gangguan
keadaan
yang
pertukaran
ditandai
udara
dengan
pernapasan,
peningkatan
karbondioksida
(hiperkapnea).
penyebabnya,
serta
mencari
hubungan
dengan
ikatan,
daya
jerat
ikatan
tersebut
salah
satu
cabang
spesialistik
ilmu
ilmu
kedokteran
untuk
membantu
dalam
menyimpulkan
kematian?
2. Apakah tujuan dan kemungkinan penemuan dalam olah
TKP?, serta apa sajakah jenis penggantungan?
3. Apa tanda dan fase dari asfiksia?
4. Apakah tujuan, syarat dan jenis dari otopsi?
C. Step3: Identifikasi Masalah
1. Cara Ahli Forensik Menyimpulkan Kematian
Tanda Kematian Kematian adalah suatu proses yang
dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupa tanda
kematian yang perubahannya biasa timbul dini pada saat
meninggal atau beberapa menit kemudian. Perubahan
segmentasi
oleh
kita
kira-kira
20-30
menit
pasca
kematian
klinis.
Juga
lebam
masih
bisa
pada
kulit
mayat
dengan
posisi
mayat
lebih
lambat
dan
lebih
terbatas
mana
disebabkan
oleh
karena
terjadinya
akibat
terhentinya
produksi
panas
dan
udara
makin
mempercepat
g) Sebab
kematian,
misalnya
asfiksia
dan
sangat
mempengaruhi
tergantung
dari
suhu,
aliran,
dan
keadaan airnya.
Rumus untuk memperkirakan berapa jam sejak
mati yaitu (98,40 F - suhu rectal 0 F) : 1,50 F.
4) Pembusukan
Pembusukan mayat nama lainnya dekomposisi
dan putrefection. Pembusukan mayat adalah proses
degradasi jaringan terutama protein akibat autolisis
dan kerja bakteri pembusuk terutama Klostridium
welchii. Bakteri ini menghasilkan asam lemak dan
gas pembusukan berupa H2S, HCN, dan AA. H2S
akan
bereaksi
dengan
hemoglobin
(Hb)
Proses
pembusukan
telah
terjadi
setelah
kanan
bagian
bawah
yaitu
dari
sekum
kulit
ari
terkelupas,
aborescent
pattern/
perut
pecah,
skrotum
atau
vulva
saat
Utara
kematian
penyebab
dan
Universitas
kematian
karena
Ada
sembilan
faktor
yang
mempengaruhi
pembusukan.
Suhu optimal yaitu 21-370 C mempercepat
pembusukan.
c) Kelembaban udara yang tinggi mempercepat
pembusukan.
d) Umur. Bayi, anak-anak dan orang tua lebih
e)
f)
saat
pembusukan.
mati.
Oedem
Dehidrasi
mempercepat
memperlambat
pembusukan.
g) Penyebab kematian. Radang, infeksi, dan sepsis
mempercepat pembusukan. Arsen, stibium dan
asam karbonat memperlambat pembusukan.
h) Seks, Wanita baru melahirkan (uterus post
partum) lebih cepat mengalami pembusukan.
Pada
pembusukan
mayat
kita
juga
dapat
lama
kematian,
serta
dapat
dihasilkan
oleh
Klostridium
welchii,
3
yang
Untuk
waktu
yang
dapat
terjadi
lama,
adipocere
sedikitnya
dibutuhkan
beberapa
minggu
terjadi
bila
keadaan
waktu
yang
cukup
lama,
beberapa
dan
mengumpulkan
ditempatkejadian
bukti
perkara
yang
untuk
10
perbendungan
pada
mata
berapa
sklera
mata.
Selain
itu
juga
bisa
terdapat
lapisan
viseral
dari
pleura,
perikardium,
dengan
ptekie.
pembuluh
darah,
tidak
Kongesti
sehingga
spesifik
adalah
terjadi
intravaskular
(tekanan
yang
mendorong
11
fibrinolisin
paska
adalah
bagian
dari
mitologi
forensik.
seperti
akhirnya
pencairan
bekuan
tersebut
merangsang
pusat
pernapasan
di
medulla
tanda-tanda sianosis
dari
tingkat
penghalangan
O 2.
