Anda di halaman 1dari 10

MENGHITUNG ERITROSIT

(Improved Neubauer)

OLEH :
Kelompok I Ganjil

Ni Kadek Pridayanti
Putu Nikhita Febryanti
I Gusti Agung Ayu Satwikha Dewi
Komang Nina Shintarini
Ni Luh Candra Wati

(P07134014001)
(P07134014003)
(P07134014005)
(P07134014009)
(P07134014011)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2015-2016

MENGHITUNG ERITROSIT
I. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung jumlah eritrosit darah probandus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara menghitung jumlah eritrosit darah probandus.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara menghitung jumlah eritrosit darah probandus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah eritrosit per l darah probandus.
II. METODE
Manual
III.PRINSIP
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit dengan larutan isotonis, kemudian dimasukkan
kedalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan
faktor konersi jumlah eritrosit per l darah dapat diperhitungkan.
IV. DASAR TEORI
A. Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah adalah sel yang berbentuk cakram cekung ganda, yang tidak
memiliki nukleus dan organel lainnya. Sel ini mengandung hemoglobin, lipid dan molekul ATP.
Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya
terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb)
merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai
fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh; 2 Hb 2 + 4 O2
4 Hb O2 (oksihemoglobin). Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen
oleh Hb; 4 Hb O2 2 Hb2+ 4 O2. Selanjutnya, Hb membawa karbondioksida dari jaringan ke
paru-paru (karbaminohemoglobin). (Muhammad Alfiansyah, 2011)
Pembentukan eritrosit terutama terjadi pada sumsum tulang di ujung tulang panjang dan di
seluruh bagian dalam tulang lainnya (seperti tulang dada, tulang rusuk, dan tulang punggung).
Contohnya sumsum tulang merah mampu menghasilkan eritrosit dengan sangat cepat yaitu 200
juta sel per hari. (Bagod Sudjadi dan Siti Laila, 2007). Produksi sel darah merah dikendalikan
oleh eritropoietin yaitu yang diproduksi terutama oleh ginjal.
Eritrosit berumur sekitar 110 sampai 120 hari, kemudian dirombak di dalam hati dan
limpa. Di dalam hati, hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu atau bilirubin, sedangkan

zat besi masuk ke dalam sumsum tulang sebagai bahan pembentuk tulang baru. (Bagod Sudjadi
dan Siti Laila, 2007). Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak.
Jumlah ini kurang dari 1% dari

jumlah

eritrosit

secara

keseluruhan.
B. Hitung eritrosit
Metode

perhitungan

eritrosit dibagi menjadi dua

yaitu manual dan elektronik.

Manual
Hemositometer adalah alat

(Hemositometer)
yang
dipakai

untuk

menghitung jumlah sel darah dan terdiri dari kamar hitung, kaca penutupnya dan dua macam
pipet. Mutu kamar hitung serta pipet-pipet harus memenuhi syarat-syarat ketelitian tertentu.
Automatik

(BC-2600 Auto Analyzer Hematology).


Cara kerja alat ini adalah darah di cuci selama 200x kemudian dicampur dengan
hemolizying kemudian akan dihitung HB dan WBC, kemudian untuk penghitungan RBC dan
platelet darah dicuci 200x dan kemudian semua data diolah di mikroprosesor yang kemudian
akan ditampilkan dalam display.

Metode manual

Gambar 1 : Kamar hitung Improved Neubaur


1. Kamar hitung, sebaiknya dipakai ialah yang memakai garis bagi improved Neubauer.
Luas seluruh bidang yang dibagi yaitu 9 mm2 dan dibagi menjadi sembilan bidang
besar yang luasnya masing - masing 1 mm 2. Bidang besar dibagi lagi menjadi 16
bidang sedang yang luasnya masing-masing 1/4 x 1/4 mm 2. Bidang besar yang letaknya
di tengah-tengah berlainan pembaginya. Bidang tersebut dibagi menjadi 25 bidang dan
tiap bidang itu dibagi lagi menjadi 16 bidang kecil. Dengan demikian jumlah bidang
kecil itu seluruhnya 400 buah, masing-masing luasnya 1/20 x 1/20 mm2.
Tinggi kamar hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris - garis dan kaca penutup
yang berpasangan adalah 1/10 mm. Maka volume diatas tiap-tiap bidang menjadi sebagai
berikut ;
1 bidang kecil `= 1/20 x 1/20 x1/10 =1/4000 mm3
1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 =1/160 mm3
1 bidang besar = 1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm3
Seluruh bidang yang dibagi = 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm3
2. Deck Glass, hendaknya memakai kaca penutup yang khusus diperuntukkan bagi kamar
hitung. Kaca penutup itu lebih tebal dari yang biasa, sedangkan ia dibuat dengan sangat
datar.
3. Pipet Thoma, digunakan untuk mengencerkan sel darah dengan pengenceran 100 atau
200 kali. Didalam pipet ini terdapat sebutir bola yang berwarna merah berguna untuk
mencampurkan darah dengan reagen yang digunakan. Pada batang kapiler terdapat garis
garis yang menunjukan jumlah pengenceran atau perbandingan volume (0,5 ; 1 ; dan
101). Jika darah diambil sampai angka 1 dan larutan pengencer sampai angka 101
sehingga pengenceran 1/101, tetapi karena yang mengandung darah dari angka 1 sampai
100, maka pengenceran tetap 1/100 kali. Sehingga pada saat dimasukkan ke bilik hitung
kita harus membuangnya sekitar 3 sampai 4 tetes, yaitu untuk mengeluarkan larutan
pengencer yang tidak mengandung darah. (Firma Yova P., 2012)
4. Larutan Pengencer

