Anda di halaman 1dari 13

MODUL X

PEMADATAN
(COMPATION TEST)
10.1 Dasar Teori
Mekanika tanah (Soil Mechanics) adalah cabang dari ilmu pengetahuan
yang mempelajari sifat fisik dari tanah dan kelakuan massa tanah tersebut bila
menerima bermacam gaya. Dalam mekanika tanah kita mempelajari kelakuan kon
disi tanah yang berbedabeda yang mana sering kita temukan dalam praktek.
Setelah pembelajaran di dalam kelas secara teori mengenai pemadatan, maka
untuk mengetahui cara menentukan kepadatan tersebut maka dilakukan
pembelajaran melalui praktikum di laboratorium. Dalam praktikum kali ini kita
akan membahas tentang Pemadatan.
Pemadatan (compaction) yaitu proses memadatkan butiran tanah secara
mekanis, yang menyebabkan keluarnya udara dari ruang pori, sehingga
meningkatkan kepadatan tanah. Tingkat kepadatan yang tinggi membantu dalam :
1. Menurunkan biaya pemeliharaan
2. Menurunkan risiko terjadinya longsoran
3. Memungkinkan struktur permanen seperti jalan-jalan, gedung-gedung
untuk dibangun langsung tanpa penundaan
4. Mendapatkan tekanan dukung yang lebih tinggi pada desain fondasi
untuk struktur
Pada proses pemadatan untuk setiap daya pemadatan tertentu, kepadatan
yang tercapai tergantung pada bnyaknya air di dalam tanah tersebut, yaitu kadar
airnya. Apabila kadar airya rendah, tanah mempunyai sifat keras atau kaku
sehingga sukar dipadatkan. Bilamana kadar airnya ditambah maka air itu akan
berlaku sebagai pelumas sehingga tanah akan lebih mudah dipadatkan. Pada kadar
air yang lebih tinggi lagi kepadatannya akan turun karena pori-pori tanah menjadi
penuh terisi air yang tidak lagi dengan cara memadatkan. Diperlukan kadr air
tertentu yang disebut kadar air optimum (w opt).
Sehingga bangunan yang ada di atasnya tidak mengalami pergeseran.
Menurut (Hardiyatmo:2004) proses pemadatan tanah ada 2 macam :

1.) Pemadatan tanah dengan metode Modify Proctor


2.) Pemadatan tanah dengan metode Standard Proctor
Tingkat pemadatan diukur dari berat volume kering yang dipadatkan. Bila
air ditambahkan pada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan
berfungsi sebagai unsur pembasah atau pelumas pada partikel partikel tanah.
Karena adanya air, partikel partikel tersebut akan lebih mudah bergerak dan
bergeseran satu sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih rapat/padat.
Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila
kadar air dalam tanah (pada saat dipadatkan) meningkat.

Kadar

air

yang

ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang sama, maka berat
dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga akan meningkat
secara bertahap pula. Adanya penambahan kadar air justru cenderung menurunkan
berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan karena air tersebut kemudian
menempati ruang ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat ditempati oleh
partikel partikel padat dari tanah. Kadar air dimana berat volume kering
maksimum tanah dicapai disebut kadar air maksimum.Selain kadar air, faktor
faktor

yang mempengaruhi

pemadatan

adalah

jenis

tanah dan usaha

pemadatan.Jenis tanah yang diwakili oleh distribusi ukuran butiran, bentuk


butiran tanah, berat spesifik bagian padat tanah. Selain itu jumlah serta jenis
mineral lempung yang ada pada tanah mempunyai pengaruh besar terhadap harga
berat volume kering maksimum dan kadar air optimum dari tanah tersebut. Pada
kadar air yang lebih rendah, adanya tegangan terik kapiler pada pori pori tanah
mencegah kecenderungan partikel tanah untuk bergerak dengan bebas untuk
menjadi lebih padat. Kemudian tegangan kapiler tersebut akan berkurang dengan
bertambahnya kadar air sehingga partikel partikel menjadi mudah bergerak dan
menjadi lebih padat.Pada pekerjaan teknik sipil pemadatan tanah tidak boleh
ditinggalkan karena sangat penting dalam suatu proses pembangunan. Dengan
dipadatkan, tanah akan stabil dan tidak mengalami perubahan volume.
Energi yang digunakan didapatkan dari perhitungan

