Bismillahirrahmanirrohim,
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiratNya Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, sehingga
dengan rahmat dan karuniNya itu pemakalah dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.. Sholawat dan salam kita kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya sekalian.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak.
Oleh sebab itu, dengan besar hati pemakalah mengucapkan terima kasih,
kepada :
a.
d. Teman-teman
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, pemakalah mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman
semua demi kemajuan makalah selanjutnnya.
Batusangkar, 05
Oktober 2012
Salam,
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................
A. PENDAHULUAN
B. PEMBAHASAN
a.
Pengertian jenazah...
b. Memandikan Jenazah..
c.
Menshalatkan Jenazah)
d. Menguburkan Jenazah.
C. PENUTUP
a. Kesimpulan..
b. Saran.
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Jenazah
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( ) yang berarti tubuh
mayat dan kata yang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata
jenazah memiliki arti tubuh mayat yang tertutup.1[1]
2. Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan,
dikafani dan dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali
bagi orang-orang yang mati syahid. Hukum memandikan jenazah orang
muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban
ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban memandikan jenazah ini
terdapat dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, yakninya:
:
( )
Artinya: Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi SAW telah bersabda tentang orang
yang jatuh dari kendaraannya lalu mati, mandikanlah ia dengan air dan
daun bidara. (H.R Bukhari dan Muslim)2[2]
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan
jenazah yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Orang yang utama memandikan jenazah
a.
1
2
3
4
5
6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
b.
tidak kelihatan.
c. Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
d. Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.
e. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan
tekan perutnya perlahan-lahan.
f. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir kearah kepala.
g. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut
jenazah, gosok giginya dan bersihkan hidungnya, kemudiankan
wudhukan.
h. Siramkan air kesebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri tubuh
i.
jenazah.
Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir
j.
anggota tubuhnya.
k. Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke seluruh tubuhnya
itulah yang wajib. Disunnahkan mengulanginya beberapa kali dalam
bilangan ganjil.
l. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai
badannya, wajid dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di
atas kafan tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan
membuang najis itu saja.
m. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepaskan dan dibiarkan
menyulur kebelakang, setelah disirim dan dibersihkan lalu dikeringkan
dengan handuk dan dikepang.
n. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain sehingga tidak
membasahi kain kafannya.
7
a.
Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih
terdiri dari:
Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.
Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.
Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.
Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.12[12]
Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu:
a.
dengan kapas.
Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
Pakaikan sarung.
Pakaikan baju kurung.
Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
Pakaikan kerudung.
11
12
4. Menshalatkan Jenazah
Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah
fardhu kifayah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:
( )
Artinya: Shalatilah orang yang meninggal dunia diantara kamu
Orang paling utana untuk melaksanakan shalat jenazah yaitu:
a.
Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik atau tidak
ahli bidah.
Keluarga terdekat.
Kaum muslimim seluruhnya.14[14]
Rukun shalat jenazah ialah:
c.
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia dan sentosakanlah
dia, muliakan tempatnya, lapangkanlah kuburnya, sucikanlah dia dengan
air embun dan es, sucikanlah dia dari kesalahannya, sebagaimana
sucinya kain putih dari kotoran. Gantikanlah rumahnya dengan rumah
yang lebih baik daripada rumahnya, dan gantikan keluarganya dengan
keluarga yang lebih baik, masukkan ia kedalam syurga, dan jauhkan ia
dari siksa kubur dan siksa neraka.
d. Takbir keempat lalu diam sejenak dan membaca doa
( )( )( )
Artinya: Ya Allah janganlah Engkau tahan untuk kami pahalanya dan janganlah
engkau tinggalkan fitnah untuk kami setelah kepergiannya16[16]
5. Menguburkan Jenazah
Adapun tata cara menguburkan jenazah adalah:
1. Masukkanlah mayat dari arah kakinya, jika tidak ada kesulitan.
2. Bagi mayat perempuan, ketika menguburkannya disunnahkan ditirai
dengan kain.
3. Bagi mayat perempuan yang memasukkannya kedalam kuburan
hendaklah muhrimnya.
4. Letakkan mayat di lahat dalam posisi miring ke kanan dan mukanya
menghadap ke kiblat. Rapatkan ke dinding kuburan supaya tidak bergeser
dan berikan bantalan di bagian belakang dengan gumpalan tanah agar
tidak terbalik ke belakang.
5. Letakkan mayat di dalam kuburan dengan membaca doa
Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah
6. Lepaskan ikatan kain kafan di bagian kepala dan kaki mayat.
16
Tinggikan kuburan (20 cm) dari tanah sebagai tanda bahwa itu adalah
kuburan.
b. Boleh memberi tanda kuburan dengan batu atau sejenisnya.
c. Membundarkannya lebih baik daripada meratakannya.
d. Haram membuat bangunan diatas kuburan,
e. Makruh duduk dan berdiri di atas kuburan dan haram buang air di atas
f.
kuburan.
Tidak boleh membangun mesjid di atas kuburan dan membuat jendela
khusus ke arah kuburan.18[18]
Berdasarkan uraian mengenai tata cara pengurusan jenazah dapat
diambil beberapa hikmah, antara lain:
setelah mati.
Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia,
sehingga apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus
dengan sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.19[19]
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya
manusia sebagi makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk
17
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim. 2004. Petunjuk Merawat Jenazah Dan Shalat Jenazah.
Jakarta: Amzah
Abd. Ghoni Asyukur. 1989. Shalat Dan Merawat Jenazah. Bandung:
Sayyidah
M. Rizal Qasim. 2000. Pengamalan Fikih I. Jakarta: Tiga Serangkai