Anda di halaman 1dari 31

Report Business Plan

Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal

Disusun oleh: 1. Sara Debri Janti ZK (C1C014059)


2. Adipratama Rantra putra (C1C014083)
3. Findy Rahmadini (C1C014107)
4. Fitri Ayu Wulandari (C1C014116)
5. Indonesia Putra Utama (C1C014047)
6. Netti Suntri (C1C011114)
7. Ardiansyah Kurniadi (C1C011094)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Pendidikan Tinggi


Universitas Bengkulu
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
1

KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena anugerah-NYA kami dapat menyelesaikan tugas
pengantar bisnis ini dengan baik dan lancar. Terima kasih kami ucapkan
pada dosen Pengantar Bisnis, Bapak Fachri Eka Saputra, SE., M.Sc.,
yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan kami dalam
pembuatan bussines plan ini.
Tugas bussines plan kami kali ini diberi judul Budidaya Ikan
Lele di Kolam Terpal. Kami memilih bisnis budidaya ini dikarenakan
kami melihat aspek di bidang kuliner memiliki peluang bisnis yang
sangat menjanjikan. Kami merasa bisnis ini tidak akan pernah habis
karena setiap orang pasti butuh makan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam laporan bussines plan selanjutnya.
Dalam laporan bussines plan ini pasti tidak terlepas dari
kesalahan dan kekurangan ketepatan data, maka kami selaku penyusun
memohon saran dan kritik yang membangun bagi kami kedepannya
maupun bagi kesempurnaan perencanaan bisnis ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu. Semoga bussines plan ini dapat berguna bagi
semua pihak khususnya para pembaca.

Bengkulu, 24 Desember 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
Cover..1
Kata Pengantar....2
Daftar Isi.3
Bab I Pendahuluan.
1. Latar Belakang4
2. Jenis..5
3. Manfaat Pembuatan Repoert Business Plan.6
4. Rumusan Masalah.....6
5. Tujuan Pembuatan Repoert Business Plan....6
6. Luaran Kegiatan6
Bab II Analisis SWOT
2.1. Strength8
2.2. Weakness 8
2.3. Opportunity..8
2.4 Threats...8
Bab III Aspek Pasar dan Pemasaran..
Analisis Segmenting, targeting, positioning (STP)13
3.1. Produk..13
3.2. Harga....14
3.3.Tempat..14
3.4. Promosi14
3.5. Saluran Distribusi14
Bab IV Aspek Operasi dan Produksi.
4.1. Proses Operasi..16
4.2. Proses Produksi17
4.2.1. Pembibitan.17
4.2.2 Lele Pembesaran.23
Bab V Aspek Keuangan..27
Bab VI Penutup...
Kesimpulan.30.
Saran....30

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ikan lele merupakan pangan yang lezat dan telah banyak dijual di rumah makan dan
pedagang kaki lima. Ikan lele merupakan salah satu hewan yang kaya gizi. Dilihat dari
komposisinya kaya akan fosfor. Nilai fosfor pada ikan lele lebih tinggi dari pada nilai fosfor pada
telur. Komposisi nilai gizi pada ikan lele adalah sebagai berikut:
o Protein= 17,37 %
o Lemak= 4,8 %
o Mineral= 1,2 %
o Air= 75,1 %
Dengan adanya nilai gizi yang tinggi ini, produk ikan lele masih diminati oleh pasar. Oleh
karena itu, peluang usaha pengembangan olahan ikan lele masih besar. Lele tidak hanya dapat
diolah menjadi pecel lele , namun dapat diolah menjadi beberapa produk. Bobot daging sama
dengan 22,70-24,3% bobot total tubuhnya.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah di budidayakan secara
komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan :
1) dapat di budidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3) pemasarannya relatif mudah dan
4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi.
Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan
penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat
dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila budidaya
dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial
sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang
dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat
4

dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik
dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya. Sumber air dapat
menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan
yang sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan
lele sangkuriang adalah sebagai berikut :
Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air akan
mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan nafsu makan ikan serta kelarutan
oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1
mg/l. Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau
kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan
kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.
Usaha budidaya ikan lele merupakan usaha yang mudah dijalankan, maka kami mencoba
untuk menjalankan bisnis budidaya ikan lele di kolam terpal ini. Harga ikan yang relatif stabil
dan kami melihat aspek di bidang kuliner memiliki peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
Maka kami berkeinginan untuk berwira usaha dan mendapatkan keuntungan dari usaha budidaya
ikan lele tersebut.

