BATUAN BEKU
YOGYAKARTA
2015
BATUAN BEKU
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
perkenananNya penulis diberi kesehatan hingga dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
yang berjudul BATUAN BEKU dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :
1; Bapak Ir. Ircham, MT selaku Ketua STTNAS Yogyakarta
2; Bu Winarti, ST, MT selaku Ketua Jurusan Program Studi Teknik Geologi STTNAS
3;
4;
5;
6;
Yogyakarta.
Bapak Dr. Hill .G Hartono, ST, MT selaku Dosen pengampu mata kuliah Petrologi di
STTNAS Yogyakarta.
Kakak Kakak asisten Dosen Praktikum Petrologi.
Kedua Orang Tua yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis sehingga
terselesaikan tugas pembuatan makalah ini.
Teman Teman jabiger yang membantu dalam melengkapi materi dalam pembuatan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh daripada sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar pembuatan
makalah ini kedepannya semakin baik. Akhir kata penulis ucapkan Terimakasih.
BATUAN BEKU
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A; Pengertian Batuan Beku .................................................................................................... 4
B; Penggolongan Batuan Beku ................................................................................................ 4
C; Parameter Pendeskripsian Batuan Beku ........................................................................ 7
BATUAN BEKU
BAB I
BATUAN BEKU
A; Pengertian Batuan Beku
Batuan Beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan
instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrusif. Batuan beku dalam bahasa latin
dinamakan igneus (dibaca ignis) yang artinya api. Oleh karena itu beberapa ahli ada yang
menyebutnya sebagai batuan pijar, karena material dari batu ini berasal langsung dari
magma. Namun karena tidak adanya kesepakatan dari para ahli petrologi dalam
mengklasifikasikan batuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang
berbeda-beda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam menggunakan klasifikasi pada
berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing-masing. Bila kita dapat
menggunakan klasifikasi yang tepat, maka kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu
berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung, dan berdasarkan
susunan mineraloginya.
o Berdasarkan Genetik
BATUAN BEKU
Rock Cycle
BATUAN BEKU
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencerminkan
sejarah pembentukan bebatuan atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan
keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular
member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti
bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan
pembekuan yang cepat. Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis,
tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi
1; Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
2; Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
3; Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
4; Keluarga monzonit latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir dalam
jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar.
5; Keluarga syenit fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar melebihi
plagioklas
6; Keluarga tonalit dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan
plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
7; Keluarga diorite andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-Felspar, plagioklas
melimpah
8; Keluarga gabbro basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca), sedikit
Qz dan K-felspar
9; Keluarga gabbro basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama felspatoid
(nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak hadir
10; Keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), plagioklas (Ca)
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun
atas mineral-mineral felsic.
Contohnya: kuarsa, potash feldsfar dan muskovit.
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet
diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa
dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
Contohnya : Olivin, piroksin, dan Amphibole
2; Tekstur
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineralmineral sebagai bagian dari batuan dan antaramineral-mineral dengan massa gelas yang
membentuk massa dasar dari batuan.Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh
tiga hal yang penting, yaitu:
3; Kristalinitas
BATUAN BEKU
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal,
selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma
dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika
pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur
holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah
membeku di dekat permukaan.
Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian
lagi terdiri dari massa kristal.
Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai
fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
4; Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
Fanerik/fanerokristalin
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara
megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan
menjadi:
Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm.
Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.
Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa
sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun
oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan:
Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan
bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm.
BATUAN BEKU
1; Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan
secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal,
yaitu:
Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.
Equigranular
Yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama
besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga,
yaitu:
Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang euhedral.
Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang subhedral.
Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral-mineral yang anhedral.
BATUAN BEKU
10
Inequigranular
Yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama
besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau
matrik yang bisa berupa mineral atau gelas. Apabila kristal-kristal penyusun massa
dasar dapat terlihat jelas dengan mata atau lup maka disebut Faneroporfiritik, dan
apabila kristal penyusun massa dasar tidak dapat terlihat dengan mata atau lup maka
disebut Faneroafanitik
1;
Struktur
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan
yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat
dilihat dilapangan saja, misalnya:
Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah
laut, membentuk struktur seperti bantal.
Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun
secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada
contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak
menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain
yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas
pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang
teratur.
Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya
besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineralmineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain
yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang
ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan
pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar
berlembar).
BATUAN BEKU
11
2;
Komposisi Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan
mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai
penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral
kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol
dan olivin.
BATUAN BEKU
12
BAB II
DESKRIPSI DAN PETROGENESIS
Diorit
Augite
Plagioklas Feldspar
Hornblende
Warna
Biotite
Kuarsa
: Putih Kehitaman
Tekstur
:
:
:
:
Fanerik
Holokristalin
Equigranular
Euhedral
Struktur
: Massif
Komposisi Batuan
Hornblende,
Augite,
Plagioklas
Nama Batuan
Petrogenesis
BATUAN BEKU
13
: Putih Susu
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 7
Cerat
: Putih
Belahan
: Tidak Ada
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetit
Sifat lain
: Piezoelectric
Kilap
: Kaca
Kekerasan
Cerat
: putih
Belahan
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain
: Hijau Kehitaman
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 5 6 skala mohs
Cerat
: Abu-abu
Belahan
Pecahan
: Uneven
Sifat Dalam
: Brittle
BATUAN BEKU
14
Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain
: Hijau Kehitaman
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 5 6 skala mohs
Cerat
: Kehijauan - putih
Belahan
: 2 arah (sempurna)
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain
: Coklat Kehitaman
Kilap
: Kaca
Kekerasan
Cerat
: putih
Belahan
: 1 arah (sempurna)
Pecahan
: Uneven
Sifat Dalam
: Flexible
Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain
BATUAN BEKU
15
Basalt
Olivin
Augite
Warna
Plagioklas Feldspar
Hornblende
: Abu-abu Kehitaman
Tekstur
:
:
:
:
Afanitik
Hipokristalin
Inequigranular
Anhedral
Struktur
: Massif
Komposisi Batuan
Jenis Batuan
Nama Batuan
Petrogenesis
BATUAN BEKU
16
: Hijau Kehitaman
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 5 6 skala mohs
Cerat
: Abu-abu
Belahan
Pecahan
: Uneven
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain
: Kuning Kehijauan
Kilap
: Kaca
Kekerasan
Cerat
: Putih
Belahan
: Tidak Ada
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain
: Hijau Kehitaman
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 5 6 skala mohs
Cerat
: Kehijauan - putih
Belahan
: 2 arah (sempurna)
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
BATUAN BEKU
17
Sifat lain
Kilap
: Kaca
Kekerasan
Cerat
: putih
Belahan
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain
BATUAN BEKU
18
Riolit
Plagioklas Feldspar
Hornblende
Biotite
Warna
Kuarsa
Orthoklas Feldspar
: Abu-abu Keputihan
Tekstur
:
:
:
:
Afanitik
Hipokristalin
Inequigranular
Anhedral
Struktur
: Massif
Komposisi Batuan
Feldspar, Biotite,
dan
Kuarsa
Jenis Batuan
Nama Batuan
Petrogenesis
BATUAN BEKU
19
Kilap
: Kaca
Kekerasan
Cerat
: putih
Belahan
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain
: Coklat Kehitaman
Kilap
: Kaca
Kekerasan
Cerat
: putih
Belahan
: 1 arah (sempurna)
Pecahan
: Uneven
Sifat Dalam
: Flexible
Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain
: Pink Kecoklatan
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 6
Cerat
: Putih
Belahan
: 2 arah (sempurna)
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain
BATUAN BEKU
: Hijau Kehitaman
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 5 6 skala mohs
Cerat
: Abu-abu
Belahan
Pecahan
: Uneven
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain
: Putih Susu
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 7
Cerat
: Putih
Belahan
: Tidak Ada
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetit
Sifat lain
BATUAN BEKU
: Piezoelectric
21
Peridotite
Plagioklas Feldspar
Augite
Olivin
Warna
: Coklat Kehijauan
Tekstur
:
:
:
:
Fanerik
Holokristalin
Equigranular
Euhedral
Struktur
: Massif
Komposisi Batuan
Jenis Batuan
Nama Batuan
1986)
Petrogenesis
bumi (Plutonik).
