Anda di halaman 1dari 82

PBL

DIARE AKUT
Ida Bagus Reza Nanda Iswara (1002005003)
Dewa Agung Istri Sintha Prajnyaswari (1002005022)
I Gusti Agung Ari Kresna Narayana (1002005027)
Gusti Ayu Dian Listyanti Utami (1002005043)

Pendahuluan
Diare : frekuensi defekasi > 3x perhari
Dengan atau tanpa lendir dan darah
Terjadi kehilangan cairan abnormal melalui
kotoran
Penyebab utama morbiditas & mortalitas
anak di negara berkembang
Perlu ditangani dengan serius karena
kematian dapat dicegah dengan perawatan
yang benar

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Frekuensi defekasi lebih dari biasanya ( 3x
sehari )
Dengan / tanpa darah & lendir
Diare akut : diare mendadak pada bayi dan
anak yg sehat dan terjadi kurang dari 14 hari
Tinja lunak atau cair, dapat disertai muntah dan
panas
Tinja cair : kandungan air dalam tinja lebih dari
10mL/kgBB/hari.
Peningkatan air dalam tinja disebabkan oleh
gangguan fungsi usus halus & usus besar
dalam proses absorpsi ion, substrat dan air.

EPIDEMIOLOGI
Diare di Indonesia : salah satu penyebab
kematian dan kesakitan tertinggi pada anak usia
dibawah 5 tahun.
Diare menyebabkan 17% kematian pada anak di
dunia dan di Indonesia 42% pada bayi, 25,2%
anak umur 1-4 tahun (Risdeskas 2007)
Merupakan penyakit utama pada bayi dan anak di
Indonesia.
Angka kematian saat ini ditekan menjadi kurang
dari 3%.

ETIOLOGI
Utamanya dari golongan Virus, Bakteri , dan
Parasit.
Dibagi 2 tipe : Non inflammatory dan
inflammatory.
Enteropatogen menimbulkan non
inflammatory diare melalui produksi
enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel
permukaan vili oleh virus,perlekatan oleh
parasit dan bakteri.

inflammatory diare biasanya disebabkan oleh


bakteri yang menginvasi usus secara
langsung atau memproduksi sitotoksin.

Penyebab diare akut


Golongan Bakteri: Aeromonas, Bacillus cereus,
Campylobacter jejuni, Clostriduim perfingers, Clostridium
defficile, Escherichia coli, Plediomonas shigeloides,
Salminella, Shigella, Staphylococcus aureus, Vibrio
cholera, Vibrio parahaemolyticus, Yersinia enterocolitica.
Golongan Virus: Rotavirus, Astovirus, Calcivirus
(Norovirus, Sapovirus), Coronavirus, Norwalk virus,
Herpes simplex virus, Cytomegalovirus.
Golongan Parasit: Balantidium coli, Blastocytis hormonis,
Cryptosporidium parvum, Entamoeba histolytica, Giarda
lambilia, Isopora belli, Strongyloides stercoralis, Trichuris
trichiura.

Di Negara berkembang kuman patogen penyebab


penting diare akut pada anak-anak yaitu: Rotavirus,
Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella,
Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium
Disamping itu penyebab diare non infeksi yang dapat
menimbulkan diare pada anak antara lain:
Kesulitan makan
Defek Anatomis: Malrotasi, Penyakit Hirchsprung, Short
Bowel Syndrome, Atrofi mikrovilli, Stricture
Malabsorpsi: defisiensi disakaridase, malabsorpsi
glukosa-galaktosa, cystic fibrosis, Cholestosis, Penyakit
Celiac

Endokrinopati: Thyrotoksikosis, Penyakit


Addison, Sindroma Adrenogenital
Keracunan makanan: Logam Berat,
Mushrooms
Neoplasma: Neuroblastoma,
Phaeochromocytoma, Sindroma Zollinger
Ellison
Lain-lain: Infeksi non gastrointestinal, Alergi
susu sapi, Penyakit Crohn, Defisiensi imun,
Colitis ulserosa, Gangguan motilitas usus,
Pellagra