Bila
serendah-rendahnya
IPDA
polisi
militer
dari
pemulihan
kesehatan,
serta
penelitian
untuk
14
D. Step 4: Skema
Mayat Gantung
Polisi
(Wewenang)
Olah TKP
(Pemeriksaan yang dilakukan)
Forensik
Otopsi
Jenis
Dasar hukum
Prosedur
Pemeriksaan
Asfiksia
Jenis
Penyebab
Fase
Gejala Klinik
15
16
ang
dewasa
sudah
dengan
beberapa
17
9
10
18
Penggantungan antemortem
Penggantungan postmortem
Tanda-tanda penggantungan ante- Tanda-tanda
post-mortem
mortem
bervariasi. Tergantung menunjukkan kematian yang bukan
dari cara kematian korban
disebabkan penggantungan
Tanda
jejas
jeratan
biasanya
Tanda jejas jeratan miring, berupa
berbentuk
lingkaran
utuh
lingkaran
terputus
(non(continuous), agak sirkuler dan
continuous) dan letaknya pada
letaknya pada bagian leher tidak
leher bagian atas
begitu tinggi
Simpul tali biasanya lebih dari satu,
Simpul tali biasanya tunggal,
diikatkan dengan kuat dan diletakkan
terdapat pada sisi leher
pada bagian depan leher
Ekimosis pada salah satu sisi jejas
Ekimosis tampak jelas pada salah
penjeratan tidak ada atau tidak jelas.
satu
sisi
dari
jejas
Lebam mayat terdapat pada bagian
penjeratan. Lebam mayat tampak
tubuh yang menggantung sesuai
di atas jejas jerat dan pada
dengan
posisi
mayat
setelah
tungkai bawah
meninggal
Pada kulit di tempat jejas
penjeratan teraba seperti perabaan Tanda parchmentisasi tidak ada atau
kertas perkamen, yaitu tanda tidak begitu jelas
parchmentisasi
Sianosis pada wajah, bibir,
Sianosis pada bagian wajah, bibir,
telinga, dan lain-lain sangat jelas
telinga dan lain-lain tergantung dari
terlihat terutama jika kematian
penyebab kematian
karena asfiksia
Wajah membengkak dan mata
mengalami kongesti dan agak Tanda-tanda pada wajah dan mata
menonjol,
disertai
dengan tidak terdapat, kecuali jika penyebab
gambaran pembuluh dara vena kematian
adalah
pencekikan
yang jelas pada bagian kening (strangulasi) atau sufokasi
dan dahi
Lidah bisa terjulur atau tidak Lidah tidak terjulur kecuali pada
sama sekali
kasus kematian akibat pencekikan
Penis. Ereksi penis disertai
dengan keluarnya cairan sperma Penis. Ereksi penis dan cairan sperma
sering terjadi pada korban pria. tidak ada.Pengeluaran feses juga
Demikian juga sering ditemukan tidak ada
keluarnya feses
Air liur. Ditemukan menetes dari Air liur tidak ditemukan yang
sudut mulut, dengan arah yang menetes pad kasus selain kasus
vertikal menuju dada. Hal ini penggantungan.
merupakan
pertanda
pasti
No
Penggantungan antemortem
penggantungan ante-mortem
Penggantungan postmortem
Penggantungan pada
pembunuhan
No
3
4
7
8
19
No
10
Penggantungan pada
pembunuhan
21
d. Menentukan jenis luka dan jenis kekerasan, jenis luka dan jenis
kekerasan dapat memberikan informasi perihal alat atau senjata yang
dipakai serta perkiraaan proses terjadinya kejahatan tersebut dimana
berguna dalam interogasi dan rekonstruksi. Dengan diketahui jenis
senjata, pihak penyidik dapat melakukan pencarian secara lebih
terarah.
e. Membuat sketsa keadaan di TKP secara sederhana dan dapat
memberikan gambaran posisi korban dikaitkan dengan situasi yang
terdapat di TKP.
f. Mencari, mengumpulkan, dan menyelamatkan barang-barang bukti
(trace evidence) yang ada kaitannnya dengan korban, bagi kepentingan
pemeriksaan selanjutnya. Hal ini juga penting, sebab semakin banyak
barang bukti ditemukan, termasuk barang bukti medik, akan semakin
mempermudah penegak hukum membuat terang perkara pidana.
