kalvarium

: Tidak ada kelainan

Mata

: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-

Hidung

: Bentuk biasa, lapang, sekret -/-

Mulut

: karies -, faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1.

Telinga

: Liang telinga lapang/lapang, serumen -/-, membran timpani intak +/+

Leher

: KGB tidak teraba membesar.

Toraks

: Pergerakan simetris kanan = kiri, sonor kanan = kiri

Jantung

: BJ I dan II normal, murmur -, gallop

Paru-paru

: BND Vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

Abdomen

: Datar, supel , BU (+) 4x/menit

Hepar

: Tidak teraba membesar

Lien

: Tidak teraba membear

Vesika urinaria

: Tidak teraba

Extremitas

: Oedem (-)

Sendi

: Tidak ada kelainan

Gerakan Leher

: Baik

Gerakan Tubuh

: Baik

Nyeri ketok

: Tidak dilakukan

Nyeri sumbu

: Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

1. Rangsang Meningen

Kaku kuduk

:+

Brudzinski I

:-

Brudzinski II : -/-

Laseque

: >70/ >70

Kerniq

: -/-

2. Saraf Kranial

N.I (Olfaktorius)
Kanan
Penciuman

sulit dinilai

Kiri
sulit dinilai

N. II (Optikus)
Visus kasar

sulit dinilai

sulit dinilai

Lihat warna

sulit dinilai

sulit dinilai

Lapangan pandang

sulit dinilai

sulit dinilai

Funduscopy

Tidak dilakukan

N. III, IV, VI (Okolomotorius, Trochlearis, Abdusen)


Sikap bola mata

: simetris

Ptosis

: tidak ada

Strabismus

: tidak ada

Eksoftalmus

: tidak ada

Endoftalmus

: tidak ada

Diplopia

: sulit dinilai

Deviasi Konjugee : tidak ada

Pergerakan Bola mata


Lateral kanan

: sulit dinilai

Lateral Kiri

: sulit dinilai

Atas

: sulit dinilai

Bawah

: sulit dinilai

Berputar

: sulit dinilai

Pupil
Bentuk

: Bulat

Isokor

: Isokor, tepi rata, ditengah, diameter 4 mm/4mm,

Reflek cahaya

Kanan

Kiri

Langsung

Konsensual

Reflek akomodasi

sulit dinilai

sulit dinilai

N. V (Trigeminus)
Motorik
- Membuka Mulut

: sulit dinilai

- Gerakan Rahang

: sulit dinilai

- Menggigit

: sulit dinilai

Sensorik
- Rasa nyeri

sulit dinilai

sulit dinilai

- Rasa Raba

sulit dinilai

sulit dinilai

- Rasa Suhu

sulit dinilai

sulit dinilai

Reflek:

Reflek Kornea

Reflek Maseter

+
Tidak dilakukan

N.VII (Fasialis)
Sikap wajah (saat istirahat): Simetris

Mimik

: Biasa

Angkat Alis

: sulit dinilai

Kerut Dahi

: sulit dinilai

Lagoftalmus

: Tidak ada

Kembung Pipi

: sulit dinilai

Menyeringai

: SNL tidak mendatar

Fenomena Chvostek

:-

N.VIII (Vestibulokokhlearis)
Vestibularis
-

Nistagmus

Vertigo: -

:-

Kokhlearis
-

Suara bisik

: sulit dinilai

Gesekan jari

: sulit dinilai

Tes Rinne

: Tidak dilakukan

Tes Weber

: Tidak dilakukan

Tes Schwabach

: Tidak dilakukan

N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)


Arkus Faring

: simetris

Palatum Mole

: intak

Disfoni

: sulit dinilai

Rinolali

: sulit dinilai

Disfagi

: sulit dinilai

Batuk

: Tidak ada

Menelan

: sulit dinilai

Mengejan

: sulit dinilai

Refleks Faring

:+

Refleks Okulokardiak

:+

Refleks Sinus Karotikus : +

N.XI (Asesorius)
Menoleh (kanan,kiri,bawah)

: sulit dinilai

Angkat Bahu

: sulit dinilai

N.XII (Hipoglosus)
Sikap lidah dalam mulut : ditengah
Julur lidah

: sulit dinilai

Gerakan lidah

: sulit dinilai

Tremor

: sulit dinilai

Fasikulasi

: sulit dinilai

Tenaga otot lidah

: sulit dinilai

3. Motorik
Derajat kekuatan otot (0-5)
Lateralisasi ke kiri

Tidak dilakukan

Berdiri
Jongkok berdiri
Jalan

Langkah

: tidak dilakukan

Lenggang lengan

: tidak dilakukan

Di atas tumit

: tidak dilakukan

Jinjit

: tidak dilakukan

Tonus otot (hiper,normo,hipo,atoni)


