Agamaa
Agamaa
BAB XVI
AG AM A
A. PENDAHULUAN
Agama mempunyai peranan penting dalam mewujudkan bangsa
Indonesia yang berakhlak, maju, mandiri dan sejahtera lahir batin
dalam suasana kehidupan yang serba selaras dan berkeseimbangan.
Sejalan dengan itu, pembangunan agama sebagai bagian tak
terpisahkan dari pembangunan nasional, dalam Repelita VI diarahkan
untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, meningkatkan kerukunan kehidupan umat beragama,
meningkatkan peran serta umat dalam pembangunan, serta
meningkatkan pendidikan agama dan keagamaan pada semua jalur,
jenis, dan jenjang pendidikan.
Dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, sarana dan prasarana ibadat berbagai agama
terus ditingkatkan baik jumlah maupun kualitasnya. Pembangunan
sarana dan prasarana ibadat tersebut terutama dilakukan atas peran
serta masyarakat yang mencerminkan besarnya kesadaran beragama
XVI/3
masyarakat. Atas prakarsa dan swadaya masyarakat yang makin meningkat, jumlah tempat peribadatan terus bertambah sehingga diharapkan akan semakin memudahkan dan memberikan perasaan nyaman
dan khusu' bagi setiap umat dalam menunaikan ibadahnya. Dengan
meningkatnya jumlah sarana dan prasarana ibadat tersebut, maka
kesempatan umat beragama untuk menunaikan ibadah sesuai dengan
ajaran agama masing-masing makin luas. Selain itu, dilakukan pula
kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama terhadap pemeluk setiap
masing-masing agama terutama di daerah terpencil dan transmigrasi.
Dalam rangka membina kerukunan hidup antarumat beragama
sehingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa yang harmonis,
kegiatan musyawarah antarumat beragama dalam Repelita VI terus
ditingkatkan. Kegiatan yang dilakukan meliputi antara lain musyawarah antarumat beragama, musyawarah antara umat berbagai agama,
dan musyawarah cendekiawan berbagai agama.
Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan kesadaran
beragama khususnya di kalangan umat Islam, jumlah jemaah haji terus
meningkat dari tahun ke tahun, sehingga dalam tiga tahun pertama
Repelita VI tercatat mencapai 560,8 ribu jemaah. Secara lebih rinci,
pada tahun 1996/97 jumlah jemaah mencapai sekitar 199,1 ribu orang,
agak menurun sedikit dari tahun 1995/96 yang mencapai 200,7 ribu
jamaah. Jumlah tersebut juga sedikit di bawah kuota haji yang
ditetapkan oleh Pemerintah Saudi Arabia yakni 200 ribu orang. Guna
mendukung kelancaran pelaksanaannya agar lebih tertib, aman, dan
memenuhi syariat agama, telah dilakukan antara lain perbaikan
prosedur pemberangkatan dan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.
Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dilakukan pendidikan agama dan
keagamaan sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan
XVI/4
dan kelancaran penunaian ibadah haji bagi umat Islam sesuai dengan
kemampuan masyarakat; dan meningkatkan pendidikan agama dan
keagamaan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, termasuk
prasekolah.
Berdasarkan sasaran dan kebijaksanaan tersebut di atas digariskan
tujuh program pokok yaitu (a) program penerangan, bimbingan dan
kerukunan hidup umat beragama, (b) program peningkatan sarana
kehidupan beragama, (c) program peningkatan pelayanan ibadah haji,
(d) program pembinaan pendidikan agama tingkat dasar, (e) program
pembinaan pendidikan agama tingkat menengah, (f) program pembinaan pendidikan agama tingkat tinggi, dan (g) program pembinaan
kelembagaan dan tenaga keagamaan. Program-program tersebut
didukung oleh enam program penunjang yaitu (a) program pembinaan
anak dan remaja, (b) program pembinaan pemuda, (c) program
peranan wanita, (d) program penelitian dan pengembangan keagamaan, (e) program pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini
adalah program penelitian dan pengembangan keagamaan dan
program penyuluhan hukum, sedangkan program penunjang lainnya
dilaporkan pada sektor-sektor yang bersangkutan.
C. PELAKSANAAN DAN HASIL PEMBANGUNAN
TAHUN KETIGA REPELITA VI
1.
Program Pokok
a. Program Penerangan, Bimbingan dan Kerukunan Hidup
Umat Beragama
Program Penerangan, Bimbingan dan Kerukunan Hidup Umat
XVI/6
XVI/10
XVI/12
XVI/13
tersebut. Peran serta masyarakat dan swasta menjadi lebih penting lagi
dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat MI dan MTs. Pada
tahun 1996/97 tercatat sebanyak 22.868 buah MI Swasta (MIS) atau
95 persen, sedangkan jumlah MI Negeri (MIN) hanya 1.025 buah
atau 5 persen saja dari total MI. Sedangkan MTs yang dikelola oleh
swasta (MTsS) tercatat sebanyak 7.430 buah atau 91 persen,
sementara yang dikelola oleh pemerintah (MTsN) tercatat sebanyak
787 buah atau 9 persen saja. Proporsi antara madrasah negeri dan
swasta di kedua jenjang tersebut mencerminkan peran masyarakat dan
swasta yang lebih besar dalam menyelenggarakan pendidikan baik di
tingkat MI maupun MTs.
