Anda di halaman 1dari 27

PRAKTIKUM PETROLOGI

BATUAN BEKU

CHRSTIAN BUDHI PRADHANA


410014270
KELAS 4

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA
2015

BATUAN BEKU

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
perkenananNya penulis diberi kesehatan hingga dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
yang berjudul BATUAN BEKU dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :
1; Bapak Ir. Ircham, MT selaku Ketua STTNAS Yogyakarta
2; Bu Winarti, ST, MT selaku Ketua Jurusan Program Studi Teknik Geologi STTNAS
3;
4;
5;
6;

Yogyakarta.
Bapak Dr. Hill .G Hartono, ST, MT selaku Dosen pengampu mata kuliah Petrologi di
STTNAS Yogyakarta.
Kakak Kakak asisten Dosen Praktikum Petrologi.
Kedua Orang Tua yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis sehingga
terselesaikan tugas pembuatan makalah ini.
Teman Teman jabiger yang membantu dalam melengkapi materi dalam pembuatan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh daripada sempurna, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar pembuatan
makalah ini kedepannya semakin baik. Akhir kata penulis ucapkan Terimakasih.

Yogyakarta, 2 April 2015

CHRISTIAN BUDHI PRADHANA

BATUAN BEKU

DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
A; Pengertian Batuan Beku .................................................................................................... 4
B; Penggolongan Batuan Beku ................................................................................................ 4
C; Parameter Pendeskripsian Batuan Beku ........................................................................ 7

BAB II DESKRIPSI DAN PETROGENESIS


Diorit ..........................................................................................................................................12
Basalt .........................................................................................................................................15
Riolit ..........................................................................................................................................18
Peridotite.....................................................................................................................................21
Syenite........................................................................................................................................23

BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP


A; Kesimpulan..........................................................................................................................25
B; Penutup................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................26

BATUAN BEKU

BAB I
BATUAN BEKU
A; Pengertian Batuan Beku

Batuan Beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan
instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrusif. Batuan beku dalam bahasa latin
dinamakan igneus (dibaca ignis) yang artinya api. Oleh karena itu beberapa ahli ada yang
menyebutnya sebagai batuan pijar, karena material dari batu ini berasal langsung dari
magma. Namun karena tidak adanya kesepakatan dari para ahli petrologi dalam
mengklasifikasikan batuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang
berbeda-beda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam menggunakan klasifikasi pada
berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing-masing. Bila kita dapat
menggunakan klasifikasi yang tepat, maka kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

B; Penggolongan Batuan Beku

Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu
berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung, dan berdasarkan
susunan mineraloginya.
o Berdasarkan Genetik

Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung


gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3
kelompok yaitu:
Batuan beku dalam (pluktonik / Intrusive),
terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat
sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin). contoh
:Granit, Granodiorit, dan Gabro.
Batuan beku korok (hypabisal),
Terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya
berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak
sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik.
Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.

BATUAN BEKU

Batuan beku luar (extrusive) ,


Terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga
tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya
Obsidian, Riolit dan Batuapung

Rock Cycle

o Berdasarkan Senyawa kimia

Menurut (C.L. Hugnes, 1962), Berdasarkan komposisi kandungan SiO2 batuan


beku dapat dibedakan menjadi :
1; Batuan beku ultra basa
memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.
2; Batuan beku basa
memiliki kandungan silika antara 45% 52 %. Contohnya Gabro, Basalt.
3; Batuan beku intermediet
memiliki kandungan silika antara 52%-66 %. Contohnya Andesit dan Syenit.
4; Batuan beku asam
memiliki kandungan silika lebih dari 66%. Contohnya Granit, Riolit. Dari segi
warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang
komposisinya asam.

BATUAN BEKU

Tabel batuan beku bedasarkan komposisi mineral

o Berdasarkan susunan mineralogi

Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencerminkan
sejarah pembentukan bebatuan atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan
keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular
member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti
bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan
pembekuan yang cepat. Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis,
tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi
1; Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
2; Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
3; Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.

