PERSALINAN
YUNI KHOIRUL WAROH,
SST, M.Kes
a.
b.
c.
d.
KEHADIRAN SEORANG
PENDAMPING
a.
b.
c.
d.
e.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Lanjutan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Lanjutan
Lanjutan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
MANUVER
Letakkan telapak tangan pada
bagian vertex yang terlihat, sambil
hati-hati agar jangan membiarkan
tangan masuk kedalam vagina.
Lakukan penekanan terkendali dan
tidak menghambat kepala janin
untuk keluar
ALASAN
Jari-jari tangan didalam
vagina bisa membawa
masuk organisme dan
meningkatkan resiko
robekan perineum.
Tekanan yang dilakukan
terhadap kepala pada
saat ini akan membantu
kepala agar fleksi
sehingga daerah
subocciput menyentuh
pinggir bawah simpisis
pubis dan proses
pengekstensian dimulai
Pemantauan Ibu
Periksa nadi ibu setiap 30 menit
Pantau frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
Memastikan kandung kemih kosong melalui bertanya
kepada ibu secara langsung sekaligus dengan
melakukan palpasi
Penuhi kebutuhan hidrasi, nutrisi ataupun keinginan ibu
Periksa penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan
abdomen (pemeriksaan luar) setiap 30 menit dan
pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau kalau ada
indikasi
Upaya meneran ibu
Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat
disamping kepala
Putaran paksi luar segera setelah bayi lahir
Adanya kehamilan kembar setelah bayi pertama lahir
Pemantauan janin
Saat bayi belum lahir
Lakukan pemeriksaan DJJ setiap selesai
menera atau setiap 5-10 menit
Amati warna air ketuban jika selaputnya
sudah pecah
Periksa kondisi kepala, vertex, caput,
molding
Saat bayi lahir
Nilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan
menjawab 2 pertanyaan, apakah bayi
menangis kuat dan atau tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak aktif atau lemas?
Persiapan penolong
persalinan
Sarung tangan dan barier protektif
lainnya
Tempat persalinan yang bersih dan steril
Peralatan dan bahan yang diperlukan
Tempat meletakan dan lingkungan yang
nyaman bagi bayi
Persiapan ibu dan keluarganya (asuhan
sayang ibu, bersihkan perineum dan
lipat paha, kosongkan kandung kemih,
amniotomi dan menjelaskan peran
suami/pendamping)
Cara meneran
Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan
alamiahnya selama kontraksi
Jangan menganjurkan untuk menahan nafas selama
meneran
Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan segera
beristirahat diantara kontraksi
Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu
mungkin merasa lebih mudah untuk meneran jika ibu
menarik lutut kearah dada dan menempelkan dagu ke
dada
Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat
meneran
Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk
membantu kelahiran bayi. Dorongan pada fundus
meningkatkan resiko distosia bahu dan ruptur uteri
http://cahyatoshi12.blogspot.
com