Larutan Hayem, adalah larutan isotonis yang digunakan sebagai pengencer darah dalam
perhitungan sel darah merah. Apabila sampel darah dicampur dengan larutan hayem
maka sel darah putih akan hancur sehingga yang tertinggal hanya sel darah merah saja.
Komposisi larutan hayem adalah 5 gr Na-Sulfat, 1 gr NaCl, 0,5 gr HgCl2 dan 100 mL
aquadest.
C.

Perhitungan Jumlah Eritrosit

(A)
(B)
Gambar 2 : Cara Menghitung Eritrosit Didalam
Kamar Hitung
Keterangan
(A) W : kotak untuk hitung jumlah
lekosit
R : kotak untuk hitung jumlah
eritrosit
(B)

: tidak dihitung
: dihitung

Eritrosit dihitung dalam 5 bidang sedang yang terletak dibidang besar paling tengah.
Lima bidang tersebut terdiri dari 4 bidang dipinggir dan 1 bidang ditengah (bertanda R), dimana
tiap-tiap bidang ini dibagi lagi menjadi 16 petak-petak kecil yang masing-masing luasnya adalah
1/400 mm2. Dengan demikian eritrosit dihitung dalam 80 petak-petak kecil, luas keseluruhan
ialah 80 x 1/400 mm2 = 1/5 mm2. (Depkes RI., 1989)

Cara menghitung eritrosit didalam kamar hitung improved Neubaur dapat dilihat pada
gambar 2 (B). Mulai menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan; kemudian turun ke bawah
dan dari kanan ke kiri; lalu turun lagi ke bawah dan mulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini
dilakukan pada 5 bidang sedang tersebut. Semua sel yang menyentuh garis batas sebelah atas dan
kiri, dianggap masuk ke dalam ruangan dan dihitung. Sedangkan sel yang menyentuh garis batas
sebalah kanan dan bawah dianggap tidak masuk dan tidak dihitung. (Depkes RI, 1989)
Hitung jumlah eritrosit dapat diperoleh dari perhitungan:
Luas 80 petak kecil=80 x 1/400 mm2 = 1/5 mm2 ;
Tinggi kaca penutup 1/10 mm.
Jadi isi 80 petak kecil = 1/5 x 1/10 = 1/50 mm3 yang didalamnya terdapat N eritrosit dengan
pengenceran 200x.
Jadi rumus perhitungan jumlah eritrosit :
eritrosit per mm3 = N x 50 x 200 = N x 10.000/l darah
= N x 104/l darah
= 0,01 N x 1012/L
D. Peningkatan dan Penurunan Jumlah Eritrosit
1. Peningkatan eritrosit
Peningkatan eritrosit dapat meyebabkan polisitemia era, hemokonsentrasi/dehidrasi,
hipertensi , penyakit kardiovaskuler.
Salah satu penyakit akibat peningkatan eritrosit adalah hipertensi, hipertensi tidak
menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan
darah yang normal.
2. Penurunan eritrosit

Kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel,


cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan.

Gejala Anemia

Adapun gejala-gejala dari anemia adalah:


1. Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi.
2. Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku.
3. Jantung berdebar nafas pendek.
4. Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa.
5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki.
6. Mual dan diare
E.

Kekurangan dan Kelebihan

Kekurangan :

- Menghitung jumlah eritrosit dalam volume yang kecil dan pengenceran tinggi memakan waktu
dan tidak teliti.(Widmann F.K., 1989)
- Tindakan menghitung eritrosit dengan kamar hitung jauh lebih sukar daripada menghitung
leukosit, ketelitian untuk orang yang cermat bekerja dan yang telah mahir ialah 15%.
(Gandasoebrata R, 2007)

Kelebihan :
Cara cara menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet dan kamar hitung

tetap menjadi upaya penting dalam laboratorium klinik. (Gandasoebrata R., 2007)
Hitung cara manual menggunakan Hemositometer dapat dilakukan tanpa menggunakan aliran

listrik
Didalam kamar hitung sel yang dihitung benar benar sel eritrosit karena pengenceran
menggunakan larutan hayem yang membuat bentuk bentuk eritrosit terlihat jelas sedangkan
lekosit dan trombosit tidak tampak.
F.

