Anda di halaman 1dari 30

CHRONIC KIDNEY DISEASE

(CKD)

Irma Nur Amalia, M.Kep

Anatomi..
Ginjal berjumlah 2
buah, berat + 150
gr (125 170 gr
pada Laki-laki, 115
155 gr pada
perempuan);
panjang 5 7,5 cm;
tebal 2,5 3 cm.
Letak
retroperitoneal
sebelah
dorsal
cavum abdominale

Cortex
Tampak agak pucat
Terdapat :
Corpusculi Renalis
Tubuli Contorti
Permulaan
Tubulus
Collectus

Medulla :
Terdiri bangunan berbentuk
piramid disebut Piramid
Renalis, ujung piramid
akan menjadi Colix Minor,
beberapa
Colix
Minor
bergabung menjadi Colix
Major,
beberapa
Colix
Major bergabung menjadi
Pelvis
Renalis
dan
berlanjut sebagari ureter.

Secara mikroskopis
ginjal
terdiri
dari
Nefron berjumlah
+ 2,4 Juta
Nefron terdiri dari
Glomerolus,
dimana
terjadi
proses filtrasi
Tubulus, dimana
cairan
filtrasi
diubah menjadi
urin

Fisiologi..
Fungsi Ginjal :
Mengendalikan
keseimbangan
dengan cara :
Mengatur keseimbangan air dalam
tubuh
Mengatur keseimbangan elektrolit
Mengatur keseimbangan asam basa
Turut mengatur tekanan darah
Sebagai Eritrhopoetic System

Mekanisme dasar fungsi ginjal


Pada dasarnya fungsi utama ialah
membersihkan plasma darah dari
zat-zat yang tidak berguna bagi
tubuh dengan cara :
Filtrasi
Reabsorbsi
Sekresi
Sintesa

Gagal Ginjal Kronis


Suatu proses patofsisiologis dengan
etiologi yang beragam, mengakibatkan
penurunan fungsi ginjal yang progresif,
dan pada umumnya berakhir dengan
gagal ginjal
Insiden :
- Di Dunia : 2010 lebih dari 2 juta
- Di Indonesia tahun 2007 terdapat sekitar
100.000/ 25 juta orang atau 12,5 %

Etiologi
Penyakit parenkim ginjal :
Dibedakan menjadi penyakit ginjal
primer, yaitu Glomerulonefritis,
pielonefritis, penyakit ginjal polikistik.
Dan penyakit ginjal sekunder : Nefritis
lupus, nefropati, hipertensi, diabetes
mellitus
Penyakit ginjal obstruktif : Benigna
Prostate Hipertropi, batu saluran
kemih, refluks ureter.

Di Indonesia
Data dari PERNEFRI tahun
2000 :
Glomeruloneritis 46,39%
Diabetes Mellitus 18,65%
Obstruksi dan infeksi 12,85%
Hipertensi 8,46%
Sebab lain 13,65%

Kriteria
Kerusakan ginjal > 3 bulan, berupa kelainan
struktural
atau fungsionaal, dengan atau tanpa
penurunan LFG,
dengan manifestasi :
Kelainan patologis
Terdapat tanda kelainan ginjal ( komposisi
darah atau
urin atau kelainan dalam tes pencitraan )
LFG < 60 ml/mnt/1,73 m2 selama 3 bulan,
dengan atau tanpa kerusakan ginjal

Klasifikasi
Klasifika
si

Penjelasan

LFG

Kerusakan ginjal dengan LFG 90


normal atau

Kerusakan ginjal dengan LFG 60 89


ringan

Kerusakan ginjal dengan LFG 30 59


sedang

Kerusakan ginjal dengan LFG 15 29


berat

Gagal ginjal

< 15 atau dialisis

LFG (ml/mnt/1,73 m2) = ( 140 umur ) x BB *


72 x kreatinin plasma (mg/dl)
Pada perempuan dikalikan 0,85

Patofisiologi
Pengurangan massa ginjal hipertrofi
struktural dan fungsional nefron sbg
kompensasi peningkatan aktivitas
renin-angiotensin-aldosteron
intrarenal hiperfiltrasi
peningkatan tekanan kapiler dan
aliran darah glomerulus
maladaptasi sklerosis nefron
penurunan fungsi nefron progresif

Pengkajian pada GGK


1. Anamnesa :
- Mengetahui kondisi pasien dengan cara
wawancara atau interview.
- Mengetahui kondisi pasien untuk saat ini dan
masa yang lalu.
- Anamnesa mencakup identitas pasien, keluhan
utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat
kesehatan dahulu, riwayat kesehatan
keluarga,
riwayat imunisasi, riwayat kesehatan
lingkungan dan tempat tinggal.

a. Identitas pasien dan


penanggung jawab
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang didapat biasanya
bervariasi, mulai dari urine output
sedikit sampai tidak dapat BAK,
gelisah sampai penurunan kesadaran,
tidak selera makan (anoreksia), mual,
muntah, mulut terasa kering, rasa
lelah, napas berbau ( ureum ), dan
gatal pada kulit.

