Diare Akut
Diare Akut
DIARE AKUT
Ida Bagus Reza Nanda Iswara (1002005003)
Dewa Agung Istri Sintha Prajnyaswari (1002005022)
I Gusti Agung Ari Kresna Narayana (1002005027)
Gusti Ayu Dian Listyanti Utami (1002005043)
Pendahuluan
Diare : frekuensi defekasi > 3x perhari
Dengan atau tanpa lendir dan darah
Terjadi kehilangan cairan abnormal melalui
kotoran
Penyebab utama morbiditas & mortalitas
anak di negara berkembang
Perlu ditangani dengan serius karena
kematian dapat dicegah dengan perawatan
yang benar
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Frekuensi defekasi lebih dari biasanya ( 3x
sehari )
Dengan / tanpa darah & lendir
Diare akut : diare mendadak pada bayi dan
anak yg sehat dan terjadi kurang dari 14 hari
Tinja lunak atau cair, dapat disertai muntah dan
panas
Tinja cair : kandungan air dalam tinja lebih dari
10mL/kgBB/hari.
Peningkatan air dalam tinja disebabkan oleh
gangguan fungsi usus halus & usus besar
dalam proses absorpsi ion, substrat dan air.
EPIDEMIOLOGI
Diare di Indonesia : salah satu penyebab
kematian dan kesakitan tertinggi pada anak usia
dibawah 5 tahun.
Diare menyebabkan 17% kematian pada anak di
dunia dan di Indonesia 42% pada bayi, 25,2%
anak umur 1-4 tahun (Risdeskas 2007)
Merupakan penyakit utama pada bayi dan anak di
Indonesia.
Angka kematian saat ini ditekan menjadi kurang
dari 3%.
ETIOLOGI
Utamanya dari golongan Virus, Bakteri , dan
Parasit.
Dibagi 2 tipe : Non inflammatory dan
inflammatory.
Enteropatogen menimbulkan non
inflammatory diare melalui produksi
enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel
permukaan vili oleh virus,perlekatan oleh
parasit dan bakteri.
MEKANISME DIARE
Secara konseptual mekanisme terjadinya diare dibagi
menjadi penurunan absorpsi dan peningkatan sekresi
Biasanya mekanisme diare terjadi karena peningkatan
cairan dalam usus yang melebihi kapasitas absoprsi
maksimum dalam usus tersebut.
Peningkatan motilitas dengan pemendekan waktu transit
(transit time) berhubungan dengan terjadinya diare.
Selain itu penurunan motilitas dapat berdampak dengan
pertumbuhan bakteri karena stasis juga dapat
menyebabkan terjadinya diare, walaupun jarang, jika
terjadi biasanya dalam keadaan akut
DIARE SEKRETORIK
Disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam
usus halus.
Absorpsi natrium oleh vili gagal sedangkan sekresi
klorida di sel epitel berlangsung terus atau meningkat.
Hasil akhir adalah sekresi cairan yang mengakibatkan
kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagai tinja
cair. Hal ini menyebabkan terjadinya dehidrasi.
Pada diare infeksi perubahan ini terjadi karena adanya
rangsangan pada mukosa usus oleh toksin bakteri
seperti Escherichia coli dan Vibrio cholera atau virus
(rotavirus).
DIARE OSMOTIK
Mukosa usus halus adalah epitel berpori,
yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan
cepat untuk mempertahankan tekanan
osmotik antara isi usus dengan cairan
ekstraseluler.