2. Jenis
Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986) adalah:
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
5

Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:


1. Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan
maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2. Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
3. Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa
Tengah), wiru (Jawa Barat).
4. Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh
(Kalimantan Selatan).
5. Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang
(Kalimantan Timur).
6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal
dari Afrika.

3. Manfaaat Pembuatan Report Business Plan


Report business plan ini bermanfaat untuk menjalankan usaha budidaya ikan lele agar
dapat diketahui laba atau rugi didalam menjalankan usaha tersebut. Sehingga usaha yang akan
dijalankan sesuai dengan harapan yang di inginkan.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara melakukan budidaya ikan lele yang baik?
2. Bagaimana cara agar mampu bersaing dengan para pembisnis budidaya ikan lele?

5. Tujuan Pembuatan Report Business Plan


1. Pembuatan laporan perencanaan bisnis ini bertujuan sebagai tugas mata kuliah pengantar
bisnis, untuk menambah pengetahuan mahasiswa-mahasiswi tentang mata kuliah
pengantar bisnis dan juga sebagai bekal apabila nantinya terjun ke dunia kerja.
2. Mengestimasikan pemikiran kita dalam hal perencanaan bisnis yang sangat menjanjikan.
3. Merealisasikan teori perkuliahan pengantar bisnis dalam praktek lapangan kerja atau
berwirausaha sendiri yang sesungguhnya.
4. Mengetahui dan memahami seluk beluk tentang bisnis dan membuka usaha sendiri
sebagai modal untuk membangun kreativitas.
5. Menciptakan lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran.

6. Luaran Kegiatan
Menghasilkan ikan lele yang bermutu, berkualitas dan mempunyai nilai ekonomis
yang tinggi.

BAB II
ANALISIS SWOT
2.1 Strength
o Memiliki bibit ikan lele maupun lele konsumsi yang berkualitas tinggi.
o Memiliki harga dan mutu ikan lele yang terjangkau sesuai harga pasaran.
o Adanya lahan yang cukup.

2.2 Weakness
o Jumlah modal yang belum memadai.
o Tidak adanya tenaga kerja khusus untuk bisnis tersebut.

2.3 Opportunity
o Semakin meningkatnya permintaan lele terlihat dari semakin berkembangnya jumlah pecel lele
serta makanan berbahan dasar lele lainnya.
o Semakin banyak jumlah pengusaha rumah makan yang menjadikan lele sebagai menu utama.
o Lele bisa dijadikan berbagai jenis makanan olahan, sehingga kebutuhan akan lele semakin besar.

2.4 Threats
o Bibit lele sangat rentan terhadap pengaruh cuaca dan penyakit.
o Terdapat beberapa pesaing lele konsumsi.
o Untuk lele konsumsi, jika curah hujan tinggi maka kadar asam air meningkat yang bias
menyebabkan kematian pada lele.

BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Peluang pemasaran lele sangat besar, ini bukan sekedar slogan atau propaganda, telah
banyak survey dan riset-riset pemasaran dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli
dibidangnya, kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi memang semakin meningkat, jika
kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi semakin meningkat. Sebenarnya terdapat beberapa
target pasar untuk ikan lele konsumsi, diantaranya adalah: warung pecel lele, warteg, rumahrumah makan lainnya atau bahkan restoran-restoran yang sudah mulai menawarkan menu special
ikan lele, ditambah lagi belakangan ini semakin banyak berkembang tempat-tempat usaha yang
mengelola daging ikan lele atau yang lebih dikenal dengan istilah lele olahan, mulai dari baso
lele sampai dengan lele presto.