Tekstur Batuan Beku

Batuan lelehan Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat


dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
keluarga atau kelompok yaitu:
1; Keluarga granit riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felspar nya
melebihi plagioklas
2; Keluarga granodiorit qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas dalam
komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar
3; Keluarga syenit trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak dominant
tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas, kadang plagioklas juga
tidak hadir.
BATUAN BEKU

4; Keluarga monzonit latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir dalam
jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar.
5; Keluarga syenit fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar melebihi
plagioklas
6; Keluarga tonalit dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan
plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
7; Keluarga diorite andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-Felspar, plagioklas
melimpah
8; Keluarga gabbro basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca), sedikit
Qz dan K-felspar
9; Keluarga gabbro basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama felspatoid
(nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak hadir
10; Keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), plagioklas (Ca)

sangat sedikit atau absen.

C; Parameter Pendeskripsian Batuan Beku


1; Warna Batuan

Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral


penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga
dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang
mempunyai tekstur gelasan.

Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun
atas mineral-mineral felsic.
Contohnya: kuarsa, potash feldsfar dan muskovit.

Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet
diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.

Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa
dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
Contohnya : Olivin, piroksin, dan Amphibole

2; Tekstur

Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineralmineral sebagai bagian dari batuan dan antaramineral-mineral dengan massa gelas yang
membentuk massa dasar dari batuan.Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh
tiga hal yang penting, yaitu:
3; Kristalinitas

BATUAN BEKU

Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal,
selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma
dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika
pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur
holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah
membeku di dekat permukaan.
Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian
lagi terdiri dari massa kristal.
Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai
fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

4; Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

Fanerik/fanerokristalin
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara
megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan
menjadi:
Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm.
Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.
Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa
sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun
oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan:
Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan
bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm.

BATUAN BEKU

Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk


diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01
0,002 mm.
Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

1; Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan
secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal,
yaitu:
Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

2; Hubungan Antar Kristal


Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan
antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar,
relasi dapat dibagi menjadi dua

Equigranular
Yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama
besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga,
yaitu:
Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang euhedral.
Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang subhedral.
Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral-mineral yang anhedral.

BATUAN BEKU

10

Inequigranular
Yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama
besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau
matrik yang bisa berupa mineral atau gelas. Apabila kristal-kristal penyusun massa
dasar dapat terlihat jelas dengan mata atau lup maka disebut Faneroporfiritik, dan
apabila kristal penyusun massa dasar tidak dapat terlihat dengan mata atau lup maka
disebut Faneroafanitik

1;

Struktur
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan

yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat
dilihat dilapangan saja, misalnya:

Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah
laut, membentuk struktur seperti bantal.
Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun
secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada
contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak
menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain
yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas
pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang
teratur.
Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya
besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineralmineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain
yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang
ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan
pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar
berlembar).

BATUAN BEKU

11

2;

Komposisi Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan

mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai
penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral
kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol
dan olivin.

BATUAN BEKU

12

BAB II
DESKRIPSI DAN PETROGENESIS

Diorit

Augite

Plagioklas Feldspar

Hornblende

Warna

Biotite

Kuarsa

: Putih Kehitaman

Tekstur

Tingkat visualisasi Granularitas


Tingkat Kristalisasi
Tingkat Keseragaman Butir
Bentuk Kristal

:
:
:
:

Fanerik
Holokristalin
Equigranular
Euhedral

Struktur

: Massif

Komposisi Batuan

Hornblende,

Augite,

Plagioklas

Feldspar, Biotite, dan Kuarsa


Jenis Batuan

: Batuan Beku Intermediet

Nama Batuan

: Batu Diorit (ODunn & Sill, 1986)

Petrogenesis

Membeku jauh dibawah permukaan


bumi (Plutonik).

