Anda di halaman 1dari 7

BAB III

ORGANISASI PROYEK
3.1 Tinjauan Umum
Dalam Proyek Pembangunan Gedung Sekolah SMP(Sekolah Menengah
Pertama) Theresia ini, manajemen proyek merupakan salah satu faktor penting
guna keberhasilan suatu proyek,

karena organisasi pada proyek mempunyai

sistem yang saling keterkaitan dan saling terhubung untuk mengatur kerjasama
dalam suatu pelaksanaan pekerjaan agar tidak terjadi kesalahan sehingga yang
dikerjakan tercapai sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
Pada suatu proyek, organisasi merupakan unsur-unsur untuk mengatur
sumber daya yang terdiri dari tenaga kerja, rencana anggaran, serta material dan
lain-lainnya guna untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Organisasi pada proyek ini adalah tempat kegiatan dimana orang-orang yang
berkerja sama atas dasar suatu kepentingan dan tujuan yang sama yang dituangkan
dalam bentuk struktur organisasi, seperti pemilik proyek, kontraktor, konsultan,
mandor dan lain-lain (W.I. Ervianto, 2005).
3.2 Unsur-unsur Pengelola Proyek
Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat
kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada
akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanan proyek harus
diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik,
sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan
komponen pendukung. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang
peranan cukup penting adalah organisasi proyek.
Sebuah proyek akan berhasil jika didalamnya terdapat pengorganisasian yang
baik. Pengorganisasian tersebut merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan
mengatur tahaptahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran. Sedangkan

22

organisasi proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak pihak yang
bekerja sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan. Oleh karena itu unsurunsur yang terlibat dalam pengelolaan harus saling bekerja sama dan mempunyai
rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah
diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-masing.
Keuntungan dari adanya Organisasi dalam suatu proyek adalah sebagai
berikut ini.
1. Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.
2. Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya
pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai keahlian.
3. Meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang tersedia
secara maksimal.
Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam Pembangunan Gedung
Sekolah SMP(Sekolah Menengah Pertama) Theresia yaitu :
1. Pemilik Proyek (owner),
2. Kontraktor/Pelaksana,
3. Perencana (konsultan pengawas),
Unsur pengelola proyek tersebut mempunyai tugas, wewenang dan tanggung
jawab sesuai kedudukan dan fungsinya. Pada proyek pembangunan Gedung
Sekolah SMP(Sekolah Menengah Pertama) Theresia ini dapat dilihat dari
hubungan kerja organisasi proyek pada gambar 3.1.

PEMILIK PROYEK
Yayasan Tunas Karya

KONSULTAN MK

KONTRAKTOR

CV.Apis Consultan

PT. Lumbawai Indah Makmur

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Pembangunan Gedung


Sekolah SMP(Sekolah Menengah Pertama) Theresia
3.2.1 Pemilik Proyek
23

Pemilik proyek (owner) adalah pihak yang memiliki gagasan atau tujuan
mengenai proyek yang diinginkan berdasarkan keputusan pada saat tender dan
berperan sebagai pihak pemberi tugas yang memberi Surat Perintah Kerja (SPK)
kepada pemenang tender. Pihak pemilik proyek bisa berasal berasal dari
pemerintahan, badan hukum (perusahaan/yayasan) dan swasta atau perorangan.
Pemilik proyek juga membiayai proyek, baik dengan dana langsung maupun tidak
langsung (dana pinjaman dari Bank atau badan lain).
Selanjutnya pemilik proyek (owner) menentukan pemborong atau kontraktor
untuk melaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan kelengkapannya. Pemilik
proyek juga memiliki tugas dan kewajiban serta wewenang pada tahap sebelum
atau sesudah pelaksanaan sampai proyek tersebut siap diserahterimakan.
Pada proyek Pembangunan Gedung Sekolah SMP(Sekolah Menengah
Pertama) Theresia yang bertindak sebagai owner adalah Yayasan Tunas Karya.
Adapun hak dan kewajiban pemilik proyek adalah sebagai berikut ini.
1. Mengambil keputusan terakhir yang mengenai proyek tersebut.
2. Mengambil keputusan terakhir dalam penetapan pihak kontraktor pelaksana.
3. Mengeluarkan SPK (Surat Perintah Kerja) dan surat perjanjian kerja kepada
kontraktor pelaksana.
4. Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan maupun perpanjangan yang
diajukan oleh pihak kontraktor pelaksana.
5. Menyediakan dana atau anggaran biaya.
6. Melalui konsultan perencana menyediakan gambar-gambar spesifikasi
pekerjaan yang dibutuhkan agar pihak kontraktor dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
7. Memberi keterangan pihak kontraktor mengenai batas-batas dari lapangan
proyek serta kondisi sekitarnya.
8. Membayar termin sesuai dengan kesepakatan bersama.
9. Menetapkan denda apabila terjadi keterlambatan kerja.
10. Mengikuti rapat koordinasi proyek.
3.2.2 Konsultan Pengawas