MEKANISME DIARE
Secara konseptual mekanisme terjadinya diare dibagi
menjadi penurunan absorpsi dan peningkatan sekresi
Biasanya mekanisme diare terjadi karena peningkatan
cairan dalam usus yang melebihi kapasitas absoprsi
maksimum dalam usus tersebut.
Peningkatan motilitas dengan pemendekan waktu transit
(transit time) berhubungan dengan terjadinya diare.
Selain itu penurunan motilitas dapat berdampak dengan
pertumbuhan bakteri karena stasis juga dapat
menyebabkan terjadinya diare, walaupun jarang, jika
terjadi biasanya dalam keadaan akut

Tabel 2.1 Mekanisme diare akut3


Penurunan absorpsi
Faktor mukosa
Perubahan keadaan mukosa
Imaturitas fungsi
Penurunan permukaan area
Atropi vili
Trauma brush border
Reseksi usus
Kelainan enzim khusus dan transportasi
Defisiensi disakaridase
Defisiensi enterokianse
Kelainan ion transportasi (Na+ /H+, Cl- / HCO3-)
Faktor intralumen
Peningkatan osmolaritas
Larutan yang tidak dapat diserap
Makanan yang terlalu banyak (jus buah)
Pertumbuhan bakteri
Insufisiensi pankreas eksokrin
Defisiensi garam empedu
Penyakit akibat parasit
Peningkatan sekresi
Toksin bakteri (toksin Cholera, toksin E. Coli heat-liable dan heat-stable)
Mediator inflamasi (eisosanoid, dan produk lain dari sel mast)
Faktor luminal
Obat-obatan

Ada 2 prinsip mekanisme terjadinya diare


cair, yaitu sekretorik dan osmotik. Infeksi
usus dapat menyebabkan diare melalui ke 2
mekanisme tersebut, diare sekretorik lebih
sering terjadi, dan keduanya dapat terjadi
pada satu penderita

DIARE SEKRETORIK
Disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam
usus halus.
Absorpsi natrium oleh vili gagal sedangkan sekresi
klorida di sel epitel berlangsung terus atau meningkat.
Hasil akhir adalah sekresi cairan yang mengakibatkan
kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagai tinja
cair. Hal ini menyebabkan terjadinya dehidrasi.
Pada diare infeksi perubahan ini terjadi karena adanya
rangsangan pada mukosa usus oleh toksin bakteri
seperti Escherichia coli dan Vibrio cholera atau virus
(rotavirus).

DIARE OSMOTIK
Mukosa usus halus adalah epitel berpori,
yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan
cepat untuk mempertahankan tekanan
osmotik antara isi usus dengan cairan
ekstraseluler.
Dalam keadaan ini, diare dapat terjadi
apabila suatu bahan yang secara osmotik
aktif dan sulit diserap. Jika bahan semacam
itu berupa larutan isotonik, air dan bahan
yang larut didalamnya akan lewat tanpa
diabsorpsi sehingga terjadi diare

Skema Diare Osmotik


dan Sekretorik

Bahan-bahan pregatif seperti magnesium sulfat


bekerja melalui proses ini. Proses yang sama mungkin
terjadi bila bahan terlarut adalah laktosa atau glukosa
kedua keadaan kadang-kadang merupakan komplikasi
dari infeksi usus. Bila substansi yang diabsorpsi
dengan jelek misalnya berupa larutan hipertonik, air
akan pindah dari cairan ekstraseluler ke dalam lumen
usus sampai osmolaritas dari isi usus sama dengan
cairan ekstraseluler dan darah.
Hal ini menaikkan volume tinja, dan menyebabkan
dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh

MANIFESTASI KLINIS
bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan
meningkat, nafsu makan cenderung berkurang
atau tidak ada, kemudian timbul diare
Tinja makin cair, mungkin mengandung darah
dan/atau lendir, warna tinja berubah menjadi
kehijau-hijauan karena tercampur empedu
Akibat seringnya defekasi anus dan sekitarnya
menjadi lecet karena tinja makin lama makin asam
akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dari
pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi
usus

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah


diare. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan
elektrolit, terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan
turun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan
turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir
terlihat kering
Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses
perdangan atau akibat dehidrasi. Panas badan
umum terjadi pada penderita dengan inflammatory
diare. Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus
yang terjadi pada perut bagian bawah sert rectum
menunjukkan terkenanya usus besar