BATUAN BEKU
22
: Kuning Kehijauan
Kilap
: Kaca
Kekerasan
Cerat
: Putih
Belahan
: Tidak Ada
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain
: Hijau Kehitaman
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 5 6 skala mohs
Cerat
: Kehijauan - putih
Belahan
: 2 arah (sempurna)
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain
Kilap
: Kaca
Kekerasan
Cerat
: putih
Belahan
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain
BATUAN BEKU
23
Syenite
Plagioklas Feldspar
Hornblende
Biotite
Warna
Kuarsa
Orthoklas Feldspar
: Krem Kecoklatan
Tekstur
:
:
:
:
Fanerik
Holokristalin
Equigranular
Euhedral
Struktur
Massif
Komposisi Batuan
Feldspar, Biotite,
dan
sedikit Kuarsa
Jenis Batuan
Nama Batuan
Petrogenesis
BATUAN BEKU
24
: Pink Kecoklatan
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 6
Cerat
: Putih
Belahan
: 2 arah (sempurna)
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
Sifat lain
: Coklat Kehitaman
Kilap
: Kaca
Kekerasan
Cerat
: putih
Belahan
: 1 arah (sempurna)
Pecahan
: Uneven
Sifat Dalam
: Flexible
Kemagnetan : Paramagnetik
Sifat lain
: Putih Susu
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 7
Cerat
: Putih
Belahan
: Tidak Ada
Pecahan
: Konkoidal
Sifat Dalam
: Brittle
Kemagnetan : Diamagnetit
Sifat lain
BATUAN BEKU
: Piezoelectric
25
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A; Kesimpulan
Batuan Beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras
dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di
atas permukaan bumi sebagai ekstrusif
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu berdasarkan
genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung, dan berdasarkan susunan
mineraloginya.
B; Penutup
Demikian tugas praktikum Petrologi ini saya buat, apabila ada kata kata yang kurang
berkenan di hati dan kesalahan pengejaan kata saya mohon maaf yang sebesar besarnya,
serta saya mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar kedepannya bisa lebih
baik lagi. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.
BATUAN BEKU
26
DAFTAR PUSTAKA
http://www.michanarchy.com/2013/08/pendahuluan-petrologi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Geologi
http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/01/klasifikasi-batuan-beku-berdasarkan_31.html
http://ridwanaz.com/umum/alam/pengertian-batuan-beku-jenis-batuan-beku-strukurbatuan-beku-tekstur-batuan-beku/
http://infotambang.com/petrologi-seluk-beluk-bebatuan-i-p388-143.htm
http://geology.com/rocks/igneous-rocks.shtml
http://geology.com/
http://www.galleries.com/Olivine
http://en.wikipedia.org/wiki/Augite
http://www.galleries.com/Augite
http://www.galleries.com/Hornblend
http://en.wikipedia.org/wiki/Hornblende
http://en.wikipedia.org/wiki/Biotite
http://en.wikipedia.org/wiki/Plagioclase
http://fahrygeologicas.blogspot.com/2012/04/batuan-ultrabasa.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku
http://en.wikipedia.org/wiki/Quartz
http://en.wikipedia.org/wiki/Orthoclase
http://en.wikipedia.org/wiki/Nepheline_syenite
http://note-why.blogspot.com/2012/04/batuan-basalt.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Andesite
http://www.galleries.com/rocks/rhyolite.htm
http://dunia-atas.blogspot.com/2011/03/teksture-batuan-beku-sedimen-dan.html
BATUAN BEKU
27