Dalam keadaan ini, diare dapat terjadi
apabila suatu bahan yang secara osmotik
aktif dan sulit diserap. Jika bahan semacam
itu berupa larutan isotonik, air dan bahan
yang larut didalamnya akan lewat tanpa
diabsorpsi sehingga terjadi diare
MANIFESTASI KLINIS
bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan
meningkat, nafsu makan cenderung berkurang
atau tidak ada, kemudian timbul diare
Tinja makin cair, mungkin mengandung darah
dan/atau lendir, warna tinja berubah menjadi
kehijau-hijauan karena tercampur empedu
Akibat seringnya defekasi anus dan sekitarnya
menjadi lecet karena tinja makin lama makin asam
akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dari
pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi
usus
Gejala Klinik
Rotavirus
Shigella
Salmonella
ETEC
EIEC
Kolera
Masa tunas
17-72 jam
24-48 jam
6-72 jam
6-72 jam
6-72 jam
48-72 jam
Panas
++
+++
++
Mual Muntah
Sering
Jarang
Sering
Sering
Nyeri Perut
Tenesmus
Tenesmus
Tenesmus
Tenesmus
kramp
kremp
kolik
kramp
Nyeri kepala
Lamanya sakit
5-7 hari
>7 hari
3-7 hari
2-3 hari
Variasi
3 hari
Volume
Sedang
Sedikit
Sedikit
Banyak
Sedikit
Banyak
Frekuensi
5-10x/hr
>10x/hr
Sering
Sering
Sering
Terus
Sifat Tinja
menerus
Konsistensi
Cair
Lembek
Lembek
Cair
Lembek
Cair
Darah
Sering
Kadang
Bau
Langu
Busuk
Tidak
Amis khas
Warna
Kuning-
Merah-
Kehijauan
hijau
hijau
Leukosit
Lain-lain
Anoreksia
Kejang
Sepsis
Seperti
air
hijau
cucian beras
Meteorismus
Infeksi
sistemik
Diagnosis
Persistensi
Etiologi
Derajat Dehidrasi
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
Kencing : Biasa/berkurang/
tidak kencing dalam 6-8 jam
Konsistensi Tinja
Demam
Warna
Riwayat imunisasi
Lama Diare
Frekuensi
Volume
Bau
Ada Lendir & Darah
Bila Muntah : Volume & Frekuensinya
Pemeriksaan fisik
Kesadaran
Rasa Haus
Suhu Tubuh
Air mata
Berat Badan
Frekuensi Pernafasan
Tekanan Darah
1-3x
Derajat Dehidrasi
Ringan/Sedang
3x atau lebih
Berat
Terus-menerus banyak
Muntah
Biasanya sering
Rasa Haus
Kencing
Normal
Sedikit, pekat
Nafsu
makan/aktivitas
Normal
Nafsu
makan Nafsu makan tidak ada,
berkurang,
anak sangat lemas
aktivitas menurun
Tanda&Gejala
Tanpa
Derajat Dehidrasi
Ringan/Sedang
Berat
Pemeriksaan fsik
Inspeksi:
KU
Baik
Mengantuk
gelisah
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Mulut/lidah
Basah
Kering
Sangat kering
Nafas
Normal
Lebih cepat
Tanda&Gejala
Tanpa
Derajat Dehidrasi
Ringan/Sedang
Berat
Pemeriksaan fsik
Palpasi:
Turgor
Kembali cepat
Kembali pelan
Nadi
Normal
Lebih cepat
Sangat
teraba
Ubun-ubun
Normal
Cekung
Sangat cekung
Kehilangan
berat badan:
Kesimpulan
2,5-5%
5-10%
>10%
cepat/tidak
Rencana B
Rencana C
Diperiksa
Keadaan Umum
0
Sehat
1
Gelisah,
2
cengeng, Mengigau,
apatis, ngantuk
atau syok
koma
Kekenyalan Kulit
Normal
Sedikit kurang
Sangat kurang
Mata
Normal
Sedikit cekung
Sangat cekung
Ubun-Ubun Besar
Normal
Sedikit cekung
`Sangat cekung
Mulut
Normal
Kering
Denyut Nadi/menit
Sedang (120-140)
> 140
DEHIDRASI
BERAT
RENCANA
TERAPI C
DEHIDRASI
RINGAN/
SEDANG
RENCANA
TERAPI B
TANPA
DEHIDRASI
RENCANA
TERAPI A
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Tinja
1. Makroskopik
Darah -> Disentri yang disebabkan Shigella
2. Mikroskopik
Adanya tropozoit dan/atau kista -> Giardiasis dan Amubiasis
Sel Darah -> Shigella
3. Biakan Kuman
4. pH & Kadar Gula Darah
Pemeriksaan Darah
1. Darah Lengkap
2. Elektrolit, pH dan Cadangan alkali
3. Kadar Ureum
4. Analisa Gas Darah
Penatalaksanaan
Penatalaksaan
Lima hal utama penanganan diare pada anak :
1. Rehidrasi
2. Pemberian Nutrisi
3. Pemberian Zink
4. Antibiotika Selektif
5. KIE Orang Tua
Terapi A
Terapi A
Terapi B
Terapi B
Terapi C
Terapi C
Pemberian Nutrisi
Teruskan ASI
Bila anak tidak mendapat ASI beri susu yg biasa diberikan.
Untuk anak < 6 bulan & blm mendapat makanan padat
diberi susu cair yg dicairkan dengan air yg sebanding
selama 2 hari
Bila anak 6 bulan / telah mendapat makanan padat:
Beri bubur/campuran tepung lain, bila perlu campur dengan
kacang-kacangan, sayur, daging atau ikan. Tambah 1-2 sendok the
minyak sayur @ porsi
Beri sari buah segar/pisang halus/untuk menambah kalium
Pemberian Suplement
Zinc
Berikan asupan zinc selama 10 hari berturut turut.
