Anda di halaman 1dari 34

Oleh:

Ajeng Titi Probo Rahayanti


20090310122

DEFINISI
Merupakan penyakit kronis otak yang
timbul akibat ketidakseimbangan pada
dopamine.
Gangguan jiwa psikotik paling lazim
dengan ciri perasaan afektif (-) atau
respons emosional (-) dan menarik diri
dari hubungan antarpribadi normal.
Delusi (keyakinan yang salah) dan
halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang
pancaindra).

Bisa mengenai siapa saja.


DSM-IV-TR : 0.5-5.0 per 10.000 per tahun
Ditemukan disemua tempat di dunia,
insiden dan prevalensinya secara kasar
sama.
lelaki= wanita, gejala muncul pada lelaki
lebih awal. Laki-laki (16-25 tahun), wanita
(20-30 tahun)
Usia remaja & dewasa muda, karena
stressor tinggi
Biasanya terlambat diketahui

Model Diatesis-Stres
Integrasi faktor biologis-faktor
psikososial-lingkungan.
Komponen lingkungan dapat biologis
(contoh:infeksi) dan psikologis
(contoh: situasi keluarga yang penuh
ketegangan atau kematian teman
dekat).

Hipotesis Dopamin
Terlalu banyaknya aktivitas
dopaminergik.
Neurotransmitter Lainnya
Meningkatkan aktifitas serotonin
Kehilangan neuron GABA-ergik di
dalam hipokampus

Neuropatologi
1. Sistem limbik
Sistem limbik (pusat emosi) : ukuran
daerah termasuk amigdala, hipokampus,
dan girus parahipokampus.
2. Ganglia Basalis
Berperan dalam mengendalikan
pergerakan. Banyak pasien skizofrenik
yang mempunyai pergerakan yang aneh.

Pencitraan Otak
1. CT scan
Pembesaran ventrikel lateral & ventrikel
ketiga dan penurunan volume kortikal.
2. MRI
Kompleks hipokampus-amigdala & girus
parahipokampus
ventrikel serebral >

3. Spektroskopi Resonansi Magnetik


(MRS)
Tingkat fosfomonoester & fosfat
inorganik < yang lebih rendah; tingkat
fosfodiester & adenosin trifosfat >
4. Tomografi Emisi Positron (PET)
Mengukur penggunaan glukosa/aliran
darah serebral = < di lobus frontalis
dan > di ganglia basalis relatif
terhadap korteks serebral.

Populasi

Genetika

Prevalensi (%)

Populasi umum

1,0

Bukan saudara kembar pasien


skizofrenik

8,0

Anak dengan satu orang tua


skizofrenik

12,0

Kembar dizigotik pasien skizofrenik

12,0

Anak dari kedua orangtua skizofrenik 40,0


Kembar monozigotik pasien
skizofrenik

47,0

Faktor Psikososial
1. Teori Tentang Pasien Individual
Masing-masing memiliki susunan
psikologi yang unik.
2. Teori Psikoanalitik
Defek ego mempengaruhi interpretasi
kenyataan dan pengendalian dorongandorongan dari dalam (inner drives)
3. Teori Psikodinamika
Sebagai suatu respon regresif terhadap
frustasi dan konflik yang melanda
seseorang. Kenyataan diingkari dan
selanjutnya dibentuk kembali (remodeled).

4. Teori Belajar
Mempelajari reaksi & cara berpikir yang
irasional dengan meniru orangtuanya yang
mungkin memiliki masalah emosionalnya
sendiri yang bermakna
5. Teori Tentang Keluarga
Perilaku keluarga patologis dapat secara
bermakna meninggalkan stres emosional
6. Emosi yang Diekspresikan
Di dalam keluarga dengan emosi yang
sangat diekspresikan, angka relaps untuk
skizofrenia adalah tinggi.