Mual dan muntah adalah symptom yang non


spesifik akan tetapi muntah mngkin disebabkan
oleh karena organisme yang meninfeksi saluran
cerna bagian atas seperti: enteric virus, bakteri
yang memproduksi enterotoksin, Giardia, dan
Cryptosporidium.
Muntah juga sering terjadi pada non inflammatory
diare. Biasanya penderita tidak panas atau hanya
subfebris, nyeri perut periumbilikal tidak berat,
watery diare, menunjukkan bahwa saluran cerna
bagian atas yang terkena

Gejala Klinik

Rotavirus

Shigella

Salmonella

ETEC

EIEC

Kolera

Masa tunas

17-72 jam

24-48 jam

6-72 jam

6-72 jam

6-72 jam

48-72 jam

Panas

++

+++

++

Mual Muntah

Sering

Jarang

Sering

Sering

Nyeri Perut

Tenesmus

Tenesmus

Tenesmus

Tenesmus

kramp

kremp

kolik

kramp

Nyeri kepala

Lamanya sakit

5-7 hari

>7 hari

3-7 hari

2-3 hari

Variasi

3 hari

Volume

Sedang

Sedikit

Sedikit

Banyak

Sedikit

Banyak

Frekuensi

5-10x/hr

>10x/hr

Sering

Sering

Sering

Terus

Sifat Tinja

menerus
Konsistensi

Cair

Lembek

Lembek

Cair

Lembek

Cair

Darah

Sering

Kadang

Bau

Langu

Busuk

Tidak

Amis khas

Warna

Kuning-

Merah-

Kehijauan

Tak berwarna Merah-

hijau

hijau

Leukosit

Lain-lain

Anoreksia

Kejang

Sepsis

Seperti

air

hijau

cucian beras

Meteorismus

Infeksi

sistemik

Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja


yang mengandung sejumlah ion natrium, klorida
dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini
bertambah bila ada muntah dan kehilangan air
juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat
menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolic dan
hipokalemia.
Dehidrasi merupakan keadaan yang paling
berbahaya karena dapat menyebabkan
hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan
kematian bila tidak diobati dengan tepat

Diagnosis
Persistensi
Etiologi
Derajat Dehidrasi

Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

Anamnesis

Kencing : Biasa/berkurang/
tidak kencing dalam 6-8 jam

Makan & minuman selama


diare

Konsistensi Tinja

Demam

Warna

Penyakit penyerta seperti


Batuk, pilek, otitis media &
Campak

Riwayat pemberian oralit

Riwayat imunisasi

Lama Diare
Frekuensi
Volume

Bau
Ada Lendir & Darah
Bila Muntah : Volume & Frekuensinya

Pemeriksaan fisik

Kesadaran

Rasa Haus

Suhu Tubuh

Turgor kulit abdomen

Frekuensi Denyut Jantung

UUB cekung / tidak

Mata cowong / tidak

Air mata

Mukosa mulut & lidah


kering / tidak

Berat Badan

Frekuensi Pernafasan
Tekanan Darah

Penilaian Dehidrasi Menurut WHO


Tanda&Gejala
Tanpa
Anamnesis
Diare

1-3x

Derajat Dehidrasi
Ringan/Sedang
3x atau lebih

Berat

Terus-menerus banyak

Muntah

Tidak ada atau Kadang-kadang


sedikit

Biasanya sering

Rasa Haus

Tidak ada atau Haus


sedikit

Haus sekali atau tidak


mau minum

Kencing

Normal

Sedikit, pekat

Tidak kencing (6 jam)

Nafsu
makan/aktivitas

Normal

Nafsu
makan Nafsu makan tidak ada,
berkurang,
anak sangat lemas
aktivitas menurun

Tanda&Gejala
Tanpa

Derajat Dehidrasi
Ringan/Sedang

Berat

Pemeriksaan fsik
Inspeksi:
KU

Baik

Mengantuk
gelisah

atau Gelisah atau tidak sadar

Mata

Normal

Cekung

Sangat cekung

Air mata

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Mulut/lidah

Basah

Kering

Sangat kering

Nafas

Normal

Lebih cepat

Cepat dan dalam

Tanda&Gejala
Tanpa

Derajat Dehidrasi
Ringan/Sedang

Berat

Pemeriksaan fsik
Palpasi:
Turgor

Kembali cepat

Kembali pelan

Kembali sangat pelan


(>2 detik)