Lengan

kanan

kiri

Fleksor

: spastik

spastik

Ekstensor

: spastik

spastik

Fleksor

: spastik

spastik

Ekstensor

: spastik

spastik

Lengan

Eutrofi

Eutrofi

Tungkai

Eutrofi

Eutrofi

Tungkai

Trofi Otot

Gerakan Spontan Abnormal


Kejang

: tidak ada

Tetani

: tidak ada

Tremor

: tidak ada

Khorea

: tidak ada

Atetosis

: tidak ada

Balismus : tidak ada

Diskinesia : tidak ada


Mioklonik : tidak ada

4. Koordinasi Tidak dapat dinilai

Statis
-

Duduk

: tidak dilakukan

Berdiri

: tidak dilakukan

Tes Romberg : tidak dilakukan

Dinamis
-

Telunjuk Hidung

: tidak dilakukan

Jari-jari

: tidak dilakukan

Tremor Intensi

: tidak dilakukan

Disdiadokokinesis

: tidak dilakukan

Dismetri

: tidak dilakukan

Bicara (disartri)

: tidak dilakukan

Menulis

: tidak dilakukan

5. Refleks

Refleks Tendo
-

Biseps

: ++ / ++

Triseps

: ++ / ++

Knee Pes Reflex

: ++ / ++

Achilles Pes Reflex : ++ / ++

Refleks Patologis
-

Babinski

: -/-

Chaddock

: -/-

Oppenheim

: -/-

Gordon

: -/-

Schaeffer

: -/-

Hoffman Trommer

: -/-

Klonus lutut

: -/-

Klonus Kaki

: -/-

6. Sensibilitas

Eksteroseptif
- Rasa raba

: sulit dinilai

- Rasa nyeri

: sulit dinilai

- Rasa suhu

: sulit dinilai

Propioseptif
- Rasa sikap

: sulit dinilai

- Rasa getar

: sulit dinilai

7. Vegetatif

Miksi

: kateter

Defekasi

: sulit dinilai

Salivasi

: normal

Sekresi keringat

: tidak dilakukan

Fungsi Seks

:-

8. Fungsi Luhur

Memori

: tidak dilakukan

Bahasa

: tidak dilakukan

Afek dan emosi

: tidak dilakukan

Visuospatial

: tidak dilakukan

Kognitif

: tidak dilakukan

9. Tanda Regresi

Refleks menghisap

:-

Refleks menggigit

:-

Refleks memegang

:-

Snout Reflex

:-

10.Palpasi Saraf Tepi

N. Ulnaris

N.Aurikularis Magnus

: teraba
: teraba

11. Pemeriksaan Penunjang :


Laboratorium
Hb

: 12,5

mmHg

Leukosit

: 8,800

/L

Trombosit

: 161.000

/uL

Ht

: 38,9%

LED

: 15

mm/jam

Ureum

: 66

mg/dl

Kreatinin

: 1,03

mg/dl

Na

: 144

mmol/L

: 3,9

mmol/L

Cl

: 104

mmol/L

GDS

: 189

mg/dl

CT-SCAN NON KONTRAS

CT SCAN POST KONTRAS

Foto Thorax

12.Resume
Pasien seorang wanita berusia 57 tahun datang dengan keluhan utama nyeri kepala
sejak 2 minggu yang lalu. Sakit kepala (+), hilang timbul. Riwayat hipertensi
disangkal. 2 hari yang lalu nyeri kepala disertai demam dan tidak dapat
berkomunikasi dengan baik.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Kesadaran

: somnolen

Tekanan darah : Lengan kanan


Lengan kiri
Nadi

: 82 x/menit

: 120/70 mmHg
: 130/80 mmHg

Suhu

: 38 C

Frekuensi Napas : 24 x/mnt


Status Neurologis :
Rangsang meningen: kaku kuduk +
Motorik: Lateralisasi kiri
Refleks fisiologis
o Bceps : ++ / ++
o Triceps: ++ / ++
o KPR

: ++ / ++

o APR

: ++ / ++

Refleks patologis
-

Babinski

:-/-

Chaddocs

:-/-

Oppenheim

:-/-

Gordon

:-/-

Schaeffer

:-/-

Hoffman Tromner: -/-

Klonus lutut

:-/-

Klonus kaki

:-/-

DIAGNOSA

- Klinis

: penurunan kesadaran,hemiparese sinistra

- Etiologis

: suspect meningitis TB

- Topis

: Korteks serebri

Diagnosis Banding
o

Meningitis Viral

Meningitis Bakterial

Terapi
IVFD : I RL+ neurobion I amp / 12 jam

Diet : SV 5x150 cc
MM/ :

- Dexamethason

4x1 amp (IV)

- Ceftriaxone

1x2 gr (IV) Skin Test

- Kemicetine

4x1 gr (IV) Skin Test

- sucralfat syrup

3x IC

- Omeprazole

2x1 capsul

Pemeriksaan Anjuran
Lumbal Pungsi
EKG

Prognosis
- Ad vitam

:Dubia at malam

- Ad sanasionum

:Dubia at malam

- Ad fungsionum

:Dubia at malam

FOLLOW UP
07 Maret 2016
S : Sakit kepala
O:

KU

: Tampak sakit sedang

KES

: E3V2M5 (somnolen)