Hasil pembangunan pendidikan agama tingkat dasar ditunjukkan
antara lain oleh angka partisipasi kasar (APK) MI, yaitu rasio jumlah
murid MI terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun. Pada tahun
1996/97 jumlah penduduk usia 7-12 tahun tercatat sebanyak 26,0 juta,
sedangkan yang terdaftar pada MI adalah sekitar 3,5 juta orang.
Dengan demikian APK MI pada tahun 1996/97 adalah 13,4 persen,
meningkat dari 13,3 persen pada tahun 1995/96 (Tabel XVI-4).
Pada tahun 1996/97 dari sekitar 13,5 juta penduduk usia 13-15
tahun, tercatat sekitar 1,7 juta orang yang menempuh pendidikan di
MTs, sehingga APK MTs meningkat menjadi 12,6 persen
dibandingkan tahun sebelumnya yakni 10,0 persen (Tabel XVI-4).
Peningkatan APK tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah murid
MTs dari 1,35 juta orang pada tahun 1995/96 menjadi 1,70 juta ribu
orang pada tahun 1996/97.
Dalam rangka lebih meningkatkan daya tampung dan memperluas kesempatan belajar, pada tahun 1996/97 dilaksanakan perluasan
dan rehabilitasi bagi 300 ruang kelas MIN; angka ini menurun bila
dibandingkan dengan tahun 1995/96 yakni sebanyak 633 ruang kelas
XVI/14
sampai dengan tahun 1996/1997 ini belum ada yang lulus. Pada tahun
1996/97 kegiatan penyetaraan Diploma III bagi guru agama Islam
diikuti oleh 15,6 ribu peserta dan guru agama Kristen Protestan 680
peserta. Jika dibandingkan tahun 1995/96 terjadi kenaikan peserta
penyetaraan guru agama Islam sekitar 3 ribu orang dari 12,6 ribu
orang, sementara guru agama Kristen Protestan meningkat 550 orang
dari 130 orang.
e. Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat
Menengah
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan mutu
pendidikan keagamaan pada Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) umum.
Pada tahun 1996/97 jumlah MA menjadi sekitar 3,5 ribu buah
yang terdiri dari 457 buah madrasah aliyah negeri (MAN) atau 12
persen, dan 3.083 buah madrasah aliyah swasta (MAS) atau 88 persen.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya perbedaannya hanya pada
MAS yang naik cukup besar dari keadaan tahun 1995/96 yaitu
berjumlah 2,6 ribu buah, sedangkan jumlah MAN masih tetap sama
dengan tahun sekarang. Peningkatan jumlah MA terutama karena
besarnya peranan masyarakat dalam pendidikan agama yang tercermin
dari banyaknya MAS yang ada, yaitu sekitar 88 persen dari jumlah
MA secara keseluruhan.
Murid MA pada tahun 1996/97 berjumlah 474,9 ribu orang, yang
terdiri dari 211,6 ribu siswa MAN dan 263,3 ribu siswa yang belajar
di MAS. Dibanding keadaan tahun 1995/96 terjadi pening- katan
daya tampung sebanyak 3 ribu siswa, dengan APK 3,6 persen; angka
ini meningkat sedikit dari 3,4 persen pada tahun 1995/96 (Tabel XVI4). Walaupun demikian, APK MA pada tahun 1996/97
XVI/17
XVI/18
XVI/20
Program Penunjang
a. Program Penelitian dan Pengembangan Keagamaan
Tujuan program ini adalah untuk mendukung perumusan Kebijaksanaan, perencanaan, dan penyelenggaraan pembangunan di bidang
agama. Kegiatan-kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada tahun
1996/97 meliputi penelitian tentang transformasi kehidupan beragama
pasca bencana alam, perubahan perilaku keagamaan pada masyarakat
nelayan, penelitian naskah kuno, pengkajian Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun pada madrasah tsanawiyah negeri (MTsN),
pengkajian bimbingan beragama, dan penyusunan peta keagamaan.
b. Program Penyuluhan Hukum
Program ini bertujuan untuk memantapkan kesadaran hukum
masyarakat yang menyangkut bidang keagamaan. Di samping itu
program ini ditujukan pula untuk meningkatkan peranan hukum dalam
XVI/21
XVI/22
TABEL XVI 1
JUMLAH TEMPAT PERIBADATAN MENURUT AGAMA 1)
1993/94, 1994/95 1996/97
(Buah)
1) Angka kumulatif
XVI/23
TABEL XVI 2
PENGADAAN KITAB SUCI MENURUT AGAMA 1)
1993/94, 1994/95 1996/97
(Buah)
1) Angka Tahunan
XVI/24
TABEL XVI 3
PERKEMBANGAN JUMLAH JEMAAH HAJI MENURUT DAERAH TINGKAT I 1)
1) Angka Tahunan
XVI/25
TABEL XVI 4
PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU MI, MTs, DAN MA
XVI/26
TABEL XVI 5
PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA TINGKAT DASAR DAN MENENGAH
PADA MADRASAH NEGERI
1)
2)
XVI/27
Penyetaraan D-2
Penyetaraan D-3 untuk tahun 1994/95 1996/97
TABEL XVI 6
PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA, DOSEN, APK PTA
1993/94, 1994/95 1996/97
XVI/28