BATUAN BEKU

13

Mineral Kuarsa SiO2


Sistem Kristal : Hexagonal
Warna

: Putih Susu

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 7

Cerat

: Putih

Belahan

: Tidak Ada

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetit
Sifat lain

: Piezoelectric

Mineral Plagioklas Feldspar NaAlSi3O8 CaAl2Si2O8


Sistem Kristal : Triklin
Warna

: Coklat keputihan, abu-abu kehitaman, merah keputihan

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 6 6,5 skala mohs

Cerat

: putih

Belahan

: Sempurna (satu/lebih arah)

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain

: berat jenis berkisar 2.61 2,76

Mineral Hornblende Ca2(Mg, Fe, Al)5 (Al, Si)8O22(OH)2


Sistem Kristal : Monoklin
Warna

: Hijau Kehitaman

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 5 6 skala mohs

Cerat

: Abu-abu

Belahan

: 2 arah (tidak sempurna)

Pecahan

: Uneven

Sifat Dalam

: Brittle

BATUAN BEKU

14

Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain

: Kristal besar memiliki penampilan hampir lurik atau kasar.

Mineral Augite {(Ca,Na)(Mg,Fe,Al)(Al,Si)2O6}


Sistem Kristal : Monoklin
Warna

: Hijau Kehitaman

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 5 6 skala mohs

Cerat

: Kehijauan - putih

Belahan

: 2 arah (sempurna)

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain

: Perpisahan basal menonjol

Mineral Biotite K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(F,OH)2


Sistem Kristal : Monoklin
Warna

: Coklat Kehitaman

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 2,5 3 skala mohs

Cerat

: putih

Belahan

: 1 arah (sempurna)

Pecahan

: Uneven

Sifat Dalam

: Flexible

Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain

BATUAN BEKU

: berat jenis 2,7 3,1

15

Basalt

Olivin

Augite

Warna

Plagioklas Feldspar

Hornblende

: Abu-abu Kehitaman

Tekstur

Tingkat visualisasi Granularitas


Tingkat Kristalisasi
Tingkat Keseragaman Butir
Bentuk Kristal

:
:
:
:

Afanitik
Hipokristalin
Inequigranular
Anhedral

Struktur

: Massif

Komposisi Batuan

Olivin, Hornblende, plagioklas


feldspar dan Augite

Jenis Batuan

: Batuan Beku Basa

Nama Batuan

: Batu Basal (ODunn & Sill, 1986)

Petrogenesis

: Membeku di dekat permukaan bumi.

BATUAN BEKU

16

Mineral Hornblende Ca2(Mg, Fe, Al)5 (Al, Si)8O22(OH)2


Sistem Kristal : Monoklin
Warna

: Hijau Kehitaman

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 5 6 skala mohs

Cerat

: Abu-abu

Belahan

: 2 arah (tidak sempurna)

Pecahan

: Uneven

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain

: Kristal besar memiliki penampilan hampir lurik atau kasar.

Mineral Olivin (Mg, Fe)2SiO4


Sistem Kristal : Orthorombik
Warna

: Kuning Kehijauan

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 6,5 7 skala mohs

Cerat

: Putih

Belahan

: Tidak Ada

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain

: Indeks bias adalah 1,64-1,70 dan memiliki pembiasan ganda.

Mineral Augite {(Ca,Na)(Mg,Fe,Al)(Al,Si)2O6}


Sistem Kristal : Monoklin
Warna

: Hijau Kehitaman

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 5 6 skala mohs

Cerat

: Kehijauan - putih

Belahan

: 2 arah (sempurna)

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetik

BATUAN BEKU

17

Sifat lain

: Perpisahan basal menonjol

Mineral Plagioklas Feldspar NaAlSi3O8 CaAl2Si2O8


Sistem Kristal : Triklin
Warna

: Coklat keputihan, abu-abu kehitaman, merah keputihan

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 6 6,5 skala mohs

Cerat

: putih

Belahan

: Sempurna (satu/lebih arah)

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain

BATUAN BEKU

: berat jenis berkisar 2.61 2,76

18

Riolit

Plagioklas Feldspar

Hornblende

Biotite

Warna

Kuarsa

Orthoklas Feldspar

: Abu-abu Keputihan

Tekstur

Tingkat visualisasi Granularitas


Tingkat Kristalisasi
Tingkat Keseragaman Butir
Bentuk Kristal

:
:
:
:

Afanitik
Hipokristalin
Inequigranular
Anhedral

Struktur

: Massif

Komposisi Batuan

Hornblende, Orthoklas Feldspar,


Plagioklas

Feldspar, Biotite,

dan

Kuarsa
Jenis Batuan

: Batuan Beku Asam

Nama Batuan

: Batu Riolit (ODunn & Sill, 1986)

Petrogenesis

: Membeku di dekat permukaan bumi.