TD

: Lengan kanan

: 120/70 mmHg

Lengan kiri

: 130/80 mmHg

Tungkai kanan

: 120/60 mmHg

Tungkai kiri

: 130/70 mmHg

Suhu : 36, 5 oC
Nadi

: 70 x /mnt

RR

: 24 x/mnt

RANGSANG MENINGEAL :

Kaku Kuduk : +

Brudzinski I

Brudzinski II : -

Laseque

: > 70 / > 70

Kernniq

:-/-

:-

NERVUS KRANIALIS

N. I

: sulit dinilai

N. III, IV, VI

N. II : sulit dinilai
: sikap bola mata saat istirahat simetris, ptosis -, strabismus -,

exopthalmus -, enopthalmus -, pergerakan bola mata simetris kiri = kanan, pupil


bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+, R. Akomodasi sulit dinilai.

N. V

N VII

: buka tutup mulut sulit dinilai, refleks maseter +, refleks kornea +


: sikap wajah saat istirahat simetris, memik biasa, kerut dahi sulit

dinilai, kembung pipi sulit dinilai, angkat alis dinilai, menyeringai sulit dinilai

N VIII

: tes gesek jari sulit dinilai, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak

dilakukan.

N IX, X

: arcus faring sulit dinilai, uvula sulit dinilai, palatum molle sulit

dinilai, refleks oculocardiac +, refleks sinus carotikus +

N XI

N XII

: menoleh kanan kiri, sulit dinilai angkat bahu kanan sulit dinilai
: sikap lidah dalam mulut sulit dinilai, julur lidah sulit dinilai,

tremor sulit dinilai, fasikulasi sulit dinilai, tenaga otot lidah sulit dinilai
MOTORIK

Kekuatan motorik lateralisasi kiri


spastik
Eutrofi
SENSIBILITAS
REFLEKS TENDON

: Eksteroseptif dan proprioseptif sulit dinilai


:

Bceps

: ++ / ++

Triseps

: ++ / ++

KPR

: ++ / ++

APR

: ++ / ++

REFLEKS PATOLOGIS

Babinski

: - /-

Chaddock

:-/-

Oppenheim

:-/-

Gordon

:-/-

Schaeffer

: - /-

Rossolimo

:-/-

Mendel Bechtrew

:-/-

Hoffman

:-/-

Tromner

:-/-

SISTEM OTONOM

Miksi

: kateter

Defekasi

: Baik

FUNGSI LUHUR

: sulit di nilai, pasien tidak kooperatif

A :
- Klinis

: cephalgia, afasia motorik

- Etiologis

: Encephalitis

- Topis

: korteks serebri

P : - IVFD : RL+ neurobion amp / 12 jam

MM/ :

- Dexamethason

4x1 amp

- Ceftriaxone

1x2 gr

- Kemicetine

4x1 gr

- sucralfat syrup

3x IC

- Omeprazole

2x1 caps

08 Maret 2016
S : sakit kepala
O:

KU

: Tampak sakit berat

KES

: E3V3M5 (Delirium)

TD

: Lengan kanan

: 120/80 mmHg

Lengan kiri

: 120/70 mmHg

Suhu : 36oC

Nadi

: 100 x /mnt

RR

: 33 x/mnt

RANGSANG MENINGEAL :

Kaku Kuduk : +

Brudzinski I

Brudzinski II : -

Laseque

: > 70 / > 70

Kernniq

:-/-

:-

NERVUS KRANIALIS

N. I

: sulit dinilai

N. III, IV, VI

N. II : sulit dinilai
: sikap bola mata saat istirahat simetris, ptosis -, strabismus -,

exopthalmus -, enopthalmus -, pergerakan bola mata simetris kiri = kanan, pupil


bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+, R. Akomodasi sulit dinilai.

N. V

N VII

: buka tutup mulut sulit dinilai, refleks maseter +, refleks kornea +


: sikap wajah saat istirahat simetris, mimik biasa, kerut dahi sulit

dinilai, kembung pipi sulit dinilai, angkat alis dinilai, menyeringai sulit dinilai

N VIII

: tes gesek jari sulit dinilai, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak

dilakukan.

N IX, X

: arcus faring sulit dinilai, uvula sulit dinilai, palatum molle sulit

dinilai, refleks oclocardiac +, refleks sinus carotikus +

N XI

N XII

: menoleh kanan kiri, sulit dinilai angkat bahu kanan sulit dinilai
: sikap lidah dalam mulut sulit dinilai, julur lidah sulit dinilai,

tremor sulit dinilai, fasikulasi sulit dinilai, tenaga otot lidah sulit dinilai
MOTORIK

