Anda di halaman 1dari 16

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

TANAMAN JAMUR DENGAN MENGGUNAKAN


METODE BACKWARD CHAINING
Makalah
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Komunikasi dan Informatika

Diajukan Oleh :
Muhamad Syarudin
Hernawan Sulistyanto, S.T., M.T.
Hasyim Asyari, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
OKTOBER 2013

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT


PADA TANAMAN JAMUR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE BACKWARD CHAINING
Muhamad Syarudin, Hernawan Sulistyanto, Hasyim Asyari
Department of Informatics, Faculty of Communications and Informatics,
Muhammadiyah university of Surakarta
Email: achmad.ardin118@gmail.com

ABSTRACT
Understanding of mushroom farmers about disease of mushroom plant is
categorized as low. Many mushroom cultivators rely on knowledge of an expert in
order to diagnose a plant disease. The expert system can be information and
guidelines to detect disease attacking mushroom plant and ways of overcome it.
The method is called backward chaining, and netbeans application and MySQL
database. The application is implemented in dekstop program and it is operated by
people, especially mushroom farmers. The method uses a chain crossing from a
hypothesis to the facts supporting the hypothesis. The expert system is an
application using facts and reasoning techniques used by an expert. Use of the
application system can provide information and reference from users, namely,
diseases that are likely attacking mushroom plant based on symptoms entered by
users. The application can provide assistance for mushroom farmers or cultivator
in diagnosing disease of mushroom plant early.
Keyword : Backward Chaining, Expert system, Muncor, Mushrooms,
Neurospora, Penicillium, Trichoderma

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT


PADA TANAMAN JAMUR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE BACKWARD CHAINING

Muhamad Syarudin, Hernawan Sulistyanto, Hasyim Asyari


Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: achmad.ardin118@gmail.com
ABSTRAKSI
Pemahaman para petani jamur akan penyakit jamur tergolong masih
rendah. Banyak pembudidaya masih mengandalkan pengetahuan seorang pakar
untuk dapat mendiagnosa suatu penyakit, sehingga membutuhkan waktu yang
lama dan biaya yang mahal. Sistem pakar ini dapat dijadikan informasi dan
pedoman untuk mendeteksi penyakit yang muncul pada tanaman jamur serta cara
menanggulanginya. Metode yang digunakan adalah backward chaining, serta
aplikasi netbeans dan database MySQL, aplikasi ini diimplementasikan ke sebuah
program dekstop yang dapat dioperasikan oleh masyarakat, khususnya petani
jamur. Metode ini menggunakan suatu rantai yang dilintasi dari suatu hipotesa
kembali ke fakta yang mendukung hipotesa. Sistem pakar ini merupakan aplikasi
yang menggunakan fakta dan teknik penalaran yang digunakan oleh seorang
pakar. Penggunaan sistem aplikasi ini dapat memberikan informasi dan acuan bagi
pengguna berupa kemungkinan jenis penyakit yang menyerang pada tanaman
jamur berdasarkan gejala yang dimasukan oleh user. Aplikasi ini dapat
memberikan bantuan berupa layanan bagi para petani atau pembudidaya tanaman
jamur untuk mendiagnosa penyakit jamur secara lebih dini.

Kata Kunci : Backward Chaining, Jamur, Muncor, Neurospora, Penicillium,


Sistem Pakar, Trichoderma.

pakar untuk mendiagnosa penyakit

A. PENDAHULUAN
Perkembangan

teknologi

informasi telah membawa dampak


yang

signifikan

bidang.