Dosis obat zinc ( 1 tablet = 20mg)
Umur <6 bulan : tablet / hari
Umur > 6 bulan : 1 tablet / hari
Antibiotika Selektif
Umumnya tidak perlu diberikan kecuali penyebabnya jelas :
Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari
Campylobacter, diberikan eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari.
Komplikasi
Komplikasi
Sebagian besar sembuh tanpa komplikasi
Komplikasi dapat disebabkan oleh dehidrasi,
kelainan elektrolit, atau pengobatan yang
diberikan
Hipernatremia
Hiponatremia
Demam
Overhidrasi
Asidosis Metabolik
Hipokalemia
Ileus Paralitik
Kejang
Malabsorpsi & Intoleransi laktosa
Malabsorpsi Glukosa
Muntah
Gagal Ginjal Akut
Prognosis
Prognosis
Secara umum prognosis baik
Kematian dapat disebabkan oleh dehidrasi
dan malnutrisi berkepanjangan
Jika terjadi malnutrisi : Prognosis Buruk
Pencegahan
Pencegahan
Tujuh intervensi pencegahan diare :
Pemberian ASI
Memperbaiki makanan sapihan
Menggunakan air bersih yang cukup banyak
Mencuci tangan
Menggunakan jamban keluarga
Membuang tinja dengan baik dan benar
Pemberian imunisasi campak
IDENTITAS
Nama
: IPKNW
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Lahir
: 23 April 2013
Umur
: 0 Th 10 Bln 22 Hari
Nama Ayah
: I Nengah Sucita
Pendidikan Ayah
: Sekolah Tinggi
Nama Ibu
: Ni Wayan Ngenu Asih
Pendidikan Ibu : S1
Alamat
: Jl. Wayan Gentuh no.7
Dalung
Tanggal pemeriksaan : 25 Maret 2014, di
rumah
penderita
Anggota Keluarga
Nama
Ni
Umur Jenis
37
Wayan
Status
Pekerjaan/
Kelam
Pendidikan
in
Perem Ibu Kandung
Asisten
puan
Pasien
apoteker
Laki
Laki
Pasien
Kapal Pesiar
Laki
Pasien
Ngenu
Asih
I
35
Nengah
Sucita
I Putu
10
Kenzi
bulan Laki
Narary
22
HETEROANAMNESIS
Heteroanamnesis (Ayah dan Ibu Kandung
Pasien)
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang
diantar oleh orang tuanya ke UGD RSUP Sanglah
pada tanggal 15 Maret 2014 pada pukul 15.00 WITA
dengan keluhan mengalami penurunan kesadaran
sejak pukul 13.00 WITA setelah mengalami kejang
dan dimasukan obat anti kejang melalui pantat
sebanyak 2x. Anak dikeluhkan diare sejak 2 hari
sebelum MRS (13/3/2014), frekuensi diare 10 kali
per hari, volume setiap kali diare dikatakan
gelas belimbing. Mencret dikatakan berwarna kuning
agak cair. Mencret tidak disertai darah maupun
lendir.
Riwayat Pribadi/Sosial/Lingkungan :
Pasien merupakan anak tunggal. Pasien
tinggal dengan kedua orang tua, nenek,
serta paman pasien. Pasien tinggal di
rumah bertingkat dan dua kamar di lantai
dua rumah pasien di sewakan. Lingkungan
tempat tinggal pasien bersih dan tidak
terlalu padat. Rumah pasien rapi dan
selalu bersih. Pasien mengonsumsi air
mineral merek Aqua untuk minum sehari
hari. Menggunakan pembersih dot dan
pembersih alat makan yang berbeda.
Pasien memiliki set alat makan sendiri,
tidak tercampr dengan anggota keluarga
Riwayat pengobatan :
Saat pasien di keluhkan muntah
(12/03/2014) datang ke dokter anak dan
diberikan obat tremenza, penurun panas,
dan domperidon. Pada tanggal 13/03/2014
membeli obat sanprima sirup, zinc pro,
lacto B di apotek dan obat dari dokter ana
di hentikan. Pada tanggal 13/03/2014
malam harinya, pasien di berikan obat
oleh kakek pasien yang isinya santan,
jeruk nipis, dan air kelapa.
Pada tanggal 15/03/2014 saat di RS.Prima
Medika pasien dehidrasi berat dan
diberikan IVFD RL 30 tpm, steolid dan
kemudian di rujuk ke RSUP Sanglah.
Riwayat Prenatal :
Pasien merupakan kehamilan yang pertama
dari ibunya. Selama hamil, ibu penderita rutin
melakukan antenatal care di dokter setiap
bulan dengan frekuensi kontrol semakin sering
mendekati waktu persalinan. Dalam masa
kehamilan juga pernah di USG pada usia
kehamilan 7 bulan dan dikatakan jenis
kelaminnya laki-laki. Ibu penderita selalu
mengkonsumsi
makanan
bergizi
selama
kehamilan dan tidak pernah mengkonsumsi
obat-obatan. Ibu penderita tidak pernah
mengalami sakit maupun kecelakaan (trauma)
Pemeriksaan Fisik
Status present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Composmentis
Nadi
: 104 kali/menit, reguler, isi
cukup.
Respirasi
: 30 kali/menit, reguler,
tipe torakoabdominal
Toax
: 36,7 C.
Status gizi
Berat Badan : 12 kg
Berat Badan Ideal: 9,5 kg
Tinggi Badan
: 75 cm
Lingkar Kepala
: 46 cm
Lingkar Lengan Atas : 15 cm
Status gizi menurut WHO :
BB/TB : 2-3 SD
BB/U : 2 SD
LK/U
: 0 SD
TB/U : -2 0 SD
Kepala
: Normosefali
Mata
: konjungtiva pucat (-/-), ikterus
(-/-), refleks pupil (+/+) isokor, cowong (-)
THT
Telinga
: bentuk normal, sekret (-)
Hidung
: napas cuping hidung (-),
sekret (-).
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil
T1/T1 hiperemis (-)
Leher
Inspeksi :
jugularis (-)
Palpasi
:
Kaku Kuduk
Thorak
: simetris
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak,
precordial bulging (-), pulsasi epigastrial (-)
Palpasi
: kuat angkat (-)
Auskultasi : S1 S2 normal regular murmur
(-)
Paru
Inspeksi : gerakan dada simetris, retraksi
(-)
Palpasi
: gerakan dada teraba statis dan
dinamis
Perkusi
: perkusi paru sonor
Auskultasi : bronkovesikuler (+/+), ronchi
(-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi
: Distensi (-)
Auskultasi
: Bising Usus (+) Normal
Palpasi
: Hepar tidak teraba, Lien
tidak teraba, nyeri tekan (-), cubitan kulit
kembali cepat, tidak ditemukan adanya
massa
Extremitas
: Akral hangat (+), tonus
normal, trofik normal, tenaga normal,
refleks fisiologis positif, edema tidak ada,
CRT < 3 detik
Kulit
: intak, kelainan (-), petekie (-)
Genitalia Eksterna : G1 P1
Lingkungan rumah
Lingkungan rumah bersih, orang tua maupun
penderita sangat memahami memahami
masalah higiene dan sanitasi lingkungan.
Waktu bersama keluarga
Ayah penderita bekerja di pesiar tetapi cuti
saat pasien sudah lahir , sedangkan ibunya
sebagai asisten apoteker di daerah Kuta
Square bekerja dari pagi hingga sore sekitar
pukul 16.00. Apabila ibu penderita tidak ada
di rumah, anak diasuh oleh ayah, nenek dan
pengasuhnya. Setiap minggu mereka
sekeluarga menyempatkan waktu untuk
berjalan-jalan bersama.
2.
Analisis Bio-Psiko-Sosial
3.7 Saran
ASUH
Sebaiknya orangtua memperhatikan hal-hal
yang harus diikuti dan yang harus dihindari baik
untuk perkembangan penyakit maupun tumbuh
kembangnya.
Tetap berusaha untuk selalu meluangkan waktu
menemani anak disela-sela kesibukan bekerja.
ASIH
Meningkatkan kekompakan dalam memberikan
kasih sayang kepada anak dan meningkatkan
kepekaan terhadap segala permasalahan anak.
ASAH
Tetap menemani anak dalam bermain,
memberikan barang-barang atau mainan yang
mendukung perkembangan anak sesuai dengan
PEDIGREE
2
10
11
13
Keterangan:
12
DENAH
Padmasana
Kamar Kos
Kamar Kos
Kamar Kos
T
a
n
g
g
a
Kamar Kos
LT 1
Kamar Kos
Ruang Tamu
Dapur
Garasi
T
a
n
g
g
a
LT 2
Kamar Kos
W
C
Ruang
Santai
Taman
Balkon
Kamar Pasien
W
C
DOKUMENTASI
3.11 Simpulan
Adapun simpulan dari laporan ini adalah
sebagai berikut:
Status gizi penderita pada saat ini
didapatkan dalam rentang status gizi
lebih
Tidak terdapat keterlambatan dalam
perkembangan motorik kasar penderita
akibat riwayat penyakit diare dan kejang
yang dialami penderita.
TERIMA KASIH