Kekuatan motorik lateralisasi kiri


spastik
Eutrofi
SENSIBILITAS

: Eksteroseptif dan proprioseptif sulit dinilai

REFLEKS TENDON

Bceps

: ++ / ++

Triseps

: ++ / ++

KPR

: ++ / ++

APR

: ++ / ++

REFLEKS PATOLOGIS

Babinski

: - /-

Chaddock

:-/-

Oppenheim

:-/-

Gordon

:-/-

Schaeffer

: - /-

Rossolimo

:-/-

Mendel Bechtrew

:-/-

Hoffman

:-/-

Tromner

:-/-

SISTEM OTONOM

Miksi

: kateter

Defekasi

: Baik

FUNGSI LUHUR

: sulit di nilai, pasien tidak kooperatif

A :
- Klinis

: cephalgia, afasia motorik

- Etiologis

: Encephalitis

- Topis

: korteks serebri

P : - IVFD : RL+ neurobion amp / 24 jam


MM/ :

- Dexamethason

4x1 amp

- Ceftriaxone

1x2 gr

- Kemicetine

4x1 gr

- sucralfat syrup

3x IC

- Omeprazole

2x1 caps

10 Maret 2016
S : sakit kepala ditusuk-tusuk
O:

KU

: Tampak sakit sedang

KES

: E4V5M6 (compos mentis)

TD

: Lengan kanan

: 120/70 mmHg

Lengan kiri

: 120/80 mmHg

Suhu : 36,2oC
Nadi

: 80 x /mnt

RR

: 24 x/mnt

RANGSANG MENINGEAL :

Kaku Kuduk : +

Brudzinski I

Brudzinski II : -

Laseque

: > 70 / > 70

Kernniq

:-/-

:-

NERVUS KRANIALIS

N. I

: cavum nasi lapang/lapang, tes penghidu : sulit dinilai

N. III, IV, VI

N. II : sulit dinilai
: sikap bola mata saat istirahat simetris, ptosis -, strabismus -,

exopthalmus -, enopthalmus -, pergerakan bola mata simetris kiri = kanan, pupil


bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+, R. Akomodasi +/+

N. V

N VII

: buka tutup mulut baik, refleks maseter +, refleks kornea +


: sikap wajah saat istirahat simetris, mimik biasa, kerut dahi sulit

baik, kembung pipi baik, angkat alis baik, menyeringai sulcus nasolabialis simetris
kiri kanan

N VIII

: tes gesek jari sulit dinilai, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak

dilakukan.

N IX, X

: arcus faring simetris, uvula ditengah, palatum molle intak, refleks

oclocardiac tidak dilakukan, refleks sinus carotikus tidak dilakukan

N XI

: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu baik.

N XII

: sikap lidah dalam mulut baik, julur lidah baik, tremor - , fasikulasi

-, tenaga otot lidah baik


MOTORIK

Kekuatan motorik

4444

3333

3333

2222

Tonus spastik
Trofi :Eutrofi
Koordinasi : statis : duduk : tidak dilakukan
Berdiri : tidak dilakukan
Jalan : tidak dilakukan
Dinamis : telunjuk hidung : tremor intensi
Telunjuk telunjuk : tremor intensi
SENSIBILITAS

: raba : +/+
Suhu : +/+
Nyeri : +/+
Getar : tidak dilakukan
Gerak : tidak dilakukan
Sikap : tidak dilakukan

REFLEKS TENDON

Bceps

: ++ / ++

Triseps

: ++ / ++

KPR

: ++ / ++

APR

: ++ / ++

REFLEKS PATOLOGIS

Babinski

: - /-

Chaddock

:-/-

Oppenheim

:-/-

Gordon

:-/-

Schaeffer

: - /-

Rossolimo

:-/-

Mendel Bechtrew

:-/-

Hoffman

:-/-

Tromner

:-/-

SISTEM OTONOM

Miksi

: kateter

Defekasi

: Baik

FUNGSI LUHUR

: sulit di nilai,

A :
- Klinis

: cephalgia, afasia motorik

- Etiologis

: Encephalitis

- Topis

: korteks serebri

P : - IVFD : RL+ neurobion amp / 24 jam


MM/ :

- Dexamethason

4x1 amp

- Ceftriaxone

1x2 gr

- Kemicetine

4x1 gr

- sucralfat syrup

3x IC

- Omeprazole

2x1 caps

- asam mefenamat

3x1 tab

11 Maret 2016
S : sakit kepala
O:

KU

: Tampak sakit sedang

KES

: E4V M6 (Afasia)

TD

: Lengan kanan

: 130/80 mmHg

Lengan kiri

: 120/80 mmHg

Suhu : 36,2oC

Nadi

: 88 x /mnt

RR

: 19 x/mnt

RANGSANG MENINGEAL :

Kaku Kuduk : +

Brudzinski I

Brudzinski II : -

Laseque

: > 70 / > 70

Kernniq

:-/-

:-

NERVUS KRANIALIS

N. I

: cavum nasi lapang/lapang, tes penghidu : sulit dinilai

N. III, IV, VI

N. II : sulit dinilai
: sikap bola mata saat istirahat simetris, ptosis -, strabismus -,

exopthalmus -, enopthalmus -, pergerakan bola mata simetris kiri = kanan, pupil


bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+, R. Akomodasi +/+

N. V

N VII

: buka tutup mulut baik, refleks maseter +, refleks kornea +


: sikap wajah saat istirahat simetris, mimik biasa, kerut dahi sulit

baik, kembung pipi baik, angkat alis baik, menyeringai sulcus nasolabialis simetris
kiri kanan

N VIII

: tes gesek jari sulit dinilai, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak

dilakukan.

