TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan
garamgaram anorganik yang disekresi oleh kelenjar air susu ibu. Penelitian telah
membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai usia enam bulan. ASI eksklusif adalah
Pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan makanan lainnya ataupun cairan
lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan tanpa tambahan
makanan padat apapun seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan
tim sampai usia enam bulan (Roesli, 2000). WHO menganjurkan pemberian ASI
eksklusif, yakni bayi diberi ASI selama enam bulan pertama tanpa mendapat
tambahan apapun. Selama ASI eksklusif pemantauan tumbuh kembang bayi harus
dilakukan rutin tiap bulan baik posyandu atau di rumah sakit (Tjipta, 2009).
Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik
fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat
terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan
menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur dan eksklusif. Oleh karena
itu, salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu dapat tetap
memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai enam bulan dan dapat
dilanjutkan sampai anak berumur dua tahun. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO
dan Pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
7
2.1.2
Komposisi
ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, vitamin, dan
mineral yang berfungsi sebagai makanan bayi. ASI mengandung laktosa yang
merupakan karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber
energi untuk otak. Kandungan laktosa di dalam ASI hampir dua kali lipat lebih
banyak dibandingkan di dalam susu formula. Namun kejadian diare akibat tidak
mampu mencerna laktosa jarang ditemukan pada bayi (intoleransi laktosa). Ini
disebabkan penyerapan laktosa ASI jauh lebih baik dibandingkan dengan susu
sapi atau susu formula (IDAI, 2008).
Laktosa dirubah menjadi asam laktat dan asam asetat dengan bantuan
lactobacillus bifidus. Asam laktat dan asam asetat ini menjadikan saluran
pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikroorgaisme
(Roesli, 2000).
Protein merupakan makronutrien yang ditemukan pada ASI. Susu sapi
mengandung lebih banyak protein (3,5 g/dl) dibandingkan dengan ASI (0,7 g/dl),
tetapi kadar ini melebihi kebutuhan bayi. ASI lebih banyak mengandung protein
whey, terutama laktalbumin suatu protein yang lebih komplek dibandingkan
dengan protein kasein. Tingginya persentase kasein dalam susu sapi menyebabkan
terbentuknya gumpalan keju keras dan besar (Wong dkk, 2009).
ASI mengandung asam amino yang lebih lengkap dibandingkan dengan susu sapi.
ASI juga kaya akan nukleotida (berbagai sebanyawa organik yang tersusun dari
tiga jenis basa nitrogen, karbohidrat dan fosfat) dan memiliki kualitas yang lebih
baik dibandingkan dengan susu sapi. nukleotida ini memiliki peran dalam
pertumbuhan dan kematangan usus serta meninkatkan penyerapan besi dan daya
tahan tubuh (IDAI, 2008).
Asam lemak tak jenuh tunggal lebih banyak terkandung di dalam ASI, terutama
asam linokleat, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung lemak tak jenuh
ganda. ASI memiliki butiran lemak yang lebih kecil dibandingkan susu sapi yang
memungkinkan bayi mampu mengabsorbsi lemak ASI lebih efisien (Wong dkk,
2009). Lemak mampu membantu meningatkan berat badan bayi dengan cepat
karena ASI mengandung lemak dengan nilai kalori tinggi. ASI mengandung
lipase yang mampu memecah lemak agar mudah diserap (Mainstone, 2008).
Lemak omega 3 dan 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi, yang banyak
ditemukan pada ASI. ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang
dari pada asam Dokosahesaoik (DHA) dan asam Arakidonat (ARA) yang
berkembang terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada tiga minggu pertama
menyusui, bahkan dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi. Karnitin ini
membantu dalam proses pembentukan energi yang dapat mempertahankan
metabolism tubuh. Konsetrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi
dibandingan bayi yang mendapat susu formula.
10
Zat gizi lainya yang terkandung di dalam ASI yaitu vitamin D, E, A, K dan
vitamin yang larut dalam air. Vitamin D rendah di dalam ASI tetapi sudah cukup
mampu memenuhi kebutuhan bayi. Vitamin E berfungsi dalam mempertahankan
diding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan anemia.
Bahan baku pembuat vitamin A yaitu beta karoten banyak ditemukan pada ASI.
Vitamin A berfungsi menjaga kesehatan mata, mendukung pembelahan sel,
kekebalan tubuh dan pertumbuhan. Hal ini yang dapat menerangkan kenapa anak
dengan ASI mengalami tumbuh kembang dan daya tahan yang baik. Vitamin K
dibutuhkan dalam pembekuan darah, kadar vitamin K di dalam ASI hanya
seperempat dibandingkan dengan susu formula, oleh karena itu bayi baru lahir
diberikan vitamin K dalam bentuk injeksi (IDAI, 2008).
Hampir seluruh vitamin yang larut di dalam air seperti vitamin B, asam folat, dan
vitamin C terdapat di dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi di dalam
ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah di dalam ASI
ibu yang gizi kurang. Vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal pertumbuhan bayi,
sehingga ibu menyusui penting diberikan vitamin ini. Vitamin B12 cukup banyak
ditemukan pada makan sehari-hari kecuali pada orang vegetarian (IDAI, 2008).
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mepunyai fungsi
pertumbuhan jaringan otak dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan
darah. Kekurangan kalsium berupa kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi
yang hanya mendapat susu formula.
Kandungan zink rendah pada susu sapi dan ASI, akan tetapi zink pada ASI lebih
cepat diserap bayi (Wong dkk, 2009). Zink merupakan mineral yang sangat
11
2.1.3
Manfaat
Manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek
imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek
penundaan kehamilan (Danuatmaja, 2006).
a. ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik.
ASI yang dihasilkan oleh seorang ibu yang melahirkan secara premature
komposisinya akan berbeda dengan ASI yang yang dihasilkan ibu yang
melahirkan cukup bulan. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik
kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara
12
baik, ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi
hingga usia enam bulan (IDIAI, 2008).
b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan atau daya
tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat
akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan
memproduksi sendiri imunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar
empat bulan. Pada saat kadar imunoglobulin dari ibu menurun dan yang dibentuk
sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan
imunoglobulin pada bayi. Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau
dikurangi dengan pemberian ASI. Air Susu Ibu merupakan cairan yang
mengandung kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung
bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur (IDIAI, 2008)
c. ASI eksklusif membantu perkembangan anak
Kecerdasan perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan
pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak
adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan
otak cepat. Lompatan pertumbuhan pertama atau growth sport sangat penting
pada periode inilah pertumbuhan otak sangat pesat. Nutrisi pada ASI yang tidak
ada atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi yaitu taurin, laktosa, hidrat arang,
dan asam lemak ikatan panjang (Prastyo, 2010).
13
tidak
difungsikan
secara
maksimal
sehingga
dapat
memicu
14
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan angket yang
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau
responden (Notoatmodjo, 2010)
2.3.2
Manfaat pengetahuan
15
d. Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.Apabila penerimaan perilaku baru
atau diadopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng (Notoatmodjo, 2009).
2.3.3
Tingkat pengetahuan
16
d. Analisis (Analysis).
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis).
Sintesis
menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
atau
2.3.4
Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan, yaitu:
a. Umur
Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya
bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.
Selain itu Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa daya ingat seseorang
itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita
17
18
e. Pendidikan
Pendidikan
adalah
suatu
kegiatan
atau
proses
pembelajaran
untuk
2.3.5
Pengukuran Pengetahuan
19
jawaban salah. Kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup dan
kurang. Dikatakan baik(> 75%), cukup (60-75%), dan kurang (<60%) (Nursalam,
2008)
Pengertian motivasi
Istilah motivasi (Motivation) berasal dari perkataan bahasa latin, yaitu moreve,
yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku.
Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs (Notoatmodjo,
2007). Motivasi adanya keinginan dan kebutuhan pada diri individu, memotivasi
individu tersebut untuk memenuhi (Sunaryo, 2004). Pentingnya motivasi karena
motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku
manusia, supaya mau antusias untuk mencapai hasil yang optimal (Hasibuan,
2005).
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan
(Ghufron, 2010).
2.4.2
Macam-macam Motivasi
20
b. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dapat dimodifikasi, dikembangkan, dan
dipelajari, seiring dengan pengalaman yang diperoleh individu.
2.4.3
Aspek Motivasi
2.4.4
Menurut Djamarah (2002), motivasi terbagi menjadi dua jenis yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
21
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya
karena kesadaran.
Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik
yaitu:
1. Kebutuhan (need)
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan
baik biologis maupun psikologis.
2. Harapan (expentancy)
Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan
bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan
menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan.
3. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada
yang menyuruh (tanpa adanya pengaruh dari orang lain).
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau
pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Hamzah, 2009).
Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik
adalah :
22
1. Dorongan keluarga
Ibu memberikan ASI bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari
keluarga seperti suami, orang tua, teman.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah tempat di mana seseorang tinggal. Lingkungan dapat
mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu.
Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi
seseorang dalam mengubah tingkah lakunya.
3. Media
Media adalah faktor yang sangat berpengaruh bagi seseorang mungkin karena
pada era globalisasi ini hampir dari waktu yang dihabiskan adalah berhadapan
dengan media informasi, baik itu media cetak maupun elektronika (TV, radio,
komputer/internet) sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang
akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah yang positif terhadap
kesehatan.
2.4.5
23
b. Pengakuan
Pengakuan adalah keinginan untuk diakui secara sosial dan keinginan untuk
terampil. Sementara reputasi adalah penghargaan orang lain terhadap individu
karena kecakapannya. Individu akan merasa dihargai apabila pengalaman
digunakan dalam partisipasi menyelesaikan tugas yang lebih rumit dan penting.
c. Pekerjaan itu sendiri
Individu senang dengan pekerjaannya karena pekerjaan itu sendiri. Individu
menyukai pekerjaan tersebut karena diikuti dengan minat dan bakat yang dimiliki.
Individu merasa pekerjaan yang ada menjadi sesuatu yang menantang untuk
berkembang dan menjadi lebih baik.
d. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah keinginan manusia agar dapat mengerjakan tugas dengan
baik dan memadai. Hal ini berarti individu mempunyai keinginan untuk merasa
dapat melakukan tugas dan tanggung jawab.
e. Kemajuan
Individu merasa bahwa pekerjaan yang diperoleh sekarang ini memberikan
kemajuan dalam bekerja. Pekerjaan memberikan kesempatan bagi individu untuk
menambah wawasan, mengembangkan bakat, dan kemajuan.
f. Perkembangan
Sejalan dengan kemajuan, perkembangan mempunyai dimensi yang banyak dan
jangkauan yang lebih luas. Kemajuan tidak hanya dalam bidang kerja, tetapi
meluas pada bidang kehidupan. Prestasi kerja dan pekerjaan akan memberikan
kepercayaan pada diri sendiri untuk mengembangkan diri pada segi kehidupan
24
2.4.6
2.4.7
Penilaian Motivasi
Menurut Winardi (dalam Eka Desi, 2012) ada 2 macam metode yang sering kali
digunakan untuk menilai kekuatan keinginan yaitu dengan cara:
a. Pertama-tama pernyataan yang berhubungan dengan keinginan-keinginan
spesifik untuk memberikan ASI eksklusif, dirumuskan dan para ibu diminta
untuk menunjukkan ada tidaknya keinginan-keinginan demikian pada diri
mereka.
b. Prosedur kedua adalah mengasumsi bahwa masing-masing pekerja memiliki
suatu hirarki kebutuhan, dimana ada kebutuhan tertentu, yang lebih kuat
25
Keterangan :
N
= Presentase
SP
SM
Penilaian motivasi menurut Arikunto (dalam Eka Desi, 2012) dapat dibedakan
menjadi :
1) Tinggi
:75-100%
2) Sedang
:56-75%
3) Rendah
: <56%
26
27
diyakininya baik bagi dirinya. Dengan tiga komponen ini baik pengetahuan, sikap,
motivasi akan mendorong seseorang mencoba terus prilaku positif dan beradaptasi
dengan kebiasaan tersebut sehingga prilaku positif ini akan bersifat langgeng
(Notoatmodjo, 2009). Hasil ini di dukung penelitian yang dilakukan oleh Widiarti
(2012) menemukan ada hubungan signifikan pengetahuan dengan motivasi ibu
dalam memberikan ASI eksklusif dan penelitian lain yang dilakukan Kartikasari
(2009) menemukan ada hubungan signifikan motivasi dengan pemberian ASI
eksklusif.