Barang bukti medik tersebut harus diselamatkan dari kerusakan dan
dokter memang memiliki kemampuan untuk itu.
untuk
kepentingan
peradilan
22
segera
melaksanakan
ketentuan
sebagaimana
mereka
mengucapkan
sumpah
atau
janji akan
23
d. Pembusukan.
e. Lain-lain; misalnya mumifikasi atau adiposera.
8) Mencatat identitas mayat, seperti jenis kelamin, bangsa/ras,
perkiraan umur, warna kulit, status gizi, tinggi badan, berat badan,
disirkumsisi/tidak, striae albicantes pada dinding perut.
9) Mencatat segala sesuatu yang dapat dipakai untuk penentuan
identitas khusus, meliputi rajah/tatoo, jaringan parut, kapalan,
kelainan kulit, anomali dan cacat pada tubuh.
10) Memeriksa distribusi, warna, keadaan tumbuh, dan sifat dari
rambut. Rambut kepala harus diperiksa, contoh rambut diperoleh
dengan cara memotong dan mencabut sampai ke akarnya, paling
sedikit dari 6 lokasi kulit kepala yang berbeda. Potongan rambut
ini disimpan dalam kantungan yang telah ditandai sesuai tempat
pengambilannya.
11) Memeriksa mata, seperti apakah kelopak terbuka atau tertutup,
tanda kekerasan, kelainan. Periksa selaput lendir kelopak mata dan
bola mata, warna, cari pembuluh darah yang melebar, bintik
perdarahan, atau bercak perdarahan. Kornea jernih/tidak, adanya
kelainan fisiologik atau patologik. Catat keadaan dan warna iris
serta kelainan lensa mata. Catat ukuran pupil, bandingkan kiri dan
kanan.
12) Mencatat bentuk dan kelainan/anomali pada daun telinga dan
hidung.
13) Memeriksa bibir, lidah, rongga mulut, dan gigi geligi. Catat gigi
geligi dengan lengkap, termasuk jumlah, hilang/patah/tambalan,
gigi palsu, kelainan letak, pewarnaan, dan sebagainya.
14) Bagian leher diperiksa jika ada memar, bekas pencekikan atau
pelebaran pembuluh darah. Kelenjar tiroid dan getah bening juga
diperiksa secara menyeluruh.
15) Pemeriksaan alat kelamin dan lubang pelepasan. Pada pria dicatat
kelainan bawaan yang ditemukan, keluarnya cairan, kelainan
lainnya. Pada wanita dicatat keadaan selaput darah dan komisura
posterior, periksa sekret liang sanggama. Perhatikan bentuk lubang
pelepasan, perhatikan adanya luka, benda asing, darah dan lainlain.
25
b. Gejala Asfiksia
Ada 4 stadium gejala / tanda dari asfiksia, yaitu : 6
1) Fase dispneu / sianosis
Pada fase dispneu / sianosis asfiksia berlangsung kira-kira 4 menit.
Fase ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbon
dioksida. Tingginya kadar karbon dioksida akan merangsang medulla
26
Daftar Pustaka
1. Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa
Aksara.
2. Intarniati et al. 2012. Tanya Jawab Ilmu Kedokteran Forensik: Teknik
Otopsi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hal: 67-68.
3. Bagian kedokteran forensic FK UNDIP. Ilmu kedokteran Forensik.
Semarang: FK UNDIP.
4. Bambang,Kunthi,Arista. 2009. Petunjuk Teknik Otopsi. Semarang: Badan
Penerbit UNDIP
27
28