Anda di halaman 1dari 23

PENGERTIAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Pengertian
Bimbingan

Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada


individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri,
dan memangku jabatan serta mendapat kemajuan
dalam jabatan yang dipilihnya itu (Frank Parson).
Bimbingan membantu individu untuk memahami dan
menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan
pendidikan, jabatan, dan pribadi, yang mereka miliki
atau dapat mereka kembangkan, dan sebagai satu
bentuk bantuan yang sistematik dimana siswa
dibantu untuk memperoleh penyesuaian yang baik
terhadap sekolah dan kehidupan (Dunsmoor&Miller).

Unsur-unsur Pokok Bimbingan


1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.

8.
9.

Pelayanan bimbingan merupakan suatu proses


Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan
Bantuan itu diberikan kepada individu, baik perseorangan maupun
kelompok
Pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atau
kekuatan klien sendiri
Bimbingan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bahan,
interaksi, nasihat, atapun gagasan, serta alat-alat tertentu baik yang
berasal dari klien sendiri, konselor maupun dari lingkungan
Bimbingan tidak hanya diberikan untuk kelompok-kelompok umur
tertentu saja, tetapi meliputi semua usia, mulai dari anak-anak,
remaja, dan orang dewasa
Bimbingan diberikan oleh orang-orang yang ahli, yaitu orang-orang
yang memiliki kepribadian yang terpilih dan telah memperoleh
pendidikan serta latihan yang memadai dalam bidang bimbingan dan
konseling
Pembimbing tidak selayaknya memaksakan keinginan-keinginannya
kepada klien
Bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku

2. Pengertian
Konseling

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang


dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang
ahli (konselor) kepada individu (konseli) yang sedang
mengalami sesuatu masalah yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Perkembangan Konsepsi BK

Perkembangan BK terbagi ke dalam lima periode :


1. Parsonian, bimbingan dilihat sebagai usaha mengumpulkan berbagai
keterangan tentang individu dan jabatan; jabatan apa yang paling
cocok untuk individu
2. Periode kedua, bimbingan lebih menekankan pada bimbingan
pendidikan. Bimbingan sebagai totalitas pelayanan yang secara
keseluruhan dapat diintegrasikan ke dalam upaya pendidikan
3. Periode ketiga, ditekankan adanya upaya untuk membantu penyesuaian
diri individu terhadap dirinya sendiri, lingkungan, dan masyarakat
4. Periode keempat, menekankan pentingnya proses perkembangan
individu
5. Periode kelima, ada kecenderungan ingin kembali ke periode pertama
dan kecenderungan yang lebih menekankan pada rekonstruksi sosial
individu.

Tujuan Bimbingan dan Konseling

Untuk membantu individu membuat pilihan,


penyesuaian dan interpretasi dalam
hubungannya dengan situasi tertentu
(Hamrin&Clifford).
Untuk membantu orang-orang menjadi insan
yang berguna, tidak hanya sekadar mengikuti
kegiatan yang berguna saja (Tiedeman).
Membantu individu untuk memperembangkan
dirinya, dalam arti mengadakan perubahan
positif pada diri individu tersebut (Myers).

Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah


untuk membantu individu mengembangkan diri
secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
dan predisposisi yang dimilikinya (kemampuan
dasar
dan bakat), latar belakang (keluarga,
pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai
dengan tuntutan positif lingkungan.

Asas-asas Bimbingan dan Konseling

1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas kekinian
5. Asas kemandirian
6. Asas kegiatan
7. Asas kedinamisan
8. Asas keterpaduan
9. Asas kenormatifan
10. Asas keahlian
11. Asas alih tangan
12. Asas tutwuri handayani

1. Asas kerahasiaan

Merupakan asas kunci dalam usaha


bimbingan dan konseling. Jika konselor tidak
dapat memegang asas kerahasiaan dengan
baik, maka hilanglah rasa kepercayaan klien
sehingga akibatnya pelayanan bimbingan
tidak mendapat tempat di hati klien dan
para calon klien; takut meminta bantuan
sebab khawatir masalah dan diri mereka
jadi bahan gunjingan.

2. Asas kesukarelaan

Klien diharapkan secara suka dan


rela tanpa ragu-ragu ataupun
merasa terpaksa, menyampaikan
masalah yang dihadapinya, serta
mengungkapkan segenap fakta,
data dan seluk-beluk berkenaan
dengan
masalahnya
kepada
konselor.