N IX, X

: arcus faring simetris, uvula ditengah, palatum molle intak, refleks

oclocardiac tidak dilakukan, refleks sinus carotikus tidak dilakukan

N XI

: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu baik.

N XII

: sikap lidah dalam mulut baik, julur lidah baik, tremor - , fasikulasi

-, tenaga otot lidah baik


MOTORIK

Kekuatan motorik
Tonus spastik
Trofi :Eutrofi

4444

3333

3333

2222

Koordinasi : statis : duduk : tidak dilakukan


Berdiri : tidak dilakukan
Jalan : tidak dilakukan
Dinamis : telunjuk hidung : tremor intensi
Telunjuk telunjuk : tremor intensi
SENSIBILITAS

: raba : sulit dinilai


Suhu : sulit dinilai
Nyeri : sulit dinilai
Getar : tidak dilakukan
Gerak : tidak dilakukan
Sikap : tidak dilakukan

REFLEKS TENDON

Bceps

: ++ / ++

Triseps

: ++ / ++

KPR

: ++ / ++

APR

: ++ / ++

REFLEKS PATOLOGIS

Babinski

: - /-

Chaddock

:-/-

Oppenheim

:-/-

Gordon

:-/-

Schaeffer

: - /-

Rossolimo

:-/-

Mendel Bechtrew

:-/-

Hoffman

:-/-

Tromner

:-/-

SISTEM OTONOM

Miksi

: kateter

Defekasi

: Baik

FUNGSI LUHUR

: sulit di nilai,

A :
- Klinis

: cephalgia, afasia motorik

- Etiologis

: Encephalitis

- Topis

: korteks serebri

P : - IVFD : RL+ neurobion amp / 24 jam


MM/ :

- Dexamethason

4x1 amp

- Ceftriaxone

1x2 gr

- Kemicetine

4x1 gr

- sucralfat syrup

3x IC

- Omeprazole

2x1 caps

- asam mefenamat

3x1 tab

12 Maret 2016
S : sakit kepala ditusuk-tusuk
O:

KU

: Tampak sakit sedang

KES

: E4V5M6 (compos mentis)

TD

: Lengan kanan

: 130/80 mmHg

Lengan kiri

: 120/70 mmHg

Suhu : 36,2oC
Nadi

: 86 x /mnt

RR

: 17 x/mnt

RANGSANG MENINGEAL :

Kaku Kuduk : +

Brudzinski I

Brudzinski II : -

Laseque

: > 70 / > 70

Kernniq

:-/-

:-

NERVUS KRANIALIS

N. I

: cavum nasi lapang/lapang, tes penghidu : sulit dinilai

N. II : sulit dinilai

N. III, IV, VI

: sikap bola mata saat istirahat simetris, ptosis -, strabismus -,

exopthalmus -, enopthalmus -, pergerakan bola mata simetris kiri = kanan, pupil


bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+, R. Akomodasi +/+

N. V

N VII

: buka tutup mulut baik, refleks maseter +, refleks kornea +


: sikap wajah saat istirahat simetris, mimik biasa, kerut dahi sulit

baik, kembung pipi baik, angkat alis baik, menyeringai sulcus nasolabialis simetris
kiri kanan

N VIII

: tes gesek jari sulit dinilai, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak

dilakukan.

N IX, X

: arcus faring simetris, uvula ditengah, palatum molle intak, refleks

oclocardiac tidak dilakukan, refleks sinus carotikus tidak dilakukan

N XI

: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu baik.

N XII

: sikap lidah dalam mulut baik, julur lidah baik, tremor - , fasikulasi

-, tenaga otot lidah baik


MOTORIK

Kekuatan motorik

4444

3333

3333

2222

Tonus spastik
Trofi :Eutrofi
Koordinasi : statis : duduk : tidak dilakukan
Berdiri : tidak dilakukan
Jalan : tidak dilakukan
Dinamis : telunjuk hidung : tremor intensi
Telunjuk telunjuk : tremor intensi
SENSIBILITAS

: raba : +/+
Suhu : +/+
Nyeri : +/+
Getar : tidak dilakukan
Gerak : tidak dilakukan
Sikap : tidak dilakukan

REFLEKS TENDON

Bceps

: ++ / ++

Triseps

: ++ / ++

KPR

: ++ / ++

APR

: ++ / ++

REFLEKS PATOLOGIS

Babinski

: - /-

Chaddock

:-/-

Oppenheim

:-/-

Gordon

:-/-

Schaeffer

: - /-

Rossolimo

:-/-

Mendel Bechtrew

:-/-

Hoffman

:-/-

Tromner

:-/-

SISTEM OTONOM

Miksi

: kateter

Defekasi

: Baik

FUNGSI LUHUR

: sulit di nilai,

A :
- Klinis

: cephalgia, afasia motorik

- Etiologis

: Encephalitis

- Topis

: korteks serebri

P : - IVFD : RL+ neurobion amp / 24 jam


MM/ :