10

11

12

13

Analisis Segmenting, Targeting, Positioning (STP)


Segementing
o Demografis
Anak-anak hingga dewasa

o Geografis
Baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaaan.

o Psikografis
Kalangan umum

Targetting
o Rumah makan
o Dijual langsung kepada distributor

Positioning
o Penentuan posisi menurut manfaat: Untuk kesehatan
o Penentuan posisi menurut pesaing: Mengungguli pesaing yang sudah lebih dahulu
berbisnis budidaya ikan lele di kolam terpal
o Menurut kategori makanan: Sebagai makan utama
o Menurut harga atau kualitas: Harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin.

3.1 Produk
Lele yang ditawarkan merupakan salah satu solusi bagi konsumen yang ingin mengkonsumsi
lele untuk makanan sehari-hari, bagi para pembuat pecel lele dan sebagainya. Kualitas lele yang
ditawarkan berkualitas tinggi serta sehat, karena kami sangat memperhatikan kualitas serta
kesehatan sebelum lele dijual.

3.2 Harga
Harga saat ini :
o Bibit perekor /Umumnya Ukuran 4,5 cm: Rp 200,.
14

o Harga lele perkilogram saat ini : Rp 22.000


Penetapan harga lele yang sudah besar pada umumnya mengikuti harga pasar. Untuk
konsumen akhir dan pengecer harga yang dikenakan rata-rata sama. Untuk lele konsumsi diskon
yang diberikan per 100 kg adalah 5 %. Selain itu, juga penambahan jumlah timbangan 2 % dari
total jumlah timbangan . Hal ini untuk mengantisipasi kematian lele saat di tangan konsumen.
Untuk penetapan harga bibit juga mengikuti harga pasar. Harga yang dikenakan untuk
pembelian bibit dalam jumlah sedikit maupun banyak rata-rata sama. Untuk pembibitan free 10
% dari jumlah pembelian, untuk mengantisipasi kematian dan kerugian konsumen.

3.3 Tempat
Tempat yang usaha yang dimiliki cukup strategis. walaupun di dalam kompleks namun
fasilitas jalan memadai, jadi kendaraan seperti mobil dapat langsung ke lolasi kolam peternakan.
Sehingga pelanggan yang ingin membeli dalam jumlah yang cukup banyak dapat memperoleh
akses yang cukup mudah.

` 3.4 Promosi
Promosi dilakukan dari mulut ke mulut, melalui internet/media social dan komunikasi melalui
handphone

3.5 Saluran Distribusi


Pemasar tidak menggunakan saluran distribusi jasa untuk menyerahkan produk kepada
pembeli. Yang termasuk distribusi jasa seperti pergudangan dan sarana transportasi. Para
konsumen dan pengecer yang ingin membeli lele langsung ke tempat dengan tempat lele yang
sudah mereka sediakan masing-masing. Saluran pemasarannya sebagai berikut :
1) Produsen-Pengecer-Konsumen
2) Produsen-Konsumen akhir
Pengecer terdiri para pedagang yang menjual kembali lele konsumsi tersebut tanpa melalui
proses pengolahan, seperti dipasarkan kembali di pasar-pasar tradisional dalam bentuk lele
segar. Sedangkan konsumen akhir ialah konsumen yang membeli lele konsumsi tersebut untuk

15

diolah kembali dan kemudian dipasarkan seperti pengusaha lamongan dan pemilik restoranrestoran.

BAB IV
16

ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI


4.1 Proses Operasi
-

Kebijakan Layout
Penyiapan sarana dan peralatan: Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan
lele adalah kolam penyimpanan induk (berfungsi untuk menyimpan induk dalam
mempersiapkan kematangan telur), kolam pemijahan, kolam pemeliharaan benih/pendedera,

kolam pemberokan (tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan)


Standar Prosedur
Menggunakan sepatu (yang tidak licin) dan lotion pelindung nyamuk.
Manajemen Bahan Baku
Permintaan pasar akan ikan lele semakin hari semakin meningkat dan untuk
membudidayakannya tidaklah sulit sehingga bahan baku yaitu benih ikan lele dapat

ditemukan dengan mudah.