Hal

dalam

ini

berbagai

mengakibatkan

kemajuan pada perangkat lunak yang


diimbangi dengan kecanggihannya.
Secara

langsung

ataupun

tidak,

teknologi informasi telah menjadi


bagian penting untuk masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupan.
Teknologi informasi hampir tidak
dapat dilepaskan dari berbagai aspek
kehidupan manusia. Oleh karena itu
kecanggihan

teknologi

juga

dimanfaatkan oleh para pembudidaya


jamur untuk mendapatkan informasi
mengenai bisnisnya itu.
Munculnya hama dan penyakit
pada jamur umumnya dipengaruhi
oleh lima faktor utama, yaitu kondisi
udara, air, tanah, SDM (sumber daya
manusia), serta bibit jamur. Apabila
kebersihan dan sanitasi dalam proses
budidaya jamur kurang bagus, bisa
dipastikan hama serta penyakit akan
muncul

dan

mengganggu

pertumbuhan jamur. Melalui media


internet seseorang dapat mencari
informasi yang dibutuhkan. Sistem

pada

tanaman

menggunakan

jamur

dengan
backward

metode

chaining ini dapat dijadikan informasi


dan

pedoman

untuk

mendeteksi

penyakit yang muncul pada tanaman


jamur serta cara menanggulanginya.
Sistem

pakar

merupakan

satu

cabang

kecerdasan

salah

buatan yang mempelajari bagaimana


mengadopsi
berpikir

cara
dan

menyelesaikan
dan

seorang
bernalar

pakar
dalam

suatu permasalahan,

membuat

suatu

keputusan

maupun mengambil kesimpulan dari


sejumlah fakta yang

ada. Pada

penelitian ini akan dirancang suatu


aplikasi

sistem

pakar

untuk

mendiagnosa penyakit pada tanaman


jamur dengan menggunakan metode
backward chaining. Pengembangan
aplikasi sistem pakar untuk diagnosa
penyakit pada tanaman jamur ini
merupakan salah satu pengaplikasian
sistem yang terkomputerisasi dalam
bidang pertanian.
Penalaran

aplikasi

sistem

pakar ini menggunakan suatu rantai


yang dilintasi dari suatu hipotesa
kembali ke fakta yang mendukung
hipotesa (backward chaining). Pada

backward chaining ini digambarkan

Metode pendekatan waterfall yaitu

dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi

metode

dengan

pendekatan secara sistematis dan urut

pemenuhan

Menggunakan

sub

tujuan.

pendekatan

goal-

mulai

yang
dari

driven dimulai dari harapan apa yang

kebutuhan

akan terjadi (hipotesis) dan kemudian

maintenance.

mencari bukti yang mendukung (atau


berlawanan) dengan harapan kita.
Pada

metode

inferensi

dengan

backward chaining akan mencari


aturan

atau

rule

yang

menggunakan

level

mendefinisikan

sistem

sampai

Metode waterfall memiliki beberapa


tahapan yaitu :
1.

Mendefinisikan

kebutuhan,

maksudnya

memiliki

adalah

konsekuen yang mengarah kepada

mengumpulkan kebutuhan dan

tujuan yang telah diskenariokan atau

entitas yang diperlukan untuk

diinginkan.

menyusun sejumlah kecil analisa


informasi, baik strategi maupun
area bisnis.

B. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang akan
digunakan

dalam

2.

Menganalisis kebutuhan, berarti


terjemahan dari tahap pertama,

membangun

yang menguraikan definisi dari

aplikasi sistem pakar adalah metode

perangkat

waterfall (Pressman, 2005) seperti

lunak

diantaranya

kebutuhan sistem, aplikasi yang

yang diilustrasikan pada Gambar 1.

digunakan,
proses

interface,

pengolahan

performasi

yang

bentuk

informasi,
diharapkan,

pendokumentasian dan lain-lain


yang terkait dengan definisi dan
pemfokusan persoalan rekayasa
perangkat lunak.
3.

Mendesain sistem dan software,


merupakan
multifungsi

tahap
dari

penjabaran
analisa

kebutuhan,

4.

prosesnya

melalui

sistem

pakar

diagnosis

form login ini

tahapan struktur data, arsitektur

penyakit jamur ini.

perangkat

representasi

terdiri dari 2 pilihan status yaitu login

interface, algoritma, dan lain-

sebagai pasien (user), dan Admin.

lain.