24

Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk


membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai awal
hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.
Pada proyek Pembangunan Gedung Sekolah SMP(Sekolah Menengah
Pertama) Theresia yang bertindak sebagai konsultan pengawas adalah CV.Apis
Consultan.
1. Hak dan kewajiban konsultan pengawas meliputi hal-hal di bawah ini.
a. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah
ditetapkan.
b. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
c. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
d. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.
e. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar
tercapai hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan
yang telah ditetapkan.
g. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
h. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
i. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
j. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan
tambah/kurang.
3.2.3 Pelaksana Proyek (Kontraktor)
Pada tahap pelaksanaan, kontraktor pelaksana berperan sebagai pihak yang
mendapat tugas dari pemilik proyek untuk melaksanakan proyek sesuai dengan
apa yang telah direncanakan perencana pada kontrak kerja dengan diawasi oleh
pengawas owner.
Kontraktor adalah perusahaan yang berbadan hukum yang bergerak dalam
bidang pemborongan pembangunan suatu proyek sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan dan jadwal yang telah ditentukan. Kontraktor pelaksana merupakan
25

pihak yang berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana


kerja, uraian dan syarat-syarat pekerjaan (RKS) yang telah ditetapkan dalam
dokumen kontrak, sesuai dengan biaya kontrak yang telah dibuat oleh pemilik
proyek.
Kontraktor pelaksana harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditetapkan. Dalam proyek
ini yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT. Lumbawai Indah Makmur
Adapun tugas dan kewajiban kontraktor menyangkut hal-hal berikut ini.
1.

Memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam dokumen kontrak dengan


segala lampirannya. Syarat-syarat umum administrasi, syarat-syarat teknis,
syarat-syarat bahan dan lain sebagainya.

2.

Kontraktor pelaksana wajib menaati segala petunjuk dari pemilik proyek.

3.

Kontraktor pelaksana wajib mengikuti rapat yang diselenggarakan yang


berkaitan dengan pelaksaan proyek di lapangan.

4.

Kontraktor pelaksana wajib memberikan laporan mengenai perkembangan


proyek dilapangan.

5.

Kontraktor pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan


spesifikasi dan gambar rencana dalam kontrak yang telah ditentukan.

6.

Kontraktor pelaksana wajib membuat time schedule sebagai pedoman


pengendalian bersama dengan persetujuan pemilik proyek atau pimpinan
proyek.

7.

Kontraktor pelaksana wajib memenuhi dua hal berikut ini.


a. Pengamanan secara wajar dan sehat atas semua orang, tenaga kerja juga
pengunjung yang berkepentingan terhadap proyek tersebut.
b. Menyediakan perlengkapan P3K serta memerintahkan semua tenaga

kerja untuk bekerja menggunakan alat-alat keselamatan kerja.


