Anda di halaman 1dari 1

Delirium merupakan gangguan fungsi otak dengan gangguan kognitif

dan perilaku, penyakit ini merupakan penyakit yang sering terjadi dan sudahdijelaskan
selama berabad-abad, namun sering tidak terdiagnosis atau salahdiagnosis dan berpotensi
untuk terjadinya morbiditas dan mortalitas.
Delirium adalah gangguan kesadaran dan gangguan kognitif akut yangumumnya terjadi pada
usia lanjut. Telah dilaporkan prevalensi delirium di USA pada pasien berusia lanjut di ruang
Intensive Care Unit (ICU) berkisar 78-87%. DiIndonesia, prevalensi delirium bervariasi yaitu
14-56%, dengan angka kematian dirumah sakit sekitar 25-30%. Kejadian delirium di rumah
sakit dr. CiptoMangunkusumo (RSCM) berkisar 17- 47,3%.
Pemeriksaan Fisik
Adanya bekas suntikan sepanjang vena di lengan,tangan kaki bahkan padatempat-tempat
tersembunyi misalnya dorsum penis.
Pemeriksaan fisik terutama untuk menemukan gejalaintoksikasi/overdosis/putus zat dan
komplikasi medik seperti Hepatitis,Eudokarditis, Bronkoneumonia, HIV/AIDS dan lain-lain.
Perhatikan terutama : kesadaran, pernafasan, tensi, nadi pupil,cara jalan,sclera ikterik,
conjunctiva anemis, perforasi septum nasi, caries gigi,aritmia jantung, edema paru,
pembesaran hepar dan lain-lain.
Pemeriksaan Laboratorium
Analisa Urin
Bertujuan untuk mendeteksi adanya zat psikoaktif dalam tubuh(benzodiazepin, barbiturat,
amfetamin, kokain, opioida, kanabis)
Pengambilan urin hendaknya tidak lebih dari 24 jam dari saat pemakaianzat terakhir dan
pastikan urine tersebut urine pasien
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan EEG secara karakteristik menunjukkan perlambatan aktivitassecara umum dan
berguna untuk membedakan delirium dengan depresi
ataupun psikosis. EEG pada delirium kadang-kadang menunjukkan area hiperaktivitasfokal.
Pada delirium akibat putus alkohol ataupun zat sedatif EEG menunjukkanaktivitas voltase
rendah yang cepat.
http://www.academia.edu/9346216/delirium

Anda mungkin juga menyukai