Aplikasi

lunak,

Coding,

yaitu

program

atau

pembuatan
menerjemahkan

sistem

mendiagnosis
dapat

pakar

penyakit

berjalan

jamur

setelah

admin

pemrograman tertentu. Penulisan

yang sesuai. Untuk (user) dapat

kode program sesuai dengan

melakukan proses diagnosis penyakit

desain yang dibuat, sehingga bisa

setelah user mengisikan username

menghasilkan

dan password yang sesuai.

aplikasi

yang

Pengujian sistem dan integrasi,


melakukan

terhadap
dibuat

aplikasi
dengan

pengujian
yang

telah

menyesuaikan

kebutuhan,

sekaligus

mengintegrasikan

komponen

Setelah memasukan username dan


password,

maka

tombol

sedangkan

tombol

Batal

mengaplikasikan

yang

sudah

login dapat dilihat pada Gambar 2.

melakukan

sistem

terintegrasi
perawatan

dan
atau

perbaikan bila ada kekeliruan.


C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Form Login
Form Login adalah form awal
yang ditampilkan saat admin atau
pakar

akan

mulai

menjalankan

untuk

mengosongkan form login. Form

Implementasi dan maintenance,


yaitu

Login

digunakan untuk melakukan eksekusi,

dalam sistem tersebut.

a.

ini

mengisikan username dan password

yaitu

6.

untuk

hasil rancangan ke dalam bahasa

bermanfaat bagi pengguna.


5.

aplikasi

Gambar 2. Form login

b. Halaman index admin


Halaman
merupakan

tombol Simpan menyimpan data

utama

halaman

admin

admin

jika

proses login berhasil. Halaman utama


admin ini terdiri dari menu-menu
yang dapat dimanfaatkan oleh admin.

yang sudah diinput dalam kolom form


data penyakit dan untuk tombol ubah
digunakan untuk menggubah data
yang sudah diinputkan. Form data
penyakit dapat dilihat pada Gambar 4

Beberapa menu yang ditampilkan


dalam halaman admin ini bisa dilihat
pada gambar 3.

Gambar 3. Halaman index admin


c.

Gambar 4. Form data penyakit


d. Form data gejala

Form data penyakit


Form data penyakit digunakan

Form data gejala digunakan oleh

oleh admin untuk menambah data

Admin untuk menambahkan data

penyakit baru yang belum masuk ke

gejala-gejala

dalam sistem. Setelah mengisi form

jamur.

data penyakit secara lengkap maka

perubahan, penghapusan, pembatalan

tekan

dan penyimpanan dalam form data

tombol

tombol

Baru,

Batal

sedangkan

dgunakan

admin

untuk membatalkan data yang sudah


diinputkan,

tombol

Hapus

digunakan untuk menghapus data


penyakit

yang

sudah

diinputkan,

baru

Admin

pada

dapat

penyakit
melakukan

gejala. Adapun form data gejala


seperti gambar 5.

f. Form diagnosa 1
Pada

diagnosis

1,

diberikan

beberapa

masukan

gejala

yang

dirasakan antara lain muncul warna


hijau baglog, tudung akar berair,
terdapat nematoda, panen hanya bisa
2 kali, Daun (buah) jamur mudah
kering, terdapat ulat saat musim
hujan,

baglog

menyusut,

tudung

tergeogoti, dan daun jamur berlendir,


Gambar 5. Form data gejala

seperti dapat dilihat pada Gambar 7.

e. Form data persentase


Form

data

persentase

digunakan

oleh

admin

untuk

menambah

nilai

persentasi

pada

sebuah gejala. Tampilan form data


persentase seperti gambar 6.