Kesalahan-kesalahan pada tindakan menghitung eritrosit


a. Menghitung jumlah eritrosit memakai lensa obyektif kecil, yaitu 10x, sehingga sangat
tidak teliti hasilnya.

b. Jumlah darah yang diisap ke dalam pipet tidak tepat jika,


1) Bekerja terlalu lambat ada kebekuan darah.
2) Tidak mencapai garis-tanda 0,5.
3) Membaca dengan paralaks.
4) Memakai pipet basah.
5) Mengeluarkan lagi sebagian darah yang telah diisap karana melewati garis tanda
0,5.
c. Pengenceran dalam pipet
1) Kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali ke dalam botol berisi
larutan Hayem.
2) Tidak mengisap larutan Hayem tepat sampai garis 101.
3) Terjadi gelembung udara didalam pipet pada waktu mengisap larutan Hayem.
4) Terbuang sedikit cairan pada waktu mengocok pipet atau pada waktu mencabut
karet pengisap dari pipet.
d. Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan Hayem.
e. Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung.
f. Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung.
(Gandasoebrata R., 2007)
V. ALAT DAN BAHAN
a. Alat

Pipet thoma eritrosit


Kamar hitung Improved Neubaeuer
Cover glass
Mikroskop

b. Bahan

Larutan hayem
Darah kapiler atau darah vena dengan anticoagulan.
VI. CARA KERJA
1. Dihisap darah tusuk kulit/EDTA dengan pipet Thoma khusus untuk eritrosit sampai tanda
0,5.
2. Lanjutkan dengan menghisap larutan pengencer ke dalam pipet Thoma khusus untuk
eritrosit diatas, sampai tanda 101 (pengenceran 200x).
3. Setelah itu, darah dan larutan pengencer yang berada dalam bagian perut pipet Thoma
dicampur dengan baik.

4. Setelah tercampur baik, buang 4-5 tetes larutan yang ada dalam batang pipet Thoma
(bagian ini tidak mengandung darah, jadi harus dibuang).
5. Selanjutnya dimasukkan larutan darah dalam pipet Thoma kedalam kamar hitung, sampai
mengisi dengan tepat seluruh area penghitungan .
6. Untuk memudahkan penghitungan sel , dibiarkan kamar hitung beberapa saat agar sel-sel
darah mengendap pada dasar area penghitungan, dengan meletakkannya pada petridish
yang berisi kertas tissue basah/lembab (menjaga agar larutan darah pada kamar hitung
tidak kering).
7. Dilihat kamar hitung di bawah mikroskop dan perhatikan distribusi sel-sel dalam kotakkotak penghitungan harus merata.
8. Dihitung jumlah sel dalam kotak penghitungan.
VII. NILAI RUJUKAN

Dewasa Pria
: 4,50-6,50 (x106/L)
Dewasa Wanita : 3,80-4,80 (x106/L)
Bayi Baru Lahir : 4,30-6,30 (x106/L)
Anak Usia 1-3 tahun : 3,60-5,20 (x106/L)
Anak Usia 4-5 tahun : 3,70-5,70 (x106/L)
Anak Usia 6-10 tahun : 3,80-5,80 (x106/L)

DAFTAR PUSTAKA
Alfiansyah,

Muhammad.2011.Pengertian,Pembentukan,Fungsi

Eritrosit(Sel

Darah

Merah).[online].tersedia:http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/pengertianpembentukan-fungsi-eritrosit.html[diakses: 10 Oktober 2015. 21:20 Wita]


Anonim._.Hitung Eritrosit. [online].tersedia: http://digilib.unimus.ac.id/fil s/disk1/125/j
tptunimus-gdl-mubarokahg-6246-3-babii.pdf . [diakses: 30 September 2015. 21:20
Wita]
Arif, Mansyur.2009.Penuntun praktikum hematologi. [online].tersedia:
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/04/MANUAL-CSL-1HEMATOLOGI-2.pdf. [diakses: 10 Oktober 2015 . 20:45]
Santoso Wahito N, Heru. Laboratorium Klinik 1: Pemeriksaan Hematologi[online].tersedia:
http://static.s choolrack.com/files/25632/333288/lab-klinik.pdf 10/10/15 . 20:30.
[diakses: 10 Oktober 2015 . 22:45]
Septyas Andika.2014.Hematology Analyzer .[online]. Tersedia :
http://septyasandika.blogspot.co.id/2014_08_01_archive.html .[diakses: 12 Oktober
2015. 20:30 Wita]
Sudjadi, Bagod dan Siti laila.2007.Biologi Sains Dalam Kehidupan 2A Semester Pertama.
Surabaya:Yudhistira
Susanti Dwi Anggriani.2012. Makalah Eritrosit.[online]. Tersedia : http://analiskesehatan
18.blogspot.co.id/2012/04/makalah-eritrosit.html.[diakses: 12 Oktober 2015. 20:10
Wita]
Yova P, Firma.2012.Tugas Instrument Alat Gelas 1b1
.[online].tersedia:http://instrumentanalis.blogspot.co.id/2012/09/tugas-instrumentalat-gelas-1b1.html[diakses: 12 Oktober 2015. 20:10 Wita]

Anda mungkin juga menyukai