Nadi

Normal

Lebih cepat

Sangat
teraba

Ubun-ubun

Normal

Cekung

Sangat cekung

Kehilangan
berat badan:
Kesimpulan

2,5-5%

5-10%

>10%

cepat/tidak

2 atau lebih 2 atau lebih gejala: 2 atau lebih gejala:


gejala: Dehidrasi Dehirasi ringan- Dehidrasi berat
(-)
sedang
Rencana A

Rencana B

Rencana C

Skor Maurice King


Bagian Tubuh yang

Nilai untuk Gejala yang ditemukan

Diperiksa
Keadaan Umum

0
Sehat

1
Gelisah,

2
cengeng, Mengigau,

apatis, ngantuk

atau syok

koma

Kekenyalan Kulit

Normal

Sedikit kurang

Sangat kurang

Mata

Normal

Sedikit cekung

Sangat cekung

Ubun-Ubun Besar

Normal

Sedikit cekung

`Sangat cekung

Mulut

Normal

Kering

Kering & Cyanosis

Denyut Nadi/menit

Kuat > 120

Sedang (120-140)

> 140

Berdasarkan skor , ditentukan derajat dehidrasinya:


Skor 0-2
: dehidrasi ringan
Skor 3-6
: dehidrasi sedang
Skor > 7
: dehidrasi berat

Berdasarkan MTBS (Manajemen


Terpadu Balita Sakit)
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:
Letargis atau tidak sadar
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan kulit perut kembalinya sangat
lambat
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:
Gelisah, rewel/marah
Mata cekung
Haus, minum dengan lahap
Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Tidak
cukup
tanda-tanda
untuk
diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau
ringan/sedang

DEHIDRASI
BERAT

RENCANA
TERAPI C

DEHIDRASI
RINGAN/
SEDANG

RENCANA
TERAPI B

TANPA
DEHIDRASI

RENCANA
TERAPI A

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Tinja
1. Makroskopik
Darah -> Disentri yang disebabkan Shigella

2. Mikroskopik
Adanya tropozoit dan/atau kista -> Giardiasis dan Amubiasis
Sel Darah -> Shigella

3. Biakan Kuman
4. pH & Kadar Gula Darah

Pemeriksaan Darah
1. Darah Lengkap
2. Elektrolit, pH dan Cadangan alkali
3. Kadar Ureum
4. Analisa Gas Darah

Penatalaksanaan

Penatalaksaan
Lima hal utama penanganan diare pada anak :
1. Rehidrasi
2. Pemberian Nutrisi
3. Pemberian Zink
4. Antibiotika Selektif
5. KIE Orang Tua

Terapi A

Terapi A

Terapi B

Terapi B

Terapi C

Terapi C

Pemberian Nutrisi
Teruskan ASI
Bila anak tidak mendapat ASI beri susu yg biasa diberikan.
Untuk anak < 6 bulan & blm mendapat makanan padat
diberi susu cair yg dicairkan dengan air yg sebanding
selama 2 hari
Bila anak 6 bulan / telah mendapat makanan padat:
Beri bubur/campuran tepung lain, bila perlu campur dengan
kacang-kacangan, sayur, daging atau ikan. Tambah 1-2 sendok the
minyak sayur @ porsi
Beri sari buah segar/pisang halus/untuk menambah kalium

Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 5


x sehari
Beri makanan yang sama setelah diare berhenti & beri
makanan tambahan @ hari selama seminggu

Pemberian Suplement
Zinc
Berikan asupan zinc selama 10 hari berturut turut.
Dosis obat zinc ( 1 tablet = 20mg)
Umur <6 bulan : tablet / hari
Umur > 6 bulan : 1 tablet / hari

Larutkan tablet dalam satu sendok air atau ASI


Bila anak muntah 30 menit setelah pemberian zinc,
ulangi dengan memberikan potongan lebih kecil
beberapa kali hingga satu dosis penuh
Bila dehidrasi berat, tetap berikan Zinc segera setelah
anak bisa minum atau makan

Antibiotika Selektif
Umumnya tidak perlu diberikan kecuali penyebabnya jelas :
Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari
Campylobacter, diberikan eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari.