Gambar 7. Diagnosa penyakit 1


g. Hasil diagnosa 1
Setelah

proses

diagnosis

tersebut berhasil dilakukan, hasil


perhitungan dari sistem menampilkan
kemungkinan

penyakitnya

Trichoderma maka ditampilkan hasil


diagnosis kemungkinan penyakitnya
Gambar 6. Form data persentase

adalah Trichoderma dengan nilai


kepercayaan 90 % dapat dilihat pada
gambar 8.

i. Hasil diagnosa 2
Setelah proses diagnosis tersebut
berhasil dilakukan, hasil perhitungan
dari

sistem

kemungkinan

menampilkan
penyakitnya

Penicillium, maka ditampilkan hasil


diagnosis kemungkinan penyakitnya
adalah
Gambar 8. Hasil diagnosa 1

Penicillium

dengan

nilai

kepercayaan 63 % seperti dapat


dilihat pada gambar 10.

h. Form diagnosa 2
Pada

diagnosis

2,

diberikan

beberapa

masukan

gejala

yang

dirasakan antara lain muncul warna


hitam pada baglog, muncul warna
coklat pada baglog, panen jamur
terlambat,

terdapat

larva

dalam

serangga dalam lumbung, daun jamur


berlendir,
maksimal

tudung
panen

tergeogoti,
4x,

terdapat

Gambar 10. Hasil diagnosa 2

mematoda, miselium sulit tumbuh


dan tamanan jamur mati, seperti dapat

j. Form diagnosa 3

dilihat pada gambar 9.

Setelah proses diagnosis tersebut


berhasil dilakukan, hasil perhitungan
dari

sistem

menampilkan

kemungkinan penyakitnya muncor,


maka ditampilkan hasil diagnosis
kemungkinan

penyakitnya

adalah

muncor dengan nilai kepercayaan 90


% seperti dapat dilihat pada gambar
11.
Gambar 9. Form diagnosa 2

D. PENGUJIAN
Pengujian

eksternal

yang

dilakukan pada penelitian ini meliputi


praktek

secara

langsung

dengan

dipresentasikan aplikasi sistem pakar


Gambar 11. Form diagnosa 3

Setelah proses diagnosis tersebut


berhasil dilakukan, hasil perhitungan
sistem

menampilkan

kemungkinan penyakitnya muncor,


maka ditampilkan hasil diagnosis
kemungkinan

desa

Klero

Kecamatan

Tengaran

Kabupaten Semarang, serta pengisian

k. Hasil diagnosa 3

dari

di pembudidayaan tanaman jamur

penyakitnya

adalah

muncor dengan nilai kepercayaan 90


% seperti dapat dilihat pada gambar
12.

kuisioner mengenai program yang


telah dibuat.
Pengisian kuisoner dilakukan
dengan membagikan kuisoner kepada
10 orang yang menghadiri seminar
yaitu

terdiri

atas

orang

pembudidaya jamur dan 7 orang


mahasiswa. Penilaian aplikasi sistem
pakar

yang

membagikan

dihasilkan
kuisoner

dengan
tersebut,

ditunjukkan pada grafik di Gambar 13

Gambar 12. Hasil diagnosa 3

Presentase
Penilaian Investor
Terhadap Sistem

ditarik kesimpulan bahwa tingkat


akurasi
8
2
%
8
8
%

90%
80%
70%

7
8
%

82% 88% 78% 80% 84%

persentase

kebenaran

program adalah 100%.


2. Hasil

kuisioner

terhadap

responden, untuk aplikasi sistem


pakar
penyakit

dalam

mendiagnosis

jamur

menghasilkan

diagnosis yang hampir sesuai


dengan apa yang diharapkan
karena untuk basis pengetahuan
dapat

disesuaikan

dengan

pengetahuan penelitian yang ada.


Output yang dihasilkan sudah
sesuai dengan yang diharapkan
Gambar 13. Grafik hasil kuisioner

yaitu nilai kepercayaan untuk


penyakit yang dihasilkan dari

E. KESIMPULAN & SARAN

sistem ini sama dengan hasil

Kesimpulan

perhitungan secara manual.