BATUAN BEKU

19

Mineral Plagioklas Feldspar NaAlSi3O8 CaAl2Si2O8


Sistem Kristal : Triklin
Warna

: Coklat keputihan, abu-abu kehitaman, merah keputihan

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 6 6,5 skala mohs

Cerat

: putih

Belahan

: Sempurna (satu/lebih arah)

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain

: berat jenis berkisar 2.61 2,76

Mineral Biotite K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(F,OH)2


Sistem Kristal : Monoklin
Warna

: Coklat Kehitaman

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 2,5 3 skala mohs

Cerat

: putih

Belahan

: 1 arah (sempurna)

Pecahan

: Uneven

Sifat Dalam

: Flexible

Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain

: berat jenis 2,7 3,1

Mineral Orthoklas Feldspar KAlSi3O8


Sistem Kristal : Monoklin
Warna

: Pink Kecoklatan

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 6

Cerat

: Putih

Belahan

: 2 arah (sempurna)

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain

BATUAN BEKU

: Relief Negatif Rendah


20

Mineral Hornblende Ca2(Mg, Fe, Al)5 (Al, Si)8O22(OH)2


Sistem Kristal : Monoklin
Warna

: Hijau Kehitaman

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 5 6 skala mohs

Cerat

: Abu-abu

Belahan

: 2 arah (tidak sempurna)

Pecahan

: Uneven

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain

: Kristal besar memiliki penampilan hampir lurik atau kasar.

Mineral Kuarsa SiO2


Sistem Kristal : Hexagonal
Warna

: Putih Susu

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 7

Cerat

: Putih

Belahan

: Tidak Ada

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetit
Sifat lain

BATUAN BEKU

: Piezoelectric

21

Peridotite

Plagioklas Feldspar

Augite
Olivin

Warna

: Coklat Kehijauan

Tekstur

Tingkat visualisasi Granularitas


Tingkat Kristalisasi
Tingkat Keseragaman Butir
Bentuk Kristal

:
:
:
:

Fanerik
Holokristalin
Equigranular
Euhedral

Struktur

: Massif

Komposisi Batuan

Olivin, Plagioklas Feldspar dan


Augite

Jenis Batuan

: Batuan Beku UltraBasa

Nama Batuan

Batu Peridotite (ODunn & Sill,

Membeku jauh dibawah permukaan

1986)
Petrogenesis

bumi (Plutonik).

BATUAN BEKU

22

Mineral Olivin (Mg, Fe)2SiO4


Sistem Kristal : Orthorombik
Warna

: Kuning Kehijauan

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 6,5 7 skala mohs

Cerat

: Putih

Belahan

: Tidak Ada

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain

: Indeks bias adalah 1,64-1,70 dan memiliki pembiasan ganda.

Mineral Augite {(Ca,Na)(Mg,Fe,Al)(Al,Si)2O6}


Sistem Kristal : Monoklin
Warna

: Hijau Kehitaman

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 5 6 skala mohs

Cerat

: Kehijauan - putih

Belahan

: 2 arah (sempurna)

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain

: Perpisahan basal menonjol

Mineral Plagioklas Feldspar NaAlSi3O8 CaAl2Si2O8


Sistem Kristal : Triklin
Warna

: Coklat keputihan, abu-abu kehitaman, merah keputihan

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 6 6,5 skala mohs

Cerat

: putih

Belahan

: Sempurna (satu/lebih arah)

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain

BATUAN BEKU

: berat jenis berkisar 2.61 2,76

23

Syenite

Plagioklas Feldspar

Hornblende

Biotite

Warna

Kuarsa

Orthoklas Feldspar

: Krem Kecoklatan

Tekstur

:
:
:
:

Fanerik
Holokristalin
Equigranular
Euhedral

Struktur

Massif

Komposisi Batuan

Tingkat visualisasi Granularitas


Tingkat Kristalisasi
Tingkat Keseragaman Butir
Bentuk Kristal

Hornblende, Orthoklas Feldspar,


Plagioklas

Feldspar, Biotite,

dan

sedikit Kuarsa
Jenis Batuan

Batuan Beku Asam

Nama Batuan

Batu Syenite (ODunn & Sill, 1986)

Petrogenesis

Membeku jauh dibawah permukaan


bumi (Plutonik).

BATUAN BEKU

24

Mineral Orthoklas Feldspar KAlSi3O8


Sistem Kristal : Monoklin
Warna

: Pink Kecoklatan

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 6

Cerat

: Putih

Belahan

: 2 arah (sempurna)

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain

: Relief Negatif Rendah

Mineral Biotite K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(F,OH)2


Sistem Kristal : Monoklin
Warna

: Coklat Kehitaman

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 2,5 3 skala mohs

Cerat

: putih

Belahan

: 1 arah (sempurna)

Pecahan

: Uneven

Sifat Dalam

: Flexible

Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain

: berat jenis 2,7 3,1

Mineral Kuarsa SiO2


Sistem Kristal : Hexagonal
Warna

: Putih Susu

Kilap

: Kaca

Kekerasan

: 7

Cerat

: Putih

Belahan

: Tidak Ada

Pecahan

: Konkoidal

Sifat Dalam

: Brittle

Kemagnetan : Diamagnetit
Sifat lain

BATUAN BEKU

: Piezoelectric

25

BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

A; Kesimpulan

Batuan Beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras
dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di
atas permukaan bumi sebagai ekstrusif

Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu berdasarkan
genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung, dan berdasarkan susunan
mineraloginya.

Parameter Pendeskripsian Batuan Beku adalah warna batuan, kristalinitas, tekstur,


struktur, komposisi mineral, granularitas, bentuk kristal, Hubungan antar kristal

B; Penutup

Demikian tugas praktikum Petrologi ini saya buat, apabila ada kata kata yang kurang
berkenan di hati dan kesalahan pengejaan kata saya mohon maaf yang sebesar besarnya,
serta saya mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar kedepannya bisa lebih
baik lagi. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

BATUAN BEKU

26

DAFTAR PUSTAKA

http://www.michanarchy.com/2013/08/pendahuluan-petrologi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Geologi

http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/01/klasifikasi-batuan-beku-berdasarkan_31.html

http://ridwanaz.com/umum/alam/pengertian-batuan-beku-jenis-batuan-beku-strukurbatuan-beku-tekstur-batuan-beku/

http://infotambang.com/petrologi-seluk-beluk-bebatuan-i-p388-143.htm

http://geology.com/rocks/igneous-rocks.shtml

http://geology.com/
http://www.galleries.com/Olivine
http://en.wikipedia.org/wiki/Augite
http://www.galleries.com/Augite
http://www.galleries.com/Hornblend
http://en.wikipedia.org/wiki/Hornblende
http://en.wikipedia.org/wiki/Biotite
http://en.wikipedia.org/wiki/Plagioclase
http://fahrygeologicas.blogspot.com/2012/04/batuan-ultrabasa.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku
http://en.wikipedia.org/wiki/Quartz
http://en.wikipedia.org/wiki/Orthoclase
http://en.wikipedia.org/wiki/Nepheline_syenite
http://note-why.blogspot.com/2012/04/batuan-basalt.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Andesite
http://www.galleries.com/rocks/rhyolite.htm
http://dunia-atas.blogspot.com/2011/03/teksture-batuan-beku-sedimen-dan.html

BATUAN BEKU

27

Anda mungkin juga menyukai