Antibiotika lain dapat pula diberikan bila terdapat penyakit


penyerta seperti:
Infeksi ringan (OMA, faringitis), diberikan penisilin prokain
50.000 U/kgBB/hari
Infeksi sedang (Bronkitis) diberikan penisilin prokain atau
ampisilin 50 mg/kgBB/hari
Infeksi berat (misal Bronkopneumonia), diberikan penisilin
prokain dengan kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari atau
ampisilin 75-100 mg/kgBB/hari ditambah gentamisin 6
mg/kgBB/hari atau derivat sefalosporin 30-50 mg/kgBB/hari.

KIE Orang Tua


Beritahu pada orang tua bahwa pemberian cairan
tambahan akan menyelamatkan nyawa anak.
Nasihati ibu untuk kembali berobat dalam 5 hari,
atau segera ke pusat pelayanan kesehatan bila
menemukan tanda-tanda seperti berak campur
darah atau anak malas minum.
Pada bayi, lanjutkan ASI saat anak diare, dan beri
makan lebih banyak setelah episode diare selesai.
Cegah berulangnya diare dengan pemberian
makanan yang matang, dengan alat makan yang
higienis.

Komplikasi

Komplikasi
Sebagian besar sembuh tanpa komplikasi
Komplikasi dapat disebabkan oleh dehidrasi,
kelainan elektrolit, atau pengobatan yang
diberikan
Hipernatremia
Hiponatremia
Demam
Overhidrasi
Asidosis Metabolik
Hipokalemia
Ileus Paralitik
Kejang
Malabsorpsi & Intoleransi laktosa
Malabsorpsi Glukosa
Muntah
Gagal Ginjal Akut

Prognosis

Prognosis
Secara umum prognosis baik
Kematian dapat disebabkan oleh dehidrasi
dan malnutrisi berkepanjangan
Jika terjadi malnutrisi : Prognosis Buruk

Pencegahan

Pencegahan
Tujuh intervensi pencegahan diare :
Pemberian ASI
Memperbaiki makanan sapihan
Menggunakan air bersih yang cukup banyak
Mencuci tangan
Menggunakan jamban keluarga
Membuang tinja dengan baik dan benar
Pemberian imunisasi campak

IDENTITAS

Nama
: IPKNW
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Lahir
: 23 April 2013
Umur
: 0 Th 10 Bln 22 Hari
Nama Ayah
: I Nengah Sucita
Pendidikan Ayah
: Sekolah Tinggi
Nama Ibu
: Ni Wayan Ngenu Asih
Pendidikan Ibu : S1
Alamat
: Jl. Wayan Gentuh no.7
Dalung
Tanggal pemeriksaan : 25 Maret 2014, di
rumah
penderita

Anggota Keluarga
Nama

Ni

Umur Jenis

37

Wayan

Status

Pekerjaan/

Kelam

Pendidikan

in
Perem Ibu Kandung

Asisten

puan

Pasien

apoteker

Laki

Ayah Kandung Pegawai

Laki

Pasien

Kapal Pesiar

Laki

Pasien

Ngenu
Asih
I

35

Nengah
Sucita
I Putu

10

Kenzi

bulan Laki

Narary

22

HETEROANAMNESIS
Heteroanamnesis (Ayah dan Ibu Kandung
Pasien)
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang
diantar oleh orang tuanya ke UGD RSUP Sanglah
pada tanggal 15 Maret 2014 pada pukul 15.00 WITA
dengan keluhan mengalami penurunan kesadaran
sejak pukul 13.00 WITA setelah mengalami kejang
dan dimasukan obat anti kejang melalui pantat
sebanyak 2x. Anak dikeluhkan diare sejak 2 hari
sebelum MRS (13/3/2014), frekuensi diare 10 kali
per hari, volume setiap kali diare dikatakan
gelas belimbing. Mencret dikatakan berwarna kuning
agak cair. Mencret tidak disertai darah maupun
lendir.

Pasien juga dikeluhkan mengalami muntah


saat tiga hari sebelum masuk rumah sakit
(12/03/2014). Keluhan muntah dikatakan
terus menerus sepanjang hari dengan
frekuensi mencapai > 5x per hari.
Volume setiap kali muntah dikatakan
gelas belimbing, berisi makan dan
minuman yang dikonsumsi.
Keluhan deman juga dialami pasien sejak
tiga hari sebelum masuk rumah sakit
(12/03/2014). Demam dikatakan naik
turun sejak minum obat penurun panas.