3. Aplikasi sistem pakar ini telah
memberikan

kemudahan

bagi

pembuatan dan implementasi sistem

pembudidaya

jamur

untuk

pakar untuk mendiagnosa penyakit

mendeteksi penentuan penyakit

pada

tanaman

Berdasarkan

tanaman

menggunakan
chaining

ini

perancangan,

jamur
metode

dengan
backward

dapat

jamur

dan

cara

menanggulanginya.

ditarik

kesimpulkan sebagai berikut :


1. Aplikasi sistem pakar ini telah
diuji secara langsung bersama
pembudidaya jamur sebanyak 10
kali percobaan, dengan hasil
kebenaran 10 kali. Maka dapat

Saran
Dari kelemahan di BAB 4,
penulis menyadari masih banyak
kelemahan dan kendala yang terjadi
pada perancangan aplikasi sistem

pakar ini. Penulis menyarankan untuk

4. Menambah fasilitas yang berguna

pengembangan penelitian di masa

untuk

yang akan datang sebagai berikut :

sistem agar dapat digunakan

1. Perlunya kerjasama lebih lanjut


dengan para pakar di bidang
pertanian

khususnya

pembudidaya

para

jamur

untuk

mengembangkan aplikasi sistem


pakar

untuk

mendiagnosa

penyakit pada tanaman jamur ini


agar basis pengetahuan tentang
gejala dan penyakit lebih akurat
dan hasilnya diagnosisnya lebih
akurat lagi.
2. Pada saat tahap penentuan nilai
persentase pada gejala gejala
yang ada penulis mengalami
kesulitan,
menentukan
yang

sama

penyakit,

khususnya

untuk

persentase
pada

gejala

beberapa

sehingga

untuk

penelitian selanjutnya diharapkan


dipersiapkan

terlebih

dahulu

analisis yang tepat agar dalam


tahap perancangan selanjutnya
berjalan dengan lancar.
3. Meningkatkan keamanan sistem
agar

dapat

melindungi

dari

penyalahgunaan oleh orang yang


tidak bertanggung jawab.

secara

menunjang
maksimal

dengan tujuan.

kegunaan
dan

sesuai

DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2003. Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic.
Yogyakarta: Andi Offset.
Broto, Adhi Sadewo. (2010). Perancangan Dan Implementasi Sistem
Pakar Untuk Analisa Penyakit Dalam. Skripsi. Semarang :
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Semarang.
Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar
Swadaya. Hal.
Isnaeni Wardani, 2010. Budidaya Jamur Konsumsi. Yogyakarta: Andi
Offset,
Muchroji Cahyana, 2008. Budidaya Jamur Kuping. Jakarta: Penebar
Swadaya,
Muhamat Arhami, Konsep dasar Sistem Pakar. (Edisi pertama,
Yogyakarta, Andi Offset, 2005).
Nugroho, Bonafit. 2008.Membuat plikasi Sistem Pakar PHP dan Editor
Dreamweaver, Yogyakarta: Gava Media
Nunung Marlina. 2001. Budi Daya Jamur Kuping. Yogyakarta.
Kanisius.Media Komputindo, Jakarta.
Netbeans 5.0 IDE Field Guide, Patrick Keegan, et al., Prentice Hall, 2
edition, 2006. ISBN 0132395525
Suriawiria, U. 2002. Budi Daya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius.
Pasaribu, D. R. Permana, E. R, Alda. Aneka Jamur Unggulan yang
Menembus Pasar. Jakarta:PT. Grasindo.2002
Turban, Efrain dan Aronson, Jay , 2001,Decision Suport System and
Intelligent System, Prentice Hall, New Jersey.
Wahyu, Johan. 2011. Pembuatan Web Sistem Pakar Untuk Identifikasi dan
Penanganan Anak Autis. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Waljiyanto, 2000, Sistem Basis data,
data,J&J Learning, Jogjakarta.

Analisis dan

permodelan

Anda mungkin juga menyukai