3. Asas keterbukaan

Ditinjau dari 2 arah


1. Klien diharapkan mau membuka diri sendiri
sehingga apa yang ada pada dirinya dapat
diketahui oleh konselor dan mau menerima
saran dan masukan
2. Adanya
kesediaan
konselor
menjawab
pertanyaan klien dan mengungkapkan diri
sendiri jika dikehendaki oleh klien

4. Asas kekinian

Masalah individu yang diatasi ialah


masalah yang sedang dirasakan bukan
masalah yang sudah lampau, dan juga
bukan masalah yang mungkin akan
dialami di masa yang akan datang
Asas kekinian juga mengandung
pengertian bahwa konselor tidak boleh
menunda-nunda pemberian bantuan

5. Asas
kemandirian

Pelayanan BK bertujuan menjadikan si terbimbing dapat berdiri


sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau konselor. Individu
yang dibimbing diharapkan dapat mandiri :
a. Mengenal diri sendiri dan lingkungan
b. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan
dinamis
c. Mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri
d. Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan
e. Mewujudkan diri secara optimal sesuai potensi minat dan

6. Asas kegiatan

Hasil usaha bimbingan dan konseling tidak akan


tercapai dengan sendirinya, melainkan harus dengan
kerja giat dari klien sendiri. Konselor hendaknya
membangkitkan semangat klien sehingga ia mampu
dan mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan
dalam penyelesaian masalah yang menjadi pokok
pembicaraan dalam konseling. Klien harus aktif
menjalani
proses
konseling
dan
melaksanakan/menerapkan hasil-hasil konseling.

7. Asas kedinamisan

Usaha pelayanan BK menghendaki terjadinya


perubahan pada diri klien, yaitu perubahan
tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan
tersebut menuju ke suatu pembaruan, sesuatu
yang lebih maju, dinamis sesuai dengan arah
perkembangan klien yang dikehendaki.

8. Asas keterpaduan

Pelayanan BK berusaha memadukan


berbagai aspek kepribadian klien. Juga
harus diperhatikan keterpaduan isi dan
proses layanan yang diberikan.
Konselor perlu memiliki wawasan luas
tentang perkembangan klien dan aspek
lingkungan
klien,
serta
berbagai
sumber yang dapat diaktifkan untuk
menangani masalah klien.

9. Asas
kenormatifan

Usaha BK tidak boleh bertentangan dengan


norma yang berlaku. Asas ini diterapkan
terhadap isi, proses penyelenggaraan,
prosedur, teknik, dan peralatan yang
dipakai tidak menyimpang dari norma
(agama,
adat,
hukum,ilmu
maupun
kebiasaan sehari-hari)

10. Asas keahlian

Usaha BK perlu dilakukan asas keahlian


secara teratur dan sistematik dengan
menggunakan prosedur, teknik dan alat
(instrumentasi
BK)
yang
memadai.
Pelayanan BK adalah pelayanan profesional
yang diselenggarakan oleh tenaga ahli yang
khusus dididik untuk pekerjaan itu.

11. Asas alih tangan

Jika konselor telah mengerahkan segenap


kemampuannya
untuk
membantu
individu, namun belum dapat terbantu
sebagaimana yang diharapkan maka
konselor
dapat
mengirim
individu
tersebut kepada petugas atau badan
yang lebih ahli.

12. Asas tut wuri


handayani

Menuntut agar pelayanan BK tidak


hanya dirasakan pada waktu klien
mengalami masalah dan menghadap
kepada konselor saja, namun di luar
hubungan proses bantuan bimbingan
dan konseling pun hendaknya dirasakan
adanya dan manfaatnya pelayanan BK
itu.

Kesalahpahaman dalam Bimbingan dan


Konseling

a. Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan


sama sekali dari pendidikan
b. Konselor di sekolah dianggap sebagai kepala sekolah
c. Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses
pemberian nasihat
d. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah
yang bersifat insidental
e. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu
saja
f. Bimbingan dan konseling melayani orang sakit dan atau kurang
normal

g. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri


h. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif
i. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh
siapa
saja
j. Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama
saja
k. Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan
dokter atau psikiater

l. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan


konseling segera dilihat
m. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi
semua klien
n. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling
hanya pada penggunaan instrumentasi bimbingan
dan konseling (misalnya tes, inventori, angket, dan
alat pengungkap lainnya)
o. Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya
menangani masalah-masalah yang ringan saja

Anda mungkin juga menyukai