1 gejala yang amat jelas (dan biasanya 2 gejala/lebih


bila gejala-gejala itu kurang tajam/kurang jelas):
Tought of eco
Thought insertion or withdrawal
Thought broadcasting

Delusion of control
Delusion of influence
Delusion of passivity
Delusion perception

Halusional Auditorik
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku
pasien .
- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia
lain)

ATAU, Paling sedikitnya 2 gejala :

Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila


disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan


(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan
yang tidak relevan atau neologisme.

Perilaku katatonik : keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi


tubuh tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme,
mutisme, dan stupor.

Gejala negatif : sikap apatis, bicara yang jarang & respons


emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neureptika.

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah


berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau
lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal)

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan


bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality)
dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut
dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan
penarikan diri secara sosial.

Skizofrenia
Skizofrenia
Skizofrenia
Skizofrenia
)
Skizofrenia
Skizofrenia

Paranoid
Hebefrenik
Katatonik
Tak terinci (undifferentiated
Residual
Simpleks

Adanya 2 (atau lebih) dari gejala


berikut, masing-masing tampil dalam
rentang waktu yang signifikan selama
1 bulan (atau kurang, jika sudah
berhasil diterapi), dan setidaknya
salah satunya adalah nomer (1), (2),
atau (3): (1) delusi (2) halusinasi (3)
bicara tak teratur (4) perilaku katatonik
yang sangat parah, dan (5) gejala
negatif

Dalam rentang waktu yang signifikan


sejak munculnya gejala gangguan,
fungsi pasien yang pada setidaknya 1
area (misal: bekerja, hubungan
interpersonal, rawat diri) akan lebih
buruk dibandingkan sebelum
munculnya gangguan.
Pada pasien anak, perkembangan
fungsi interpersonal, akademik, dan
okupasional tidak tercapai.

Tanda-tanda gangguan akan terus


muncul selama setidaknya 6 bulan,
yang termasuk 1 bulan munculnya
gejala-gejala. Terdapat gejala residu,
biasanya berupa halusinasi atau delusi
ringan.
Gangguan yang terjadi tak dapat
dikaitkan dengan efek fisiologik suatu
zat (obat) maupun kondisi penyakit
lainnya.

Gangguan Skizoafektif dan gangguan


depresif / bipolar dengan tanda psikotik
disisihkan karena: (1) tidak ada
episode depresi, manik, atau mixed yg
mayor yang terjadi bersamaan dengan
gejala pada fase aktif atau (2) adanya
episode tersebut hanya muncul pada
rentang waktu yang tidak signifikan
baik pada fase aktif maupun residual.

Subtipe skizofrenia dihapuskan dari


DSM-V karena tidak terlalu membantu
dalam targetted-treatment dan
menentukan respon terapi.

Akibat zat : Amfetamin, halusinogen, alkaloid


beladona, halusinosis alkohol, putus barbiturat,
kokain, phencyclidine (PCP).
Epilepsi
Neoplasma, penyakit serobrovaskular, atau
trauma
Kondisi lain :

Sindroma immunodefisiensi didapat (AIDS)


Porfiria intermitten akut
Keracunan CO
Lipoidosis serebral
Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Penyakit Fabry
Penyakit Fahr
Penyakit Hallervorden-Spatz
Keracunan logam berat, dll

Memerlukan waktu yang realtif lama


Terapi meliputi:
Psikofarmaka
Psikoterapi
Terapi psikososial
Terapi psikoreligius.

Syarat-syarat psikofarmaka yang ideal untuk


skizofrenia :
Dosis rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu
relatif singkat.
Tidak ada / sedikit efek samping.
Dapat menghilangkan gejala-gejala skizofrenia dalam
waktu relatif singkat.
Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir
dan daya ingat).
Tidak menyebabkan kantuk.
Memperbaiki pola tidur.
Tidak menyebabkan habituasi, adiksi dan dependensi.
Tidak menyebabkan lemas otot.
(Jika mungkin) pemakaiannya dosis tunggal.

Klasifikasi:
golongan generasi pertama (typical)
Haloperidol, clopromazine
golongan generasi kedua (atypical)
Risperidone, clozapine

No

Nama Generik

Nama Dagang

Sediaan

Dosis Anjuran

Chlorpromazine

LARGACTILPROMA
CTILMEPROSETILE
THIBERNAL

Tab. 25 mg, 100 mgAmp.25


mg/ml

150-600 mg/h

Haloperidol

SERENACEHALDOL
GOVOTILLODOMER
HALDOL DECANOAS

Tab. 0,5 mg, 1,5&5 mgLiq.


2 mg/mlAmp. 5 mg/mlTab.
0,5 mg, 2 mgTab. 2 mg, 5
mgTab. 2 mg, 5 mgAmp.
50 mg/ml

5-15 mg/h50 mg /
2-4 minggu

Perphenazine

TRILAFON

Tab. 2 mg, 4&8 mg

12-24 mg/h

FluphenazineFluphen
azine-decanoate

ANATENSOLMODEC
ATE

Tab. 2,5 mg, 5 mgVial 25


mg/ml

10-15 mg/h25 mg /
2-4 minggu

Levomepromazine

NOZINAN

Tab.25 mgAmp. 25 mg/ml

25-50 mg/h

Trifluoperazine

STELAZINE

Tab. 1 mg, 5 mg

10-15 mg/h

Thioridazine

MELLERIL

Tab. 50 mg, 100 mg

150-600 mg/h

Sulpiride

DOGMATIL FORTE

Tab. 200 mgAmp. 50


mg/ml

300-600 mg/h

Pimozide

ORAP FORTE

Tab. 4 mg

2-4 mg/h

10

Risperidone

RISPERDALNERIPR
OSNOPRENIAPERSI
DAL-2RIZODAL

Tab. 1,2,3 mgTab. 1,2,3


mgTab. 1,2,3 mgTab. 2
mgTab. 1,2,3 mg

Tab 2-6 mg/h

11

Clozapine

CLOZARIL

Tab. 25 mg, 100 mg

25-100 mg/h

12

Quetiapine

SEROQUEL

Tab. 25 mg, 100 mg, 200


mg

50-400 mg/h

13

Olanzapine

ZYPREXA

Tab. 5 mg, 10 mg

10-20 mg/h

dilakukan ketika kemampuan menilai realitas


(Reality Testing Ability) sudah pulih kembali dan
pemahaman diri (insight) sudah baik.
Psikoterapi Suportif
memberikan dorongan, semangat dan motivasi

agar penderita tidak merasa putus asa dan


semangat juangnya

Psikoterapi Re-edukatif
memberikan pendidikan ulang yang maksudnya

memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu

Psikoterapi Rekonstruktif
memperbaiki kembali (rekonstruksi) kepribadian

Psikoterapi Kognitif
Memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir
dan daya ingat) rasional
Psikoterapi Psikodinamik
dinamika kejiwaan (kelebihan & kelemahan
diri) untuk mengatasi masalah
Psikoterapi Perilaku
Memulihkan gangguan perilaku yang
terganggu (maladaptif) menjadi perilaku yang
adaptif
Psikoterapi Keluarga
Memulihkan hubungan penderita dengan
keluarganya.

Dimaksudkan penderita agar mampu


kembali beradaptasi dengan
lingkungan sosial sekitarnya dan
mampu merawat diri, mampu mandiri
tidak tergantung pada orang lain
Kepada penderita diupayakan untuk
tidak menyendiri, tidak melamun,
banyak kegiatan dan kesibukan dan
banyak bergaul.

Terapi keagamaan adalah berupa


kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang, berdoa, memanjatkan pujipujian kepada Tuhan, ceramah
keagamaan, dan kajian kitab suci, dan
lain sebagainya.

Gejala patologis dengan pola sentral


keagamaan tadi dapat diluruskan, dengan
demikian keyakinan atau keimanan
penderita dapat dipulihkan kembali ke
jalan yang benar.

Diperlukan program rehabilitasi


sebagai persiapan penempatan
kembali ke keluarga masyarakat (reentry program).

Prognosis baik :
Absence of family history
Good premorbid function stable
personality, stable relationships
Clear precipitant
Acute onset
Mood disturbance
Prompt treatment
Maintenance of initiative, motivation

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai