ibu Erlyna WR, S.P ,M.P dosen Agribisnis Fakultas Pertanian UNS.
Beliau menjelaskan bahwa
MEA terbentuk dikarenakan kesepakatan Negara Negara ASEAN yang menginginkan pereknomian yang lebih merata dan berdaya saing tinggi. Sebelum ada MEA, sebenarnya di ASEAN sudah ada bentuk bentuk kerjasama di bidang eknomi tetapi dampaknya belum terasa manfaatnya. Inti dari di bentuknya MEA adalah mensejahterakan rakyat, mengurangi ketimpangan pendapatan per kapita. Di bidang pertanian merupakan bidang yang paling fleksibel dan akan mudah diserang dari Negara lain. Untuk itu harus dikuatkan dari beberapa sudut. Di sektor perkebunan sebenarnya Indonesia dapat memanfaatkannya dalam menghadapi MEA, karena Indonesia memiliki komoditi perkebunan dengan kualitas bagus seperti, kopi, kelapa sawit , kakao dan lainnya hal itu dapat dimanfaatkan guna menghadapi MEA. Untuk itu kita harus terus meningkatkan kualitas dan mutu produk pertanian agar tidak kalah saing dengan produk luar negeri. Pertanian menjadi bidang yang menjajnjikan dan memiliki peluang besar, utamanya dalam pertanian berbasis agrobisnis dan agrowisata. Agar mutu produk pertanian dapat meningkat, Indonesia harus melakukan kegiatan perlindungan tanaman dengan sangat baik dari ancaman atau gangguan yang dapat merusak, merugikan, atau mengganggu proses hidupnya yang normal, sejak pra-tanam sampai pasca tanam, dan memperbaiki mutu standarisasi agar barang dalam negri mampu mengimbangi kualitas produk dari luar.
Mutu produk, harga yang kompetitif, ramah lingkungan, sumber daya yang efisien, penerapan teknologi tepat guna serta komitmen menjadi penentu daya saing produk pertanian dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)