Keluhan kejang sebanyak 1x di RS.Prima Medika


sebelum di rujuk ke RSUP Sanglah. Kejang
dikatakan dengan tangan dan kaki menghentak,
mata mendelik keatas, kejang berlangsung 10
menit berhenti dengan obat dari pantat
sebanyak 2x.
Saat kunjungan kondisi pasien dikatakan baik,
keluhan mencret dikatakan tidak ada, muntah,
demam dan batuk pilek juga dikatakan tidak ada.
Aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dengan
baik, seperti bermain dirumah maupun makan
dan minum, dengan nafsu makan dikatakan
sangat baik. Pasien tidak pernah dikeluhkan sulit
tidur atau tidur ngorok. Gangguan konsentrasi
tidak ada. Buang air besar dikatakan baik, BAB
hingga 2 kali sehari warna kuning lembek. Buang
air kecil juga dikatakan baik, warna jernih
kekuningan dengan frekuensi hingga 4-5 kali
dengan volume tiap kencing gelas aqua.

Riwayat Penyakit Sebelumnya : Pasien


belum pernah dikeluhkan menderita keluhan
yang sama sebelumnya
Riwayat penyakit di keluarga : Dalam
keluarga pasien tidak ada yang mengalami
keluhan serupa yang dialami oleh pasien,
akan tetapi pengasuh pasien menderita
diare. Riwayat penyakit sistemik pada
anggota keluarga seperti hipertensi, kencing
manis, asma, kanker, maupun alergi
disangkal. Riwayat batuk lama dan konsumsi
obat-obatan tertentu dalam jangka waktu
lama disangkal.

Riwayat Pribadi/Sosial/Lingkungan :
Pasien merupakan anak tunggal. Pasien
tinggal dengan kedua orang tua, nenek,
serta paman pasien. Pasien tinggal di
rumah bertingkat dan dua kamar di lantai
dua rumah pasien di sewakan. Lingkungan
tempat tinggal pasien bersih dan tidak
terlalu padat. Rumah pasien rapi dan
selalu bersih. Pasien mengonsumsi air
mineral merek Aqua untuk minum sehari
hari. Menggunakan pembersih dot dan
pembersih alat makan yang berbeda.
Pasien memiliki set alat makan sendiri,
tidak tercampr dengan anggota keluarga

Dapur pasien selalu dibersihkan sehabis


memasak, sampah di rumah pasien di buang
pada tempatnya. Ventilasi di rumah pasien
cukup dengan halaman yang cukup luas dan
memungkinkan pasien untuk berjalan jalan.
Pasien tidak pernah jajan di warung
sembarangan. Pasien kadang kadang diasuh
nenek atau pengasuh saat Ibu pasien pergi
bekerja, saat ini Ayah pasien sedang cuti
berlayar di kapal pesiar. Sebelumnya
pengasuh pasien menderita diare. Pasien
juga sering menggigit ujung meja atau kursi
pada saat belajar berjalan

Riwayat pengobatan :
Saat pasien di keluhkan muntah
(12/03/2014) datang ke dokter anak dan
diberikan obat tremenza, penurun panas,
dan domperidon. Pada tanggal 13/03/2014
membeli obat sanprima sirup, zinc pro,
lacto B di apotek dan obat dari dokter ana
di hentikan. Pada tanggal 13/03/2014
malam harinya, pasien di berikan obat
oleh kakek pasien yang isinya santan,
jeruk nipis, dan air kelapa.
Pada tanggal 15/03/2014 saat di RS.Prima
Medika pasien dehidrasi berat dan
diberikan IVFD RL 30 tpm, steolid dan
kemudian di rujuk ke RSUP Sanglah.

Riwayat Prenatal :
Pasien merupakan kehamilan yang pertama
dari ibunya. Selama hamil, ibu penderita rutin
melakukan antenatal care di dokter setiap
bulan dengan frekuensi kontrol semakin sering
mendekati waktu persalinan. Dalam masa
kehamilan juga pernah di USG pada usia
kehamilan 7 bulan dan dikatakan jenis
kelaminnya laki-laki. Ibu penderita selalu
mengkonsumsi
makanan
bergizi
selama
kehamilan dan tidak pernah mengkonsumsi
obat-obatan. Ibu penderita tidak pernah
mengalami sakit maupun kecelakaan (trauma)

Riwayat Persalinan : Pasien lahir SC


ditolong oleh dokter, cukup umur 37 minggu.
Berat badan saat lahir 4120 gram dengan
panjang badan lupa dan lingkar kepala lupa.
Pasien segera menangis saat dilahirkan.
Riwayat Imunisasi : Riwayat imunisasi
dasar diakui lengkap oleh ibu penderita. BCG
1 kali, Polio 4 kali, Hepatitis B 3 kali, DPT 3
kali, dan imunisasi HIB 3 kali.

