Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim,
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiratNya Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, sehingga
dengan rahmat dan karuniNya itu pemakalah dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.. Sholawat dan salam kita kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya sekalian.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak.
Oleh sebab itu, dengan besar hati pemakalah mengucapkan terima kasih,
kepada :
a.

Ibu Dra. Fadriati, M.Ag selaku dosen pembimbing

b. Orang tua yang telah memberi dukungan moril dan materil


c.

Anggota pemakalah yang telah bekerjasama

d. Teman-teman
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, pemakalah mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman
semua demi kemajuan makalah selanjutnnya.
Batusangkar, 05
Oktober 2012
Salam,

Pemakalah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................
A. PENDAHULUAN
B. PEMBAHASAN
a.

Pengertian jenazah...

b. Memandikan Jenazah..
c.

Menshalatkan Jenazah)

d. Menguburkan Jenazah.
C. PENUTUP
a. Kesimpulan..
b. Saran.
DAFTAR PUSTAKA

TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH


A. PENDAHULUAN
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan
mengalami kematian yang tidak pernah diketahui kapan waktunya.
Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada
derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati orang muslim yang
telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang menghadapi kehariban
Allah SWT orang yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian
khusus dari muslim lainnya yang masih hidup.
Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia
maka hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih
hidup untuk menyelenggarakan 4 perkara, yaitu memandikan,
mengkafani, menshalatkan dan menguburkan orang yang telah meninggal

tersebut. Untuk lebih jelasnya 4 persoalan tersebut, pemakalah akan


mencoba menguraikan dalam penjelasan berikut ini.
B. PEMBAHASAN
1.

Pengertian Jenazah
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( ) yang berarti tubuh
mayat dan kata yang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata
jenazah memiliki arti tubuh mayat yang tertutup.1[1]

2. Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan,
dikafani dan dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali
bagi orang-orang yang mati syahid. Hukum memandikan jenazah orang
muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban
ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban memandikan jenazah ini
terdapat dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, yakninya:
:
( )
Artinya: Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi SAW telah bersabda tentang orang
yang jatuh dari kendaraannya lalu mati, mandikanlah ia dengan air dan
daun bidara. (H.R Bukhari dan Muslim)2[2]
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan
jenazah yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Orang yang utama memandikan jenazah
a.

Untuk mayat laki-laki


Orang yang utama memandikan dan mengkafani mayat laki-laki adalah
orang yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat,

muhrimnya dan istrinya.


b. Untuk mayat perempuan
Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya,
c.

neneknya, keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.


Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan

1
2

Untuk mayat anak laki-laki boleh perempuan yang memandikannya dan


sebaliknya untuk mayat anak perempuan boleh laki-laki yang
memandikannya.
d. Jika seorang perempuan meninggal sedangkan yang masih hidup
semuanya hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau
sebaliknya seorang laki-laki meninggal sementara yang masih hidup
hanya perempuan saja dan dia tidak mempunyai istri, maka mayat
tersebut tidak dimandikan tetapi cukup ditayamumkan oleh salah seorang
dari mereka dengan memakai lapis tangan.3[3] Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah SAW, yakninya:

)
(
Artinya: Jika seorang perempuan meninggal di tempat laki-laki dan tidak ada
perempuan lain atau laki-laki meninggal di tempat perempuanperempuan dan tidak ada laki-laki selainnya maka kedua mayat itu
ditayamumkan, lalu dikuburkan, karena kedudukannya sama seperti tidak
mendapat air. (H.R Abu Daud dan Baihaqi)4[4]
2. Syarat bagi orang yang memandikan jenazah
a. Muslim, berakal, dan baligh
b. Berniat memandikan jenazah
c. Jujur dan sholeh
d. Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan
memandikannya sebagaimana yang diajarkan sunnah serta mampu
menutupi aib si mayat.5[5]
3. Mayat yang wajib untuk dimandikan
a. Mayat seorang muslim dan bukan kafir
b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah
meninggal tidak dimandikan
c. Ada sebahagian tubuh mayat yang dapat dimandikan
d. Bukan mayat yang mati syahid 6[6]

3
4
5
6

4. Tatacara memandikan jenazah


Berikut beberapa cara memandiakan jenazah orang muslim, yaitu:
a.

Perlu diingat, sebelum mayat dimandikan siapkan terlebih dahulu segala

1.
2.
3.
4.
5.
6.
b.

sesuatu yang dibutuhkan untuk keperluan mandinya, seperti:


Tempat memandikan pada ruangan yang tertutup.
Air secukupnya.
Sabun, air kapur barus dan wangi-wangian.
Sarung tangan untuk memandikan.
Potongan atau gulungan kain kecil-kecil.
Kain basahan, handuk, dll.7[7]
Ambil kain penutup dan gantikan kain basahan sehingga aurat utamanya

tidak kelihatan.
c. Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
d. Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.
e. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan
tekan perutnya perlahan-lahan.
f. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir kearah kepala.
g. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut
jenazah, gosok giginya dan bersihkan hidungnya, kemudiankan
wudhukan.
h. Siramkan air kesebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri tubuh
i.

jenazah.
Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir

j.

dicampur dengan wangi-wangian.


Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosok

anggota tubuhnya.
k. Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke seluruh tubuhnya
itulah yang wajib. Disunnahkan mengulanginya beberapa kali dalam
bilangan ganjil.
l. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai
badannya, wajid dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di
atas kafan tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan
membuang najis itu saja.
m. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepaskan dan dibiarkan
menyulur kebelakang, setelah disirim dan dibersihkan lalu dikeringkan
dengan handuk dan dikepang.
n. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain sehingga tidak
membasahi kain kafannya.
7

o. Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang tidak


mengandung alkohol.8[8]
3. Mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah
dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain.
Hukum mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu
kifayah. Dalam sebuah hadist diriwayatkan sebagai berikut:


, ,

( )
Artinya: Kami hijrah bersama Rasulullah SAW dengan mengharapkan keridhaan
Allah SWT, maka tentulah akan kami terima pahalanya dari Allah, karena
diantara kami ada yang meninggal sebelum memperoleh hasil duniawi
sedikit pun juga. Misalnya, Mashab bin Umair dia tewas terbunuh
diperang Uhud dan tidak ada buat kain kafannya kecuali selembar kain
burdah. Jika kepalanya ditutup, akan terbukalah kakinya dan jika kakinya
tertutup, maka tersembul kepalanya. Maka Nabi SAW menyuruh kami
untuk menutupi kepalanya dan menaruh rumput izhir pada kedua
kakinya. (H.R Bukhari)9[9]
Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah adalah:
1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan
menutupi seluruh tubuh mayat.
2. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
3. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan
bagi mayat perempuan 5 lapis.
4. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani
jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu.
5. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.10[10]
Adapun tata cara mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mayat laki-laki
8
9
10

a.

Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih

lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.


b. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan
diatas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
c. Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur) yang
mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
d. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung
lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi
selembar dengan cara yang lembut.
e. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain
f.

kafan tiga atau lima ikatan.


Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka
tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka boleh ditutup
dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika seandainya tidak ada kain
kafan kecuali sekedar menutup auratnya saja, maka tutuplah dengan apa
saja yang ada.11[11]

2. Untuk mayat perempuan


Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lemabar kain putih, yang
a.
b.
c.
d.
e.

terdiri dari:
Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.
Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.
Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.
Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.12[12]
Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu:

a.

Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing


bagian dengan tertib. Kemudian, angkatlah jenazah dalam keadaan
tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan sejajar, serta taburi

dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.


b. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran
c.
d.
e.
f.
g.

dengan kapas.
Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
Pakaikan sarung.
Pakaikan baju kurung.
Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
Pakaikan kerudung.

11
12

h. Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan


i.

kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan kedalam.


Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.13[13]

4. Menshalatkan Jenazah
Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah
fardhu kifayah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:
( )
Artinya: Shalatilah orang yang meninggal dunia diantara kamu
Orang paling utana untuk melaksanakan shalat jenazah yaitu:
a.

Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik atau tidak
ahli bidah.

b. Ulama atau pemimpin terkemuka ditempat itu.


c.

Orang tua si mayat dan seterusnya ke atas.

d. Anak-anak si mayat dan seterusnya ke bawah.


e.
f.

Keluarga terdekat.
Kaum muslimim seluruhnya.14[14]
Rukun shalat jenazah ialah:

a. Berniat menshalatkan jenazah.


b. Takbir empat kali.
c. Berdiri bagi yang kuasa.15[15]
Adapun tata cara melakukan shalat jenazah adalah sebagai berikut:
1. Niat shalat jenazah
Niat shalat jenazah dilakukan dalam hati serta ikhlas karena Allah SWT.
Sebelum shalat jenazah dilakukan maka kepada imam dan seluruh
makmum hendaknya berwudhu dan menutup aurat. Untuk menyalatkan
mayat laki-laki imam berdiri sejajar dengan kepala si mayat, sedangkan
untuk mayat perempuan, imam berdiri di tengah-tengah sejajar pusat si
mayat.
Lafal niat shalat jenazah:
a. Untuk mayat laki-laki
/
Sengaja aku berniat shalat atas mayat laki-laki empat takbir fardhu
kifayah menjadi makmun/imam karena Allah taala
13
14
15

b. Untuk mayat perempuan


/
Sengaja aku berniat shalat atas mayat perempuan empat takbir fardhu
kifayah menjadi makmun/imam karena Allah taala
2. Takbir 4 kali
a. Takbir pertama dimulai dengan mengangkat tangan dan membaca AlFatihah.
O0 !$# `uHq9$# Om9$# Jys9$# ! _Uu
Jn=y9$# `uHq9$# Om9$# 7=tB Qqt
e$!$# x$) 7tR y$)ur tGnS $tRd$#
xu_9$# tL)tGJ9$# xu t%!$# |MJyRr&
Ngn=t x UqyJ9$# Ogn=t wur tj9!$9$#
Artinya:
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang,
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,
4. Yang menguasai di hari Pembalasan,
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan Hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan,
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat.
b. Takbir kedua dan membaca shalawat


.
Artinya: Ya Allah berikanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarganya,
sebagaimana engkau telah memberikan kesejahteraan kepada Ibrahim
dan keluarganya. Berkatilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana
engkau telah memberkati Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya
Engkau Maha terpuji lagi bijaksana

c.

Takbir ketiga dan membaca doa untuk si mayat


)( )( )( )( )(
)( )( )(
)( )( )( )(
. )(

Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia dan sentosakanlah
dia, muliakan tempatnya, lapangkanlah kuburnya, sucikanlah dia dengan
air embun dan es, sucikanlah dia dari kesalahannya, sebagaimana
sucinya kain putih dari kotoran. Gantikanlah rumahnya dengan rumah
yang lebih baik daripada rumahnya, dan gantikan keluarganya dengan
keluarga yang lebih baik, masukkan ia kedalam syurga, dan jauhkan ia
dari siksa kubur dan siksa neraka.
d. Takbir keempat lalu diam sejenak dan membaca doa
( )( )( )
Artinya: Ya Allah janganlah Engkau tahan untuk kami pahalanya dan janganlah
engkau tinggalkan fitnah untuk kami setelah kepergiannya16[16]
5. Menguburkan Jenazah
Adapun tata cara menguburkan jenazah adalah:
1. Masukkanlah mayat dari arah kakinya, jika tidak ada kesulitan.
2. Bagi mayat perempuan, ketika menguburkannya disunnahkan ditirai
dengan kain.
3. Bagi mayat perempuan yang memasukkannya kedalam kuburan
hendaklah muhrimnya.
4. Letakkan mayat di lahat dalam posisi miring ke kanan dan mukanya
menghadap ke kiblat. Rapatkan ke dinding kuburan supaya tidak bergeser
dan berikan bantalan di bagian belakang dengan gumpalan tanah agar
tidak terbalik ke belakang.
5. Letakkan mayat di dalam kuburan dengan membaca doa

Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah
6. Lepaskan ikatan kain kafan di bagian kepala dan kaki mayat.

16

7. Setelah selesai meletakkan mayat di dalam kuburan, terlebih dahulu


mayat di tutup dengan kabin (kepingan-kepingan tanah, papan) barulah di
timbun dengan tanah.
8. Disunnahkan sebelum menimbun kuburan meletakkan tiga gengam
tanah pada bagian kepala, pinggang dan kaki.17[17]
Hal-hal yang dilarang dan dianjurkan melakukannya setelah kuburan
ditimbun yaitu:
a.

Tinggikan kuburan (20 cm) dari tanah sebagai tanda bahwa itu adalah

kuburan.
b. Boleh memberi tanda kuburan dengan batu atau sejenisnya.
c. Membundarkannya lebih baik daripada meratakannya.
d. Haram membuat bangunan diatas kuburan,
e. Makruh duduk dan berdiri di atas kuburan dan haram buang air di atas
f.

kuburan.
Tidak boleh membangun mesjid di atas kuburan dan membuat jendela
khusus ke arah kuburan.18[18]
Berdasarkan uraian mengenai tata cara pengurusan jenazah dapat
diambil beberapa hikmah, antara lain:

a. Memperoleh pahala yang besar.


b. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
c. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
d. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan
mati dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup
e.

setelah mati.
Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia,
sehingga apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus
dengan sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.19[19]

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya
manusia sebagi makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk
17
18
19

menghormati kemuliannya itu perlu mendapat perhatian khusus dalam


hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana, penyelengaraan jenazah
seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban
ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah:
a. Memandikan
b. Mengkafani
c. Menshalatkan
d. Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan
jenazah, antara lain:
a. Memperoleh pahala yang besar.
b. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
c. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
d. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan
mati dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup
setelah mati.
e. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia,
sehingga apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus
dengan sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.
2. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah
ini, pemakalah berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan
kematian dan mempersiapkan diri untuk menyambut kematian itu. Selain
itu, pemakalah juga berharap agar pembahasan ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kita semua serta dapat mengajarkannya
dengan baik ketika telah menjadi seorang guru di masa yang akan dating.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim. 2004. Petunjuk Merawat Jenazah Dan Shalat Jenazah.
Jakarta: Amzah
Abd. Ghoni Asyukur. 1989. Shalat Dan Merawat Jenazah. Bandung:
Sayyidah
M. Rizal Qasim. 2000. Pengamalan Fikih I. Jakarta: Tiga Serangkai

Anda mungkin juga menyukai