- Dexamethason

4x1 amp

- Ceftriaxone

1x2 gr

- Kemicetine

4x1 gr

- sucralfat syrup

3x IC

- Omeprazole

2x1 caps

- asam mefenamat

3x1 tab

14 Maret 2016 (ICU)


S : penurunan kesadaran
O:

KU

: Tampak sakit berat

KES

: E2V2M3 (sopor)

TD

: Lengan kanan

: 100/70 mmHg

Lengan kiri

: 90/80 mmHg

Suhu : 37oC
Nadi

: 140 x /mnt

RR

: 50x/mnt

RANGSANG MENINGEAL :

Kaku Kuduk : tidak dilakukan

Brudzinski I

Brudzinski II : tidak dilakukan

Laseque

: tidak dilakukan

Kernniq

: tidak dilakukan

: tidak dilakukan

NERVUS KRANIALIS

N. I

: cavum nasi lapang/lapang, tes penghidu : sulit dinilai

N. III, IV, VI

N. II : sulit dinilai
: sikap bola mata saat istirahat simetris, ptosis -, strabismus -,

exopthalmus -, enopthalmus -, pergerakan bola mata simetris kiri = kanan, pupil


bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+, R. Akomodasi sulit dinilai

N. V

N VII

: buka tutup mulut sulit dinilai ,refleks maseter +, refleks kornea +


: sikap wajah saat istirahat simetris, mimik biasa, kerut dahi sulit

dinilai, kembung pipi sulit dinilai, angkat alis sulit dinilai, menyeringai sulit dinilai

N VIII

: tes gesek jari sulit dinilai, nistagmus sulit dinilai, vertigo sulit

dinilai, tes kalori tidak dilakukan.

N IX, X

: arcus faring sulit dinilai, uvula sulit dinilai, palatum molle sulit

dinilai, refleks oclocardiac tidak dilakukan, refleks sinus carotikus tidak dilakukan

N XI

: menoleh kanan kiri sulit dinilai, angkat bahu sulit dinilai

N XII

: sikap lidah dalam mulut sulit dinilai , julur lidah sulit dinilai,

tremor sulit dinilai , fasikulasi sulit dinilai, tenaga otot lidah sulit dinilai
MOTORIK

Kekuatan motorik : lateralisasi kiri


Tonus spastik
Trofi :Eutrofi
Koordinasi : statis : duduk : tidak dilakukan
Berdiri : tidak dilakukan
Jalan : tidak dilakukan
Dinamis : telunjuk hidung : sulit dinilai
Telunjuk telunjuk : sulit dinilai
SENSIBILITAS

: raba : sulit dinilai


Suhu : sulit dinilai
Nyeri : sulit dinilai
Getar : sulit dinilai
Gerak : sulit dinilai
Sikap : sulit dinilai

REFLEKS TENDON

Bceps

: ++ / ++

Triseps

: ++ / ++

KPR

: ++ / ++

APR

: ++ / ++

REFLEKS PATOLOGIS

Babinski

: - /-

Chaddock

:-/-

Oppenheim

:-/-

Gordon

:-/-

Schaeffer

: - /-

Rossolimo

:-/-

Mendel Bechtrew

:-/-

Hoffman

:-/-

Tromner

:-/-

SISTEM OTONOM

Miksi

: kateter

Defekasi

: Baik

FUNGSI LUHUR

: sulit di nilai,

A :
- Klinis

: penurunan kesadaran

- Etiologis

: Encephalitis

- Topis

: korteks serebri

P : - IVFD : RL+ neurobion amp / 24 jam


MM/ :

- Dexamethason

4x1 amp

- Ceftriaxone

1x2 gr

- Kemicetine

4x1 gr

- sucralfat syrup

3x IC

- Omeprazole

2x1 caps

- asam mefenamat

3x1 tab

15 Maret 2016 (ICU)


S : penurunan kesadaran
O:

KU

: Tampak sakit berat

GCS

: E3VxM4

KES

: Somnolen

TD

: Lengan kanan

: 100/70 mmHg

Lengan kiri

: 90/80 mmHg

Suhu : 37oC
Nadi

: 100 x /mnt

RR

: 20x/mnt

RANGSANG MENINGEAL :

Kaku Kuduk : tidak dilakukan

Brudzinski I

Brudzinski II : tidak dilakukan

Laseque

: tidak dilakukan

Kernniq

: tidak dilakukan

: tidak dilakukan

NERVUS KRANIALIS

N. I

: cavum nasi lapang/lapang, tes penghidu : sulit dinilai

N. III, IV, VI

N. II : sulit dinilai
: sikap bola mata saat istirahat simetris, ptosis -, strabismus -,

exopthalmus -, enopthalmus -, pergerakan bola mata sulit dinilai, pupil bulat isokor,
RCL +/+, RCTL +/+, R. Akomodasi sulit dinilai

N. V

N VII

: buka tutup mulut sulit dinilai ,refleks maseter +, refleks kornea +


: sikap wajah saat istirahat simetris, mimik biasa, kerut dahi sulit

dinilai, kembung pipi sulit dinilai, angkat alis sulit dinilai, menyeringai sulit dinilai

N VIII

: tes gesek jari sulit dinilai, nistagmus sulit dinilai, vertigo sulit

dinilai, tes kalori tidak dilakukan.