c. Riwayat Penyakit Sekarang


- Onset penurunan urine output,
penurunan kesadaran, perubahan
pola nafas, kelemahan fisik,
perubahan kulit, nafas berbau
ammonia, dan perubahan
pemenuhan nutrisi.
- Kaji kemana klien meminta
pertolongan untuk mengatasi
masalahnya dan mendapat
pengobatan apa.

d. Riwayat Penyakit Dahulu


- Kaji adanya penyakit gagal ginjal akut
- ISK, BPH, Urolitiasis
- DM, HIpertensi
- Riwayat pengobatan yang lalu
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji adakah anggota keluarga yang
memiliki penyakit yang sama
Kaji adanya penyakit genetis/herediter

2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Klien lemah
dan terlihat sakit berat
Tingkat Kesadaran : Menurun
sesuai dengan tingkat uremia
dimana dapat
mempengaruhi system saraf
pusat
TTV : Sering didapatkan adanya
perubahan RR meningkat,
tekanan darah terjadi perubahan
dari hipertensi ringan sampai

Sistem Integumen
Warna : pucat akibat anemia
kekuning-kuningan akibat
penimbunan urokrom
Gatal-gatal dengan ekskoriasi akibat toksin
uremik dan pengendapan kalsium di pori-pori
kulit.
Ekimosis akibat gangguan hematologi
Urea fros, akibat kristalisasi urea yang ada
pada keringat
Lesi bekas garukan karena gatal.

Sistem Kardiovaskuler
Hipertensi akibat penimbunan cairan
dan garam atau peningkatan aktivitas
sistem renin- angiotensin-aldosteron.
Nyeri dada dan sesak napas akibat
perikarditis, efusi perikardial, penyakit
jantung koroner akibat aterosklerosis
yang timbul dini, dan gagal jantung
Edema akibat penimbunan cairan.

Sistem Gastrointestinal
Anoreksia, nausea dan vomitus,
berhubungan dengan gangguan
metabolisme protein didalam usus,
terbentuknya zat zat toksik akibat
metabolisme bakteri usus.
Foetor uremik disebabkan oleh ureum
yang berlebihan pada air liur diubah
oleh bakteri di mulut
Stomatitis dan parotitis.

Sistem Perkemihan
Terjadi Oliguria
Urine Output 100-500 ml/ hari
Oliguria

Sistem Endokrin
Terjadi penurunan libido akibat
kelainan hormon testosteron
Terjadi gangguan menstruasi sampai
amenore

Sistem Saraf dan Otot


a. Restless leg syndrome
Pasien merasa pegal pada kakinya sehingga
selalu digerakkan.
b. Burning feat syndrome
Rasa semutan dan seperti terbakar, terutama di
telapak kaki.
c. Ensefalopati metabolik
Lemah , tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi,
tremor, asteriksis, mioklonus, kejang.
d. Miopati
Kelemahan dan hipotrofi otot-otot terutama otototot ekstermitas proksimal.

Sistem Hematologi
Manifestasi klinis anemia :
- Pucat
- Penurunan toleransi terhadap
aktivitas
- Gangguan perdarahan dapat terjadi
epistaksis, perdarahan
gastrointestinal, kemerahan pada
kulit dan jaringan subkutan

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
Kadar serum sodium/ natrium dan
potassium/ kalium, pH, kadar serum
phospor, kadar Hb, hematokrit, kadar
urea nitrogen dalam darah (BUN),
serum dan konsentrasi kreatinin urin,
urinalisis

Pemeriksaan Urin
Analisa urine rutin menunjukkan
kadar protein, glukosa,
RBCs/eritrosit, dan WBCs/leukosit
serta penurunan osmolaritas urin

Pemeriksaan Radiologi
Radiografic
Untuk melihat keadaan ginjal, uereter
dan vesika urinaria untuk
mengidentifikasi bentuk, ukuran,
posisi, dan kalsifikasi dari ginjal.
CT Scan
Digunakan untuk melihat secara jelas
struktur anatomi ginjal

IVP/ Intervenous Pyelography


Digunakan pada kasus gangguan
ginjal yang disebabkan oleh trauma,
pembedahan, anomali kongenital,
kelainan prostat, calculi ginjal, abses/
batu ginjal, serta obstruksi saluran
kencing.
MRI
Biopsi ginjal

DIAGNOSA
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
penurunan keluaran urine, diet berlebih dan
retensi cairan dan natrium
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual,
muntah, pembatasan diet dan perubahan
membrane mukosa mulut.
Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan gangguan status metabolic,
sirkulasi,sensasi, penurunan turgor kulit,
penurunan aktivitas, akumulasi ureum dalam
kulit.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


keletihan, anemia, retensi produk sampah
dan prosedur
Gangguan konsep diri ( gambaran diri )
berhubungan dengan penurunan fungsi
tubuh, tindakan dialysis, koping maladaptif
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi ,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.

Anda mungkin juga menyukai