=
Jumla h Pukulan X Jumla h Lapisan X Tinggi Jatu h X Berat Hammer
Volume Mold

Kadar air optimum (optimum moisture content OMC) yaitu kadar air dari
suatu contoh tanah yang jika dipadatkan dengan energi pemadatan tertentu akan
menghasilkan nilai pemadatan maksimum (Y dry max ).
Kepadatan kering maksimum ( maksimum dry density ) yaitu kepadatan
kering yang dipadatkan , jika suatu contoh tanah dengan kadar air optimum
dipadatkan dengan energi tertentu.
Pemadatan relative ( relative compaction ) yaitu persentase perbandingan
antara Y dry yang dicapai di lapangan terhadap Y dry max yang didapat dari
percobaan di laboratorium.
Garis Kejenuhan ( saturation / zero air void line ZAVL ) yaitu garis yang
menunjukan hubungan antara Y dry dan kadar air ( w ) untuk tanah dalam
keadaan jenuh.
10.2 Tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kadar air
dengan kepadatan tanah. Dapat disebut juga proctor test dan dilakukan secara
standard maupun modified. Selain itu pemadatan tanah ini bertujuan untuk :
1. Mempertinggi kekuatan tanah
2. Memperkecil pengaruh air pada tanah
3. Memperkecil compressibility dan daya airnya
4. Memperbaiki daya dukung tanah
10.3 Alat dan Bahan yang digunakan
10.3.1 Bahan
1. Tanah kering lolos saringan no.8 tertahan no.16 sebanyak 5,5 kg
10.3.2 Alat
1. Modified Mold
Fungsi : sebagai wadah tanah saat pengujian pemadatan tanah
2. Palu pemadatan modified
Fungsi : untuk memadatkan tanah sehingga didapatkan satu lapisan
tanah
3. Palu karet

Fungsi : sebagai alat yang membantu pisau perata dalam


meratakan/ memotong taah sisa yang menempel pada palu pemadat
4. Plastik
Fungsi : untuk membungkus atau menutup mold sesudah
dilakukannya praktium pemadatan tanah
5. Gelas ukur
Fungsi : sebagai wadah sekaligus takaran air yang akan
dicampurkan pada tanah
6. Talam
Fungsi : wadah untuk menampung sample tanah
7. Pisau pemotong/perata
Fungsi : alat untuk memotong atau membuang sisa tanah yang
menempel pada palu pemadat
8. Jangka Sorong
Fungsi : alat untuk mengukur diameter mold
9. Kertas saring
Fungsi : sebagai alas didasar mold
10.4 Prosedur Praktikum
1. Siapkan sampel tanah yang sudah dijemur lalu hancurkan gumpalangumpalannya dengan menggunakan palu karet
2. Ayak dengan saringan no.8 dan no 16, lalu ambil tanah yang lolos
saringan no.8 dan tertahan di saringan no.16 sekitar 5.5 kg.
3. Ambil sample tanah tadi, kemudian buatlah kadar air optimum perkiraan
dengan cara semprotkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk.
Penambahan air dilakukan sampai mendapat campuran tanah yang bila
dikepalkan dengan tangan lalu dibuka, tidak hancur dan tidak lengket
ditangan.
4. Tentukan kadar air sampel tanah sebelum dan sesudah disemprotkan air.
5. Cara Modified Proctor :
a. Timbang modified mold secara keseluruhan setelah itu ukur
ketinggian dan diameter dari mold yang akan digunakan
b. Setelah ditimbang dan diukur diameter serta tingginya kencangkan
mur penjepitnya lalu diletakan diatas papan kayu sebagai alasnya;
c. Ambil sampel tanah yang sudah disiapkan kemudian masukan
secukupnya kedalam mold sampai didapat ketinggian satu lapisan
tanah

d. Kemudian padatkan tanah didalam mold dengan mengunakan palu


penumbuk/palu pemadatan sebanyak 56 kali tumbukan secara zig-zag
atau bersilangan sampai tanah padat
e. Lakukan kembali langkah ke 4 sampai didapatkan 5 lapisan tanah
didalam mold
f. Setelah didapatkan 5 lapisan tanah timbang kembali berat mold +
tanah. Lalu catat kembali data yang sudah diperoleh
g. Tutup mold dengan plastik dan diamkan selama 24 jam.

10.5 Data Praktikum


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD
YANI

ANALISIS PEMADATAN
Project

Location

: Laboratorium Mekanika Tanah Unjani

Sample No.

:8

Date

: 28/04/2016

Tested By

: Kelompok 8

Persiapan Contoh
Uji :
Massa tanah basah
Kadar air awal

(gr)
(%)
(%)

Penambahan air
Penambahan air

(cc)

Kepadatan
Massa tanah basah
+ cetakan
Massa cetakan
Massa tanah basah

(gr)
(gr)
(gr)
(cm3)

Isi cetakan
Kepadatan basah,

Kepadatan kering,
d

(gr/cm3
(gr/c
m3)

Kadar Air
No. Cawan
Massa tanah basah
+ cawan
Massa tanah kering
+ cawan

5500
0
10,9
1
650

5500
0
12,7
3
700

5500
0
13,6
4
750

5500
0
14,5
5
800

5500
0
15,4
5
850

1454
5
8883
5662
4082
,8
1,38
68
1,00
77

1517
9
9094
6085
4082
,8
1,49
04
1,00
45

1443
2
8441
5991
4082
,8
1,46
74
1,08
11

1402
4
7831
6193
4082
,8
1,51
68
0,95
11

1508
0
8989
6091
4082
,8
1,49
2
1,14
9

19,5
17,4
5

23,8
20,5
4

C
55,0
9

E
54,9
9
44,4
9

2,05
12

3,26
13,8

5,45
37,6
15

6,74
48,3
6

(gr)
(gr)
(gr)