Manajemen Persediaan
Karena dapat dikelola dengan mudah, maka persediaannya akan selalu dalam kondisi cukup

dsan dapat memenuhi permintaan.


Sumber Daya Manusia
Dalam perencanaan bisnis ikan lele ini, kami melakukan perekrutan tenaga kerja sebanyak 2
orang, sebagai pegawai tetap penjaga kolam dan dibantu dengan anggota-anggota kelompok.
Kami dapat bekerja sama unuk menjalankan bisnis budidaya ikan lele ini, baik dari
pemeliharaan ikan lele, perawatan kolam dan bagian pemasaran.

4.2 Proses Produksi


4.2.1 Pembibitan
1. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
17

- warna lebih gelap


- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung
- alat kelamin berbentuk bulat.

18

19

2. Larutan Ovaprim
Ovaprim digunakan untuk pengawinan sepasang induk lele.
o Ovaprim disuntikan ke setiap induk sebanyak 0,3 cc per kilogram induk.
o Ovaprim ditambahkan dengan aquades kurang lebih 1,5 - 2 ml.
o Aduk merata didalam spuit hingga berwarna putih susu.
o Larutan siap untuk disuntikan.

3. Penyuntikan
Penyutikan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o Induk betina ditangkap mengunakan lambit. Penangkapan induk dilakukan

hati-hati agar induk

tidak stress.
o Induk betina dimasukan ke dalam kain dan ditutupkan kain pada bagian kepala dan mata. Hal ini
dilakukan agar induk tidak mengalami stress.
o Kemudian disuntikan larutan Ovaprim di bagian punggung ikan.
o Penyuntikan dilakukan satu kali.

4. Proses Pemijahan
Setelah disuntik, induk dimasukkan ke dalam kolam terpal yang sudah disediakan. Untuk
satu kolam pemijahan, jumlah induk yang dipijahkan cukup satu pasang saja. Jika induk yang

20

dipijahkan dalam satu kolam terdapat beberapa pasang induk, dikhawatirkan akan terjadi
perkelahian.
Proses pemijahan adalah sebagai berikut :
o
o
o
o
o
o

Induk yang telah disuntik dimasukan ke dalam kolam terpal.


Perbandingan induk jantan dan betina adalah 1 : 1.
Tutup bagian atas agar tidak loncat saat proses pemijahan.
Proses pemijahan akan terjadi 8 12 jam dari penyuntikan.
Pemijahan sistem kawin suntik, biasanya memijah malam hari.
Tanda sudah memijah, pada kakaban terlihat telur menempel secara merata dan akan tercium bau
amis.

5. Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan dalam wadah terpisah, proses penetasan telur adalah sebagai
berikut :
Kakaban berisi telur, ditetaskan dalam wadah yaitu kolam terpal dengan ketinggian air berkisar
20 30 cm.
Sebelum ditetaskan telur di treatment dengan larutan methyline blue.
Simpan kakaban pada kolam penetasan, posisi telur berada bagian bawah permukaan air.
Untuk menambah oksigen terlarut dalam air, dapat diberi aerasi.
Telur yang tidak dibuahi berwarna putih. Telur tersebut dapat dibuang.
Telur menetas setelah 24 jam, pada suhu normal 24 260C.
Setelah menetas semua kakaban diangkat, agar media penetasan tetap terjaga kualitasnya.

6. Perawatan Telur
Larva yang telah menetas akan berkumpul di dasar kolam penetasan. Setelah menetas,
kakaban segera diangkat. Kakaban harus diangkat secara hati-hati. Jika pengangkatan kakaban
terlambat dilakukan, telur-telur yang tidak menetas akan membusuk dan menyebabkan kualitas
air menurun.

7.