Pemeriksaan Fisik
Status present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Composmentis
Nadi
: 104 kali/menit, reguler, isi
cukup.
Respirasi
: 30 kali/menit, reguler,
tipe torakoabdominal
Toax
: 36,7 C.

Status gizi
Berat Badan : 12 kg
Berat Badan Ideal: 9,5 kg
Tinggi Badan
: 75 cm
Lingkar Kepala
: 46 cm
Lingkar Lengan Atas : 15 cm
Status gizi menurut WHO :
BB/TB : 2-3 SD
BB/U : 2 SD
LK/U
: 0 SD
TB/U : -2 0 SD

Kepala
: Normosefali
Mata
: konjungtiva pucat (-/-), ikterus
(-/-), refleks pupil (+/+) isokor, cowong (-)
THT
Telinga
: bentuk normal, sekret (-)
Hidung
: napas cuping hidung (-),
sekret (-).
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil
T1/T1 hiperemis (-)

Leher
Inspeksi :
jugularis (-)
Palpasi
:
Kaku Kuduk

benjolan (-), bendungan vena


Pembesaran kelenjar (-),
: (-)

Thorak

: simetris

Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak,
precordial bulging (-), pulsasi epigastrial (-)
Palpasi
: kuat angkat (-)
Auskultasi : S1 S2 normal regular murmur
(-)

Paru
Inspeksi : gerakan dada simetris, retraksi
(-)
Palpasi
: gerakan dada teraba statis dan
dinamis
Perkusi
: perkusi paru sonor
Auskultasi : bronkovesikuler (+/+), ronchi
(-/-), wheezing (-/-)

Abdomen
Inspeksi
: Distensi (-)
Auskultasi
: Bising Usus (+) Normal
Palpasi
: Hepar tidak teraba, Lien
tidak teraba, nyeri tekan (-), cubitan kulit
kembali cepat, tidak ditemukan adanya
massa

Extremitas
: Akral hangat (+), tonus
normal, trofik normal, tenaga normal,
refleks fisiologis positif, edema tidak ada,
CRT < 3 detik
Kulit
: intak, kelainan (-), petekie (-)
Genitalia Eksterna : G1 P1

3.4 Diagnosis Klinis

Diare akut dehidrasi berat ec. Infeksi virus + observas

3.5 Penatalaksanaan saat MRS

IVFD (maintenance) : Kaen 3B 45ml/jam


Koreksi Natrium cepat
Nacl 3% : 5x12x0.6 = 36 mg ~ 72ml
Dilarutkan dalam D5% hingga 250ml
Habis dalam 2 jam
Cek elektrolit serum 2 jam post koreksi cepat Na
Monitor vital sign, balance cairan, produksi urin
Renalyte 100 ml peroral setiap kali BAB atau muntah
Zinc 20mg tiap 24 jam PO
Paracetamol syr cth I tiap kali T 38 oC
Koreksi Natrium lambat (setelah koreksi cepat Na)
NaCl 3% : 7x12x0.6 = 50mg
Cairan yang dipakai KaEN 3B 850ml/22 jam ~
40ml/jam
Zink elemental 20mg tiap 24 jam
Probiotik sachet

3.6 Analisis Kasus


Kebutuhan Dasar Anak
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
Kebutuhan pangan/gizi Penderita
mendapatkan kebutuhan pangan/gizi yang
cukup baik di dalam keluarga dan makanan
yang diberikan bersama-sama keluarga cukup
mengandung pola makanan seimbang,
mencakup nasi, daging, sayur, buah-buahan,
dan penderita juga minum susu formula.
Perawatan kesehatan dasar Perawatan
kesehatan dasar sangat diperhatikan. Anak
mendapatkan imunisasi secara teratur. Apabila
sakit, orangtua biasanya berobat ke dokter
anak.
Keluarga penderita Penderita tinggal
bersama dengan ayah, ibu, paman, terkadang
nenek, dan pengasuh yang tidak menginap