3.3 Hubungan Kerja Antar Unsur Pengelola Proyek
Untuk terlaksananya proyek Pembangunan Gedung Sekolah SMP(Sekolah
Menengah Pertama) Theresia ini, maka harus terjadi kerjasama atau hubungan
antar unsur pengelola proyek. Hubungan pemilik proyek dan kontraktor pelaksana
adalah sebagai berikut ini.

26

1.

Pemilik proyek mengadakan pengawasan langsung kepada kontraktor


pelaksana dari segi teknis maupun non-teknis.

2.

Pemilik proyek mengadakan pengawasan langsung terhadap pelaksanaan


pekerjaan kontraktor yang ada di lapangan, baik mutu maupun volume
pekerjaan.

3.

Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut pihak kontraktor melakukan


penyimpangan-penyimpangan maupun kekeliruan yang tidak sesuai dengan
rencana yang ditentukan, maka pemilik proyek berhak menegur dan
memberikan surat peringatan dan menyampaikan tembusan kepada pemilik
proyek untuk melakukan perbaikan terhadap penyimpangan tersebut.

4.

Apabila kontraktor mendapat kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan di


lapangan, maka dalam hal ini pengawas dari pemilik proyek dapat
memberikan penjelesan dan pengarahan kekontraktor sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan spesifikasi yang telah
direncanakan.

3.4 Jadwal Rencana Kerja (Time Schedule)


Time schedule merupakan jadwal-jadwal pekerjaan yang harus dilakukan dan
dibuat serta diatur untuk mengontrol pekerjaan-pekerjaan di lapangan, dimana
keterlambatan-keterlambatan pekerjaan dapat segera diketahui dan diatasi, dan
kemudian diambil langkah-langkah pemecahannya sehingga proyek tidak
memakan waktu yang lama. Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proyek
haruslah cukup, karena waktu ini merupakan permasalahan yang cukup serius
karena adanya bagian-bagian pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan pada
musim penghujan ataupun kendala-kendala lainnya di lapangan. Oleh karena itu,
sebaiknya diatur pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan secara bersamaan
dengan bagian pekerjaan lain yang saling berurutan untuk menghemat waktu.
Adapun tujuan dari time schedule adalah sebagai berikut ini.
1. Untuk memberikan pedoman-pedoman kepada satuan pekerjaan bawahan
mengenai batasan waktu bagi mulainya dan berakhirnya tugas masing-masing
pekerjaan.

27

2. Memberikan saran bagi pimpinan pelaksana untuk saling berkoordinasi


terutama dalam memberikan alokasi prioritas-prioritas yang dianggap perlu.
3. Menjadi ukuran untuk menilai kemajuan suatu pekerjaan masing-masing
bagian pekerjaan.
Realisasi dari sutu pekerjaan proyek bisa bernilai positif atau negatif. Positif
berdasarkan pekerjaan yang telah dikerjakan di lapangan. Jika negatif, berarti
realisasi pekerjaan tidak memenuhi target yang direncanakan, sehingga nantinya
perlu dilakukan upaya untuk mengatasinya. Dalam pembuatan time schedule,
terlebih dahulu mengetahui jenis-jenis kegiatan yang ada dalam suatu pekerjaan.
Kemudian ditentukan urutan-urutannya, setelah itu ditentukan lamanya waktu
pelaksanaan setiap jenis kegiatan tersebut. Time schedule umumnya berupa
macam-macam kegiatan di lapangan yang dinyatakan dalam kurva S. Kurva S
merupakan grafik hubungan antara kemajuan pelaksanaan pekerjaan dalam
persentase (0% - 100% dalam sumbu ordinat) dan waktu pelaksanaan pekerjaan
dalam satuan t (0,00 t, pada sumbu absis).
Pada proyek Pembangunan Gedung Sekolah SMP(Sekolah Menengah
Pertama) Theresia pada awal pengerjaan galian pondasi sedikit terlambat dan
tidak sesuai dengan waktu rencana pekerjaan akan tetapi penyelesaian
pembanguanan struktur lantai satu sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat.

28

Anda mungkin juga menyukai