Perawatan Larva
Setelah berumur dua hari, larva mulai bergerak dan menyebar ke seluruh tempat
penetasan. Sampai umur tiga hari, larva tidak perlu diberi pakan tambahan, karena masih
21

memanfaatkan cadangan makanan yang dibawa di dalam tubuhnya, yakni pada kuning
telur.
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam perawatan larva adalah penggantian air.
Penggantian air harus dilakukan setiap 2-3 hari sekali atau tergantung dari kebutuhan. Proses
perawatan larva sebagai berikut :
Dilakukan pada bak penetasan/bak khusus pemeliharaan larva.
Larva belum diberi makan 2 3 hari, karena masih membawa cadangan makanan.
Pemeliharaan larva dapat dilakukan selama 7-10 hari.
Ukuran larva pada umur 7-10 hari mencapai ukuran 1-1,5 cm.

8. Pemberian Pakan Bibit


a. PSP (serbuk)
o Umur : 0-1 Minggu
o Takaran : satu hari 100 gram/10.000 ekor larva. 3-4 kali sehari.
b. PSC (Kasar)
o Umur : setelah satu minggu
c. cacing sutra
o Takaran : 100.000 ekor/ 1 kilogram untuk satu hari.
d. FF999
Ukuran : 4,5 cm

22

23

9. Pemanenenan Bibit
Pemanenan bibit harus dilakukan dengan hati-hati agar bibit tidak stress. Pemanenan
dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan saat pemanenan bibit lele dumbo :
o Umur 1-1,5 bulan, bibit sudah siap untuk dipanen.
o Biasanya sudah mencapai ukuran 4,5 cm.
o Dilakukan pagi atau menjelang sore hari.

4.2.2. Lele Pembesaran


1. Pemindahan Bibit Ke Kolam Pembesaran
Lele yang sudah berukuran 4,5 cm atau berumur 1-1,5 bulan langsung dipindahkan ke
kolam pembesaran untuk lele konsumsi.

2. Pakan Lele Pembesaran


a. FF999
o Umur: 3-4 minggu
o Waktu: 3-4 kali
b.781
24

o Ukuran: 10 cm-15 cm
o Waktu: 3-4 kali
c.781-2
o Ukuran: 15cm- Panen.
o Umur : 2,5 bulan-3 Bulan
o Waktu: 3-4 kali
3. Panen
Panen ikan lele dikolam terpal dapat dilakukan dengan cara panen sortir atau dengan
panen sekaligus (semua). Panen sortir adalah dengan memilih ikan yang sudah layak untuk
dikonsumsi (dipasarkan) biasanya ukuran 7 samapai 8 ekor per kg atau berumur dua bulan
setelah bibit dipindahkan ke kolam pembesaran atau sesuai dengan keinginan pasar. Kemudian
ukuran yang kecil dipelihara kembali. Dalam satu tahun penen dilakukan rata-rata sebanyak tiga
kali.
Panen sekaligus biasanya dengan menambah umur ikan agar ikan dapat dipanen.
Hal yang perlu diperhatikan dalam Budidaya Ikan lele dumbo adalah :
1. Air
2. Kolam
3.Suhu
4.Pakan
5. Antibiotik dan Vitamin
6.Bibit
7. Mesin Air
8.Terpal
9. Jaring

1.Air
Perlu diperhatikan bahwa air harus 20 - 30 cm lebih dalam dari kolam, atau berjarakan 20
cm dengan tinggi kolam. Air diganti 15 hari sekali atau tergantung kualitas. Untuk lele
pembesaran tinggi air 80 cm 1 meter, sedangkan untuk pembibitan tinggi air 30-50 cm. pH air
yang ideal berkisar antara 4,5 6.
25

2. Kolam
Kolam yang baik harus memenuhi standar :
- Berada di tempat yang sesuai (kadang terkena dingin kadang terkena sinar matahari )
- Suhu yang standar.
Jumlah kolam yang ada saat ini totalnya berjumlah 10 kolam. Terdiri dari 2 kolam bibit
dan 8 kolam pembesaran lele. Pembersihan kolam dilakukan kurang lebih enam kali persiklus

3. Suhu
Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 28-30 C. Suhu air akan
mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan
oksigen dalam air.