Massa air
Massa cawan

(gr)

Massa tanah kering

(gr)
(%)

Kadar Air

43,1
11,9
9
9,54
33,5
6
35,7
27

23,7
19,9
7
3,73
13,7
6,27
59,4
9

10.6 Analisa Data


1) Hitung kepadatan basah dengan rumus sebagai berikut
B 2B 1

=
V
=

140247831
4082.81

= 1.5168 gram /cm3

10,5
9,31
35,1
8
29,8
5

dengan pengertian :

adalah kepadatan basah, dinyatakan dalam gram /cm3


B1
adalah massa cetakan dan keping atas, dinyatakan dalam gram;
B2
adalah massa cetakan, keping alas dan benda uji, dinyatakan dalam
V

gram;
adalah volume benda uji atau volume cetakan, dinyatakan dalam

cm3
2) Hitung kadar air benda uji dengan rumus sebagai berikut
( AB)
W
= ( BC ) x 100%
=

(23,719,97)
(19,9713,7)

x 100%

= 59,49 %
dengan pengertian :
W
adalah kadar air, dinyatakan dalam %
A
adalah massa cawan dan benda uji basah, dinyatakan dalam gram
B
adalah massa cawan dan benda uji kering, dinyatakan dalam gram
C
adalah massa cawan, dinyatakan dalam gram
3) Hitung kepadatan (berat isi) kering dengan rumus sebagai berikut
()
d
= (100+w) x 100%
=

1,5168
(100+59,49)

x 100%

= 0,9511 gram/cm3
dengan pengertian
d
adalah kepadatan kering, dinyatakan dalam gram/cm3

adalah kepadatan basah, dinyatakan dalam gram/cm3


w
adalah kadar air, dinyatakan dalam %
4) Hitung kepadatan (berat isi) kering untuk derajat kejenuhan 100% dengan
rumus sebagai berikut
(Gs . w)
d
= (100+Gs . w)
=

x 100%

(2,2 x 1)
(100+2,2 x 35,727)

x 100%

= 1,231 gram/cm3
dengan pengertian
d
adalah kepadatan kering, dinyatakan dalam gram/cm3
Gs
adalah berat jenis tanah
w
adalah kepadatan air, dinyatakan dalam gram/cm3
w
adalah kadar air, dinyatakan dalam %

Grafik hubungan kepadatan kering (d) dan kadar air (w)


1.4
1.2
1
0.8

Kepadatan kering ( d )

0.6
0.4
0.2
0
25

30

35

40

45

50

55

60

Kadar air (%)

10.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang kami didapatkan kepadatan kering dan
kadar air sesuai jumlah air takaran sebagai berikut :
Takaran
Kepadatan Kering (d)
Kadar Air (%)
650
1,0077
37,615
700
1,0045
48,36
750
1,0811
35,727
800
0,9511
59,49
850
1,149
29,85
Dari hasil di atas kepadatan kering maksimum sebesar 1.149 dengan
takaran air sebesar 800 ml dan kadar air optimum sebesar 35,727 pada takaran air
750 ml, hasil yang didapatkan terebut tidak sama dengan rencana takaran air
sebelumnya yaitu sebesar 700 ml. Hal ini terjadi karena kesalahan ketika
melakukan praktikum ( Human Error ) dalam proses pelakasanaan praktikum
serta kesalahan penimbangan, pengukuran, pengambilan titik sampel tanah yang
berbeda lokasi dan berbeda lapisan sehingga hasil gambaran grafik yang
didapatkan melenceng dari grafik.
10.8 Dokumentasi

65

Gambar 10.8.1 Talam

Gambar 10.8.2 Mold pemadatan

Gambar 10.8.3 Pisau pemotong

Gambar 10.8.4 Gelas ukur

Gambar 10.8.5 Sekop

Gambar 10.8.6 Palu

Gambar 10.8.7 Palu Pemadatan

Gambar 10.8.8 Jangka sorong

Gambar 10.8.9 Timbangan

Gambar 10.8.10 Sample Tanah

Sample tanah yang akan diuji yang sudah di ratakan

Gambar 10.8.11
Proses memberi air ke sample tanah yag sudah disediakan di pan tersebut

Gambar 10.8.12
Proses mengaduk tanah dengan air

Gambar 10.8.13
Proses menumbuk tanah dengan memakai alat palu pemadatan

Gambar 10.8.14
Hasil tanah pemadatan dalam mold

Anda mungkin juga menyukai