N IX, X

: arcus faring sulit dinilai, uvula sulit dinilai, palatum molle sulit

dinilai, refleks oclocardiac tidak dilakukan, refleks sinus carotikus tidak dilakukan

N XI

N XII

: menoleh kanan kiri sulit dinilai, angkat bahu sulit dinilai


: sikap lidah dalam mulut sulit dinilai , julur lidah sulit dinilai,

tremor sulit dinilai , fasikulasi sulit dinilai, tenaga otot lidah sulit dinilai
MOTORIK

Kekuatan motorik : lateralisasi kiri


Tonus spastik
Trofi :Eutrofi
Koordinasi : statis : duduk : tidak dilakukan
Berdiri : tidak dilakukan
Jalan : tidak dilakukan
Dinamis : telunjuk hidung : sulit dinilai
Telunjuk telunjuk : sulit dinilai
SENSIBILITAS

: raba : sulit dinilai


Suhu : sulit dinilai
Nyeri : sulit dinilai
Getar : sulit dinilai
Gerak : sulit dinilai
Sikap : sulit dinilai

REFLEKS TENDON

Bceps

: ++ / ++

Triseps

: ++ / ++

KPR

: ++ / ++

APR

: ++ / ++

REFLEKS PATOLOGIS

Babinski

: - /-

Chaddock

:-/-

Oppenheim

:-/-

Gordon

:-/-

Schaeffer

: - /-

Rossolimo

:-/-

Mendel Bechtrew

:-/-

Hoffman

:-/-

Tromner

:-/-

SISTEM OTONOM

Miksi

: kateter

Defekasi

: Baik

FUNGSI LUHUR

: sulit di nilai,

A :
- Klinis

: penurunan kesadaran

- Etiologis

: Encephalitis

- Topis

: korteks serebri

P : - IVFD : RL+ neurobion amp / 24 jam


MM/ :

- Dexamethason

4x1 amp

- Ceftriaxone

1x2 gr

- Kemicetine

4x1 gr

- sucralfat syrup

3x IC

- Omeprazole

2x1 caps

16 Maret 2016 (ICU)


S : penurunan kesadaran
O:

KU

: Tampak sakit sedang

GCS

: E4VM4 (Afasia)

TD

: Lengan kanan

: 120/80mmHg

Lengan kiri

: 100/80 mmHg

Suhu : 36,2oC
Nadi

: 90 x /mnt

RR

: 20x/ventilator

RANGSANG MENINGEAL :

Kaku Kuduk : tidak dilakukan

Brudzinski I

Brudzinski II : tidak dilakukan

Laseque

: tidak dilakukan

Kernniq

: tidak dilakukan

: tidak dilakukan

NERVUS KRANIALIS

N. I

: cavum nasi lapang/lapang, tes penghidu : sulit dinilai

N. III, IV, VI

N. II : sulit dinilai
: sikap bola mata saat istirahat simetris, ptosis -, strabismus -,

exopthalmus -, enopthalmus -, pergerakan bola mata sulit dinilai, pupil bulat isokor,
RCL +/+, RCTL +/+, R. Akomodasi sulit dinilai

N. V

: buka tutup mulut sulit dinilai ,refleks maseter +, refleks kornea +

N VII

: sikap wajah saat istirahat simetris, mimik biasa, kerut dahi sulit

dinilai, kembung pipi sulit dinilai, angkat alis sulit dinilai, menyeringai sulit dinilai

N VIII

: tes gesek jari sulit dinilai, nistagmus sulit dinilai, vertigo sulit

dinilai, tes kalori tidak dilakukan.

N IX, X

: arcus faring sulit dinilai, uvula sulit dinilai, palatum molle sulit

dinilai, refleks oclocardiac tidak dilakukan, refleks sinus carotikus tidak dilakukan

N XI

N XII

: menoleh kanan kiri sulit dinilai, angkat bahu sulit dinilai


: sikap lidah dalam mulut sulit dinilai , julur lidah sulit dinilai,

tremor sulit dinilai , fasikulasi sulit dinilai, tenaga otot lidah sulit dinilai
MOTORIK

Kekuatan motorik : lateralisasi kiri


Tonus spastik
Trofi :Eutrofi
Koordinasi : statis : duduk : tidak dilakukan
Berdiri : tidak dilakukan
Jalan : tidak dilakukan
Dinamis : telunjuk hidung : sulit dinilai
Telunjuk telunjuk : sulit dinilai
Disdiadokinesis : sulit dinilai
SENSIBILITAS

: raba : sulit dinilai


Suhu : sulit dinilai
Nyeri : sulit dinilai
Getar : sulit dinilai
Gerak : sulit dinilai
Sikap : sulit dinilai

REFLEKS TENDON

Bceps

: ++ / ++

Triseps

: ++ / ++

KPR

: ++ / ++

APR

: ++ / ++

REFLEKS PATOLOGIS

Babinski

: - /-

Chaddock

:-/-

Oppenheim

:-/-

Gordon

:-/-

Schaeffer

: - /-

Rossolimo

:-/-

Mendel Bechtrew

:-/-

Hoffman

:-/-

Tromner

:-/-

SISTEM OTONOM

Miksi

: kateter

Defekasi

: Baik

FUNGSI LUHUR

: sulit di nilai,

A :
- Klinis

: penurunan kesadaran

- Etiologis

: Encephalitis

- Topis

: korteks serebri

P : - IVFD : I RL+ neurobion amp / 24 jam


MM/ :

- Dexamethason

4x1 amp

- Ceftriaxone

2x2 gr

- Kemicetine

4x1 gr

- Paracetamol

3x1 gr

- Lovenox

2x0,4 iu

- sucralfat syrup

3x IC

- laxadin

1xIIC

- Omeprazole

2x1 caps

- Rifampisin

1x450

- etambutol

1x1000

- atorvastatin

1x20 mg

- bisoprolol

1x2,5 mg

- ISDN

tab (k/p nyeri)

- fluconazole

1x200 mg

Hasil Laboratorium (13/03/16)


Analisa gas darah
PH darah
PCO2
PO2
Saturasi O2
Base excess
HCO3
TCO2
Konsentrasi O2

7,486
17,3 mmHg
66,3 mmHg
94,6%
-7,6 mmol/L
13,2 mmol/L
13,7 mmol/L
13,6 vol %

7,35-7,45
36-45
70-99

SGOT/AST
SGPT/ALT

20 U/L
26 U/L

10-34 U/L
9-36 U/L

-2,5-2,5
21-25
21-27

Hasil Laboratorium (14/03/16)


Hematologi
Jenis pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit

Hasil
12,9 g/dL
14,9 ribu/ uL
36,7 %
43 ribu/ uL

Nilai rujukan
12-14 g/dL
5-10 ribu/uL
37-43 %
150-400 ribu/uL

GDS

170 mg/dL

<200 mg/dL

138 mmol/L

136-145 mmol/L

Elektrolit
Na

K
Cl

3,5 mmol/L
95 mmol/L

3,5-5,1 mmol/L
99-111 mmol/L

7,616
18,3 mmHg
68,3 mmHg
96,6%
-0,1 mmol/L
18,8 mmol/L
19,4 mmol/L
14,8 vol %

7,35-7,45
36-45
70-99

Analisa gas darah


PH darah
PCO2
PO2
Saturasi O2
Base excess
HCO3
TCO2
Konsentrasi O2

-2,5-2,5
21-25
21-27

LCS (Cairan otak)


Warna cairan otak
Kejernihan cairan otak
Bekuan cairan otak
Hitung jenis :

Kuning muda
jernih
keruh
negatif
Negative
PMN : Tidak dapat dihitung
karena sel kurang dari 100
MN : Tidak dapat dihitung

Nonne cairan otak


Pandy cairan otak
Protein cairan otak
Glukosa cairan otak
Clorida cairan otak

karena sel kurang dari 100


Negative
+2
22 mg/dl
36 mg/dl
110 mmol/L

15-40
50-80
118-132

Protein Total
Albumin
SGOT/AST
SGPT/ALT

5,7 g/dL
3,3 g/dL
34 U/L
35 U/L

6-8 g/Dl
3,7-5,2 g/dL
10-34 U/L
9-36 U/L

Hasil Laboratorium (15 Maret 2016)


AGD
PH Darah
PCO-2
PO2
Saturasi O2
Base Excess
HCO3
TCO2
Konsentrasi 02

7,597
24,5 mmHg
196,8 mmHg
99,7%
3,9 mmol/L
24,1 mmol/L
24,9 mmol/L
14,9 Vol %

7,350-7,450
36-45 mmHg
70-99 mmHg

10,6 g/dL
15 ribu/uL
30,4 %
52 ribu/uL

12-14 g/dL
5-10 ribu/uL
37-43 %
150-400 ribu/uL

-2,5-2,5 mmol/L
21-25 mmol/L
21-27 mmol/L

Hematologi
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit

Hasil Laboratorium (16 Maret 2016)


AGD
PH Darah
PCO-2
PO2
Saturasi 02
Base Excess
HCO3
TCO2
Konsentrasi O2

Hasil EKG tgl (16/03/2016)

7,540
23,4 mmHg
202,3 mmHg
99,6%
-0,7 mmol/L
20,2 mmo/L
20,9 mmol/L
13,7 vol%

7,350-7,450
36-45 mmHg
70-99 mmHg
-2,5-2,5
21-25 mmol/L
21-27 mmol/L

Anda mungkin juga menyukai