4. Pakan
Pakan untuk bibit :
a. PSP (serbuk)
b. PSC (Kasar)
c. cacing sutra
d. FF999
Pakan untuk pembesaran :
a. FF999
b.781
c.781-2

5. Antibiotik, Vitamin, dan Hormon


a. OTC ( Antibiotik)
o Takaran: Satu sachet = 100gram/35.000 ekor
o Waktu: Diberikan pada saat ikan lele yang terserang penyakit.
26

b. Viternal
Merupakan vitamin yang diberikan pada lele yang sudah besar.

c. Ovaprim
Ovaprim digunakan untuk pengawinan sepasang induk lele. Ovaprim disuntikan ke
setiap induk sebanyak 0,3 cc per kilogram induk. Setiap sepasang induk biasanya menghasilkan
20.000- 40.000 bibit.

6. Bibit Ikan Lele


Bibit akan lebih baik apabila kita menetaskan telur lele sendiri. Setiap sepasang induk
menghasilkan 20.000- 40.000 bibit persiklus dengan perkiraan tingkat kematian 30 % dari
jumlah 20.000 bibit yang dihasilkan. Jadi total yang hidup kira-kira 14.000 ekor bibit persiklus.

7. Mesin Air
Mesin air digunakan untuk menguras air saat kualitas air sudah kotor dan untuk
mempermudah panen ikan lele yang sudah besar. Selain itu, mesin air juga digunakan untuk
mengisi kolam yang sudah kering. Untuk itu, diperlukan paralon sepanjang 40 meter.

8. Terpal
Terpal yang di gunakan untuk kolam pembibitan yakni ukuran 3x4 m sebanyak 10 kolam.

9. Jaring
Jumlah jaring yang digunakan sebanyak 10 buah dengan ukuran 3x4 meter.

BAB V
ASPEK KEUANGAN
27

Laporan Keuangan Budidaya Ikan Lele di Kolam


Terpal (pertahun)
Estimasi Biaya Bahan Baku
Bibit

: 3000 bibit

@ Rp 200

Rp. 600.000

(seterusnya akan dilakukan pemijahan)


Pakan

: 120 karung @ Rp 275.000

Cacing : 36 kg

@ Rp 30.000

Rp. 33.000.000
Rp. 1.080.000 +

Rp. 34.680.000
Biaya bahan baku adalah biaya yang terdiri dari Bibit, Pakan dan Cacing. Bahan baku
tersebut digunakan untuk menjaga produktivitas ikan lele dan untuk menghasilkan bibit ikan lele
yang bisa dijual maupun dikembangkan serta menghasilkan ikan lele yang siap dikonsumsi
dengan kualitas tinggi. Bibit yang kami beli hanya berjumlah 3000 bibit dikarenakan agar
terjadinya efisiensi biaya karena bibit yang kami beli hanyalah untuk menciptakan bibit-bibit lain
yang nantinya akan berkembang biak secara berkelanjutan. Setelah bibit pertama yang kami beli
tadi mulai berkembang dan siap untuk dijual maka untuk menghasilkan bibit lainnya kami akan
melakukan proses pemijahan yang mana dapat menghasilkan hingga 60.000 bibit dalam sekali
melakukan pemijahan.
Pakan yang kami sediakan terdiri dari 2 jenis yaitu cacing sutra dan pakan pelet. Cacing
sutra digunakan untuk diberikan pada bibit-bibit ikan lele yang masih kecil yang belum bisa
memakan pelet sedangkan pakan pelet akan diberikan pada ikan lele yang sudah mulai bisa
memakannya sampai ikan lele tersebut siap dijual.

Estimasi Biaya Tenaga Kerja


Tenaga Kerja: 2 orang @ Rp 700.000/bulan (x 12)

28

Rp. 16.800.000

Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyewa orang yang akan
menjaga kolam ikan lele sekaligus orang yang melakukan kegiatan produksi. Kegiatan produksi
meliputi pemberian makan pada ikan lele, melakukan penyortiran terhadap ikan lele, dan panen
ikan lele. Kami hanya menyewa 2 orang tenaga kerja dikarenakan pekerjaan yang dilakukan
tidaklah begitu berat dan karena kolam lele ini tidak perlu dijaga saat malam hari karena
lokasinya berdekatan dengan rumah salah satu anggota kelompok. Kami memberikan upah pada
masing-masing orang sebesar Rp.700.000 untuk satu bulan, upah ini kami rasa cukup karena
pekerjaan yang tidak terlalu berat dan juga pekerjaan ini hanya sebagai pekerjaan sampingan.

Estimasi Biaya Sewa, Mesin dan Peralatan


Pembuatan Kolam : 10 @ Rp 210.000

Rp. 2.100.000

Sewa Lahan

: 1 @ Rp. 2.500.000

Rp. 2.500.000

Alat Aerator

: 1 @ Rp 4.500.000

Rp. 4.500.000 +

Rp. 9.100.000
Biaya sewa, mesin dan peralatan yang dituliskan di atas meliputi seluruh biaya investasi
yang dikeluarkan untuk memulai bisnis budidaya ikan lele di kolam terpal. Kami membuat 10
kolam dengan ukuran 3 x 4 meter yang dilapisi dengan terpal dan dilengakapi dengan saluran
pembuangan yang diperlukan pada saat akan menguras kolam. Kolam yang kami buat terletak
pada lahan yang kami sewa pada warga sekitar yang memiliki lahan tersebut. Disini kami juga
menggunakan alat aerator yang fungsinya mengalirkan udara ke kolam-kolam yang ada agar
dapat menjaga kesehatan ikan dan menghambat pertumbuhan lumut di kolam ikan lele.

Estimasi Biaya Lain-lain


Obat ikan lele: 12 @ Rp 30.000

Rp. 360.000

Biaya lain-lain adalah biaya yang dikeluarkan secara tidak terduga dan bersifat optional
(pilihan), disini kami memasukkan biaya obat ikan lele yang mana jika ikan lele terserang
penyakit maka akan diberikan obat ini agar ikan lele yang terserang penyakit bisa sembuh dan
tidak menularkan penyakit kepada ikan lele yang lain.

Total Biaya Pemeliharaan Ikan Lele


Estimasi Biaya Bahan Baku

Rp. 34.680.000

Estimasi Biaya Tenaga Kerja

Rp. 16.800.000

29

Estimasi Biaya Sewa, Mesin dan Peralatan

Rp. 9.100.000

Estimasi Biaya Lain-lain

Rp. 360.000

Rp. 60.940.000
Dari semua biaya di atas didapatlah total biaya pemeliharaan ikan lele dalam satu tahun
sebesar Rp.60.940.000, semua biaya diatas kami hitung dengan sebenar-benarnya tanpa ada
rekayasa yang mana kami asumsikan akan menghasilkan ikan lele unggul yang siap dikonsumsi,

Kami mengasumsikan total ikan lele yang dapat dipanen 415 kg/bulan.
Harga ikan lele

: Rp. 17.000/kg (harga bisa berubah-ubah sewaktu-waktu)

Total penjualan pertahun

: 415 kg x 12 bulan x Rp. 17.000 = Rp. 84.660.000

Total penjualan perbulan

: Rp. 84.660.000 12 = Rp 7.055.000

Keuntungan perbulan= Penjualan perbulan-biaya variable perbulan


= Rp. 7.055.000 - Rp. 5.078.400
=Rp. 1.976.600
Jadi, dari estimasi yang telah kami hitung, kami dapat mengembalikan modal dalam jangka
waktu 30 bulan.

BAB VI
30

PENUTUP
KESIMPULAN
Budi daya ikan lele adalah salah satu usaha yang menggiurkan, jika sudah berjalan
dengan baik usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar. Perawatan ikan lele ini pun juga
tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya,

SARAN
Bagi pembaca yang ingin membudidayakan ikan lele, saran saya yang pertama harus
dipertimbangkan adalah masalah lokasi, sebaiknya dipilih lokasi yang sejuk dan tidak
kering/panas. Ikan lele cenderung tidak tahan akan cuaca panas, bila dibudidayakan di lokasi
yang panas ikan akan mati dan mudah terserang penyakit.

31

Anda mungkin juga menyukai