Lingkungan rumah
Lingkungan rumah bersih, orang tua maupun
penderita sangat memahami memahami
masalah higiene dan sanitasi lingkungan.
Waktu bersama keluarga
Ayah penderita bekerja di pesiar tetapi cuti
saat pasien sudah lahir , sedangkan ibunya
sebagai asisten apoteker di daerah Kuta
Square bekerja dari pagi hingga sore sekitar
pukul 16.00. Apabila ibu penderita tidak ada
di rumah, anak diasuh oleh ayah, nenek dan
pengasuhnya. Setiap minggu mereka
sekeluarga menyempatkan waktu untuk
berjalan-jalan bersama.

2.

Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)

Hubungan emosi dengan kedua orang


tua Orang tua tidak pernah memaksakan
kehendak kepada anaknya, jarang memarahi
anaknya karena penderita termasuk anak
yang cepat mengerti dan mau menurut.
Hubungan kasih sayang dengan kedua
orang tua Penderita memiliki hubungan
yang sangat erat dengan kedua orang tuanya
maupun anggota keluarga yang lain.
Walaupun orangtuanya sedang bekerja,
namun selalu menyempatkan diri untuk
memberikan perhatian kepada anaknya.

3. Kebutuhan akan stimulasi mental


(ASAH)
Ayah dan ibu penderita membantu penderita
dalam proses perkembangan anak. Sejak kecil
orang tua memberikan pelatihan keterampilan
kepada penderita di rumah. Penderita sering
dibelikan mainan-mainan berupa mobilmobilan, dan juga mengajak penderita untuk
bermain dan belajar misalnya menirukan
gerakan-gerakan seperti di dalam televisi.
Anak diberikan kebebasan untuk berkreatifitas
dan melakukan hal-hal positif yang disukai.

Analisis Bio-Psiko-Sosial

Lingkungan Rumah Keluarga penderita


tinggal di sebuah rumah bertigkat. Kamar
mandi terletak di kedua lantai dan dapur
terletak di lantai pertama. Lantai berkeramik
dan
tembok
permanen.
Tempat
tidur
penderita dari springbed, penyinaran kamar
bagus, dan sirkulasi udara baik. Untuk
kebutuhan air sehari-hari, keluarga penderita
menggunakan air dari PDAM. Pekarangan
rumah cukup asri dengan berbagai tanaman
hias.

3.7 Saran
ASUH
Sebaiknya orangtua memperhatikan hal-hal
yang harus diikuti dan yang harus dihindari baik
untuk perkembangan penyakit maupun tumbuh
kembangnya.
Tetap berusaha untuk selalu meluangkan waktu
menemani anak disela-sela kesibukan bekerja.
ASIH
Meningkatkan kekompakan dalam memberikan
kasih sayang kepada anak dan meningkatkan
kepekaan terhadap segala permasalahan anak.
ASAH
Tetap menemani anak dalam bermain,
memberikan barang-barang atau mainan yang
mendukung perkembangan anak sesuai dengan

PEDIGREE
2

10

11

13

Keterangan:

1.Nenek pasien dari pihak ayah


2.Kakek pasien dari pihak ayah
3.Nenek pasien dari pihak ibu
4.Kakek pasien dari pihak ibu
5.Bibi pasien dari pihak ayah
6.Paman pasien dari pihak ayah

12

DENAH
Padmasana

Kamar Kos

Kamar Kos

Kamar Kos
T
a
n
g
g
a

Kamar Kos

LT 1

Kamar Kos

Ruang Tamu
Dapur

Garasi

T
a
n
g
g
a

LT 2
Kamar Kos

W
C

Ruang
Santai

Taman

Balkon

Kamar Pasien

W
C

DOKUMENTASI

3.11 Simpulan
Adapun simpulan dari laporan ini adalah
sebagai berikut:
Status gizi penderita pada saat ini
didapatkan dalam rentang status gizi
lebih
Tidak terdapat keterlambatan dalam
perkembangan motorik kasar penderita
akibat riwayat penyakit diare dan kejang
yang dialami penderita.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai